Preacher: Pdt. B. Manurung

Puasa adalah salah satu komponen dari ibadah kita. Puasa sudah ada sejak lama, pada masa Musa,  jauh sebelum zaman gereja bangsa Israel sudah mengenal puasa. Sangat disayangkan bila ada orang Kristen yang tidak pernah berpuasa selama hidupnya. Dalam Kitab Imamat 16 : 29 disebutkan bahwa setiap tanggal 10 pada bulang yang ke-7 bangsa Israel wajib merendahkan diri dengan berpuasa, baik orang Israel asli maupun orang asing yang tinggal di negeri mereka sebagai pendamaian dengan mentahirkan segala dosa mereka di hadapan Tuhan.

 

Arti Puasa

Puasa artinya : tidak makan dan tidak minum. Ada juga kalangan yang mengajarkan bahwa puasa tidak boleh makan, tetapi boleh minum. Tetapi puasa yang sesungguhnya adalah tidak makan dan tidak minum. Alkitab dengan tegas dan jelas mengungkapkan hal tersebut.  Dalam Keluaran 34:28 disebutkan: “Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.”  Dalam Alkitab ada tiga nama yang pernah berpuasa selama 40 hari 40 malam yaitu Musa, Elia dan Yesus. Tidak semua orang sanggup melakkan puasa seperti ini.

Dalam keadaan normal, puasa yang dianjurkan adalah 1 hari 1 malam. Namun untuk hal yang gawat atau genting adalah 3 hari 3 malam seperti yang dilakukan oleh ratu Ester ketika bangsa Yahudi mau dipunahkan karena hasutan Haman kepada raja Ahasyweros. Ester dengan cepat menyampaikan pesan kepada Mordekhai supaya orang Yahudi berpuasa tiga hari tiga malam sebelum menghadap raja ( Ester 4 : 13 – 17 )

 

 

Mengapa kita berpuasa?

Untuk merendahkan diri (Nehemia 1 : 4 ). Nehemia tebeban ketika orang Yahudi yang terhindar dari penawanan tetapi mengalami kesukaran besar, ia duduk menangis dan berkabung sambil berdoa dan berpuasa. Dan Allah Yang Maha Tinggi menyatakan kuasaNya.
Mengaku dosa pribadi dan keluarga (Nehemia 1 : 6 -8). Pengakuan dosa dan menyadari pelanggaran dan kemudian mengingat Firman Tuhan dan kemudian melakukan Firman  akan membuat perubahan pada perbaikan!
Untuk kesuksesan (Neh 1:11). Nehemia memyadari bahwa hanya dengan merendahkan diri di hadapan Tuhan akan membawanya kepada keberhasilan. Dengan kekuatan sendiri kita tidak mampu menghadapi semua tantangan dalam pekerjaan dan kehidupan.
Untuk mendapat belas kasih dari Tuhan. Kita perlu kemujuran dari Tuhan. Kalau hanya mengandalkan kemampuan saja, kita bisa gagal. Harus kita ingat, Tuhan saja yang membuat kita beruntung dan mujur ( Yesaya 45 : 7 )

 

Bagaimana seharusnya berpuasa?

Puasa sejati adalah tersembunyi, maksudnya tidak perlu diketahui orang lain bahwa kita sedang berpuasa. Tuhan Yesus menyebut bahwa ibadah kita ( memberi, doa dan puasa ) tidak perlu dihormati atau mendapat perhatian atau pujian dari orang lain, tidak pula menjadi tontonan atau show. Yang terpenting puasa kita mendapat perhatian Tuhan. Yesus mengajarkan untuk tetap biasa saja bila sedang berpuasa, ( Matius 6 : 16 – 17 ) yaitu:

Tidak perlu bermuka muram seperti orang munafik.
Tampil biasa, cuci muka dan meminyaki kepala

Bangsa Israel sering melakukan puasa hanya secara rutinitas dan lahiriah. Memang mereka tidak makan dan tidak minum tetapi melakukan kejahatan. Melalui nabi Yesaya mereka ditegor,   “Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi ( Yesaya 58 : 4). Tuhan tidak ingin kita puasa tetapi karakter buruknya yang meonjol. Allah ingin apabila kita berpuasa, karakter kita harus menjadi lebih baik, karena itu dalam ayat selanjutnya disebutkan: “ … supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu. (Yesaya 57:7-8)

 

Akibat Puasa

Puasa yang benar dan tidak munafik mendatangkan kuasa yang besar! Nehemia yang merendahkan diri di hadapan Tuhan dengan duduk menangis menyesali dosa pribadi dan keluarga, mengundang simpati Allah sehingga permintaannya kepada raja dikabulkan untuk membangin Bait Suci karena tangan Allah yang Maha Murah melindunginya ( Nehemia 2 : 8 ).