Preacher: Pdt. B. Manurung | Series: Tabut Allah

Tabut Perjanjian berbicara dari tahta Allah yang hadir dalam kehidupan umatNya.Tabut Perjanjian terbuat dari kayu yang disalut dengan emas murni. Tutupan grafirat menggambarkan Yesus yang menutup isi tabut. Tabut Perjanjian juga gambaran Kristus dengan gereja agar kemuliaan Allah dinyatakan. Dalam Tabut Perjanjian tersimpan benda-benda yang secara rohani menggambarkan peranan Allah Tritunggal dalam kehidupan kita.

 

1. BULI-BULI EMAS BERISI MANNA

Dalam Ibrani 9 : 3-4 , terjemahan bahasa Indonesia menyebutkan mezbah korban, seharusnya “bokor ” (golden censer) jadi bukan mezbah korban yang terletak di Ruang Maha Kudus.

Benda yang pertama disebutkan dalam Tabut Perjanjian adalah buli-buli emas berisi manna.  Manna adalah makanan bangsa Israel selama pengembaraan di padang gurun. Manna itu  makanan yang diturunkan langsung dari surga. Apabila turis atau wisatawan berkunjung ke negeri mereka, orang Israel bangga sekali mengisahkan bahwa nenek moyang mereka makan manna, hingga mereka menjadi generasi yang pintar dan sehat. Ini juga yang mereka banggakan kepada Yesus, “Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga.” ( Yohanes 6 : 31 ).

Namun Yesus berkata kepada mereka "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. Karena roti yang dari

Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia." Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” (Yohanes 6 : 32 – 35). Gereja di akhir zaman harus bersyukur karena kita mendapatkan manna yang sejati yaitu Yesus sebagai Roti Hidup.

Untuk melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan dalam hidup kita, Firman Allah harus menjadi hal yang utama.  Allah menopang  segala yang ada dengan Firman-Nya yang penuh kekuasaan ( Ibrani 1 : 3 ).  Betapa pentingnya menaruh Firman itu dalam pikiran dan hati kita. Sering kita tidak mendapatkan berkat karena yang ada dalam hati kita kekesalan, kebencian, iri hati, dsb.  Padahal Yesus telah berkata: “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” Karena itu Firman Allah haruslah senantiasa tersimpan dalam hati ( Mazmur 119 : 11 )

 

2. TONGKAT HARUN YANG BERTUNAS

 Peristiwa tongkat Harun yang bertunas diawali oleh persungutan Korah, Datan, Abiram dan grupnya yang iri kepada kepemimpinan Musa dan Harun serta menuduh mereka meninggikan diri atas umat Tuhan (Bilangan 16 : 1-3 ). Selanjutnya Tuhan berfirman kepada Musa agar setiap pemimpin suku memberikan tongkat kepada Musa, lalu dituliskan nama setiap pemimpin pada tongkatnya, dan pada tongkat Lewi harus dituliskan nama Harun (Bilangan 17 : 1-3 ) Semua tongkat itu diletakkan di dalam Kemah Pertemuan di hadapan tabut hukum dan orang yang dipilih Tuhan, tongkat orang itulah akan bertunas; demikianlah Tuhan  meredakan sungut-sungut yang diucapkan mereka kepada Musa dan Harun.

Dan ternyata ketika Musa masuk ke dalam kemah hukum itu keesokan harinya, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam ( Bil 17 : 8 ).

Tunas berbicara dari hal pertumbuhan. Jadi anak Tuhan, kita harus bertumbuh di dalam segala hal, ke arah Kristus (Efesus  4 : 15 ). Kuntum, adalah bakal buah berbicara dari hal potensi yang bisa dikembangkan. Dari kuntum muncul bunga  yang menarik dan berdaya tarik, indah. Anak Tuhan harus punya karakter yang baik agar bisa menjadi saksi dan menarik orang lain. Dan terakhir adalah buah, menggambarkan kharisma yang harus kita miiliki.

 

3. DUA LOH HUKUM

Dua loh hukum yang diberikan Allah bagi umatNya untuk memelihara hubungan secara vertikal dengan Allah ( Hukum I – IV ) dan secara horizontal juga menjalankan kebenaran dalam hubungan dengan sesama manusia (Hukum V - X ).

Hukum yang pertama dan utama adalah mengasihi Allah lebih dari segalanya, karena tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Allah. Karena itu tidak boleh ”ilah”lain dalam diri kita, karena Allah kita membenci berhala dalam diri kita. Kita juga harus menghormati nama Tuhan sejajar dengan diriNya, karena itu tidak boleh mengucapkan nama Tuhan dengan sembarangan, karena orang yang melakukan hal demkian tidak akan luput dari hukuman ( Keluaran 20 : 7 ). Dan kemudian berikutnya kita harus menguduskan hari Tuhan ( Keluaran 20 : 8 – 9 ).

Kita juga harus menjalankan dan menjalani hidup dengan prinsip kebenaran: menghormati ayah dan ibu agar lanjut umur di bumi, tidak membunuh, tidak berzinah: tidak mengucapkan saksi dusta dan tidak mengingini milik orang lain termasuk rumah, isteri dan segala kepunyaannya. Untuk apa itu semua kita lakukan? Supaya berkat dan kemuliaan Tuhan dinyatakan dalam hidup kita (Ulangan 28 : 1 -2)