Bible Text: Yohanes 7:2 | Series: Masa Raya Pondok Daun

Masa Raya orang Yahudi sama seperti  warna pelangi yang terdiri dari 7 warna ( merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu ) tetapi hanya memiliki 3 warna dasar / primer. Pelangi adalah tanda perjanjian Tuhan kepada umatNya. Dalam Kejadian 9:13 disebutkan : “Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.” Dari 7 masa raya orang Yahudi ada 3 masa raya pokok yaitu Paskah, Pentakosta dan Pondok Daun.

 

Masa Raya Paskah
Dalam Perjanjian Baru, masa raya Paskah telah digenapi dengan disalibkannya Yesus yang menjadi Domba Paskah  ( 1 Korintus 5 : 7 ) dan kemudian bangkit mengalahkan maut pada hari yang ketigaa.
Masa Raya Pentakosta
Digenapi dengan pencurahan Roh Kudus ke atas 120 orang murid di kamar loteng Yerusalem pada hari Pentakosta ( Kis 2 : 1-4 )
Masa Raya Pondok Daun
Pencurahan Roh Kudus dengan lebat di akhir zaman yang membawa gereja kepada kesempurnaan dan sedang berlangsung.

 

Apakah Masa Raya Pondok Daun itu?

Masa Raya Pondok Daun adalah puncak atau kesempurnaan dari seluruh masa raya. Dalam Yohanes 7 : 37 disebutkan : “…pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu…”. Bagi bangsa Israel perayaan diadakan  mulai tanggal 15, bulan ketujuh selama seminggu ( Imamat 23 : 34 ) di mana pada masa itu terdapat dua musim panen tanaman:

Musim menuai tanaman muda/palawija seperti: jagung, gandum, syeir
Musim menuai tanaman besar/keras seperti : buah ara, anggur, zaitun.

 

Hari raya Pondok Daun kaya dengan kebenaran, di mana di akhir zaman Gereja Tuhan mengalami panen jiwa-jiwa. Masa raya ini juga diawali dengan hujan Roh Kudus yang lebat di akhir zaman baik bagi orang Yahudi dan non- Yahudi akan banyak yang berseru dan diselamatkan ( Roma 10 : 12-13 ). Masa raya ini diakhiri dengan pengumpulan buah. Buah Roh Kudus memberi kita memiliki karakter Ilahi sehingga membuat anak Tuhan disegani dan dihormati, seperti jemaat mula-mula ( Kis 2: 47 ; 5 : 13 ). Para kaum bapa sebagai imam dalam keluarga juga akan dipulihkan sehingga memiliki martabat dan menjadi panutan bagi anak-anak. Roh Kudus juga akan menghantar gereja menuju kedewasaan rohani sehingga layak menjadi mempelai Kristus.

 

 

Apakah yang kita alami pada masa raya Pondok Daun?

Bangsa Israel tidak mengalami masa raya pondok Daun di Gunung Sinai atau selepas mereka keluar dari Mesir walaupun mereka telah mengalami pembelaan Tuhan yang mendukung mereka di atas sayap rajawali ( Keluaran 19 : 4 ), melainkan di Gunung Sion, yaitu Yerusalem, yang secara rohani adalah perkumpulan sukacita, suatu perkumpulan yang meriah ( Ibrani 12: 22 ).

 

Lewat nabi Zakharia, Allah telah menubuatkan, “Maka semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang Yerusalem, akan datang tahun demi tahun untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, dan untuk merayakan hari raya Pondok Daun.” ( Zakharia 14 : 16 ).

Untuk merayakan hari raya Pondok daun, bangsa Israel harus meninggalkan kediamannya masing-masing dan berdiam dalam pondok-pondok yang telah dibangun. Anak-anak Tuhan yang telah dipenuhkan dengan Roh Kudus tidak boleh puas hanya berbahasa Roh, tetapi harus juga dewasa secara rohani, dapat bersatu dengan anak Tuhan yang lain, tidak memiliki pengkotakan /grup seperti pada masa 40 tahun pengembaraan di padang gurun, di mana grup Korah , Datan dan Abiram berusahan melawan nabi Musa.

Kepada nabi Yehezkiel, Allah juga telah menyampaikan bahwa pada masa ini akan dicurahkan hujan berkat jasmani ( Yehezkiel 34: 26 ). Dirusan hujan Roh Kudus akan membawa dampak kepada berkat jasmani. Namun sering anak Tuhan ingin berkat jasmaninya lebih dulu.

Namun bagi yang tidak mau datang ke Yerusalem untuk mengikuti hari raya itu, bagi mereka tidak ada turun hujan ( Zakharia 14 : 17 ), bahkan jika Mesir tidak datang maka Tuhan akan menimpakan tulah ( hukuman ), demikian juga bangsa-bangsa yang tidak merayakan hari Pondok Daun. Kita tidak boleh mengeraskan hati seperti Firaun yang menolak bangsa Israel untuk beribadah kepada Allah sehingga Mesir kemudian mendapat 10 tulah yang diakhiri dengan kematian anak sulung di Mesir.

 

 

Bagaimana kita memasuki hari raya Pondok Daun?

Nabi Yoel, yang lazim disebut sebagai nabi Pantekosta banyak menulis tentang karya Roh Kudus yang mendirus lebat di akhir zaman, menulis “Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke rumah TUHAN, Allahmu, dan berteriaklah kepada TUHAN.” ( Yoel 1 : 14 )

Menyongsong hari raya ini kita harus mau berpuasa, bergumul dalam doa mencari hadirat Tuhan. Ibadah puasa yang kita buat bukan sekadar rutinitas, tetapi mempersiapkan diri menyambut Maranatha. Kita juga harus rajin berhimpun dan berseru, menggemakan suara lewat doa dan nyanyian kita kepada Tuhan, bersukacita dan bersorak karena kebaikan Tuhan ( Yoel 2 : 23 )