Daud Dikasihi dan Digembalakan Allah

Preacher: Pdt. B. Manurung | Series: Tuhan adalah Gembalaku

Daud adalah seorang yang hatinya sangat berkenan kepada Allah. Berulangkali dalam Alkitab disebutkan:  “Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.” Sebaliknya Saul, raja pertama bangsa Israel yang punya banyak kelebihan dan penampilan fisik, orang yang tertinggi di Israel hanya sebahunya.

 

Pribadi DAUD

Daud adalah anak ke-8 (bungsu) dari Isai, orang Betlehem. Nama Daud berarti : ”beloved of God” (yang dikasihi Allah). Mengapa Daud yang dipilih Allah, padahal abang-abangnya memiliki fisik dan penampilan yang lebih baik dari Daud? Ternyata di hadapan Tuhan, Daud  memiliki hati yang indah dan selalu ingin mencari hadiratNya.

 

Fisik DAUD

Ketika ketujuh anak Isai lewat di hadapan Samuel, Allah menyatakan tak satupun yang berkenan di hadapanNya, sampai Samuel menyuruh Isai memanggil Daud. Dan setelah Daud dijemput,  dan datang, tampaklah  ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.

Kemerah-merahan

Menandakan tubuh yang sehat. Anak Tuhan harus sehat jasmani dan rohani, segala hal yang merusak kesehatan harus dihindari.

 Matanya indah

Bukan karena alisnya dicukur atau diberi eye shadow, tetapi memiliki rasa belas kasih.   Dalam  Amsal  22:9 (Terjemahan Lama), disebutkan: “Orang yang baik matanya itu akan diberkati, karena telah diberikannya dari pada rezekinya kepada orang-orang miskin.” Kita tidak boleh memandang rendah orang yang hina, tetapi harus memiliki mata yang penuh belas kasih. Melihat orang banyak yang lelah dan terlantar bagai domba yang tak bergembala, hati Yesus tergerak oleh belas kasihan (Matius 9 : 36).

Parasnya elok

Termasuk di dalamnya: tidak cacat, memiliki tubuh yang ideal dan proporsional antara tinggi badan dan berat badan.

 

Karakter/Kepribadian DAUD

Inilah yang menjadi perbedaan besar di antara Daud dengan saudara-saudaranya. Daud dari penampilan memang sangat sederhana, tetapi jiwanya mulia. Dalam Mazmur 131:1-3 Daud mengungkapkan hal ini.

Tidak tinggi hati

Banyak orang yang tidak dipakai Tuhan karena memiliki tinggi hati termasuk tinggi setelan. Sepatu atau baju saja bila ukurannya kebesaran bisa kedodoran. Namun Daud orang rendah hati dan sederhana sehingga mendapat  pemeliharaan  dari  Tuhan (Mazmur 116 : 16).

 

Tidak memandang dengan sombong. Daud tidak pernah memandang orang yang rendah dengan hina tetapi dengan  kasih.

 

Tidak mengejar hal-hal yang terlampau ajaib. Daud tidak ambisius tetapi dapat mengenal dirinya dan kemampuannya. Menjelang SNMPTN banyak juga peserta yang memilih jurusan yang tak mampu diraihnya sehingga gagal, padahal jika ia tahu kadar kemampuannya bisa lulus di jurusan yang lain.

 

Dapat menenangkan jiwa, seperti anak yang disapih dan berbaring dekat ibunya. Arus mode, trend kadang membuat manusia tidak tenang. Ada yang selalu mau pakaian, mobil mode terbaru meski tidak butuh, hanya supaya kelihatan keren.

 

Berharap kepada Tuhan. Ayah Daud, Isai adalah orang yang sederhana. Namun Daud memiliki jika yang kaya dan berharap pada Tuhan.

 

DAUD diurapi

Daud suka mencari hadirat Allah sehingga ia menjadi pemazmur yang disenangi  sekaligus disegani di Israel.

Urapan TUHAN pada petikan kecapinya dan pujiannya membuat roh jahat yang ada pada Saul menjadi lari. Daud juga punya kesaksian kepada Saul untuk menantang Goliat karena ia biasa menghajar singa atau beruang yang mengancam kambing dombanya.

Urapan Tuhan membuat kita menjadi orang yang disukai dan dicari termasuk oleh yang membenci kita, kita sukses dalam pekerjaan dan memiliki prestasi sebagai kesaksian, bahkan kemenangan dan keamanan dilimpahkan Tuhan ( 1 Raja-raja 5:4 ).

 

Kelemahan DAUD

Walaupun Daud punya banyak kebebihan, namun Daud gampang terpikat kepada banyak wanita. Padahal Allah telah mengingatkan agar seorang raja tidak boleh memiliki banyak isteri, supaya hatinya jangan menyimpang dari Tuhan ( Ulangan 17:17 ). Daud ditegor keras oleh nabi Natan karena mengambil Batsyeba, isteri Uria. Bahkan Daud memiliki isteri 8 orang termasuk Mikhal, putri Saul, juga Abigail, seorang janda. Abigail dulunya adalah suami Nabal, seorang yang bebal yang kemudian dihukum Tuhan. Akibat dosa-dosanya Daud harus menerima hukuman Tuhan (Mazmur 38 : 4 - 5).

Tuhan adalah Gembalaku

Bible Text: Mazmur 23:1-6 | Series: Tuhan adalah Gembalaku

Mazmur di atas adalah pengalaman Daud, anak bungsu dari Isai yang dipilih oleh Tuhan menjadi raja Israel. Daud  hanyalah seorang yang bersahaja namun memiliki hubungan yang akrab dengan Tuhan. Samuel hampir saja terkecoh ketika melihat penampilan fisik Eliab, namun Tuhan tidak memilihnya, demkian juga dengan Abinadab, Syama sampai semua ketujuh saudaranya lewat di depan Samuel, namun semuanya tidak dipilih Tuhan. Akhirnya Samuel menanyakan apakah ada anaknya yang lain. Barulah Isai  memberitahu  bahwa Daud,    anak yang bungsu sedang  menggembalakan kambing domba.  Samuel berkata kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari." Dan Samuel kemudian mengurapi Daud. Mengapa Daud yang diurapi mejadi raja? Dia memiliki hati yang haus mencari hadirat Allah, Tuhan yang menjadi pemimpin, gembala, yang menjadi nomor satu dalam hidupnya.

 

Siapakah Gembala itu?

Alkitab bahasa Batak Toba ( Bibel ) sangat kaya dalam pengertian, karena banyak mengadopsi dari bahasa aslinya, Ibrani. Mazmur 23:1 berbunyi: “Jahowa do  Siparmahan ahu, ndang tagamon hurangan ahu.” Ketika Allah menjadikan langit dan bumi, itu diperkenalkan dengan nama Elohim (bentuk jamak dari Eloah) yang artinya “The Strong of God.” Namun ketika Tuhan menjunan manusia dan menghembuskan nafasNya ( Kejadian 2:7 ), itu diperkenalkan dengan nama JHVH (Jehovah) yang artinya : Tuhan Yang Maha Kasih, yang memelihara dan menggembalakan umatNya. Bagaimana Jehovah menujukkan diri sebagai Gembala yang penuh kasih? Dalam Yesaya 44:6 ( bhs. Batak toba ) disebutkan:  “Songon  on  do  hata ni

Jahowa, raja ni Israel dohot sipalua ibana, Jahowa Zebaot: “Ahu do parjolo jala ahu do parpudi, jala ndang adong Debata  dungkon ni ahu.” Allah menjadi Juruselamat, melalui anakNya Yesus yang melepaskan kita dari dosa dan membawa damai.

 

Bagaimana cara TUHAN menggembalakan kita?

Domba tidak pernah lepas dari padang rumput hijau di mana dia bisa hidup dan bertumbuh. Di sanalah domba dibaringkan (kakinya dilipat) untuk menikmati rezeki. Seorang gembala harus berdiri di depan untuk menuntun domba agar tidak tersesat dari kumpulan dan menjadi incaran binatang buas dan domba harus mengikut gembala, mendengar suara gembala agar tidak kehilangan arah dan tercerai dari kumpulan. Beda dengan kerbau, penggembalanya ada di belakang seraya mencambuk agar tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. Dalam Yohanes 10 : 27 disebutkan:  “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.” Bila ada domba yang nakal, berusaha cari jalan sendiri, maka tongkat gembala akan menarik dia kembali pada kumpulannya.

Apabila ada domba yang jauh dari kumpulan mencari jalannya sendiri dan tersesat gembala harus mencarinya sampai dapat. Dalam Lukas 15 : 4-5 disebutkan: "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira.” Domba yg tersesat yang kemudian didapat tersebut digendong bukan karena lebih istimewa dari yang lain atau dombakesayangan, tetapi karena telah invalid dan diberi pengajaran khusus dengan “tongkat” gembala, namun tetap disambut dengan gembira.

Mengapa Gembala tetap mencari yang satu dan meninggalkan yang 99 sampai Ia menemukannya? Allah kita tidak ingin ada domba yang lari dari kumpulan sehingga jadi incaran iblis. Dia ingin kita ada dalam kumpulan 100 yang tidak ganjil. Iblis suka bekerja memperdaya iman kita termasuk dengan mengadakan mujizat yang ganjil. Sebagai domba kita harus taat supaya jangan jadi mangsa dari si jahat.

Domba yang digembalakan Tuhan memiliki kepastian : ”I have everything I need.” Tidak mengalami takut bahaya, karena merasakan penyertaan Tuhan.

 

Bagaimana domba menyikapi Gembala?

Salah satu karakteristik domba adalah dapat diarahkan, dipimpin menjadi satu kawanan. Dalam Yohanes 10:16 disebutkan: “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.”

Seorang gembala harus dapat menggembalakan dombanya dengan sukarela, tidak dengan paksa seakan memerintah, tetapi menuntunNya sesuai dengan kehendak Allah dengan penuh dedikasi ( pengabdian diri ) dan jangan karena mau mencari keuntungan ( 1 Petrus 5:2 ).  Sesama domba juga harus berkawan, tidak mencari lawan. Kita harus dapat menerima domba yang lain walau punya perbedaan. Domba harus memiliki kerendahan hati untuk mengikuti teladan Gembala.

 

Iblis Dihukum

Preacher: Pdt. B. Manurung | Series: Lawanlah Iblis

Iblis atau yang sering disebut setan, naga, atau si ular tua akhirnya dihukum, menyusul kemudian binatang (antikristus) dan nabi palsu. Iblis disebut si ular tua karena di Taman Eden, ia menyaru sebagai ular yang kemudian memperdaya Hawa. Setan suka meniru, kalau Allah kita tritunggal, setan juga terdiri dari tiga oknum, yaitu :

Iblis, setan, si ular tua (naga) yaitu yang melawan Allah Bapa (Wahyu 20:1-2).
Antikrist (binatang), sering juga disebut si Dajal atau manusia durhaka (2 Tesalonika 2:3). Antikris disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda  dan mujizat palsu (2 Tesalonika 2:9-10)
Nabi palsu, berasal dari orang yang sudah percaya, bahkan sudah penuh Roh Kudus, tetapi tidak setia dalam pengajaran dan kemudian murtad (Wahyu 12:3-4)

Antikristus lebih dahulu dihukum pada hari Maranatha

Di masa tiga setengah tahun aniaya, ketika gereja yang sempurna sudah disingkirkan ke padang belantara, namun orang percaya yang masih tertinggal akan mengalami penyiksaan oleh Antikris. Namun pada hari Maranatha antikris kemudian dihukum. Dalam Wahyu 19:19-20 disebutkan, "Dan aku melihat binatang itu dan raja-raja di bumi serta tentara-tentara mereka telah berkumpul untuk melakukan peperangan melawan Penunggang kuda itu dan tentara-Nya. Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang."

Pusat pemerintahan antikristus akan berada di Yerusalem, dari sanalah ia akan memerintah seluruh bumi dan menyatakan diri sebagai Allah. Rasul Yohanes dalam penglihatannya di pulau Patmos sudah menubuatkan apabila sangkakala keenam dibunyikan, maka keempat malaikat yang terikat di sungai Efrat dilepas, akan membunuh sepertiga umat manusia, namun manusia yang tidak mati pada peristiwa itu tidak juga bertobat dan malah menyembah roh-roh jahat dan berhala-berhala dari emas dan perak, dari tembaga, batu dan kayu yang tidak dapat melihat atau mendengar atau berjalan, dan mereka tidak bertobat dari pada pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian (Wahyu 9:14-21).

Gereja yang sempurna luput dari aniaya antikristus

Dalam Wahyu 12:1-6 disebutkan bahwa gereja masih di bumi sesaat setelah kedatangan antikristus yang menyeret 1/3 bintang-bintang di langit, tetapi kemudian perempuan (gereja) itu disingkirkan ke padang gurun selama 1260 hari (tiga setengah tahun). Untuk menjadi ge reja yang sempurna kita harus memiliki dua sayap burung nasar yaitu Firman dan Roh Kudus. Banyak ajaran baru namun palsu yang mengatakan kita hanya perlu Roh Kudus, tak perlu Firman. Orang yang tidak teguh pada perkataan dan pengajaran Allah akan gampang disesatkan karena tidak mengerti dan kemudian memutarbalikkan firman.  Dalam 2 Petrus 3:16 disebutkan: "Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain."

Antikristus akan melakukan hal-hal yang dahsyat

Manusia suka hal yang spektakuler dan dahsyat. Ini salah satu trik antikristus mencari pengikutnya. Dalam Wahyu 13:11-13 disebutkan bahwa antikristus mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang, sehingga seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh. Kita harus waspada terhadap tipu muslihat iblis. Pada zaman nabi Musa, bangsa Israel telah diperingatkan untuk tidak terkontaminasi atau terpengaruh terhadap seluk beluk pekerjaan iblis. Dalam Ulangan 18:10-12 disebutkan beberapa pekerjaan iblis yang dapat menyusup melalui manusia, antara lain: menelusuri api, bertenung, hobatan, ahli nujum, penyihir, pemantera, bertanya pada setan, bertanya pada orang mati. Tidak heran di zaman modern sekarang masih ada orang Kristen yang mau menikah bertanya atau minta restu kepada orangtuanya di kuburan sambil membawa pasangannya.

Iblis akan dihukum untuk selama-lamanya

Dalam Wahyu 20:1-2 disebutkan bahwa iblis dikurung selama 1000 tahun ke dalam jurang maut supaya jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa. Namun dalam Wahyu 20:7-8 setelah itu iblis dilepaskan untuk menyesatkan bangsa-bangsa  pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang. Namun akhirnya iblis dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, disiksa untuk selama-lamanya (Wahyu 20:9-10).

Hati Yang Tandus Jadi Incaran Iblis

Preacher: Pdt. B. Manurung | Series: Lawanlah Iblis

Tidak sembarang orang yang dapat dijadikan iblis menjadi mangsanya. Iblis mencari hati yang tandus, gersang. Dalam Matius 12 : 43-44 disebutkan:  "Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapi teratur.” Kita harus mengalami persekutuan dengan Tuhan dan FirmanNya, memelihara hubungan baik dengan sesama, agar hati kita tidak sampai tandus dan gersang. Iblis bisa kembali apabila rumah rohani kita menjadi kosong, tanpa perabotan. Rumah yang kosong, bersih tersapu dan teratur, tanpa perabotan menggambarkan kehidupan rohani yang hanya rutinitas atau kebiasaan, hidup tanpa Roh Kudus.

 

Agar tidak tandus, hati harus didirus Firman dan Roh Kudus

Firman Allah yang kita terima dan dengar harus mendapat tempat di hati sehingga kita menjadi pelaku firman dan mengalami pembaharuan hidup. Banyak orang yang sudah menerima dan mengecap  firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, namun hidupnya menjadi buruk karena menyangkal imannya, orang seperti ini  tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum (Ibrani 6 : 4-6 ).

Hidup tanpa Roh Kudus dapat memupus kehidupan yang kudus sehingga manusia lebih menuruti hawa nafsu pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini ( Yudas 1 : 18-19 ). Karena itu kita harus memelihara persekutuan dengan Roh Kudus supaya hidup kita didirus dengan hujan pertobatan, pembaharuan budi yang terus menerus sehingga hati kita disegarkan dan tidak tandus. Kita harus membangun diri di atas dasar iman yang paling suci dan berdoa dalam Roh Kudus.

 

Harus menjadi rumah dari Roh Kudus

Rumah yang kosong, bersih teratur dan tanpa perabot akan menjadi incaran dan sasaran iblis. Karena itu kita harus menjadi rumah Roh Kudus ( 1 Korintus 3 : 16 ), hidup kita dikuduskan dan dilayakkan sehingga dapat menjadi perabotannya Allah. Rasul Paulus menulis kepada Timotius: “Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia.” ( 2 Timotius 2 : 20 ).

 

Menjadi perabot dalam Rumah Tuhan

Di dalam Tabernakel ada banyak perabotan yang digunakan, ada yang terbuat dari tembaga, seperti meja korban bakaran dan bejana pembasuhan. Namun ada yang terbuat dari emas seperti : Kaki Dian, Meja Roti, Mezbah Dupa, Tirai dan Tabut Perjanjian.

Demikian juga dalam rumah Tuhan, jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia. Karena itu hidup kita harus dipimpin Roh Allah agar kita diubahkan, dibawa dari kemuliaan kepada kemuliaan.

Di depan pintu Tabernakel ada bejana pembasuhan. Demikian halnya secara rohani kita harus dibaptis dalam kematian Yesus untuk bangkit dan mengalami kehidupan baru sehingga layak dipergunakan menjadi perabotan yang mulia.

Di Ruang Kudus dalam Tabernakel juga ada perabotan seperti Kaki Dian (pelita ) dan Meja Roti. Firman Tuhan harus menjadi pelita menerangi hati kita sehingga kita pun dapat tampil bercahaya menjadi terang dunia (Matius 5 : 14).  Juga ada meja roti di mana ada “Roti Hadirat” yang selalu segar. Firman Allah harus membuat mata hati kita terang, sehingga mengenal Tuhan dengan benar, menjadikan hidup kita lebih baik.

Jemaat di Berea kehidupan rohani dan jasmaninya jauh lebih baik daripada jemaat di Tesalonika karena setiap hari mereka membaca dan menyelidiki Kitab Suci dan menerima Firman Allah dengan segala kerelaan hati ( Kisah Para Rasul 17 : 11 ).  Firman Tuhan harus mendapat tempat di hati kita. Dalam Amsal 3:3 disebutkan: “Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu.” Dalam salinan KJV disebutkan: “Let not mercy and truth forsake thee: bind them about thy neck; write them upon the table of thine heart.”

Umat Tuhan juga harus jadi alat dalam Rumah Tuhan, terlatih melayani Tuhan, beribadah kepada Tuhan. Banyak yang dapat kita perbuat sebagai tanda bakti kita kepada Tuhan. Lewat pujian atau ucapan bibir yang memuliakan namaNya, bersaksi, memberi perhatian kepada orang yang membutuhkan. Semua perbuatan bakti kepada Tuhan itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk  masa kini maupun untuk masa yang akan datang  ( 1 Timotius 4 : 8 )

Melalui ibadah yang benar kita mewariskan iman kepada generasi berikutnya sehingga mereka menjadi angkatan orang benar yang diberkati
( Mazmur 112 : 2 ). Akhirnya, marilah kita menjadi perabot dalam Rumah Tuhan agar bisa melihat Tabut Tuhan, yaitu perjanjian Allah yang akan dinyatakan dalam kehidupan keluarga kita.

Lawanlah Iblis!

Preacher: Pdt. B. Manurung | Series: Lawanlah Iblis

Di akhir zaman, iblis bekerja lebih giat mempengaruhi, menggoda manusia sehingga kejahatan semakin bertambah-tambah. Iblis memang tidak dapat dilihat wujud fisiknya, namun kehadirannya yang menggelisahkan, membuat bimbang hingga  menakutkan. Dan iblis memang bekerja lewat jalur kekuatiran.  Anak Tuhan harus beriman dan menang di atas persoalan sehingga mampu mengalahkan tipu muslihat iblis. Kita tidak boleh terlena dalam kekuatiran dan kecemasan tetapi harus dapat tenang supaya dapat berdoa. Di hari-hari terakhir banyak peristiwa di alam  yang mengakibatkan banyak manusia  akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang ( Lukas 21 : 26 ).

 

Asal usul iblis

 Seorang ibu pernah bertanya: “Pak Pendeta, mengapa Allah menciptakan iblis, sehingga menjerat manusia untuk berdosa, apakah tidak lebih baik iblis dibinasakan?” Allah tidak pernah menciptakan iblis. Yang diciptakan  adalah malaikat sebagai pelayan Allah. Dari antara banyak malaikat itu ada tiga malaikat yang terkemuka yaitu:

Mikhael  - Daniel 10:13 ; Yudas 1:9
Gabriel – Daniel 9:21; Lukas 1 : 26
Lusifer - Yesaya 14 : 12

Lusifer, atau sering disebut dengan “Putera Fajar” atau “Bintang Fajar” adalah pemimpin para malaikat untuk menaikkan pujian di dalam surga, dia jugalah yang memimpin malaikat untuk bersorak ketika bumi diciptakan (Ayub 38 : 7-8). Namun Lusifer kemudian menjadi sombong dan mau meninggikan diri mengatasi Allah sehingga kemudian dijatuhkan dari surga.

Lusifer diciptakan dengan sempurna, maha indah, penuh hikmat. Namun kemudian menjadi sombong, curang dengan melakukan pemberontakan terhadap Allah Bapa dan melakukan kekerasan dan penipuan, sehingga dilemparkan oleh Allah ke bumi
(Yehezkiel 28 : 12-17).

 

Mengapa Lusifer jatuh menjadi iblis?

Lusifer yang diciptakan sempurna, sombong karena kebolehan dan keindahannya. Ia kemudian berkeinginan melawan Allah Bapa. Dalam Yesaya 14 : 12-14 disebutkan:  "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!”

Sejak saat itu Lusifer yang membawa 1/3 malaikat dibuang dari surga dan menjadi iblis yang mengembara di bumi, mencari siapa yang dapat ditelannya. Iblis merusak bumi yang telah diciptakan dengan sempurna menjadi gelap gulita , kacau balau (Kejadian 1 : 2), namun Allah kemudian menjadikan terang. Sebagian malaikat yang bersama dengan Lusifer dibuang dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman ( 2 Petrus 2 : 4 )

 

Bagaimana iblis masuk?

Lewat pembicaraan ( dialog )

Iblis sering datang dan masuk lewat pembicaraan. Dalam Kejadian 3 : 1-4, iblis yang datang kepada Hawa dalam rupa ular memulai pembicaraan "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?". Sebenarnya Allah tidak berkata demikian, sebab ada satu pohon di tengah taman yang tidak boleh dimakan. Hawa juga memberi sahutan kepada iblis:  "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." Hawa menambahi Firman Allah, karena Allah hanya berkata buah dari pohon itu yang tidak boleh dimakan.

 

Lewat perasaan iri hati

Iblis juga datang kepada kita lewat perasaan iri hati yang sering membuat hati kita panas. Kain membunuh adiknya Habel karena iri persembahan adiknya diterima sedangkan persembahannya ditolak (Kejadian  4 : 5 - 6). Iblis telah menggoda Kain yang tidak dapat menguasai perasan hatinya yang menjadi  panas  sehingga  dosa sudah mengintip di depan pintu ( Kejadian 4:7 ).

 

Lewat pengajaran palsu

Iblis dapat menggelisahkan orang yang percaya sekalipun dengan ajaran palsu  yang pada mulanya mungkin pada mulanya mempesona tetapi kemudian menggelisahkan. Jemaat di Galatia dicap Rasul Paulus sebagai ”orang bodoh” karena begitu mudahnya terperdaya menerima pengajaran lain yang menerima Roh karena melakukan hukum Taurat ( Galatia 3 : 1 -2 )

 

Bagaimana melawan iblis?

Kehadiran iblis yang bisa dirasa harus bisa diatasi dan ditanggulangi, antara lain:

Jangan beri kesempatan kepada iblis ( Efesus 4 : 26-27 ). Iblis dapat menyusup lewat amarah yang tak terkendali, karena itu kita harus dapat melawannya sehingga iblis tidak ada ruang untuk masuk.
Kuat di dalam Tuhan, mengenakan selengkap senjata Allah sehingga dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis (Efesus 6 : 10-11)
Menguasai diri  dan menjadi tenang, supaya dapat berdoa ( 1 Petrus 4 : 7 ). Iblis hadir lewat situasi gelisah, tidak tenang, ragu-ragu, bimbang, gusar. Karena itu kita perlu mengundang Yesus yang menghadirkan ketenangan (Markus 4 : 39).

Perjamuan Kawin Anak Domba

Preacher: Pdt. B. Manurung | Series: Masa Raya Pondok Daun

Perjamuan Kawin Anak Domba adalah suatu rahasia besar bagi gereja di akhir zaman. Dalam Perjanjian Baru ada paling sedikit empat rahasia kegenapan dari rahasia Kristus, antara lain:

Sebagian dari Israel menjadi tegar sampai  jumlah bangsa kafir (non-Israel) yang selamat penuh – Roma 11:25
Ada generasi yang tidak akan  semua mati ketika Yesus datang, yang kemudian diubahkan dengan tubuh  kebangkitan - 1 Korintus 15:51-52 ; Lukas 21:32
Rahasia Kristus dengan jemaat yang digambarkan dalam hubungan suami-istri - Efesus 5:32
Rahasia kedurhakaan di akhir zaman, dosa makin bertambah-tambah – 2 Tesalonika 2:7-8 

 

Siapa yang diundang?

Ternyata tidak sembarang orang yang diundang dalam Perjamuan Kawin Anak Domba, karena itu sangat berbahagia mereka yang diundang dan hadir dalam perjamuan itu. Pada pesta pernikahan yang mendapat undangan adalah mereka yang telah dewasa, andaipun ada anak-anak yang hadir mereka sebenarnya tidak diundang. Untuk ikut dalam Perjamuan Kawin Anak Domba yaitu  pernikahan Kristus dengan Gereja yang dewasa dan sempurna, maka kita harus mempersiapkan diri menjadi umat Tuhan yang dewasa oleh pengalaman dan persekutuan dengan Roh Kudus. Gereja harus mengalami kedewasaan penuh seperti Kristus agar dapat dipertunangkan, sebagaimana dikatakan oleh Paulus:    ”Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.” ( 2 Korintus 11 : 2 ). Karena itu kita perlu Roh Kudus untuk mendewasakan kerohanian kita.

Syarat untuk masuk Perjamuan Kawin Anak Domba

Untuk memasuki perjamauan ini, ditentukan beberapa syarat bagi mereka yang diundang untuk menghadirinya:

Memakai Pakaian Pesta
Dalam Matius 22:11-12 disebutkan bahwa: Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.

Sebenarnya di pintu masuk telah disediakan pakaian pesta untuk setiap undangan. Pakaian berbicara dari hal kepribadian. Dari pakaian seseorang kita bisa tahu karakter bahkan profesi seseorang. Yesus adalah pintu masuk, dan setiap yang ingin masuk ke perjamuan itu haruslah mengenakan kepribadian Yesus dalam hidup mereka.

Rasul Paulus memberi nasihat kepada jemaat di Roma, ”Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai   perlengkapan  senjata  terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Roma 13:13-14)

Kita juga harus belajar kepada kepribadian Yesus yang lemah lembut dan rendah hati (Matius 11:29), dan juga dalam hidup bersama menaruh pikiran dan perasaan yang juga terdapat dalam Kristus Yesus (Filipi 2:5)

Bagaimanakah wujud pakaian pesta itu? Dalam Wahyu 19:6-9  disebutkan kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih yang merupakan perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus.

Memiliki sukacita oleh urapan
Suasana dalam Perjamuan Kawin Anak Domba penuh dengan sukacita dan semarak. Untuk mempersiapkan diri ke sana kita harus memiliki sukacita yang melimpah dalam hidup, walau banyak tantangan dan rintangan. Dalam Mazmur 45:8 disebutkan: ”Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu.”

Dunia yang kita diami tidak luput dari penderitaan dan kesukaran namun kalau kita memiliki urapan Roh Kudus, semuanya itu bisa dilenyapkan dan digantikan dengan sukacita.

Dalam Yesaya 10:27a disebutkan: Pada waktu itu beban yang ditimpakan oleh mereka atas bahumu akan terbuang, dan kuk yang diletakkan mereka atas tengkukmu akan lenyap.” Terjemahan Baru Indonesia kehilangan kata: ”oleh minyak.” Dalam Alkitab Terjemahan Lama disebutkan: ”... maka kuk itu akan  rusak kelak oleh minyak.”

Memiliki minyak pada pelita dan cadangan pada buli-buli.
Lima anak dara yang bodoh tidak diperkenankan masuk ke Pesta Perjamuan karena kehabisan minyak dalam pelita karena tidak membawa minyak persediaan atau cadangan. Karena kehabisan minyak mereka meminta kepada lima anak dara yang bijaksana: “Berikanlah kami sedikit dari minyakmu, sebab pelita kami hampir padam.” (Matius 25:8). Tetapi lima anak dara yang bijak itu menjawab; “Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.” Gereja, umat Tuhan harus memiliki minyak dalam pelita dan mempersiapkan minyak cadangan itulah dua bagian Roh Allah yang menghentar kita kepada kesempurnaan.

Lima anak dara yang bodoh yang kehabisan minyak akhirnya tidak dapat masuk ke Perjamuan Kawin karena pintu sudah ditutup, sekalipun mereka mengetuk untuk dibukakan pintu. Mari bersiap menanti Perjamuan Kawin Anak Domba dengan menantikan dan memiliki urapan Roh Kudus.

Pohon-pohon Yang Digunakan pada Masa Raya Pondok Daun (2)

Preacher: Pdt. B. Manurung | Series: Masa Raya Pondok Daun

Bangsa Israel harus rela meninggalkan rumah mereka dan tinggal di dalam pondok selama masa raya Pondok Daun. Kita juga harus rela melepas semua gengsi dan arogansi dan mau berkumpul dengan saudara-saudara yang lain dalam persekutuan. Kita harus menjadi “pohon” yang mempunyai karakter yang baik, karena tidak semua pohon yang digunakan pada masa raya ini. Hanya yang terpilih dan memiliki karakter yang berkenan kepada Allah.

 

Pohon Zaitun

Pohon zaitun terkenal dengan daya tahan, kesegaran daunnya yang luar biasa. Ketika bumi dihukum Allah dengan air bah selama 150 hari,  dan air makin berkurang.  Nuh melepas seekor burung merpati  untuk melihat, apakah air itu telah berkurang dari muka bumi.  Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tempat tumpuan kakinya dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, karena di seluruh bumi masih   ada air  ;  lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera.

Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu dari bahtera; menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun yang segar. ( Kejadian 8 : 9-11 ). Anak Tuhan harus bisa tampil segar, tegar walaupun dalam keadaan sukar karena ada Roh Kudus yang memberi urapan baru. Kita harus tampil eksis seperti pohon zaitun yang menghijau di dalam rumah Allah, percaya akan kasih setia Allah selamanya ( Mazmur 52: 10 )

 

Pohon zaitun juga terkenal dengan minyaknya yang biasa digunakan untuk:

minyak urapan pada pelantikan raja, nabi dan imam
minyak penerangan dalam Tabernakel ( kaki dian )
obat untuk menangkal angin malam, biasa digunakan para gembala kepada domba ( Bdk. Mazmur 23 : 5 )
bahan makanan

Pohon zaitun adalah pohon yang elok, tingginya bisa mencapai 6 meter, dahannya banyak, usianya bias beratus-ratus tahun bila tidak diganggu.  Lewat nabi Yeremia, bangsa Israel pernah dipuji oleh Tuhan sebagai Pohon zaitun yang rimbun dan elok. ( Yeremia 11:16 )
Pohon zaitun juga menggambarkan anak Tuhan yang memiliki kepribadian yang terpuji, memiliki urapan Roh Kudus dan kepribadian yang baik ( Pengkhotbah 9 : 8 )

 

Pohon Minyak ( zait hutan )

Hampir sama dengan pohon zaitun, namun pohon minyak biasanya tumbuh liar di hutan, bijinya lebih kecil. Tetapi pohon ini banyak mengandung minyak sehingga gampang terbakar. Ini adalah gambaran anak Tuhan yang responsif terhadap api Roh Kudus, semangatnya gampang bernyala bila dibakar oleh api Roh Kudus. Yesus pernah berkata :  "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala.” ( Lukas 12 : 49 )

Kayu dari pohon minyak juga terkenal kuat, tidak gampang dimakan rayap, mengkilap sehingga banyak digunakan sebagai bahan perabotan. Anak-anak Tuhan juga harus punya karakter yang bagus, minyak urapan sehingga layak digunakan untuk menjadi perabot dalam Rumah Tuhan. Dalam 2 Timotius 2:20 disebutkan: ”Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia.”

Mengapa kita harus menjadi perabot dalam Rumah Tuhan? Rumah rohani tanpa perabotan akan menjadi tempat sasaran roh jahat yang keluar dari manusia ( Matius 12 : 43-44 )

 

Pohon Murd

Pohon ini mengandung getah yang harum apaila kulitnya dipotong atau dilukai. Minyak ini juga digunakan untuk minyak urapan yang kudus. Murd menggambarkan kehidupan yang harum karena tekun dalam penderitaan dan berhasil dalam pelayanan.

Raja Salomo berkata: ”Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal...” ( Pengkhotbah 7 : 1 ). Nama baik juga lebih berharga daripada kekayaan yang besar, dikasihi orang lebih baik daripada perak dan emas ( Amsal 22 : 1 )

Ester, yang  nama Ibraninya adalah Hadasa ( Ester 2 : 7 ), artinya ”murd” telah dirawat selama 6 bulan dengan wangi-wangian dari minyak mur dan enam bulan lagi dengan wewangian lain ( Ester 2:12 ). Sesudah dirawat dengan minyak mur inilah maka hati raja Ahasyweros jatuh kepadanya sehingga Ester diangkat menjadi permaisuri menggantikan ratu Wasti. Nama Wasti artinya ”cantik” tetapi tidak memiliki keharuman, perangainya jelek dan tidak tunduk kepada suaminya, raja Ahasyweros. Prestasi ratu Ester yang menyelamatkan bangsa Israel dari kepunahan bukan hanya dikenang bangsa ini sepanjang masa tetapi juga dihargai oleh Allah.

Kita juga harus punya nama yang harum, prestasi harum, persembahan yang harum melalui penampilan dan keberadaan kita. Sebagaimana Rasul Paulus menyampaikannya kepada jemaat di Korintus :   ”Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.” ( 2 Korintus 2 : 14 – 15 )

 

Pohon-pohon Yang Digunakan pada Masa Raya Pondok Daun (1)

Preacher: Pdt. B. Manurung | Series: Masa Raya Pondok Daun

Masa Raya Pondok Daun dirayakan bangsa Israel pada tanggal 15 bulan ketujuh selama seminggu. Pada perayaan ini  mereka harus mempersembahkan  korban bakaran kepada TUHAN, sebagai bau yang menyenangkan. Dalam Bilangan 29 : 12 – 40 dicatat dengan cermat korban bakaran mereka selama seminggu adalah :

70 ekor lembu jantan
98 ekor anak domba
14 ekor domba
7 ekor anak kambing

Jadi keseluruhannya berjumlah 189.

 

Bilangan “189” adalah hasil perkalian dari 3 x 7 x 9. Alkitab kita penuh dengan angka-angka dan mempunyai makna rohani.

Angka 3 berbicara dari Tritunggal Allah.
Angka 7 berbicara dari hal kesempurnaan.
Angka 9 berbicara dari hal buah dan karunia Roh Kudus.

Di akhir zaman Tritunggal Allah akan menyempurnakan gereja sehingga orang percaya akan memiliki buah dan karunia Roh Kudus, sehingga gereja tidak bercacat cela di hadapan Tuhan. Buah Roh Kudus membuat kita disenangi orang banyak dan karunia Roh Kudus membuat kita menjadi orang yang berkarisma dan disegani.

Pada  masa raya Pondok Daun, mereka menggunakan buah, pelepah dan ranting pohon tertentu untuk digunakan bersukaria di hadadapan Tuhan. Pohon-pohon yang digunakan itu antara lain:

 

Pohon-pohon yang elok

Tidak disebutkan secara rinci pohon-pohon elok yang dimaksud. Namun Alkitab harus dijelaskan dengan Alkitab, bukan dengan tafsiran manusia. Dalam Kitab Yesaya 27:2 disebutkan demikian, “Pada waktu itu akan dikatakan: "Bernyanyilah tentang kebun anggur yang elok!” Anggur berbicara dari hal hidup yang elok,   indah    dan   harmonis   dalam keluarga atau rumahtangga. Anggur juga berbicara dari hal cintakasih, sukacita,  kepuasan dan kelimpahan. Dalam Kidung Agung 4 : 10 disebut oleh Salomo: “Betapa nikmat kasihmu, dinda, pengantinku! Jauh lebih nikmat cintamu dari pada anggur, dan lebih harum bau minyakmu dari pada segala macam rempah.” Kata-kata yang manis dan bukan sinis juga sebagai ekspresi orang yang memiliki cinta kasih ( Kid. 5: 16 ). Buah anggur juga mempunyai khasiat yang memberi efek ceria, mendatangkan suasana sukacita (Pengkhotbah 10 : 19)

 

Pohon Korma

Pohon kurma mampu bertumbuh dengan kuat dan berbuah lebat sampai masa tua walau habutatnya di padang pasir. Pohon ini bebricara tentang: keuletan, kemenangan, ketabahan dan persaudaraan.

Beberapa karakter pohon ini antara lain:

Akarnya bisa masuk ke dalam tanah sangat dalam sampai menemukan sumber air. Sebelum tumbuh, biji kurma ditimpa dengan batu agar tidak tertiup angin di padang pasir. Ini adalah gambaran orang yang berakar dalam Yesus, dibangun di atas Dia (Kolose 2 : 7).
Tumbuhnya  tidak  sendirian, tetapi berumpun atau berkelompok. Anak Tuhan harus membina persekutuan lewat pertemuan ibadah dan kegiatan gerejawi.
Pelepahnya yang panjang dapat menjadi tempat berteduh di padang pasir yang panas. Kita harus bisa menjadi tempat pertolongan bagi saudara seiman dan orang yang membutuhkan.
Punya daya tahan / mampu tumbuh di tempat yang gersang. Anak Tuhan harus memiliki daya tahan terhadap penderitaan.
Berbuah lebat di masa tua, menikmati perjanjian Tuhan (Mazmur 92 : 13-16 ).

 

Pohon yang rimbun

Adalah pohon yang subur, daun dan buahnya lebat. Dalam Yeremia 17 : 7-8 disebutkan: “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”

Berkat yang kita peroleh harus membuat kita lebih erat bersekutu dengan  Tuhan,  tidak  boleh  menjadi berhala dalam diri kita. Kadang berkat yang kita terima dari Tuhan bisa membuat kita lebih mengasihi berkat, daripada Sang Pemberi Berkat. Bangsa Israel juga memuja berhala  dengan membakar dupa bagi Baal di bawah pohon yang rimbun ( Yeremia 11 : 11-16 ).

 

Pohon Gandarusa

Pohon gandarausa tumbuhnya dekat sungai dan bangsa Yehuda biasa mendirikan tempat sembahyang di pinggiran sungai dan menggantungkan kecapi ( alat musik ) mereka pada pohon-pohon gandarusa ( Mazmur 137 : 1-2 ). Gandarusa sering disebut dengan Haarabim ( Yesaya 15 : 7 ).Mereka diminta menyanyikan nyanyian Sion (nyanyian sukacita, gembira ) justru ketika Yehuda berada dalam tawanan Babel. Kita harus dapat menikmati hadirat Tuhan lewat pujian dalam ibadah. Untuk membuat pujian lebih hidup, memang dibutuhkan alat musik untuk mengiringi. Masalah tidak boleh menghalangi kita untuk beribadah dengan sukacita. Mengapa? Di dalam ibadah yang penuh sukacita ada kuasa yang besar. Dalam 1 Timotius 6 ; 6 ( Terjemahan lama ) disebutkan: “Adapun ibadah itu sungguhlah besar labanya jikalau disertai hati yang senang.”

Masa Raya Pondok Daun

Bible Text: Yohanes 7:2 | Series: Masa Raya Pondok Daun

Masa Raya orang Yahudi sama seperti  warna pelangi yang terdiri dari 7 warna ( merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu ) tetapi hanya memiliki 3 warna dasar / primer. Pelangi adalah tanda perjanjian Tuhan kepada umatNya. Dalam Kejadian 9:13 disebutkan : “Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.” Dari 7 masa raya orang Yahudi ada 3 masa raya pokok yaitu Paskah, Pentakosta dan Pondok Daun.

 

Masa Raya Paskah
Dalam Perjanjian Baru, masa raya Paskah telah digenapi dengan disalibkannya Yesus yang menjadi Domba Paskah  ( 1 Korintus 5 : 7 ) dan kemudian bangkit mengalahkan maut pada hari yang ketigaa.
Masa Raya Pentakosta
Digenapi dengan pencurahan Roh Kudus ke atas 120 orang murid di kamar loteng Yerusalem pada hari Pentakosta ( Kis 2 : 1-4 )
Masa Raya Pondok Daun
Pencurahan Roh Kudus dengan lebat di akhir zaman yang membawa gereja kepada kesempurnaan dan sedang berlangsung.

 

Apakah Masa Raya Pondok Daun itu?

Masa Raya Pondok Daun adalah puncak atau kesempurnaan dari seluruh masa raya. Dalam Yohanes 7 : 37 disebutkan : “…pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu…”. Bagi bangsa Israel perayaan diadakan  mulai tanggal 15, bulan ketujuh selama seminggu ( Imamat 23 : 34 ) di mana pada masa itu terdapat dua musim panen tanaman:

Musim menuai tanaman muda/palawija seperti: jagung, gandum, syeir
Musim menuai tanaman besar/keras seperti : buah ara, anggur, zaitun.

 

Hari raya Pondok Daun kaya dengan kebenaran, di mana di akhir zaman Gereja Tuhan mengalami panen jiwa-jiwa. Masa raya ini juga diawali dengan hujan Roh Kudus yang lebat di akhir zaman baik bagi orang Yahudi dan non- Yahudi akan banyak yang berseru dan diselamatkan ( Roma 10 : 12-13 ). Masa raya ini diakhiri dengan pengumpulan buah. Buah Roh Kudus memberi kita memiliki karakter Ilahi sehingga membuat anak Tuhan disegani dan dihormati, seperti jemaat mula-mula ( Kis 2: 47 ; 5 : 13 ). Para kaum bapa sebagai imam dalam keluarga juga akan dipulihkan sehingga memiliki martabat dan menjadi panutan bagi anak-anak. Roh Kudus juga akan menghantar gereja menuju kedewasaan rohani sehingga layak menjadi mempelai Kristus.

 

 

Apakah yang kita alami pada masa raya Pondok Daun?

Bangsa Israel tidak mengalami masa raya pondok Daun di Gunung Sinai atau selepas mereka keluar dari Mesir walaupun mereka telah mengalami pembelaan Tuhan yang mendukung mereka di atas sayap rajawali ( Keluaran 19 : 4 ), melainkan di Gunung Sion, yaitu Yerusalem, yang secara rohani adalah perkumpulan sukacita, suatu perkumpulan yang meriah ( Ibrani 12: 22 ).

 

Lewat nabi Zakharia, Allah telah menubuatkan, “Maka semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang Yerusalem, akan datang tahun demi tahun untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, dan untuk merayakan hari raya Pondok Daun.” ( Zakharia 14 : 16 ).

Untuk merayakan hari raya Pondok daun, bangsa Israel harus meninggalkan kediamannya masing-masing dan berdiam dalam pondok-pondok yang telah dibangun. Anak-anak Tuhan yang telah dipenuhkan dengan Roh Kudus tidak boleh puas hanya berbahasa Roh, tetapi harus juga dewasa secara rohani, dapat bersatu dengan anak Tuhan yang lain, tidak memiliki pengkotakan /grup seperti pada masa 40 tahun pengembaraan di padang gurun, di mana grup Korah , Datan dan Abiram berusahan melawan nabi Musa.

Kepada nabi Yehezkiel, Allah juga telah menyampaikan bahwa pada masa ini akan dicurahkan hujan berkat jasmani ( Yehezkiel 34: 26 ). Dirusan hujan Roh Kudus akan membawa dampak kepada berkat jasmani. Namun sering anak Tuhan ingin berkat jasmaninya lebih dulu.

Namun bagi yang tidak mau datang ke Yerusalem untuk mengikuti hari raya itu, bagi mereka tidak ada turun hujan ( Zakharia 14 : 17 ), bahkan jika Mesir tidak datang maka Tuhan akan menimpakan tulah ( hukuman ), demikian juga bangsa-bangsa yang tidak merayakan hari Pondok Daun. Kita tidak boleh mengeraskan hati seperti Firaun yang menolak bangsa Israel untuk beribadah kepada Allah sehingga Mesir kemudian mendapat 10 tulah yang diakhiri dengan kematian anak sulung di Mesir.

 

 

Bagaimana kita memasuki hari raya Pondok Daun?

Nabi Yoel, yang lazim disebut sebagai nabi Pantekosta banyak menulis tentang karya Roh Kudus yang mendirus lebat di akhir zaman, menulis “Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke rumah TUHAN, Allahmu, dan berteriaklah kepada TUHAN.” ( Yoel 1 : 14 )

Menyongsong hari raya ini kita harus mau berpuasa, bergumul dalam doa mencari hadirat Tuhan. Ibadah puasa yang kita buat bukan sekadar rutinitas, tetapi mempersiapkan diri menyambut Maranatha. Kita juga harus rajin berhimpun dan berseru, menggemakan suara lewat doa dan nyanyian kita kepada Tuhan, bersukacita dan bersorak karena kebaikan Tuhan ( Yoel 2 : 23 )

Iman Yang Besar dari Perwira di Kapernaum

Preacher: Pdt. B. Manurung

Kapernaum adalah sebuah kota yang terletak di sebelah barat-laut danau Galilea. Kota ini juga menjadi basis penginjilan di zaman Tuhan Yesus dan banyak mujizat terjadi di kota ini. Injil Matius mencatat bahwa Yesus menyebut Kapernaum disebut sebagai kota-Nya sendiri (Matius 9 : 1). Namun  Kapernaum  kemudian   hari   ditegor dengan keras oleh Yesus, karena walaupun di kota ini banyak terjadi mujizat namun banyak yang tidak mau percaya dan mengikut Yesus dengan setia. Dalam Matius 11:23-24 disebutkan:  “Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.”

 

Siapakah perwira itu?

Injil Matius tidak menyebut nama perwira yang di Kapernaum ini. Namun dalam salinan lain disebutkan dia adalah seorang perwira yang pemimpin dari pasukan 100 orang atau sekarang dikenal dengan SSK (Satuan Setingkat Kompi). Namanya yang tidak disebutkan juga mengindikasikan bahwa perwira ini seorang yang rendah hati yang tidak ingin namanya ditonjolkan. Ia juga ternyata seorang perwira menengah yang mempunyai bawahan dan atasan. Pengenalannya akan rekan tugas  di   kemiliteran  membawanya

juga untuk mengenal Yesus dengan benar dan dipuji oleh Yesus sebagai orang yang mempunyai iman yang besar, yang tidak dijumpai di antara umat Israel.

 

Mengapa perwira itu mencari Yesus?

Jarang sekali seorang yang terhormat mau peduli terhadap seorang pelayan atau pembantu dalam rumahtangga. Namun perwira menengah ini sangat peduli terhadap hambanya yang sakit lumpuh dan sangat menderita. Didorong oleh kasih ia mencari Yesus. Persolan hidup kita hanya dapat dijawab oleh Yesus. Kalau ada persoalan jangan pergi ke dukun, datanglah pada Yesus!

Iman berjalan paralel dengan kasih. Dalam Galatia 5:6, Rasul Paulus menyebutkan: “Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.” Banyak orang menganggap imannya hebat kalau prestasi atau pelayanannya berhasil, namun tanpa kasih, walaupun seorang memiliki iman untuk memindahkan gunung, ia sama sekali tidak berguna ( 1 Korintus 13 : 2 ).

 

Tanggapan Yesus

 Perwira ini sangat menghargai dan hormat kepada Yesus. Dalam salinan lain digunakan kata “Lord”. Ketika perwira menengah ini melaporkan keadaan hambanya yang terbaring karena lumpuh dan sangat menderita, Yesus mengatakan ; “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tuhan sangat menghargakan seruan yang membutuhkan pertolongan dan tidak pernah menolak siapapun yang datang kepadaNya. Tidak ada  perbedaan orang Yahudi atau Yunani, karena Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepadaNya (Roma 10 : 12-13).

 

Sambutan Perwira

Perwira ini sangat rendah hati sehingga mengatakan: “Aku tidak layak menerima Tuhan di rumahku…” Namun sekaligus juga seorang yang sangat beriman dan percaya akan perkataan Yesus, kuasa Firman Allah sehingga berkata: “… katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” Ia juga seorang yang tahu diri dan mengatakan “Aku seorang bawahan…” Sebenarnya perwira ini juga atasan dari pasukan yang dipimpinnya namun ia tidak menonjolkan diri. Iman bekerja pada orang yang  rendah  hati.  Perwira ini sangat menghargakan Firman Allah, perkataan Yesus yang ia nantikan untuk melakukan mujizat. Firman Allah adalah Allah sendiri yang berdaulat melakukan mujizat. Dalam Mazmur 107 : 20 disebutkan demikian, “ … disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur.”

 

Reaksi / Tindakan Yesus

Yesus heran mendengar kata-kata iman yang dimiliki perwira ini dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.” Ketika Yesus menyuruhnya pulang ia telah mendapati hambanya telah sembuh. Iman yang besar hanya akan kita peroleh bila menjadikan Firman Allah, perkataan Yesus mendapat tempat yang utama di hati kita. Kita juga harus siap menjadi perwira Kritus, laskar Kristus yang siap sedia melaksanakan perintah Tuhan. Dalam kamus seorang prajurit tidak ada kata “tidak” tetapi selalu melakukan perintah komandan atau atasannya. Orang yang menghargai Firman Tuhan akan mendapat kebaikan (Amsal 16 : 20).