Rayakan Natal di Betlehem Efrata

Bible Text: Mikha 5:1

Pesan Natal 2014 dari Bapak Gembala

 

"Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala."

-Mikha 5:1-

 

Kelahiran Yesus di Betlehem Efrata memiliki makna penting. Betlehem berarti rumah roti atau gudang makanan. Betlehem juga terkenal dengan air perigi yang menyegarkan. Roti dan air berbicara mengenai kebutuhan dan hasrat kita.

Merayakan kelahiran Yesus di Betlehem Efrata secara rohani berarti kita harus mencapai Betlehem. Jangan seperti Rahel yang tidak berhasil mencapai Betlehem padahal hanya menempuh satu jam perjalanan lagi (sangombas nari – Toba).

Untuk bisa mencapai Betlehem kita harus sanggup berjaga-jaga dan berdoa satu jam. Tahun 2015 semakin berat dan  kebutuhan semakin meningkat. Namun, kita bisa mencapai dan menikmati Betlehem apabila kita memiliki semangat untuk berdoa satu jam. Hadirlah dalam doa Sabtu satu jam di gereja dan berdoalah satu jam di rumah untuk menikmati kelahiran Yesus yang memberikan hidup dalam segala kelimpahan.

Jangan Tinggalkan Betlehem

Bible Text: Rut 1:1-3

Betlehem berarti rumah roti atau gudang makanan. Mengapa di rumah roti atau di gudang makanan terjadi kelaparan sehingga Elimelekh meninggalkan Betlehem?

 

Latar belakang

Kisah  Elimelekh yang meninggalkan Betlehem terjadi pada zaman para Hakim memerintah sesudah kematian Yosua (1427 Sebelum Masehi). Dua puluh tahun setelah kematian Yosua, bangsa Israel sudah melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Bangsa Israel gemar melupakan Tuhan bahkan mencobai Tuhan sehingga Tuhan gemas melihat mereka. (Mazmur 78 : 11-21)

 

Mengapa terjadi kelaparan?

Di Betlehem yang terkenal sebagai tempat gudang makanan atau rumah roti, malah terjadi kelaparan.
Hal ini disebabkan:

Setiap orang berbuat sesuka hati

Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel dan setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri. (Hakim – hakim 21:25)

Orang Israel melakukan hal yang jahat di mata Tuhan

Di zaman itu, Kaum Lewi mempunyai gundik. Di Gibea terjadi perkosaan beramai-ramai yang menewaskan gundik orang Lewi tersebut. Hal ini memicu perang antara 11 suku melawan suku Benyamin dan menewaskan 40.000 orang Israel dan 20.000 suku Benyamin.

Hal ini mengakibatkan murka Tuhan dan terjadilah kelaparan di Betlehem.

 

Elimelekh meninggalkan Betlehem

Elimelekh berarti: Tuhanku Rajaku. Namun, ketika kelaparan terjadi perut Elimelekh menjadi “raja” sehingga ia meninggalkan Betlehem. Lahirlah bagi Elimelekh dua orang anak-anak laki-laki:

Mahlon = bersakit-sakit
Kilyon = merana

Akibat kelaparan maka keluarga Elimelekh mengalami bersakit-sakit dan berujung dengan merana. Di Moab Naomi kehilangan suaminya dan kemudian kedua anaknya kawin dengan orang Moab. Sepuluh tahun Naomi di Moab dan kedua anaknya meninggal. Tinggallah Naomi sendiri dan kedua menantunya: 3 janda dalam 1 rumah. Pahit adalah hasil yang didapat Naomi karena meninggalkan Betlehem.

 

Naomi kembali ke Betlehem

Di Moab, Naomi mendengar bahwa Tuhan telah melawat umat-Nya dan dia berniat kembali ke Betlehem. Pada awalnya kedua menantunya mau ikut, tetapi Naomi menolak karena tidak ada harapan bagi menantunya itu. Orpa yang pada awalnya ingin mengikuti Naomi akhirnya pulang. Tetapi Rut berketetapan untuk mengikuti Naomi.

Mujur bagi Naomi dan Ruth karena mereka tiba di Betlehem pada awal musim menuai jelai (Rut 1:22). Tuhanlah yang menciptakan nasib mujur bagi mereka. (Yesaya 45:7)

 

Ruth mendapatkan segalanya di Betlehem

Ruth memohon kepada Naomi untuk memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadanya. Ruth pergi memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh.

Di Betlehem, Ruth mendapatkan segala hal yang diperlukannya:

Mendapat pekerjaan: Ruth mendapatkan pekerjaan di ladang Boas.
Mendapat perhatian: Ruth mendapatkan perhatian dari Boas.
Mendapat keamanan: Boas memerintahkan kepada pengerjanya laki-laki untuk tidak mengganggu Rut.
Mendapat kemurahan: Rut mendapat kemurahan karena Boas memerintahkan pengerjanya untuk sengaja menjatuhkan bulir-bulir jelai untuk dipungut Rut.
Mendapat belas kasihan: Rut adalah orang asing, namun ia mendapat belas kasihan Boas.
Mendapat rezeki: Rut mendapat seefa jelai dan dari Boas ia memperoleh makanan sampai kenyang, bahkan ada sisanya.
Mendapat arahan mertua: Rut mendapat arahan Naomi untuk mendapat perlindungan dan berbahagia.

 

Happy Ending Rut di Betlehem

Kisah Rut berakhir happy ending di Betlehem, tidak seperti Elimelekh yang berakhir dengan kematian karena meninggalkan Betlehem. Di Betlehem, Boas mengambil Rut menjadi istrinya. Maka atas kasih karunia Tuhan, Ruth mengandung dan melahirkan seorang anak laki – laki yang diberi nama Obed. Obed artinya: Pelayan Tuhan. Dalam hidup ini hendaklah kita menjadi pelayan-pelayan bagi Tuhan karena dalam mengiring dan melayani Tuhan kita tidak akan pernah ditinggalkan, melainkan Tuhan memberikan upah kepada kita. Obed kemudian memperanakkan Isai yang berarti anugerah / hartawan. Isai kemudian memperanakkan Daud yang berarti yang dikasihi. Di Betlehem  Rut menemukan segalanya dan kisah hidup Rut berakhir bahagia.

Apa maknanya bagi kita? Hendaklah kita tidak meninggalkan Betlehem karena di Betlehem kita memperoleh kasih karunia, kelimpahan dan kebahagiaan.

 

Sebuah lagu lama mengingatkan kita:

“Jangan kau tinggalkan Betlehem
Kalau kau tak mau jatuh
Jangan tinggalkan Tuhan Yesus
Kalau kau mau dapat teduh
Rajin datang di kebaktian
Tuhan b’ri girang
Upahmu besar di surga
Kekal s’lamanya”

Mengasihi Allah Dengan Menuruti Firman-Nya

Bible Text: Yohanes 14:23-26

Banyak orang Kristen yang percaya kepada Tuhan, tetapi tidak mengasihi Tuhan. Kita tidak cukup hanya menjadi orang yang percaya saja, tetapi juga harus mengasihi Tuhan. Iman tanpa perbuatan tidak akan mati, karena itu kita harus mengasihi Allah dengan melakukan Firman-Nya. Yesus, Dialah Firman yang menjelma menjadi manusia, dan di dalam Dia kita melihat kemuliaanNya. Dengan mendengar dan melakukan Firman-Nya dengan setia, yaitu menuruti perintah-perintahNya akan membuat kita menjadi umat yang diberkati.

 

Mengapa kita harus mengasihi TUHAN?

Allah sudah terlebih dahulu mengasihi kita dengan mengorbankan diriNya di atas kayu salib. Oleh kasih Tuhan, semua manusia, baik Yahudi maupun orang kafir beroleh keselamatan. Kepada jemaat di kota Galatia, Rasul Paulus mengatakan: “Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.” ( Galatia 5 : 6 )

Iman yang menghentar kita pada keselamatan harus ditambahkan dengan “kasih” kepada Allah, karena tanpa mengasihi Allah, iman kita tidak dapat berfungsi dengan baik. Roh Allah yang ada di dalam kita menghidupkan kasih itu, sehingga kasih Kristus yang menguasai hidup kita, menjadi penggerak dalam diri kita untuk melakukan aktivitas bagi Tuhan dan sesama. Dalam 2 Korintus 5 : 14 disebutkan, “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.” Dalam Terjemahan Lama disebut: “Karena kasih Kristus itu menggerakkan hati kami…”

 

Bagaimana  kita mengasihi TUHAN?

 Kasih harus ditunjukkan dengan aksi, perbuatan. Demikian juga dengan orang yang mengasihi Tuhan harus memiliki perbuatan yang nyata. Apakah perbuatan sebagai wujud kasih itu? Dalam Yohanes 14 : 23 disebutkan,  “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.”

Dalam Alkitab salinan bahasa Batak Toba disebutkan: “Ganup na holong rohana di Ahu, radotan ni i do hatangKi.” Orang yang mengasihi Tuhan harus rajin, tekun menyimak, menyimpan, merenungkan dan melakukan Firman Tuhan.

 

Allah Tritunggal datang kepada yang mengasihi DIA

Abraham, adalah orang yang mengasihi Tuhan dan melakukan Firman-Nya. Lama ia menantikan janji Tuhan untuk mendapatkan keturuan. Ketika Abraham duduk di pintu kemahnya, ia mendapat kunjungan tiga orang.   Siapakah gerangan ketiga

orang itu? Mereka bukan malaikat atau manusia biasa, tetapi adalah

Allah Tritunggal yang sedang melawat mereka. Dari mana kita tahu? Dalam Kejadian 18 : 3 disebutkan bahwa Abraham berkata “Tuanku, jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini.” Dalam Alkitab salinan KJV disebutkan:  “My LORD, if now I have found favour in thy sight, pass not away, I pray thee, from thy servant.”

Allah kita tritunggal. Alkitab diawali dengan kata: “Pada mulanya Allah (Elohim) menciptakan langit dan bumi.” Elohim adalah bentuk jamak (plural) dari “Eloah.” Allah kita juga adalah komunitas. Karena itu kita harus menggalakkan persekutuan di tengah keluarga. Ketika ketiga orang itu melawat Abraham, mereka bertanya: "Di manakah Sara, isterimu?" Jawab Abraham: “Di sana, di dalam kemah.” Untung Sarah ada di dalam kemah saat Tuhan melawat mereka, Sarah tidak lagi keluyuran di luar rumah.

Para  ibu, kaum wanita bila ingin melihat lawatan Tuhan, harus lebih banyak kegiatan di dalam kemah daripada di luar rumah. Dalam Mazmur 128:3 dikatakan, “Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!”

 

Taat membawa berkat, tidak melakukan Firman adalah kebodohan

Ketaatan Sarah di bawah pimpinan suaminya Abraham dengan tinggal dalam kemah berbuah berkah, sebagaimana dijanjikan Allah: “Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki." Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya.” (Kejadian 18:10).

Seringkali Allah mau melawat kita dalam rumah, namun Tuhan tidak menjumpai kita  tinggal di dalam rumah. Betapa pentingnya menjaga persekutuan dengan Tuhan dalam rumahtangga.Terutama, persekutuan yang indah antara suami istri. Kita juga harus menggalakkan ibadah keluarga, karena di sanalah Tuhan menyatakan lawatanNya.

Sebaliknya, ketidaktaatan kepada Firman membawa kegagalan, sebagaimana dialami oleh Yunus yang menolak memberitakan firman Tuhan ke Niniwe dan lari ke Tarsis yang membuat dia mendapat pendidikan khusus. Mendengar tanpa melakukan adalah kebodohan ( Matius 7 : 26 ).

Yusuf Dijual ke Mesir

Bible Text: Kejadian 37:23-28 | Series: Yusuf Diberkati dan Selalu Berhasil

Ada sedikitnya empat hal yang menyebabkan Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya :

Lebih dikasihi oleh Yakub, bapanya
Diberi baju yang maha indah
Yusuf menceritakan kejahatan saudara-saudaranya
Yusuf  memiliki karunia menafsirkan mimpi

Yusuf dijual kepada orang Midian-Ismael

Walau dibenci oleh saudaranya dan hendak dibunuh dengan cara dibuang ke dalam sumur, Yusuf yang hidup jujur selalu mujur. Yehuda memberi usulan kepada saudaranya untuk menjual Yusuf daripada membunuh dan menyembunyikan darahnya. Sumur itu kering, dan ia kemudian diangkat dari sumur itu dan ketika ada saudagar-saudagar Midian lewat, ia dijual kepada orang Ismael dengan harga dua puluh syikal perak. Kemudian Yusuf dijual lagi oleh orang Ismael itu kepada Potifar, pegawai istana Firaun.

Yusuf diberkati oleh Tuhan dalam segala hal

Walau Yusuf dibenci oleh saudaranya, tetapi ia tetap diberkati, karena walaupun ia disakiti, ia tidak pernah membenci saudaranya. Tuhan selalu menyertai Yusuf di mana pun ia berada. Penyertaan Tuhan dalam hidup Yusuf inilah yang membuat dia sukses dan diberkati dalam segala pekerjaanya. Di rumah Potifar ia bekerja dengan tekun dan rajin sehingga  Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang. Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri.

Yusuf juga tak luput dari godaan istri Potifar yang mengajaknya berselingkuh. Namun dengan tegas Yusuf menolak dengan berkata: "Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?". Lewat suatu rekayasa dan suatu muslihat, istri Potifar kemudian menuduh Yusuf berbuat tidak senonoh terhadap dirinya, melaporkannya pada Potifar dan kemudian membuat Yusuf dipenjarakan.

Tuhan menyertai Yusuf dalam penjara

Namun dalam penjara pun Yusuf tetap menjadi berkat, Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya. Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.

Dalam penjara Yusuf tetap memiliki hati yang mengasihi. Kepala juru roti dan minuman istana yang berbuat salah dan dipenjarakan dan sedang susah diperhatikan oleh Yusuf dan ia menerangkan arti mimpi mereka ketika mereka pernah menceritakan mimpinya kepada Yusuf. Yusuf pun bercerita bahwa ia dulu orang yang susah, pernah diculik (Kejadian 40:15). Kepala juru roti kemudian digantung dan kepala juru minuman dikembalikan pada jabatannya semula, sebagaimana ditafsirkan Yusuf. Namun kepala juru minuman itu tidak ingat kepada Yusuf. Kita harus tetap melakukan yang baik, walaupun orang tidak membalas atau mengingat kebaikan kita!

"Sejuta" yang menghentar tercapainya cita-cita

Hidup Yusuf yang setia dalam pekerjaannya, jujur dalam sikapnya serta taat kepada majikannya, ditambah dengan urapan Tuhan yang menyertai dia, membuat Yusuf diangkat menjadi mangkubumi, yang mengurusi logistik di Mesir yang ketika itu dilanda kelaparan 7 tahun. Namun hikmat yang dari Tuhan ada pada Yusuf sehingga negeri itu surplus pangan, sehingga Yakub menyuruh anak-anaknya membeli gandum ke Mesir. Yakub pun mendapatkan 'surprise' di akhir hidupnya. Tak pernah dibayangkannya Yusuf yang telah diberitakan saudaranya tewas dimakan binatang buas, namun akhirnya puas dengan mengetahui Yusuf masih hidup dan seakan tak percaya ketika saudara-saudaranya memberitahu Yusuf telah menjadi mangkubumi di Mesir. Namun Yakub kembali semangatnya ketika melihat kereta yang dikirim oleh Yusuf untuk menjemputnya. Di akhir hidupnya Yakub masih sempat memberkati anak Yusuf, Efraim dan Manasye dengan "tangan menyilang", yang kelak kemudian menjadi bangsa yang besar yaitu Inggris Raya (Great Britain) dan Amerika Serikat yang menjadi kumpulan bangsa-bangsa.

Siapa dan Mengapa Yusuf?

Bible Text: Kejadian 37:1-3 | Series: Yusuf Diberkati dan Selalu Berhasil

Yusuf adalah anak Yakub dari Rahel di masa tuanya. Rahel lebih dikasihi oleh Yakub pada mulanya. Namun  karena tidak lazim di negeri itu orang mengawinkan yang lebih muda duluan, akhirnya Laban membuat ketentuan bagi Yakub untuk bekerja tujuh tahun lagi di rumah pamannya, dan karena ia mengasihi Rahel, tujuh tahun itu dianggapnya seperti tujuh hari saja. Rahel lama baru mendapatkan anak, bahkan Lea yang kurang berseri matanya itu telah lebih dahulu mendapatkan banyak anak sehingga Rahel menuntut  Yakub agar memberi anak.

Arti nama Yusuf adalah "akan ditambahkan" (Kejadian 30:24). Yusuf adalah bayangan gereja yang disempurnakan di akhir zaman yang akan tampil menjadi saksi bagi dunia, menyenangkan. Dalam Efesus 3:20 Rasul Paulus menyebutkan: "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita..."

Pernikahan poligami membawa sengsara

Yakub mempunyai dua istri yang sah yaitu Lea dan Rahel, namun ada dua gundik yaitu Zilpa dan Bilha, jadi seluruhnya 4 istri. Sebenarnya pada awalnya Yakub lebih mengasihi Rahel karena cantik dan elok sikapnya, pandai membawakan diri, sedang Lea tidak berseri matanya (Kejadian 29:16). Tuhan melihat bahwa Lea tidak dicintai sehingga membuka kandungannya, tetapi Rahel mandul. Lea kemudian mengandung dan melahirkan seorang  anak laki-laki yang diberinya nama Ruben, sebab katanya: "Sesungguhnya TUHAN telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku."

Bahkan Lea mendapat anak laki-laki lagi Simeon dan Lewi, dan kemudian anak yang keempat sehingga ia berkata: "Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Yehuda. Melihat hal ini Rahel menjadi cemburu kepada kakaknya dan menuntut Yakub memberikan anak. Namun Rahel tidak sabar dalam menanti seraya berdoa, ia menyodorkan  Bilha, budaknya dan dari Bilha, lahirlah Dan serta Naftali. Dan Zilpa, budak perempuan Lea kemudian melahirkan Gad dan Asyer. Bahkan Rahel tetap mandul sampai Lea memperoleh enam anak laki-laki.

Doa mengatasi persoalan

Sebenarnya Lea telah beroleh empat anak: Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda. Namun keempat anak ini belum menggembirakannya. Ruben, anak yang sulung pernah berbuat serong, pernah tidur dengan gundik ayahnya. Simeon dan Lewi suka berlaku keras dan kasar, demi membela adik perempuan mereka Dina, mereka pernah membunuh penduduk suatu kota. Yehuda juga pernah berbuat sumbang dengan Tamar, menantunya. Memang anak-anak sejak dari kecil sudah dapat dilihat apakah bersih dan jujur kelakuannya (Amsal 20:11). Lea yang tidak mendapat  anak  setelah menyodorkan Zilpa kepada Yakub, berdoa dan beroleh dua anak lelaki lagi yaitu Isakhar yang artinya: "Alllah telah memberi upahku." Dan kemudian lahirlah bagi Lea seoran anak lagi, katanya: “Allah telah memberikan hadiah yang indah kepadaku; sekali ini suamiku akan tinggal bersama-sama dengan aku, karena aku telah melahirkan enam orang anak laki-laki baginya." Lalu dinamainyalah anak itu Zebulon. Doa yang dipanjatkan kepada Tuhan tidak pernah sia-sia. Kita akan mendapat upah dan hadiah, Lea berbahagia karena suaminya menghargainya.

Bagi para istri yang tidak diperhatikan suami, berdoa kepada Tuhan, karena Dia berkuasa menjawab doa dan membuat suami menghargai isteri.

Yusuf lahir dari hasil doa

Lama Rakhel menantikan agar dapat beroleh keturunan. Namun Tuhan tidak pernah melupakan doa-doa yang kita panjatkan. Allah mengingat dan mendengarkan permohonannya dan Rahel kemudian melahirkan seorang anak laki-laki, dan berkata: "Mudah-mudahan TUHAN menambah seorang anak laki-laki lagi bagiku." Rahel menamai anak itu Yusuf. Dan setelah Yusuf lahir, memang Rahel beroleh Benyamin, anak yang bungsu. Dari hasil doa yang dinaikkan dengan sungguh-sungguh akan lahir Yusuf rohani, hal-hal yang indah akan ditambahkan kepada gereja. Mari menggalakkan doa dalam rumah kita masing-masing, dengan tidak mengabaikan doa bersama yang dapat menggugah hati Allah.

Mengapa Yusuf diberkati?

Sebelum Yakub meninggal, ia menyampaikan perkataan yang penghabisan kepada anak-anaknya. Dan mengenai Yusuf disampaikan berkat yang indah melebihi saudara-saudaranya (Kejadian 49:22-26). Mengapa Yusuf diberkati dengan khusus?

Yusuf seorang yang manis sikapnya dan elok parasnya (Kejadian 39:6 ). Sikap kita akan  menentukan berkat dan masa depan kita.
Santun dalam berbicara (Kejadian 37:13)
Mencintai kesucian (Kejadian 35:22; 39:7-9)
Penuh dengan Roh Allah, mempunyai charisma (Kejadian 37:5)

Gereja Tuhan juga harus memiliki karakter dan kepribadian Yusuf untuk tampil sebagai terang dan saksi di tengah-tengah dunia ini.

Menjaga Hati Supaya Mengasihi

Preacher: Pdt. B. Manurung | Series: Menjaga Hati

Kasih adalah hal yang terpenting dalam hidup ini, segala sesuatu yang kita lakukan tanpa kasih sia-sia adanya. Sekalipun kita dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia, atau mendermakan seluruh harta kita, atau memiliki karunia untuk bernubuat dan melakukan mujizat, semuanya tak berarti bila tanpa kasih. Kepada jemaat di Korintus, rasul Paulus dengan panjang lebar mengungkapkan definisi kasih itu : Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.  Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

 

ALLAH menegur bangsa Israel yang hidup tanpa kasih

Lewat nabi Hosea ( 755-710 SM ), Allah menegur bangsa Israel (10 suku) dan Yehuda yang tidak lagi mengenal kesetiaan dan kasih, hidup tanpa pengenalan akan Allah sehingga negeri mereka penuh penderitaan dan perkabungan tidak ada sukacita, bahkan binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, bahkan ikan-ikan di laut akan mati lenyap. Mengapa? Karena hidup tanpa kasih, moral mereka menjadi buruk:  mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan dan penumpahan darah menyusul penumpahan darah ( Hosea 4:2 ).

Bangsa Israel juga tidaklagi memelihara janji setia pernikahan mereka, roh perzinahan menghinggapi mereka sehingga berkhianat terhadap Tuhan dan melahirkan  anak-anak yang tidak sah atau anak-anak haram (Hosea 5:7) , yang diakibatkan karena anak-anak perempuan mereka berzinah dan menantu perempuan bersundal (Hosea 4 :14).  Hal ini mengakibatkan  anak-anak mereka yang  tidak bijaksana.

Bukan hanya rakyat biasa yang berbuat dosa dengan hidup tanpa kasih, tetapi juga para pemimpin atau pemuka yang suka berbicara dengan kasar ( Hosea 7 : 16 ). Tahun 721 SM akhirnya bangsa Israel dibuang ke Asyur, empat tahun sesudah pelaynan nabi Hosea, dan bangsa Yehuda menyusul kemudian dibuang ke Babel pada tahun 606 SM Karena Israel tidak mengasihi Allah, mereka dihukum dengan tewas oleh pedang, bayi-bayinya  diremukkan, dan perempuan-perempuannya yang mengandung dibelah perutnya (Hosea 14 :1).

 

Prestasi tanpa kasih tak berarti

Di akhir zaman akan banyak orang melakukan aksi tapi tanpa kasih. Mereka melaporkan prestasinya kepada Yesus: “Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?”  Tetapi Yesus berte-

rus terang dan berkata kepada mereka: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7 : 23). Tuhan lebih mementingkan orang yang mengasihiNya dengan melakukan Firman-Nya daripada berprestasi tetapi tidak dengan nurani yang murni, penuh dengan  berbagai modus kejahatan yang terselubung.

 

Bagaimana kita mengasihi?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kasih artinya perasaan sayang, suka memberi. Kita tidak mungkin dapat mengasihi Allah bila tidak mengasihi sesama kita. Kasih harus jadi jati diri pengikut Kritus.  Yesus berkata “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13 : 34-35).

Salah satu yang harus kita pelihara adalah kasih persaudaraan ( Ibrani 13:1 ), baik di dalam keluarga, kehidupan berjemaat bahkan lebih luas kasih kepada semua orang.

Tanpa mengasihi Tuhan dan sesama kita tidak dapat mengalami pemulihan. Bangsa Israel tegar tengkuk dan tidak mau taat kepada ucapan para nabi yang diutus Tuhan dan tidak mengasihi Tuhan. Setelah ditawan bangsa Asyur yang kemudian dilanjutkan pembuangan ke Babel, bangsa Israel (10 suku) sampai sekarang masih terpencar, yang dapat dipulihkan menjadi suatu bangsa masih bangsa Yehuda, yang terdiri dari 2 suku yaitu suku Yehuda dan Benyamin.

Hidup yang kita alami kadang menguji kasih kita. Banyak hal, situasi yang dapat membuat kita tidak sabar. Namun pada situasi seperti inilah kita dapat menunjukkan kasih. Kita juga harus menunjukkan diri sebagai orang yang murah hati, peramah dan bukan pemarah.

Marilah kita menjaga hati agar senantiasa mengasihi Allah dan sesama. Dalam 1 Korintus 13:13 disebutkan:  “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” Kita harus selalu mengenakan kasih dalam kehidupan ini  sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Yusuf Menjaga Hati dari Rasa Sakit Hati

Bible Text: Amsal 27:3-4 | Series: Yusuf Diberkati dan Selalu Berhasil

Tanpa kita sadari, hati kita sering tercemari oleh rasa sakit hati. Rasa sakit hati sering timbul oleh persoalan kecil dan sepele. Bila tidak segera diatasi, bisa berlanjut kepada cemburu buta yang membuat hati luka. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "cemburu" berarti:

merasa tidak senang atau kurang senang melihat orang lain beruntung, sirik
kurang percaya, curiga (karena iri hati)

Cemburu yang berlebihan (cemburu buta) dapat mengakibatkan dengki yaitu perasaan marah karena cemburu yang amat dalam. Orang yang menyimpan rasa iri, benci dan cemburu tanpa disadari merugikan diri sendiri dan berada dalam kegelapan (1 Yohanes 2:9).

Yusuf dibenci oleh  saudara-saudaranya

Rasa benci oleh 11 saudara Yusuf berawal ketika Yakub memberi Yusuf jubah yang maha indah. Sebenarnya 11 saudara Yusuf tidak perlu cemburu, iri bahkan benci karena Yusuf adalah anak yang lahir pada masa tua ayah mereka, dan Rahel, ibu Yusuf telah meninggal, sesaat setelah melahirkan Benyamin, anak yang bungsu (Kejadian 35:18). Lagi pula Yusuf seorang yang manis sikapnya, elok parasnya dan mencintai kekudusan.

Kebencian saudara Yusuf makin bertambah ketika ia menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini: Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu. Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu. (Kejadian 37:6-8).

Bahkan setelah itu Yusuf mendapat mimpi pula: tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadanya.  Setelah hal ini diceritakannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh ayahnya: "Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?" Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya

Hal yang perlu kita jaga dari hati kita adalah tidak merasa iri hati akan keberhasilan orang lain, apalagi kalau seseorang itu baru bermimpi. Yakub memilih sikap yang tepat, menyimpan hal itu dalam hatinya! Iri hati membawa seseorang tidak berlaku ramah.

Untuk menangkal rasa iri kita perlu menjaga hati dengan bersikap yang baik dan manis termasuk berjabat tangan. Rasul Paulus tetap memelihara persaudaraan dengan berjabat tangan kepada Yakobus, Kefas dan Yohanes yang adalah sokoguru jemaat sebagai tanda persekutuan, walaupun ia pernah menentang Kefas secara terang-terangan di Antiokhia karena salah (Galatia 2:9-11).

Orang yang suka iri hati, rugi sendiri

Banyak orang berpikir dengan melampiaskan rasa sakit hati akan mendapat solusi. Namun tanpa disadari iri hati itu merusak diri sendiri. Bukan Yusuf yang merasa rugi dibenci oleh saudaranya. Malah Yusuf mendapat keberuntungan yang beruntun: walaupun ia dibuang ke sumur, ternyata sumurnya kering dan ia bernasib mujur sekalipun setelah itu dijual karena setelah saudara Yusuf menjualnya ke pedagang Midian, ia dijual oleh orang Midian itu ke Mesir, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja. Dari sinilah Yusuf kemudian beroleh pintu untuk menjadi mangkubumi, orang kedua di Mesir di bawah Firaun.

Sebaliknya, saudara-saudara Yusuf di Israel mengalami bahaya kelaparan yang hebat sehingga akhirnya harus pergi ke Mesir. Di sana mereka berjumpa Yusuf yang tidak lagi mereka kenal namun Yusuf masih mengingat dan mengenal saudara-saudaranya itu. Mereka  kemudian dipersulit, bahkan diduga sebagai mata-mata (Kejadian 42:9). Dendam, iri hati dan benci tidak membawa keuntungan, bahkan mempersulit  sendiri.

Tips mengatasi  sakit hati

Memiliki rasa simpati
Cara yang efektif mengatasi rasa sakit hati adalah memiliki rasa simpati, artinya kita harus memiliki jiwa besar bila melihat orang lain lebih sukses, lebih kaya atau lebih pintar daripada kita. Bila ada saudara yang punya rumah baru, mobil baru, ucapkanlah selamat. Demikian juga bila ada teman yang lagi berdukacita karena keluarga atau sanak saudaranya meninggal, turutlah mengucapkan belasungkawa dan turut hadir memberi dukungan lewat kata-kata penghiburan. Kepada jemaat di kota Roma, rasul Paulus mengingatkan akan hal ini: "Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!" (Roma 12:15)
Senantiasa mengucap syukur
Belajar mengucap syukur akan apa yang kita terima dari Tuhan tanpa membanding-bandingkan dengan orang lain lebih membuat kita dapat menerima diri apa adanya dan jauh dari rasa persungutan, keluh kesah.  Adalah hal yang dikehendaki oleh Allah agar kita senantiasa mengucap syukur dalam segala hal (1 Tesalonika 5:18).

Menjaga Hati dari Rasa Takut

Bible Text: Yesaya 41:10 | Series: Menjaga Hati

Salah satu yang perlu kita jaga dari hati kita adalah rasa takut. Lebih 360 kali ditulis dalam Alkitab: “Jangan takut!” Mengapa dari hati kita harus dibuang rasa takut? Perasaan takut adalah produk dari dosa, yang dimulai iblis sejak semula. Iblis tidak sembarang dapat menelan mangsanya. Dalam 1 Petrus 5:8 disebutkan:   “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” Orang yang dicekam oleh rasa takut itulah yang menjadi incaran iblis. Peribahasa kita mengatakan : Berani karena benar, takut karena salah. Orang yang penuh dosa, penuh rasa dengki, iri hati dan segala perbuatan najis akan mengalami rasa takut dan bersalah akan mudah menjadi incaran iblis.

 

Apakah rasa takut itu?

Dalam bahasa Yunani, kata takut menggunakan kata “merimnao” atau “merimna” yang berakar dari kata “meriso” yang artinya:

apportion:  terbagi-bagi
tidak bisa konsentrasi (fokus), yang
dapat menyebabkan rasa tertekan
anxiety : gelisah

Orang yang mengalami rasa takut biasanya pikirannya terbagi-bagi, terpecah-pecah sehingga hatinya tidak tenang dan muncullah rasa gelisah. Hal ini diungkapkan oleh Ayub,  “Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul." (Ayub 3 : 25-26).

 

Rasa takut timbul akibat kehilangan kemuliaan Allah

Roma 3:23 telah menyebutkan bahwa semua manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Ketika manusia belum jatuh ke dalam dosa dan penuh kemuliaan Allah, semua mahluk hormat dan salut kepada manusia. Namun akibat dosa, hewan  bukan  hanya  tidak  takut lagi

kepada manusia, bahkan dapat memangsanya. Namun kalau kita perhatikan dengan cermat, pada zaman Nuh, keluarga Nuh yang selamat dari pehukuman air bah karena hidup benar di hadapan Tuhan, Allah memberkati Nuh serta berfirman:  “Akan takut dan akan gentar kepadamu segala binatang di bumi dan segala burung di udara, segala yang bergerak di muka bumi dan segala ikan di laut; ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan.” ( Kejadian 9 : 2 ).

Ternyata bila kita hidup benar, kita akan memiliki keberanian yang bisa dilihat dan dirasakan oleh binatang di bumi dan kita sanggup menghadapinya. Dalam Amsal 28:1 disebutkan, “Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda.”

 

Bagaimana menghalau rasa takut?

Memelihara persekutuan dengan Tuhan lewat Firman-Nya

Untuk menghalau rasa takut, kita harus dilingkupi kemuliaan Allah dengan cara bersekutu denganNya. Dalam Yohanes 1 : 4 disebutkan bahwa Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita dan kita telah melihat kemuliaanNya yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Untuk luput rasa takut, Firman harus tinggal dalam hati kita, perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya sehingga kita beroleh hikmat dan damai menjalani hidup.

Tenang, supaya bisa mendapat ‘rest’

Banyak orang termasuk orang Kristen yang karena sibuk mengejar setoran, mencari nafkah lupa untuk bisa tenang dan istirahat. Firman Allah mengatakan bahwa sia-sia tanpa Tuhan, walau  bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah,  sebab TUHAN memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur (Mazmur 127 : 2). Kita jangan terlalu takut akan kebutuhan hidup sehingga mengabaikan waktu-waktu bersama Tuhan.

Belajar menggemakan suara

Suara ternyata memiliki kekuatan yang dahsyat, termasuk merobohkan tembok Yerikho. Karena itu kita perlu belajar menggemakan suara lewat doa, seruan, pujian kepada Tuhan. Rasa kekuatiran dapat sirna, bahkan kita   mendapatkan  pertolongan  dari  Tuhan, saat kita menggemakan suara!

Senantiasa bersyukur

Daripada menggerutu, mengomel, mempersalahkan diri sendiri atau orang lain yang dapat membuat hati tidak tenang, lebih baik bersyukur, legowo. Rasa syukur dapat menghalau rasa galau dan ketakutan. Rasul Paulus mengingatkan: “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” ( 1 Tesalonika 5 : 18 )

 

Menyerahkan kekuatiran kepada Tuhan ( 1 Petrus 5 : 7 )

 

Apakah kekayaan dan kemuliaan Tuhan itu?

Sungguh indah dan bahagia bila kita mengalami, merasakan kemuliaan Tuhan. Dalam kemuliaanNya, kita mendapatkan keselamatan dan pengampunan sehingga hidup kita dipulihkan, kita memperoleh hidup dengan segala kelimpahannya (Yohanes 10 : 10 b),  kita mendapat jaminan hidup masa kini dan yang akan datang. Bukan itu saja, Allah akan memenuhi  segala keperluan kita menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. (Filipi 4 : 19).

Jagalah Hatimu

Bible Text: Amsal 4:23 | Series: Menjaga Hati

Dalam kehidupan ini banyak hal yang harus kita jaga atau pelihara: kesehatan, rumah tangga, dll. Namun di atas segalanya yang patut kita jaga, hatilah yang harus dijaga dengan hati-hati. Mengapa? Karena dari hati kita inilah terpancar kehidupan. Dari segi anatomi, “hati”  adalah organ tubuh yang berwarna kemerah-merahan, terletak di bagian kanan atas rongga perut, yang berfungsi untuk mengambil sari-sari makanan di dalam darah dan menghasilkan empedu (Kamus BesarBahasa Indonesia), hati juga mencakup perasaan dalam batin, sifat atau tabiat. Hati amat erat kaitannya dengan empedu, karena itu kita tidak boleh menyimpan kepahitan, pengalaman masa lalu yang membuat hati kita terluka harus dibuang jauh agar hati kita terjaga dari dosa. Roh Kudus juga ada dalam hati, perasaan kita. Dalam Yesaya 63:11 disebutkan:   “ … Di manakah Dia yang menaruh Roh Kudus-Nya dalam hati mereka?”

 

Ada orang yang berkata: Roh Kudus ada dalam tubuh manusia, namun saya tidak tahu di bagian tubuh yang mana. Roh Kudus ada dalam hati atau perasaan kita. Ketika Allah menjunan manusia dari tanah liat, ia menghembuskan nafasNya, RohNya (bhs. Ibrani = ruwah) ke dalam hidung manusia sehingga hidup dan bergerak. Karena itu Rasul Paulus mengatakan: “Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.” ( Kis 17 : 28 )

 

Bagaimana menjaga hati?

Hal yang terpenting untuk menjaga hati kita agar senantiasa memancarkan kehidupan adalah dengan tidak mendukakan Roh Kudus yang berdiam di dalamnya. Kepada jemaat di kota Efesus, rasul Paulus secara khusus mengingatkan: “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.” ( Efesus 4 : 30 ) Hati kita tidak boleh menyimpan segala hal yang najis dan jahat karena dapat membuat Roh Kudus berduka dan meninggalkan kita. Zedekia, raja Israel dihukum oleh Tuhan    karena   hatinya   jahat dan kemudian berubah setia serta mengeraskan hatinya. Dalam 2 Tawarih 36 : 13 – 16 dicatat beberapa kesalahan Zedekia yang menyebabkannya mendapat hukuman:

 

Memberontak terhadap raja Nebukadnezar. Pada masa itu bangsa Israel sebenarnya sedang ditawan oleh Babel selama 70 tahun akibat dilalaikannya tahun sabat selama 490 tahun.
Melanggar sumpah. Tiap kita wajib melakukan tugas dengan rasa tanggung jawab. Para PNS, atau pegawai apa saja harus dapat setia kepada sumpah jabatan. Pasangan suami istri juga harus setia kepada janji pernikahannya.
Menegarkan tengkuk dan mengeraskan hati. Setiap Firman Tuhan harus kita terima dan aminkan, supaya dapat memperbaiki kelakuan.
Tidak berbalik kepada Tuhan
Berkali-kali berubah setia
Mengolok-olok utusan Allah
Menghina Firman Allah

 

 

Akibat tidak menjaga hati

Raja Zedekia harus menuai apa yang ditaburnya. Akibat dosa yang dari hatinya yang keras dan tegar tengkuk, Yerusalem  akhirnya terkepung oleh Nebukadnezar, raja Babel sampai tahun kesebelas pemerintahannya.  Pasukan musuh mengejar dan menangkap Zedekia dan membawanya kepada raja Babel di Ribla, yang menjatuhkan hukuman atas dia. Orang menyembelih anak-anak Zedekia di depan matanya, kemudian dibutakannyalah mata Zedekia, lalu dia dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibawa ke Babel. ( 2 Raja-raja 25 : 6-7 ).

Hati yang tidak terjaga dan penuh dosa berakibat pehukuman. Mungkin tidak mengalami seperti yang dialami raja Zedekia, di mana anak-anaknya disembelih di depan matanya. Namun hati yang tegar tengkuk dan tidak menerima Firman bisa membuat anak-anak kita terpotong, tersembelih masa depannya atau karirnya.

 

Hal-hal yang menajiskan hati

Banyak hal yang dapat mengotori dan menajiskan hati kita, di mana Roh Allah berdiam. Karena itu Rasul Paulus menasihatkan: “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih

mesra     dan    saling     mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu ( Efesus 4:31-32 ). Kasih mesra yang dimaksud bukan sperti hubungan suami dan istri tetapi belas kasih, kemurahan. Kita juga harus memelihara hubungan yang baik dengan cara yang baik seperti menyapa saudara dan bersalaman. Kepada orang Galatia (Asia), rasul Paulus berjabat tangan sebagai tanda pesekutuan (Galatia 2:9). Untuk budaya Asia, tidak perlu cipika cipiki. Namun untuk jemaat di Roma, yang terletak di benua Eropa, Paulus berkata: Bersalam-salamlah kamu dengan cium kudus. Salam kepada kamu dari semua jemaat Kristus. (Roma 16 : 16).

 

Curahkan isi hati kepada Tuhan  lewat doa di malam hari

Supaya anak-anak kita terhindar dari berbagai jerat bahaya dan hukuman, doa harus dinaikkan, sebagaimana disampaikan oleh Yeremia dalam kitab Ratapan 2 : 19, “Bangunlah, mengeranglah pada malam hari, pada permulaan giliran jaga malam; curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan, angkatlah tanganmu kepada-Nya demi hidup anak-anakmu, yang jatuh pingsan karena lapar di ujung-ujung jalan!”

 

Allah tidak hanya melepaskan umatNya, bangsa Israel dari kejaran pasukan Firaun dengan membelah Laut Merah sehingga mereka selamat dan menyertai mereka dengan tiang awan dan tiang api di padang gurun, tetapi Ia juga bekerja untuk mempersiapkan tempat kita di kota Yerusalem Baru.

Oleh iman, kita juga dimampukan menghadapi tantangan dan godaan dalam kehidupan. Bangsa kita sedang menghadapi dekadensi moral, khususnya dalam hal korupsi, mulai dari kalangan atas sampai bawah. Namun anak Tuhan yang beriman akan diberi kekuatan melawan godaan materi, tahan uji terhadap godaan korupsi.

 

Masa depan yang penuh pengharapan

Sering ketika dalam kesulitan kita beranggapana Allah tidak mempedulikan atau mencelakakan kita, padahal Allah sebenarnya mendidik kita dan mempersiapkan mental dan karakter kita untuk menerima masa depan.  Ketika bangsa Israel dalam pembuangan di Babel selama 70 tahun mereka  menganggapnya sebagai suatu hukuman. Namun Allah berfirman: ”Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29 : 11)

Iblis sering mengaburkan masa depan kita lewat godaannya yang membuat kita tergoda lewat tawaran dosa  sehingga kita tidak mempunyai mata hati yang terang untuk menatap masa depan. Ia bahkan mau mencuri dan membunuh masa depan kita lewat narkoba, pergaulan bebas dan dosa lainnya ( Yohanes 10 : 10 a ). Namun syukur, Yesus datang untuk memberi kita hidup dengan segala kelimpahannya.

Mengapa Saul Ditolak dan Tidak Digembalakan Oleh Tuhan?

Preacher: Pdt. B. Manurung | Series: Tuhan adalah Gembalaku

Saul adalah raja pertama bangsa Israel karena mereka menginginkan raja dan mendesak Samuel mengabulkannya. Saul bukanlah raja yang dipilih Tuhan, tetapi atas desakan bangsa Israel. Beda dengan Daud seorang yang memiliki urapan karena persekutuannya dengan Tuhan, sehingga hati Tuhan berkenan kepadanya. Sebaliknya, Saul adalah orang yang tidak respek terhadap Firman Allah, hanya mengikuti kata hatinya,   karakternya buruk dan tidak terpuji. Saul digantikan  Daud, anak bungsu dari Isai, orang Betlehem. Mengapa Saul ini ditolak oleh Allah? Alkitab mencatat beberapa karakter buruk Saul yang juga membuat dia tidak digembalakan oleh Tuhan.

 

Tidak disiplin (over acting )

Ketika bangsa Israel di bawah pimpinan Saul terjepit dalam peperangan melawan orang Filistin, dan mulai  berserak-serak meninggalkan dia, Saul berkata: "Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu." Lalu ia mempersembahkan korban bakaran. Mempersembahkan korban sebenarnya adalah tugas seorang imam dan nabi. Namun karena Saul tidak sabar menunggu kehadiran Samuel, ia menyuruh bangsa Israel agar membawa korban bakaran dan keselamatan kepadanya. Ketika Samuel datang dan bertanya mengapa ia berbuat demikian, Saul beralasan karena Samuel tidak datang pada waktu itu, padahal sebenarnya Samuel datang tepat pada waktunya ( 1 Samuel 13:9 -11 ). Karena kesalahannya ini, Samuel  menyebut perbuatannya itu bodoh dan tidak mengikuti perintah Tuhan, dan kerajaan Israel akan dialihkan pada orang lain yang diurapi Tuhan.

 

Meremehkan Firman Tuhan

Lewat nabi Samuel, Tuhan menyampaikan amanat kepada Saul agar menumpas habis bangsa Amalek semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai."  ( 1 Samuel 15:1 - 3 ).  Bangsa Amalek adalah bangsa yang jahat karena bila berperang suka menyerang musuhnya dari belakang ketika sedang lemah dan korbannya banyak anak-anak, bayi dan ibu yang sedang menyusui anaknya ( Ulangan 25 : 17-19). Namun Saul tidak konsisten terhadap Firman Tuhan, ia tidak memusnahkan harta benda, ternak, barang-barang milik bangsa Amalek tetapi menjarahnya untuk menjadi miliknya ( 1 Samuel 15:19 ).

 

Suka cari nama (popularitas)

Dari hasil jarahan yang sebenarnya haram, Saul membangun tugu peringatan bagi dirinya di Karmel, kemudian ia balik dan mengambil jurusan ke Gilgal ( 1 Samuel 15:12 ). Dan Samuel menegor Saul karena tidak mendengarkan suara Tuhan.

 

Materialistis

Saul mengabaikan Firman Tuhan demi mendapat hasil jarahan. Banyak orang demi meraup atau mendapat uang, harta yang banyak tanpa peduli apakah itu halal atau haram. Bangsa Israel dilarang untuk menjarah barang milik musuh. Di zaman Yosua,  bangsa Israel dikalahkan orang Ai, karena di sana ada Akhan, dari suku Yehuda yang diam-diam mengambil barang-barang yang dihususkan dengan sembunyi-sembunyi dan menaruhnya di antara barang-barangnya ( Joshua 7:1 – 11 ).

 

Suka mendengki dan balas dendam

Ketika Daud menang dan menewaskan Goliat, perempuan Israel bernyanyi berbalasan:   "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." Saul menjadi marah dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sejak haritu Saul mendengki Daud ( 1 Samuel 18:8 – 9 ).

Sering tidak disadari oleh orang yang suka membenci, bahwa hal ini membawa keburukan bagi diri sendiri,  dan bukan kepada orang yang dibenci, bahkan roh jahat sering menghinggapi Saul.

 

Tidak menghormati hamba Tuhan

Ketika Saul ditegor oleh Samuel mengenai tugu peringatan dan hasil jarahan yang diambil Saul, ia memegang punca jubah Samuel hinga koyak, sampai Samuel berkata: "TUHAN telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu. ( 1 Samuel 15:28 ).

 

Berdukun kepada pemanggil arwah 

Peristiwa ini terjadi setelah Samuel meninggal di Rama Semasa hidup Samuel, Saul tidak menghiraukan Firman Tuhan yang disampaikannya. Namun setelah Roh Tuhan undur dari Saul, bila  ia bertanya kepada TUHAN,  TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi.

Namun setelah Samuel tidak ada dia berusaha menghadirkan arwah Samuel lewat dukun wanita di En-Dor. Memang wanita itu mampu menghadirkan seseorang yang menyaru atau meniru Samuel. Orang mati dan orang hidup tidak ada lagi komunikasi. Jadi yang datang pada Saul itu adalah roh jahat, bukan Samuel. Karena setan pun dapat datang  dalam rupa manusia bahkan sebagai malaikat terang ( 2 Korintus 11 : 13-14 ).

Anak Tuhan harus mengerti hal ini, supaya kita tidak sesat oleh iblis melalui perdukunan. Jemaat di Tiatira ditegur karena terlibat dan mengikuti ajaran tentang seluk beluk iblis, sehingga dipesankan oleh Tuhan: “Aku tidak mau menanggungkan beban lain kepadamu.” (Wahyu 2: 24). Rentetan kemunduran rohani Saul mengakibatkan akhir hidupnya yang tragis dengan mati di atas pedangnya sendiri dalam pertempuran orang Israel melawan orang Filistin di pegunungan Gilboa (1 Samuel 31:1 – 4).