Bible Text: Yosua 6:11-20 | Series: Tabut Allah

Sebelum memasuki tanah Kanaan, bangsa Israel harus terlebih dahulu menaklukkan kota Yerikho. Bangsa Israel di bawah pimpinan Yosua menaklukkan kota itu dengan mengelilinginya selama tujuh hari. Para prajurit Israel hanya boleh mengelilingi kota Yerikho sekali saja selama enam hari berturut,  namun pada hari yang ketujuh  mereka haruslah mengelilinginya tujuh kali,  sedang para imam meniup sangkakala.Tuhan berfirman kepada Yosua: “Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan mereka mendengar bunyi sangkakala itu, maka haruslah seluruh bangsa bersorak dengan sorak yang nyaring, maka tembok kota itu akan runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya, masing-masing langsung ke depan.” Kemudian Yosua bin Nun memanggil para imam dan berkata kepada mereka: "Angkatlah tabut perjanjian itu dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut TUHAN." Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu.

 

YERIKHO, kota pertama yang harus ditaklukkan

Untuk mencapai Kanaan, maka kota yang pertama harus ditaklukkan bangsa Israel adalah Yerikho. Mengapa harus kota Yerikho? Kota ini terkenal dengan tembok besarnya, karena memang kota ini adalah kota militer. Konon, di atas tembok ini dapat berbaris lima mobil sejajar. Kota ini juga terkenal dengan kota dagang, tak heran lebih dari 2000 tahun lalu, pada zaman Tuhan Yesus sudah ada kantor bea cukai dengan Zakheus sebagai kepalanya. Yerikho juga terkenal dengan kota wisata, tak heran di atas tembok Yerikho hidup Rahab, pelacur itu yang juga bertindak sebagai mata-mata untuk mengetahui situasi Yerikho. Nama Yerikho juga berarti: “ a pragrant palace” tempat yang harum sekaligus haram.

Demikianlah secara rohani juga, untuk sampai ke Kanaan, yaitu mencapai perjanjian Tuhan yaitu hidup dengan segala kelimpahannya, kita harus mengalahkan tembok keangkuhan yaitu mengandalkan pengertian sendiri, dan harus percaya kepada Tuhan dengan segenap hati (Amsal 3:5-6). Yesus juga pernah menasihati agar hati-hati terhadap ragi Farisi yang hanya menjalankan Taurat tanpa nurani, ragi Saduki yang tidak percaya kehidupan sesudah mati, ragi Herodiani yang sarat pesta pora.

Kota Yerikho penuh dengan pesona dunia, kejahatan dan juga kemewahan. Anak Tuhan memang masih hidup di dunia, tetapi kita harus  dapat  mengalahkan  Yerikho, yaitu dunia dengan segala pesonanya. Rasul Paulus mengingatkan kepada jemaat di kota Roma:  “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12 : 2)

 

Tembok Yerikho  

Pada zaman ini kita tidak lagi menemukan bangunan fisik seperti tembok Yerikho pada zaman Israel. Namun kita berjuang menghancurkan tembok Yerikho dalam bentuk lain. Rasul Paulusmenyebut bahwa meskipun kita hidup di dunia tetapi harus berjuang dengan senjata Allah untuk merubuhkan kubu keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah ( 2 Korintus 10 : 3-5 ). Dalam Alkitab Terjemahan Lama, ayat 5 berbunyi: “…menjatuhkan segala bicara orang, dan segala perkara yang melawan marifat Allah dan kami menawan pikiran bertaat kepada Kristus.”

Manusia duniwai cenderung membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi anak Tuhan harus mengenakan kasih. Dalam Perjanjian Lama, memang Tuhan sering memakai bangsa kafir untuk membalas dosa umatNya, misalnya bangsa Babel yang menawan mereka selama 70 tahun, tetapi sejak zaman Yesus, pembalasan adalah hak Tuhan sendiri. Dalam Roma 12 : 19-20 disebutkan: “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.”

 

Bagaimana Tembok Yerikho dirobohkan

Para imam mengangkut Tabut Tuhan pada pundaknya, sehingga kemuliaan Tabut Tuhan saja yang terlihat, tujuh imam berjalan di depan sambil meniup sangkakala. Pada hari yang ketujuh sangkakala terus menerus dibunyika selama mengelilingi tembok itu tujuh kali disertai suara sorak –sorai seluruh bangsa Israel. Menyongsong hadirat Tuhan, kita harus membuang segala keangkuhan, tetapi sebaliknya menyambut Tabut Tuhan penuh dengan sukacita dan sorak-sorai. Kita juga harus rela mengumandangkan Injil di mana kita berada.  Pengalaman 20 tahun lalu tidak dapat diandalkan, kita harus senantiasa dibaharui dalam hadirat Tuhan. Pengetahuan kita harus terus bertambah, agar kita mengenal Tuhan tidak dengan samar, tetapi dengan benar ( Efesus 1 : 15 – 19 )