Preacher: Pdt. B. Manurung

Kapernaum adalah sebuah kota yang terletak di sebelah barat-laut danau Galilea. Kota ini juga menjadi basis penginjilan di zaman Tuhan Yesus dan banyak mujizat terjadi di kota ini. Injil Matius mencatat bahwa Yesus menyebut Kapernaum disebut sebagai kota-Nya sendiri (Matius 9 : 1). Namun  Kapernaum  kemudian   hari   ditegor dengan keras oleh Yesus, karena walaupun di kota ini banyak terjadi mujizat namun banyak yang tidak mau percaya dan mengikut Yesus dengan setia. Dalam Matius 11:23-24 disebutkan:  “Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.”

 

Siapakah perwira itu?

Injil Matius tidak menyebut nama perwira yang di Kapernaum ini. Namun dalam salinan lain disebutkan dia adalah seorang perwira yang pemimpin dari pasukan 100 orang atau sekarang dikenal dengan SSK (Satuan Setingkat Kompi). Namanya yang tidak disebutkan juga mengindikasikan bahwa perwira ini seorang yang rendah hati yang tidak ingin namanya ditonjolkan. Ia juga ternyata seorang perwira menengah yang mempunyai bawahan dan atasan. Pengenalannya akan rekan tugas  di   kemiliteran  membawanya

juga untuk mengenal Yesus dengan benar dan dipuji oleh Yesus sebagai orang yang mempunyai iman yang besar, yang tidak dijumpai di antara umat Israel.

 

Mengapa perwira itu mencari Yesus?

Jarang sekali seorang yang terhormat mau peduli terhadap seorang pelayan atau pembantu dalam rumahtangga. Namun perwira menengah ini sangat peduli terhadap hambanya yang sakit lumpuh dan sangat menderita. Didorong oleh kasih ia mencari Yesus. Persolan hidup kita hanya dapat dijawab oleh Yesus. Kalau ada persoalan jangan pergi ke dukun, datanglah pada Yesus!

Iman berjalan paralel dengan kasih. Dalam Galatia 5:6, Rasul Paulus menyebutkan: “Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.” Banyak orang menganggap imannya hebat kalau prestasi atau pelayanannya berhasil, namun tanpa kasih, walaupun seorang memiliki iman untuk memindahkan gunung, ia sama sekali tidak berguna ( 1 Korintus 13 : 2 ).

 

Tanggapan Yesus

 Perwira ini sangat menghargai dan hormat kepada Yesus. Dalam salinan lain digunakan kata “Lord”. Ketika perwira menengah ini melaporkan keadaan hambanya yang terbaring karena lumpuh dan sangat menderita, Yesus mengatakan ; “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tuhan sangat menghargakan seruan yang membutuhkan pertolongan dan tidak pernah menolak siapapun yang datang kepadaNya. Tidak ada  perbedaan orang Yahudi atau Yunani, karena Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepadaNya (Roma 10 : 12-13).

 

Sambutan Perwira

Perwira ini sangat rendah hati sehingga mengatakan: “Aku tidak layak menerima Tuhan di rumahku…” Namun sekaligus juga seorang yang sangat beriman dan percaya akan perkataan Yesus, kuasa Firman Allah sehingga berkata: “… katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” Ia juga seorang yang tahu diri dan mengatakan “Aku seorang bawahan…” Sebenarnya perwira ini juga atasan dari pasukan yang dipimpinnya namun ia tidak menonjolkan diri. Iman bekerja pada orang yang  rendah  hati.  Perwira ini sangat menghargakan Firman Allah, perkataan Yesus yang ia nantikan untuk melakukan mujizat. Firman Allah adalah Allah sendiri yang berdaulat melakukan mujizat. Dalam Mazmur 107 : 20 disebutkan demikian, “ … disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur.”

 

Reaksi / Tindakan Yesus

Yesus heran mendengar kata-kata iman yang dimiliki perwira ini dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.” Ketika Yesus menyuruhnya pulang ia telah mendapati hambanya telah sembuh. Iman yang besar hanya akan kita peroleh bila menjadikan Firman Allah, perkataan Yesus mendapat tempat yang utama di hati kita. Kita juga harus siap menjadi perwira Kritus, laskar Kristus yang siap sedia melaksanakan perintah Tuhan. Dalam kamus seorang prajurit tidak ada kata “tidak” tetapi selalu melakukan perintah komandan atau atasannya. Orang yang menghargai Firman Tuhan akan mendapat kebaikan (Amsal 16 : 20).