Bible Text: Mazmur 23:1-6 | Series: Tuhan adalah Gembalaku

Mazmur di atas adalah pengalaman Daud, anak bungsu dari Isai yang dipilih oleh Tuhan menjadi raja Israel. Daud  hanyalah seorang yang bersahaja namun memiliki hubungan yang akrab dengan Tuhan. Samuel hampir saja terkecoh ketika melihat penampilan fisik Eliab, namun Tuhan tidak memilihnya, demkian juga dengan Abinadab, Syama sampai semua ketujuh saudaranya lewat di depan Samuel, namun semuanya tidak dipilih Tuhan. Akhirnya Samuel menanyakan apakah ada anaknya yang lain. Barulah Isai  memberitahu  bahwa Daud,    anak yang bungsu sedang  menggembalakan kambing domba.  Samuel berkata kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari." Dan Samuel kemudian mengurapi Daud. Mengapa Daud yang diurapi mejadi raja? Dia memiliki hati yang haus mencari hadirat Allah, Tuhan yang menjadi pemimpin, gembala, yang menjadi nomor satu dalam hidupnya.

 

Siapakah Gembala itu?

Alkitab bahasa Batak Toba ( Bibel ) sangat kaya dalam pengertian, karena banyak mengadopsi dari bahasa aslinya, Ibrani. Mazmur 23:1 berbunyi: “Jahowa do  Siparmahan ahu, ndang tagamon hurangan ahu.” Ketika Allah menjadikan langit dan bumi, itu diperkenalkan dengan nama Elohim (bentuk jamak dari Eloah) yang artinya “The Strong of God.” Namun ketika Tuhan menjunan manusia dan menghembuskan nafasNya ( Kejadian 2:7 ), itu diperkenalkan dengan nama JHVH (Jehovah) yang artinya : Tuhan Yang Maha Kasih, yang memelihara dan menggembalakan umatNya. Bagaimana Jehovah menujukkan diri sebagai Gembala yang penuh kasih? Dalam Yesaya 44:6 ( bhs. Batak toba ) disebutkan:  “Songon  on  do  hata ni

Jahowa, raja ni Israel dohot sipalua ibana, Jahowa Zebaot: “Ahu do parjolo jala ahu do parpudi, jala ndang adong Debata  dungkon ni ahu.” Allah menjadi Juruselamat, melalui anakNya Yesus yang melepaskan kita dari dosa dan membawa damai.

 

Bagaimana cara TUHAN menggembalakan kita?

Domba tidak pernah lepas dari padang rumput hijau di mana dia bisa hidup dan bertumbuh. Di sanalah domba dibaringkan (kakinya dilipat) untuk menikmati rezeki. Seorang gembala harus berdiri di depan untuk menuntun domba agar tidak tersesat dari kumpulan dan menjadi incaran binatang buas dan domba harus mengikut gembala, mendengar suara gembala agar tidak kehilangan arah dan tercerai dari kumpulan. Beda dengan kerbau, penggembalanya ada di belakang seraya mencambuk agar tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. Dalam Yohanes 10 : 27 disebutkan:  “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.” Bila ada domba yang nakal, berusaha cari jalan sendiri, maka tongkat gembala akan menarik dia kembali pada kumpulannya.

Apabila ada domba yang jauh dari kumpulan mencari jalannya sendiri dan tersesat gembala harus mencarinya sampai dapat. Dalam Lukas 15 : 4-5 disebutkan: "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira.” Domba yg tersesat yang kemudian didapat tersebut digendong bukan karena lebih istimewa dari yang lain atau dombakesayangan, tetapi karena telah invalid dan diberi pengajaran khusus dengan “tongkat” gembala, namun tetap disambut dengan gembira.

Mengapa Gembala tetap mencari yang satu dan meninggalkan yang 99 sampai Ia menemukannya? Allah kita tidak ingin ada domba yang lari dari kumpulan sehingga jadi incaran iblis. Dia ingin kita ada dalam kumpulan 100 yang tidak ganjil. Iblis suka bekerja memperdaya iman kita termasuk dengan mengadakan mujizat yang ganjil. Sebagai domba kita harus taat supaya jangan jadi mangsa dari si jahat.

Domba yang digembalakan Tuhan memiliki kepastian : ”I have everything I need.” Tidak mengalami takut bahaya, karena merasakan penyertaan Tuhan.

 

Bagaimana domba menyikapi Gembala?

Salah satu karakteristik domba adalah dapat diarahkan, dipimpin menjadi satu kawanan. Dalam Yohanes 10:16 disebutkan: “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.”

Seorang gembala harus dapat menggembalakan dombanya dengan sukarela, tidak dengan paksa seakan memerintah, tetapi menuntunNya sesuai dengan kehendak Allah dengan penuh dedikasi ( pengabdian diri ) dan jangan karena mau mencari keuntungan ( 1 Petrus 5:2 ).  Sesama domba juga harus berkawan, tidak mencari lawan. Kita harus dapat menerima domba yang lain walau punya perbedaan. Domba harus memiliki kerendahan hati untuk mengikuti teladan Gembala.