Puasa

Preacher: Pdt. B. Manurung

Puasa adalah salah satu komponen dari ibadah kita. Puasa sudah ada sejak lama, pada masa Musa,  jauh sebelum zaman gereja bangsa Israel sudah mengenal puasa. Sangat disayangkan bila ada orang Kristen yang tidak pernah berpuasa selama hidupnya. Dalam Kitab Imamat 16 : 29 disebutkan bahwa setiap tanggal 10 pada bulang yang ke-7 bangsa Israel wajib merendahkan diri dengan berpuasa, baik orang Israel asli maupun orang asing yang tinggal di negeri mereka sebagai pendamaian dengan mentahirkan segala dosa mereka di hadapan Tuhan.

 

Arti Puasa

Puasa artinya : tidak makan dan tidak minum. Ada juga kalangan yang mengajarkan bahwa puasa tidak boleh makan, tetapi boleh minum. Tetapi puasa yang sesungguhnya adalah tidak makan dan tidak minum. Alkitab dengan tegas dan jelas mengungkapkan hal tersebut.  Dalam Keluaran 34:28 disebutkan: “Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.”  Dalam Alkitab ada tiga nama yang pernah berpuasa selama 40 hari 40 malam yaitu Musa, Elia dan Yesus. Tidak semua orang sanggup melakkan puasa seperti ini.

Dalam keadaan normal, puasa yang dianjurkan adalah 1 hari 1 malam. Namun untuk hal yang gawat atau genting adalah 3 hari 3 malam seperti yang dilakukan oleh ratu Ester ketika bangsa Yahudi mau dipunahkan karena hasutan Haman kepada raja Ahasyweros. Ester dengan cepat menyampaikan pesan kepada Mordekhai supaya orang Yahudi berpuasa tiga hari tiga malam sebelum menghadap raja ( Ester 4 : 13 – 17 )

 

 

Mengapa kita berpuasa?

Untuk merendahkan diri (Nehemia 1 : 4 ). Nehemia tebeban ketika orang Yahudi yang terhindar dari penawanan tetapi mengalami kesukaran besar, ia duduk menangis dan berkabung sambil berdoa dan berpuasa. Dan Allah Yang Maha Tinggi menyatakan kuasaNya.
Mengaku dosa pribadi dan keluarga (Nehemia 1 : 6 -8). Pengakuan dosa dan menyadari pelanggaran dan kemudian mengingat Firman Tuhan dan kemudian melakukan Firman  akan membuat perubahan pada perbaikan!
Untuk kesuksesan (Neh 1:11). Nehemia memyadari bahwa hanya dengan merendahkan diri di hadapan Tuhan akan membawanya kepada keberhasilan. Dengan kekuatan sendiri kita tidak mampu menghadapi semua tantangan dalam pekerjaan dan kehidupan.
Untuk mendapat belas kasih dari Tuhan. Kita perlu kemujuran dari Tuhan. Kalau hanya mengandalkan kemampuan saja, kita bisa gagal. Harus kita ingat, Tuhan saja yang membuat kita beruntung dan mujur ( Yesaya 45 : 7 )

 

Bagaimana seharusnya berpuasa?

Puasa sejati adalah tersembunyi, maksudnya tidak perlu diketahui orang lain bahwa kita sedang berpuasa. Tuhan Yesus menyebut bahwa ibadah kita ( memberi, doa dan puasa ) tidak perlu dihormati atau mendapat perhatian atau pujian dari orang lain, tidak pula menjadi tontonan atau show. Yang terpenting puasa kita mendapat perhatian Tuhan. Yesus mengajarkan untuk tetap biasa saja bila sedang berpuasa, ( Matius 6 : 16 – 17 ) yaitu:

Tidak perlu bermuka muram seperti orang munafik.
Tampil biasa, cuci muka dan meminyaki kepala

Bangsa Israel sering melakukan puasa hanya secara rutinitas dan lahiriah. Memang mereka tidak makan dan tidak minum tetapi melakukan kejahatan. Melalui nabi Yesaya mereka ditegor,   “Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi ( Yesaya 58 : 4). Tuhan tidak ingin kita puasa tetapi karakter buruknya yang meonjol. Allah ingin apabila kita berpuasa, karakter kita harus menjadi lebih baik, karena itu dalam ayat selanjutnya disebutkan: “ … supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu. (Yesaya 57:7-8)

 

Akibat Puasa

Puasa yang benar dan tidak munafik mendatangkan kuasa yang besar! Nehemia yang merendahkan diri di hadapan Tuhan dengan duduk menangis menyesali dosa pribadi dan keluarga, mengundang simpati Allah sehingga permintaannya kepada raja dikabulkan untuk membangin Bait Suci karena tangan Allah yang Maha Murah melindunginya ( Nehemia 2 : 8 ).

Pasukan Abraham Yang Terlatih Mengalahkan Kedorlaomer

Bible Text: Kejadian 14:17-20

Bagi orang Yahudi, nama Abraham sangat dikenal dan dihormati sebagai Bapa orang percaya. Orang-orang Yahudi pernah marah ketika Yesus berkata: “Abraham, bapamu  bersukacita bahwa ia akan melihat hariku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita ( Yohanes 8 : 56 ). Orang Yahudi marah dan mengatakan bagaimana Ia dapat melihat Abraham, sedangkan umurNya belum 50 tahun. Orang Yahudi tidak mengerti bahwa Yesus sudah ada sebelum menjelma menjadi manusia. Dan yang dimaksud Yesus bahwa Abraham telah melihatNya adalah ketika Abram menyambut roti dananggur yang dibawa oleh Melkisedek.

 

Abraham tetap percaya pada Allah di tengah pemuja berhala

Nama Abraham dahulu adalah Abram, yang artinya “orang mulia”. Tanah kelahiran Abram adalah Ur-Kasdim (Kejadian 11 : 28), di daerah Mesopotamia yang mayoritas penduduknya penyembah berhala. Namun Abram memiliki jiwa yang mulia, meski lingkungan sekitarnya tidak percaya pada Allah Pencipta dan terbiasa memuja berhala, Abram memiliki iman walau tak seorangpun mengajarinya. Saat itu belum ada KKR atau penginjilan seperti sekarang ini. Namun hati nuraninya dapat merasakan keberadaan Allah.  Sebenarnya lewat alam ciptaan Allah, manusia yang nuraninya baik dapat  percaya pada kuasa Allah. Dalam Roma 1:20 disebutkan : “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.”

Karena Abram bisa percaya kepada Allah dalam hati nuraninya, Allah memanggil dia keluar dari Ur-Kasdim untuk pergi  ke negeri yang ditunjukkan Tuhan dan membuatnya menjadi bangsa yang besar dan diberkati. Namun keadaan yang kontradiksi terjadi sekarang ini, di tengah banyaknya penginjilan, KKR, ibadah-ibadah dan Firman Tuhan yang makin meluas, masih banyak orang  berbuat dosa dan tidak mau percaya dengan sungguh kepada Tuhan. Tuhan sangat menghargai iman kita, dalam pandangan Tuhan setiap yang percaya kepadaNya adalah orang mulia seperti Abraham.

 

Siapakah Melkisedek?

Melisedek adalah Yesus sebelum menjelma menjadi manusia. Kepada orang ibrani, Rasul Paulus menuturkan bahwa nama Melkisedek berarti Raja Kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan ( Ibrani 7 : 2-3 ). Dan Melkisedek inilah yang pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia.

 

Pasukan Abram mengalahkan Kedorlaomer

Nama Kedorlaomer berarti: kemuliaan dunia. Kedorlaomer adalah pemimpin dunia saat itu, yang memimpin koalisi empat kerajaan ( Kejadian 14:1 ). Pesona dunia, kemuliaan dunia punya pengaruh besar menawan orang percaya. Namun puji syukur, Yesus telah member  teladan untuk  tidak  tertarik  kepada  kekuasaan dunia yang ditawarkan oleh iblis ( Matius 4 : 8 - 10 ).  Tidak salah bila kita menjadi pemimpin yang mengabdi, tetapi banyak orang ingin menjadi penguasa dengan cara dunia, bahkan tidak sedikit yang pergi ke dukun, yang lebih keren dengan sebutan penasihat spiritual. Raja Saul yang jauh dari Tuhan melenceng dan jatuh imannya setelah pergi kepada  petunjuk arwah  ( I Tawarikh 10:13 ).

Anak Tuhan juga harus mampu mengalahkan gaya hidup dunia yang dapat menjerat seperti pesta pora , sebagaimana disebutkan dalam Lukas 21:34 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.”

Dalam Kejadian 14 : 14 disebutkan bahwa Abram mengalahkan Kedorlaomer dengan hanya 318 orang yang terlatih, mampu  mengalahkan 9 bangsa. Anak Tuhan yang punya persekutuan memiliki kekuatan yang berlipat. Dalam  Ulangan 32:30 disebutkan:  “Bagaimana mungkin satu orang dapat mengejar seribu orang, dan dua orang dapat membuat lari sepuluh ribu orang, kalau tidak gunung batu mereka telah menjual mereka, dan TUHAN telah menyerahkan mereka!” Memang kita bisa berdoa sendiri, tetapi persekutuan dengan teman seiman akan membuat kemampuan kita mengalahkan musuh dapat berlipat-lipat! Pasukan Abram terdiri dari 318 orang yang terlatih.

 

Angka 300 :  kesetiaan, loyalitas

Kesetiaan berharga bagi Tuhan. Memang banyak yang baik hati, tetapi orang setia itu jarang ditemukan (Amsal 20 : 6 ). Untuk dapat mengalahkan Kedorlaomer yaitu pesona dan kemuliaan dunia, kita harus setia, pertama-tama kepada Tuhan, pasangan hidup bagi yang sudah menikah, karena Allah membenci perceraian, setia kepada persekutuan atau perhimpunan ibadah.

 

Angka 18 : Buah Roh Kudus dan Karunia Roh Kudus

Buah Roh Kudus harus membentuk kita menjadi pribadi yang lembut, dapat dibentuk oleh Firman Allah.  Karunia Roh Kudus menjadikan kita memiliki kharisma yang menjadikan kita berbobot. Raja Belsyazar yang suka pesta dengan para pembesarnya, para isteri dan para gundik  mendapat hukuman dari Tuhan karena didapati terlalu ringan kadar imannya. Marilah kita mengalahkan Kedorlaomer dengan melatih diri beribadah dengan kesetiaan, memelihara persekutuan dan melakukan Firman Tuhan.

Berbahagia, Dasar Hidup Kekristenan (3)

Bible Text: Matius 5:8-9 | Series: Dasar Kekristenan

Kebahagiaan yang selanjutnya yang disampaikan oleh Yesus dalam khotbah di atas bukit adalah bagi orang yang memiliki kesucian hati dan membawa damai. Sering orang Kristen beranggapan kesucian lahiriah tidak penting, karena menganggap hati yang suci diutamakan oleh Tuhan. Sering kita malu bila pekarangan orang non-Kristen jauh lebih bersih dari pekarangan kita. Namun tidaklah demikian pada asalnya. Allah kita kudus, Dia tidak berkenan melihat hal yang najis, bahkan melaluinya. Namun juga kita harus menjaga kesucian hati, karena dari dalam hati kitalah terpancar seluruh kehidupan kita. Bila ingin berbahagia, kita juga harus memiliki hati yang damai, karena dari hati yang damai, tidak rusuh, hati yang tetap percaya kepada Allah, Tuhan memberikan masa depan yang penuh harapan.

 

BERBAHAGIALAH orang yang suci hatinya

 Kata  “suci” berarti bersih, bebas dari dosa, cela dan noda, memiliki hati dan batin yang murni ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ). Jadi kata suci tidak hanya batiniah saja tetapi juga hal jasmani atau lahiriah. Orang yang memiliki kesucian hati tidak hanya hatinya suci tetapi seluruh aspek badaniah, termasuk lingkungannya juga harus bersih.

Bangsa Israel diperintahkan oleh Allah untuk menjaga kekudusan lahir batin, sebagaimana juga Allah kudus adanya. Dalam Imamat 19 : 2 disebutkan: “Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.” Lebih dari tiga ribu tahun yang lalu mereka sudah membudayakan hidup bersih, sehat dan indah. Perkemahan mereka diatur dengan begitu indah, tidak boleh ada kotoran atau sesuatu yang najis di dalam dan di luar perkemahan. Mengapa? Karena Allah kita kudus, Ia akan melalui mereka bila melihat kenajisan. Dalam Ulangan 23 : 14 disebutkan demikian: “Sebab TUHAN, Allahmu, berjalan dari tengah-tengah perkemahanmu untuk melepaskan engkau dan menyerahkan musuhmu kepadamu; sebab itu haruslah perkemahanmu itu kudus, supaya jangan

Ia melihat sesuatu yang tidak senonoh di antaramu, lalu berbalik dari padamu.”

Menjaga kekudusan baik lahir dan batin membuat kita aman dalam perlindungan Tuhan. Sedianya Bileam akan mengutuk Israel, tetapi karena mereka menjaga kekudusan kemahnya, ia berbalik untuk memberkati (Bilangan 24 : 1 - 5). Kebersihan itu bagian dari iman, karena itu anak Tuhan harus membiasakan diri hidup bersih, membersihkan diri, rumah dan lingkungan masing-masing.

Namun kita juga harus memelihara kesucian hati. Bangsa Israel memang menjaga kebersihan dan kesucian badani tetapi sering mengabaikan kesucian hati. Di depan rumahnya mereka selalu menyediakan tempayan yang berfungsi untuk membasuh tangan mereka untuk membersihkannya karena mereka telah bersentuhan dengan orang kafir di pasar atau jalanan. Orang Farisi dan ahli Taurat pernah bertanya kepada Yesus, mengapa murid-muridNya tidak membasuh tangan sebelum makan. Yesus menjawab mereka: “Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban? Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.”  (Matius 15 : 17 – 18)

Hati kita perlu dijaga agar senantiasa suci, karena dari dalam hatilah terpancar kehidupan ( Amsal 4 : 23 )

Hati adalahpusat kehidupan, nasib dan kesehatan serta masa depan kitaditentukan oleh keadaaan hati kita. Hati perlu dijaga supaya tetap bersih,  tidak ternoda oleh tabiat daging. Karena dari dalam hati juga muncul keinginan yang mencemarkan. Dalam Markus 7:21-23 disebutkan:  “ … sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”

Iri hati, kesombongan dapat menajiskan hati kita. Lucifer dicampakkan dari dalam sorga karena mau meninggikan diri melebihi Allah Yang Maha Tinggi. Rasul Petrus memberi nasihat , khususnya kepada orang muda : “Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. ( I Pet 5 : 5-6 ) Kita juga harus membuang kebebalan yang dapat menodai hati, tetapi sebaliknya mau mendengar dan melakukan Firman Tuhan.

 

BERBAHAGIALAH orang yang membawa damai

Damai itu indah. Damai berarti: 1) tidak ada perang, tidak ada kerusuhan, aman 2) tentram, tenang  3) keadaan tidak bermusuhan, rukun. Raja Daud mempunyai banyak anak, namun Salomolah yang kemudian menjadi raja dan di zaman Salomo mereka hidup makmur tanpa ada perang. Nama Salomo berasal dari kata “shalom” yang berarti damai. Oleh pengasuh dan pembimbing kerohanian Salomo,yaitu nabi Natan,  memberinya nama Yedija yang artinya kekasih Allah. Adonia gagal menjadi raja karena penuh ambisi tanpa urapan, demikian pula Absalom yang suka melakukan pemberontakan dan kudeta. Orang yang mempunyai hati pendamai disukai oleh Allah dan sesama manusia.

Persembahan dan korban kita sia-sia bila kita tidak berdamai dengan orang lain (Matius 5 : 23 - 24). Namun yang terpenting kita berdamai dengan Allah, tidak pernah mempersalahkan Allah,  tidak ada alasan untuk kita bersungut, karena Ia selalu melakukan yang baik bagi kita. Akhirnya, kita harus  berusaha hidup damai dengan semua orang dan mengejar kekudusan, sebab tanpa kekudusan, tidak seorang pun dapat melihat Tuhan ( Ibrani 12 : 14 )

Berbahagia, Dasar Hidup Kekristenan (2)

Bible Text: Matius 5:6-7 | Series: Dasar Kekristenan

BERBAHAGIALAH orang  yang lapar dan haus akan kebenaran

Lapar dan haus adalah salah satu tanda atau ciri orang yang sehat secara jasmani. Orang yang malas atau susah makan dan minum adalah gejala tubuh  yang tidak sehat. Demikian jugalah secara rohani, orang yang sehat akan rindu bersekutu dengan Tuhan lewat doa, mendengar Firman Tuhan,  yang membuat rohnya sehat. Orang yang rindu akan kebenaran Firman Tuhan akan hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Walau dunia penuh dengan godaan hidup , ia akan tetap berpegang padanya, tidak gampang tergoda. Rasul Paulus menekankan kepada jemaat di Roma agar mereka tidak serupa dengan dunia, tetapi senantiasa mengalami pembaharuan budi untuk mengerti kehendak Allah dalam diri mereka.

Allah sangat menghargakan kehidupan umatNya yang cinta kebenaran , cinta pola hidup yang sesuai dengan FirmanNya. Salah satu pola hidup itu adalah kesederhanaan. Dalam Mazmur 116 : 6 disebutkan :  “TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku.”

Ganjaran bagi orang-orang haus, rindu mencari Tuhan adalah mereka sendiri akan dipuaskan hasratnya oleh Tuhan dengan kebaikan , sehingga masa mudanya menjadi baru  seperti pada burung rajawali (Mazmur 103: 5).

Daniel adalah seorang yang selalu haus akan hadirat Tuhan, lewat doa dan puasa bersama ketiga temannya Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Namun saat sendirian pun ia pernah berpuasa 21 hari ( 3 minggu ) pada masa pemerintahan Koresh, raja negeri Persia untuk meminta petunjuk Tuhan mengungkapkan apa yang terjadi pada kerajaan Persia dan juga bagi bangsanya, Yahudi ( Daniel 10 : 1- 3 ).

 

BERBAHAGILAH orang yang murah hatinya

Murah hati atau pemurah adalah salah satu sifat atau karakter Allah kita. Sudah seharusnya kita sebagai anakNya, yang telah dilahirkan baru - mempunyai sifat murah hati. Orang yang pemurah tidak menyimpan dendam dan pembalasan, tetapi berbelas kasih termasuk atas musuh.

Daud adalah seorang teladan dalam hal belas kasih. Walaupun Nabal, suami Abigail menghina dan memakinya di hadapan orang-orang suruhannya, ia tidak marah dan menghukum mereka karena Abigail yang sanggup berkata-kata dengan cerdik. Namun Tuhan sendiri memukul Nabal hingga mati  ( 1 Samuel 25 : 14 – 37 )

Daud juga pernah punya kesempatan untuk membunuh Saul yang sering mengejarnya, namun ia tidak mau melakukan itu dan hanya memotong punca jubah Saul saja sebagai peringatan, bahkan ia berkata kepada Abisai,     "Jangan musnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi TUHAN, dan bebas dari hukuman?" Lagi kata Daud: "Demi TUHAN yang hidup, niscaya TUHAN akan membunuh dia: entah karena sampai ajalnya dan ia mati, entah karena ia pergi berperang dan hilang lenyap di sana. Kiranya TUHAN menjauhkan dari padaku untuk menjamah orang yang diurapi TUHAN. Ambillah sekarang tombak yang ada di sebelah kepalanya dan kendi itu, dan marilah kita pergi." ( 1 Sam 26 : 9 – 11 ) Orang yang bermurah hati akan mendapat balasan dari Tuhan yaitu : kemurahan Tuhan seumur hidup. Daud sendiri mengalaminya dan menyaksikannya, demikian: “Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa” ( Mazmur 23 : 5-6 )

Daud bukan tanpa masalah, ada Adonia yang mau meninggikan diri menjadi raja tanpa sepengetahuan Daud dan  nabi Natan, ada juga Absalom anaknya yang mau melakukan kudeta, tetapi di tengah keadaan demikian pun Tuhan menghadapkan kemurahanNya.

Anak Tuhan tidak boleh menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan permasalahan, karena bukan saja merugikan orang lain, tetapi berbahaya bagi diri sendiri. Raja Salomo yang penuh hikmat itu memberi nasihat, “Orang yang menggunakan kekerasan menyesatkan sesamanya, dan membawa dia di jalan yang tidak baik.” ( Amsal 16 : 29 )

Sebaliknya, cara menyelesaikan masalah dengan lebih santun lebih bermartabat dan lebih meyakinkan. Dalam Amsal 16:21 disebutkan:  “Orang yang bijak hati disebut berpengertian, dan berbicara manis lebih dapat meyakinkan.” Para orangtua harus menghindarkan kekerasan fisik dalam mendidik anak, kalau masih bisa dinasihati dengan kata-kata, terkecuali bila tidak mempan lagi dinasihati baru diberi “tongkat” ( Amsal 13 : 24 ).

Para suami juga harus menghindarkan kekerasan dalam rumahtangga. Banyak suami bangga dapat memarahi atau menyenggak istrinya. Padahal  itu dapat membuat pertengkaran dan pertikaian. Karena itu Paulus menasihati jemaat Efesus agar mereka tidak mendukakan Roh Kudus dan harus membuang: kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan sebagainya, tetapi harus ramah, penuh kasih mesra dan saling mengampuni  ( Efesus 4 : 30 – 32 ). Suami isteri harus menjauhkan diri dari kebiasaan bertengkar dan bertikai, karena bias membuat doa terkendala. Suami harus penuh keramahan terhadap isteri, sebagaimana dikatakan oleh Rasul Petrus: Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang. ( 1 Petrus 3 : 7 ).

Berbahagia, Dasar Hidup Kekristenan (1)

Bible Text: Matius 5:1-5 | Series: Dasar Kekristenan

Dalam khotbah-Nya di atas bukit yang dicatat dalam Matius pasal 5 –  7, Yesus menyampaikan prinsip dasar kekristenan yaitu tentang kebahagiaan. Ibarat sebuah rumah yang  harus mempunyai fundasi sebelum tiang-tiang didirikan, demikian juga rumah rohani kita harus punya fundasi, yaitu berbahagia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “bahagia” mempunyai arti:  1). Keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan 2). beruntung, berbahagia. Kebahagiaan bukan datang dari faktor luar seperti kekayaan, jabatan atau status tetapi dari faktor dalam, yaitu batiniah seseorang yang terpancar atau mengalir dari dalam dirinya kepada orang lain. Contohnya adalah perempuan Sunem ( 2 Raja-raja 4  : 8 – 13 ), walau belum mempunyai anak, melayani nabi Elia dengan begitu manis, menjamunya makan dn menyediakan kamar khusus di bagian atas rumahnya. Namun banyak keluarga yang sudah beroleh keturunan, anak lelaki dan perempuan tidak juga hidup berbahagia. Padahal, berkat atau karunia Tuhan atas keluarga kita, seharusnya membuat kita berbahagia!

 

BERBAHAGIA LAH orang  yang miskin di hadapan Allah

Orang yang miskin yang dimaksud oleh Yesus bukan miskin harta, tetapi “miskin roh” yang bermakna merasa tiada berdaya tanpa Allah,  hidupnya bergantung penuh atau total kepada Allah, tidak mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi bersandar pada kekuatan Allah. Dalam Alkitab salinan bahasa Batak Toba, ayat ini berbunyi: “Martua ma na pogos tondi, ai di nasida do harajaon banua ginjang i.” (Mateus 5 : 3). Sadrakh, Mesakh dan Abednego adalah teladan orang-orang yang merasa miskin di hadapan Allah, mereka dengan tegas menolak menyembah patung buatan raja Nebukadnezar dan lebih memilih menyembah kepada Allah yang hidup! Dengan tegas mereka berkata kepada raja: “Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” ( Dan 3 : 17-18 )

Di zaman sekarang ini banyak orang menjual imannya demi jabatan, namun bagi Sadrakh Mesakh Abednego, iman lebih berharga daripada nyawa mereka. Betapa Tuhan ingin melihat hati kita bergantung kepadaNya. Abraham menunjukkan ketaatan dan ketergantungannya pada Allah, walaupun harus mempersembahkan Ishak, anak yang paling dikasihinya. Misikin rohani berarti rendah hati dan taat pada Firman Allah.

 

BERBAHAGIALAH orang  yang berdukacita

Orang yang berdukacita yang dimaksud bukan karena mengalami kemalangan atau bangkrut usahanya, jatuh miskin, dan sebagainya. Dukacita yang dimaksud adalah rasa terbeban dan menaruh pehatian kepada keluarga, sanak saudara atau orang-orang lain yang belum mengenal Tuhan Yesus.

Rasul Paulus adalah seorang yang sangat mencintai bangsanya, karena itu ia merasa berdukacita atas mereka. Dalam Roma 9 : 1 – 3 disebutkan demikian: “Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.”  Sudahkah kita memiliki rasa terbeban buat keluarga kita yang belum selamat, kepada rekan sekerja di kantor, handai taulan bahkan kepada bangsa kita?

Nabi Musa, dengan penuh keberanian berdiplomasi dengan Tuhan yang hendak memusnahkan bangsa itu karena peristiwa patung lembu emas yang mereka sembah. Musa bersedih apabila Tuhan akan menghapus bangsa Israel dari muka bumi. Dengan lembut Musa menawarkan kepada Tuhan untuk mengampuni bangsa itu dan jika tidak ia rela namanya dihapus dari Kitab Kehidupan ( Keluaran 32 : 32 ).

Kebahagiaan kita begantung bagaimana kia perduli, terbeban kepada keselamatan orang lain juga.  Mungkin ada suami yang belum mau beribadah bersama istri,  anak-anak  yang sulit diatur, family atau sanak keluarga yang masih jauh dari Tuhan, mari kit bawa dalam doa. Kepada wanita-wanita yang setia mengikuti peristiwa penyaliban Yesus, Ia berkata:  “Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!” (Lukas 23 : 28).

 

BERBAHAGIALAH orang  yang lemah lembut

Lemah lembut adalah karakter yang diperoleh tidak dengan otomatis, tetapi melalui suatu proses yaitu Roh Tuhan bekerja dalam hati kita lewat Firman-Nya yang membuang segala kekerasan hati untuk kemudian menjadi taat. Kepada bangsa Israel, lewat nabi Yehezkiel, Allah berfirman: “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.”

Tabut Tuhan Merobohkan Tembok Yerikho

Bible Text: Yosua 6:11-20 | Series: Tabut Allah

Sebelum memasuki tanah Kanaan, bangsa Israel harus terlebih dahulu menaklukkan kota Yerikho. Bangsa Israel di bawah pimpinan Yosua menaklukkan kota itu dengan mengelilinginya selama tujuh hari. Para prajurit Israel hanya boleh mengelilingi kota Yerikho sekali saja selama enam hari berturut,  namun pada hari yang ketujuh  mereka haruslah mengelilinginya tujuh kali,  sedang para imam meniup sangkakala.Tuhan berfirman kepada Yosua: “Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan mereka mendengar bunyi sangkakala itu, maka haruslah seluruh bangsa bersorak dengan sorak yang nyaring, maka tembok kota itu akan runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya, masing-masing langsung ke depan.” Kemudian Yosua bin Nun memanggil para imam dan berkata kepada mereka: "Angkatlah tabut perjanjian itu dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut TUHAN." Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu.

 

YERIKHO, kota pertama yang harus ditaklukkan

Untuk mencapai Kanaan, maka kota yang pertama harus ditaklukkan bangsa Israel adalah Yerikho. Mengapa harus kota Yerikho? Kota ini terkenal dengan tembok besarnya, karena memang kota ini adalah kota militer. Konon, di atas tembok ini dapat berbaris lima mobil sejajar. Kota ini juga terkenal dengan kota dagang, tak heran lebih dari 2000 tahun lalu, pada zaman Tuhan Yesus sudah ada kantor bea cukai dengan Zakheus sebagai kepalanya. Yerikho juga terkenal dengan kota wisata, tak heran di atas tembok Yerikho hidup Rahab, pelacur itu yang juga bertindak sebagai mata-mata untuk mengetahui situasi Yerikho. Nama Yerikho juga berarti: “ a pragrant palace” tempat yang harum sekaligus haram.

Demikianlah secara rohani juga, untuk sampai ke Kanaan, yaitu mencapai perjanjian Tuhan yaitu hidup dengan segala kelimpahannya, kita harus mengalahkan tembok keangkuhan yaitu mengandalkan pengertian sendiri, dan harus percaya kepada Tuhan dengan segenap hati (Amsal 3:5-6). Yesus juga pernah menasihati agar hati-hati terhadap ragi Farisi yang hanya menjalankan Taurat tanpa nurani, ragi Saduki yang tidak percaya kehidupan sesudah mati, ragi Herodiani yang sarat pesta pora.

Kota Yerikho penuh dengan pesona dunia, kejahatan dan juga kemewahan. Anak Tuhan memang masih hidup di dunia, tetapi kita harus  dapat  mengalahkan  Yerikho, yaitu dunia dengan segala pesonanya. Rasul Paulus mengingatkan kepada jemaat di kota Roma:  “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12 : 2)

 

Tembok Yerikho  

Pada zaman ini kita tidak lagi menemukan bangunan fisik seperti tembok Yerikho pada zaman Israel. Namun kita berjuang menghancurkan tembok Yerikho dalam bentuk lain. Rasul Paulusmenyebut bahwa meskipun kita hidup di dunia tetapi harus berjuang dengan senjata Allah untuk merubuhkan kubu keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah ( 2 Korintus 10 : 3-5 ). Dalam Alkitab Terjemahan Lama, ayat 5 berbunyi: “…menjatuhkan segala bicara orang, dan segala perkara yang melawan marifat Allah dan kami menawan pikiran bertaat kepada Kristus.”

Manusia duniwai cenderung membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi anak Tuhan harus mengenakan kasih. Dalam Perjanjian Lama, memang Tuhan sering memakai bangsa kafir untuk membalas dosa umatNya, misalnya bangsa Babel yang menawan mereka selama 70 tahun, tetapi sejak zaman Yesus, pembalasan adalah hak Tuhan sendiri. Dalam Roma 12 : 19-20 disebutkan: “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.”

 

Bagaimana Tembok Yerikho dirobohkan

Para imam mengangkut Tabut Tuhan pada pundaknya, sehingga kemuliaan Tabut Tuhan saja yang terlihat, tujuh imam berjalan di depan sambil meniup sangkakala. Pada hari yang ketujuh sangkakala terus menerus dibunyika selama mengelilingi tembok itu tujuh kali disertai suara sorak –sorai seluruh bangsa Israel. Menyongsong hadirat Tuhan, kita harus membuang segala keangkuhan, tetapi sebaliknya menyambut Tabut Tuhan penuh dengan sukacita dan sorak-sorai. Kita juga harus rela mengumandangkan Injil di mana kita berada.  Pengalaman 20 tahun lalu tidak dapat diandalkan, kita harus senantiasa dibaharui dalam hadirat Tuhan. Pengetahuan kita harus terus bertambah, agar kita mengenal Tuhan tidak dengan samar, tetapi dengan benar ( Efesus 1 : 15 – 19 )

Kedahsyatan Tabut Allah

Preacher: Pdt. B. Manurung | Series: Tabut Allah

Tabut Allah adalah lambang hadirat Tritunggal Allah dalam perjalanan umatNya. Perjalan bangsa Israel mulai dari Sinai diiringi dengan Tabut Allah. Anak Tuhan harus senantiasa membawa Tabut Allah, memelihara hubungan yang akrab dengan Tuhan lewat doa dan penyembahan yang benar kepada Allah.

 

Melewati Sungai Yordan

Letak geografis lembah Yordan lain dari semua lembah lainnya di dunia. Daerah lembah Yordan adalah daerah yang paling rendah di dunia. Dan di ujung utara Laut Mati dasar lembah ini turun 177 meter lagi ke bawah, dan akhirnya sungai Yordan menyusup ke bawah sampai kedalaman 393 meter di bawah permukaan laut. Di seluruh Palestina, sungai inilah yang mempunyai debit air terbesar yang terus menerus mengalir sepanjang tahun, sungai ni juga terkenal banyak belokannya. Sungai Yordan adalah gambaran rintangan kehidupan yang harus dilalui atau dijalani oleh anak-anak Tuhan.

 

Arus air Sungai Yordan menghanyutkan

Sungai Yordan terkenal dengan arusnya yang sangat deras yang dapat menghanyutkan manusia. Demikian juga secara rohani, dunia ini penuh dengan arus yang dapat menghanyutkan iman kita. Untuk membentengi kita dari arus dunia ini, kita perlu Firman Tuhan untuk membentenginya. Kepada orang Ibrani, Rasul Paulus memberi nasihat:   “Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus.” ( Ibrani 2 : 1 ). Dunia yang kita diami sekarang melaju  dengan arus modernisasi yang dapat menghanyutkan moral. Arus mode pakaian yang super mini bila tidak dicermati dapat membuat kita mati rohani. Dunia perpolitikan yang sering dipenuhi korupsi juga bisa mencemari kehidupan anak-anak Tuhan. Karena itu kita harus sadar agar tidak sampai terbawa arus!

 

Air Sungai Yordan sangat dingin

Lembah Yordan berada di sekitar selatan  Gunung Hermon, yang sering bersalju, sehingga air sungai Yordan ini dapat membuat tubuh menjadi beku. Di akhir zaman menjelang kedatangan Tuhan Yesus akan banyak timbul kesukaran sehingga kasih akan menjadi dingin. Dalam Matius 24 : 9- 12 disebutkan:  “Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci.  Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.” Karena itu Yesus berkata: “Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.” ( Matius 24 : 20 ). Karena itu kita harus memelihara hati kita untuk berkobar melayani Tuhan dengan roh yang bernyala-nyala (Roma 12 : 11 ) dan tidak membiarkan semangat kita kendor atau hati kita menjadi dingin.

 

Hanya Tabut Allah yang dapat menahan air sungai Yordan yang mematikan

Arus deras sungai  diatasi oleh kehadiran Tabut Allah yang diusung oleh para imam di pundaknya. Bila Tabut Allah itu diangkat, bukan para imam yang tampak, tetapi yang Nampak adalah kemuliaan Tabut Allah. Kalau kemuliaan Allah ada pada diri anak-anak Tuhan, sekuat apapun deras atau arus dunia ini semuanya dapat ditahan, dibendung! Sesudah kaki para imam pengangkat Tabut TUHAN berhenti dalam sungai Yordan, terputuslah air sungai Yordan itu, air yang turun dari hulu berhenti menjadi  bendungan.

 

Memasuki KANAAN

Kanaan adalah tempat di mana ada  masa depan yang penuh harapan yang telah dirancang Tuhan bagi umatNya. Suatu kehidupan yang baik, terpenuhi kebutuhan hidup, diterima keberadaannya di tengah sesama dan hidup menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan mempunyai rancangan yang indah buat hidup kita, Ia datang bukan sekadar untuk menyelamatkan kita dari dosa, tetapi juga memberikan hidup yang penuh dengan kelimpahan (Yohanes 10:10 b). Kanaan juga berbicara dari hal janji-janji Allah yang akan digenapi dalam diri orang percaya sebagai keturunan Abraham ( Galatia 3 : 27 – 29 ). Melakukan Firman Allah dengan taat dan setia, itulah yang membuat kita mendapatkan berkat. Kita tidak cukup hanya mengetahui Firman Tuhan, tetapi juga melakukannya karena dengan demikian kita akan mengerti. Dalam Yohanes 7 : 17 disebutkan: “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.”

Marilah kita menghadirkan Tabut Allah dalam keluarga masing-masing lewat persekutuan dengan Allah dalam doa dan penyembahan, membaca, merenungkan dan melakukan Firman Allah, agar Tabut dari Tuhan menghalau kabut, sehingga kabut tidak menutupi kehidupan kita.

Isi Tabut Perjanjian

Preacher: Pdt. B. Manurung | Series: Tabut Allah

Tabut Perjanjian berbicara dari tahta Allah yang hadir dalam kehidupan umatNya.Tabut Perjanjian terbuat dari kayu yang disalut dengan emas murni. Tutupan grafirat menggambarkan Yesus yang menutup isi tabut. Tabut Perjanjian juga gambaran Kristus dengan gereja agar kemuliaan Allah dinyatakan. Dalam Tabut Perjanjian tersimpan benda-benda yang secara rohani menggambarkan peranan Allah Tritunggal dalam kehidupan kita.

 

1. BULI-BULI EMAS BERISI MANNA

Dalam Ibrani 9 : 3-4 , terjemahan bahasa Indonesia menyebutkan mezbah korban, seharusnya “bokor ” (golden censer) jadi bukan mezbah korban yang terletak di Ruang Maha Kudus.

Benda yang pertama disebutkan dalam Tabut Perjanjian adalah buli-buli emas berisi manna.  Manna adalah makanan bangsa Israel selama pengembaraan di padang gurun. Manna itu  makanan yang diturunkan langsung dari surga. Apabila turis atau wisatawan berkunjung ke negeri mereka, orang Israel bangga sekali mengisahkan bahwa nenek moyang mereka makan manna, hingga mereka menjadi generasi yang pintar dan sehat. Ini juga yang mereka banggakan kepada Yesus, “Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga.” ( Yohanes 6 : 31 ).

Namun Yesus berkata kepada mereka "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. Karena roti yang dari

Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia." Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” (Yohanes 6 : 32 – 35). Gereja di akhir zaman harus bersyukur karena kita mendapatkan manna yang sejati yaitu Yesus sebagai Roti Hidup.

Untuk melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan dalam hidup kita, Firman Allah harus menjadi hal yang utama.  Allah menopang  segala yang ada dengan Firman-Nya yang penuh kekuasaan ( Ibrani 1 : 3 ).  Betapa pentingnya menaruh Firman itu dalam pikiran dan hati kita. Sering kita tidak mendapatkan berkat karena yang ada dalam hati kita kekesalan, kebencian, iri hati, dsb.  Padahal Yesus telah berkata: “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” Karena itu Firman Allah haruslah senantiasa tersimpan dalam hati ( Mazmur 119 : 11 )

 

2. TONGKAT HARUN YANG BERTUNAS

 Peristiwa tongkat Harun yang bertunas diawali oleh persungutan Korah, Datan, Abiram dan grupnya yang iri kepada kepemimpinan Musa dan Harun serta menuduh mereka meninggikan diri atas umat Tuhan (Bilangan 16 : 1-3 ). Selanjutnya Tuhan berfirman kepada Musa agar setiap pemimpin suku memberikan tongkat kepada Musa, lalu dituliskan nama setiap pemimpin pada tongkatnya, dan pada tongkat Lewi harus dituliskan nama Harun (Bilangan 17 : 1-3 ) Semua tongkat itu diletakkan di dalam Kemah Pertemuan di hadapan tabut hukum dan orang yang dipilih Tuhan, tongkat orang itulah akan bertunas; demikianlah Tuhan  meredakan sungut-sungut yang diucapkan mereka kepada Musa dan Harun.

Dan ternyata ketika Musa masuk ke dalam kemah hukum itu keesokan harinya, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam ( Bil 17 : 8 ).

Tunas berbicara dari hal pertumbuhan. Jadi anak Tuhan, kita harus bertumbuh di dalam segala hal, ke arah Kristus (Efesus  4 : 15 ). Kuntum, adalah bakal buah berbicara dari hal potensi yang bisa dikembangkan. Dari kuntum muncul bunga  yang menarik dan berdaya tarik, indah. Anak Tuhan harus punya karakter yang baik agar bisa menjadi saksi dan menarik orang lain. Dan terakhir adalah buah, menggambarkan kharisma yang harus kita miiliki.

 

3. DUA LOH HUKUM

Dua loh hukum yang diberikan Allah bagi umatNya untuk memelihara hubungan secara vertikal dengan Allah ( Hukum I – IV ) dan secara horizontal juga menjalankan kebenaran dalam hubungan dengan sesama manusia (Hukum V - X ).

Hukum yang pertama dan utama adalah mengasihi Allah lebih dari segalanya, karena tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Allah. Karena itu tidak boleh ”ilah”lain dalam diri kita, karena Allah kita membenci berhala dalam diri kita. Kita juga harus menghormati nama Tuhan sejajar dengan diriNya, karena itu tidak boleh mengucapkan nama Tuhan dengan sembarangan, karena orang yang melakukan hal demkian tidak akan luput dari hukuman ( Keluaran 20 : 7 ). Dan kemudian berikutnya kita harus menguduskan hari Tuhan ( Keluaran 20 : 8 – 9 ).

Kita juga harus menjalankan dan menjalani hidup dengan prinsip kebenaran: menghormati ayah dan ibu agar lanjut umur di bumi, tidak membunuh, tidak berzinah: tidak mengucapkan saksi dusta dan tidak mengingini milik orang lain termasuk rumah, isteri dan segala kepunyaannya. Untuk apa itu semua kita lakukan? Supaya berkat dan kemuliaan Tuhan dinyatakan dalam hidup kita (Ulangan 28 : 1 -2)

Menjadi Imam dan Raja Bagi Allah Bapa

Bible Text: Wahyu 1:4-6

Buku Wahyu memang penuh dengan hal misteri, banyak menubuatkan hal-hal yang terjadi pada zaman yang akan datang juga penghukuman bagi orang yang tidak mau mengikutjalan Tuhan. Namun bukan berarti ditakuti untuk dibaca, karena berbahagialah orang yang membacakan, dan mendengar nubuatan dalam kitab ini ( Wahyu 1 : 3 ).  Yohanesmenegaskan kepada tujuh jemaat di Asia Kecil, bahwa Yesus mati di kayu salib bukan hanya memberi keselamatan dan melepaskan kita dari dosa, tetapi ada panggilan yang lebih agung dan mulia yaitu memangggil kita untuk menjadi imam dan raja bagi kemuliaan Bapa kita!

 

Raja : Untuk Memerintahkan Diri Sendiri

Raja yang dimaksud di sini bukan seperti raja-raja dunia yang memerintah dengan semena-mena. Suami dapat menjadi raja di tengah keluarga dengan hidup taat pada Firman Allah, tidak sesuka hati memerintah istri. Allah menghendaki agar kita menjadi “raja” yang dapat memerintah diri. Dalam  2 Timotius 1 : 7 disebutkan:“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.”

Mengapa kita harus dapat memerintah diri atau menguasai diri? Orang yang tidak dapat menguasai diri, seumpama kota yang roboh temboknya ( Amsal 25 : 28 ). Seorang raja yang arif (bijaksana), pertama-tama  harus  dapat menghadirkan suasana damai dan tentram. Karena itu sebagai anak Tuhan, kita harus dapat memerintah roh, jiwa dan tubuh kita sehingga menjadi orang yang punya ketetapan hati, bersikap tenang dan dapat mengendalikan tubuh kita sehingga kita hidup sehat.

 

Imam: Mempersembahkan Dupa (Korban Bakaran)

Salomo ketika baru menjadi raja masih berusia muda dan belum berpengalaman, namun ia menyadari kewajibannya sebagai imam yang harus mempersembahkan korban. Korban Salomo luar biasa sehingga dia menjadi raja yang paling kaya dan paling bijaksana di zamannya. Dalam 1 Raja-raja 3 : 4-5 disebutkan: Pada suatu hari raja pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan korban, sebab di situlah bukit pengorbanan yang paling besar; seribu korban bakaran dipersembahkan Salomo di atas mezbah itu. Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu."

Tak heran, pada zaman Salomo bangsa Israel mengalami kejayaan yang luar biasa, tidak ada perang pada zaman Salomo. Beda dengan Daud, ayahnya yang suka berperang. Bahkan itulah kemudian Salomo yang diperkenankan  untuk mendirikan Bait Allah dan bukan Daud karena telah banyak menumpahkan darah ( 1 Tawarikh 28 : 3- 6 )

 

Sikap Terhadap Tabut Menentukan Berkat

Tabut Tuhan mempunyai arti penting bagi bangsa Israel dalam menentukan perjalanan kerohanian mereka. Tabut Tuhan adalah symbol kemuliaan Tuhan yang turun di tengah-tengah umatNya. Seorang imam harus dapat menjadi penyembah yang benar agar Tabut Tuhan dapat membawa berkat kepada sesisi rumah.

Tabut Tuhan cukup lama berada di rumah Abinadab, tetapi tidak mendatangkan berkat, justru orang Israel mengalami hal yang “berat”, selama 20 tahun mereka mengeluh karena ketiadaan berkat dan penyertaan Tuhan.

Dalam 1 Samuel 7: 1-2 disebutkan:   Lalu orang-orang Kiryat-Yearim datang, mereka mengangkut tabut TUHAN itu dan membawanya ke dalam rumah Abinadab yang di atas bukit. Dan Eleazar, anaknya, mereka kuduskan untuk menjaga tabut TUHAN itu. Sejak saat tabut itu tinggal di Kiryat-Yearim berlalulah waktu yang cukup lama, yakni dua puluh tahun, dan seluruh kaum Israel mengeluh kepada TUHAN. Bagi orang Israel nama seseorang adalah gambaran karakternya. Nama Abinadab berarti: bangsawan, ningrat, sementara Eleazar berarti: penjaga.

Hadirat, kuasa dan urapan Tuhan tidak akan hadir dalam keluarga kita bila kita mempunyai gengsi tinggi, namun kuasaNya akan menjadi nyata bagi yang berhati hamba. Eleazar juga ditugaskan untuk menjaga Tabut, padahal tabut Tuhan bukan untuk dijaga.  Namun apa yang terjadi ketika tabut itu dipindahkan dan dibawa ke rumah Obed-Edom? Dalam 1 Tawarikh 13:14 disebutkan: baru tiga bulan Tabut itu di rumah Obed-Edom, Tuhan memberkati keluarga Obed-Edom dan segala yang dipunyainya! Nama Obed-Edom artinya : server from Edom, penyembah dari Edom. Edom berarti : merah, menyala. Untuk menjadikan Tabut mendatangkan berkat kita harus menjadi penyembah Allah yang memiliki roh meyala-nyala untuk melayani Tuhan ( Roma 12:11 ). Tangan kita harus rajin memuliakan Tuhan (1 Tim 2 : 8) tetapi juga harus rela memberi kepada yang membutuhkan, untuk membalas kebaikan Tuhan ( Maz 116 : 12 ).  Ada apa dalam Tabut Tuhan? Di sana ada dua loh batu, bokor manna yang menggambarkan Firman Allah dan juga tongkat Harun yang bertunas. Ketika bangsa Israel bersungut kepada Tuhan, tiap suku membawa tongkat di hadapan Musa dan tongkat Harun dari suku Lewi itu saja yang bertunas!

Yesus Menyembuhkan Anak Pegawai Istana di Kapernaum

Bible Text: Yohanes 4:46-54 | Series: Pelayanan Yesus

Yesus lebih banyak melakukan mujizat di rumah-rumah daripada di dalam Bait Allah. Keempat Injil hanya mencatat tujuh kali Yesus mengadakan mujizat pada hari Sabat di Bait Allah. Betapa pentingnya kita mengundang Yesus dalam keluarga kita untuk merasakan jamahan dan mujizatNya, termasuk menyembuhkan segala penyakit dan kelemahan.

 

Anak Pegawai istana menderita sakit demam

Dua pekerjaan besar yang dilakukan Yesus di kayu salib adalah keselamatan dan kesehatan kita. Ayat yang sering kita dengar itu berbunyi: “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” ( Yesaya 53 : 5 )

Pegawai istana ini kemungkinan sudah membawa anaknya berobat ke mana-mana tetapi tidak ada hasil, namun ia percaya Yesus dapat menyembuhkannya.

 

Penyakit bisa diakibatkan banyak hal

Anak pegawai istana ini menderita demam yang menyebabkannya hampir mati. Demam memang dapat mengindikasikan atau menunjukkan kemungkinan berbagai macam penyakit. Dan penyakit pun mungkin diakibatkan oleh beberapa hal: infeksi, pola makan yang tidak sehat dan yang salah atau lagi patah semangat  sehingga daya tahan (imunitas) tubuh menjadi rendah.

Kadangkala kita bisa juga jatuh sakit karena kurang gizi atau tidak menjaga kebersihan.

Untuk menopang kita menjadi sehat, perlu memakan 4 sehat 5 sempurna yaitu: nasi, sayur, lauk-pauk,  buah dan susu.

Sering kita menganggap semua penyakit harus disembuhkan oleh Tuhan. Memang benar bahwa Tuhan kita sanggup menyembuhkan segala penyakit, tetapi Tuhan Yesus jugapernah berkata : “Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.” ( Matius 9: 12 )

Sakit gigi misalnya, kebanyakan diakibatkan karena kita banyak makan yang manis-manis, lengket dan tidak rajin menggosok gigi yang dapat membuat gusi bengkak karena infeksi. Memang kalau kita punya iman yang tangguh kita bisa berdoa dan sembuh. Namun ada orang yang lalai dan tidak mau berobat dan mencabut sendiri dengan tang sampai menjadi lebih parah, ini bukan beriman tetapi suatu kebodohan.

 

Iman Pegawai Istana yang diuji dan dikoreksi

Ketika pegawai istana ini mendengar bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia meminta kepada Yesus supaya datang dan menyembuhkan anaknya. Yesus tidak segera datang dan menyembuhkan anak itu, tetapi berkata:  “Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya.”

Seringkali banyak orang baru percaya bila sudah melihat mujizat. Yesus mau mengoreksi sekaligus menguji iman pegawai istana. Namun pegawai istana itu seorang yag beriman dan rendah hati dan dengan sopan memohon kepada Yesus, sehinga anaknya sembuh walau Yesus belum datang ke rumahnya!

Ia percaya akan kuasa perkataan Yesus yang mengatakan:   : “Pergilah, anakmu hidup!”   Dan imannya yang telah dikoreksi oleh Yesus terbukti karena sementara ia dalam perjalanan, hamba-hambanya datang kepadanya dan mengabarkan anaknya hidup.

 

Firman ALLAH berkuasa menyembuhkan

Firman Allah adalah Allah sendiri. Oleh Firman langit dan bumi dijadikan, bahkan Allah menopang segala sesuatu yang ada dengan Firman-Nya (Ibrani 1:3). Oleh Firman Tuhan juga kita bisa disembukan. Dalam Mazmur 107 : 20 disebutkan demikian: “ … disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur.”

Allah bekerja dan melakukan mujizat berdasarkan Firman-Nya. Bahkan Firman Allah itu sejajar dengan Allah, melebihi segala sesuatu (Mazmur 138 :2). Dalam Alkitab versi NAS (New American Standard) ayat ini berbunyi: ”… for Thou hast magnified Thy Word according to all Thy name.”

 

TUHAN juga berkuasa menjauhkan penyakit

Tuhan kita dahsyat,hebat karena Ia bukan hanya menyembuhkan kita dari penyakit tetapi jugamenjauhkan penyakit dari antara umatNya!

Salah satu tips dan rahasia hidup sehat dan panjang umur adalah dengan beribadah kepada Tuhan. Ayat yang sangat populer ini disampaikan TUHAN lewat hamba-Nya,nabi Musa:  “Tetapi kamu harus beribadah kepada TUHAN, Allahmu; maka Ia akan memberkati roti makananmu dan air minumanmu dan Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu.” Tidak akan ada di negerimu perempuan yang keguguran atau mandul. Aku akan menggenapkan tahun umurmu.” (Keluaran 23: 25-26). Tentu hal ini juga didukung dengan penguasaan diri untuk makan yang sehat yang terdapat pada makanan berserat dan bukan hanya pada makanan yang lezat.