Persekutuan Roh Kudus

Bible Text: 2 Korintus 13:13

Banyak orang Kristen yang percaya dan mengakui Roh Kudus. Namun itu saja tidak cukup, kita harus mengalami persekutuan dengan Roh Kudus. Dalam zaman Perjanjian Lama, Roh Allah memang secara temporer (sewaktu-waktu). Roh Kudus menghinggapi seseorang secara insidentil untuk melakukan hal-hal yang besar melepaskan umat Israel dari tekanan lawan atau musuh. Misalnya seperti Simson, salah satu hakim Israel yang dihinggapi Roh Allah untuk melepaskan bangsa Israel dari jajahan Filistin. Oleh urapan Roh Allah, Simson mampu mengalahkan dan mencabik seekor singa muda, mengangkat pintu gerbang kota Gaza.

Dalam masa Perjanjian Baru, Roh Kudus diutus untuk tinggal dan menetap dalam diri orang percaya untuk menjadi penolong, menyertai kita serta menuntun orang percaya ke dalam segala kebenaran (Yohanes 14:16-17). Setiap hari kita harus bersekutu dan dipenuhkan dengan Roh Kudus. Pengalaman penuh dengan Roh Kudus masa lalu tidak dapat dibanggakan.

Lahir baru dengan menerima Roh Kudus

Langkah pertama untuk dapat hidup dalam persekutuan dengan Roh Kudus adalah menerima Roh Kudus. Ketika kita menjadi percaya kita sudah menerima Roh Kudus, tetapi belum dipenuhkan dengan Roh Kudus.

Ada tiga hal yang dapat menyebabkan seseorang menerima kelahiran baru, yaitu:

Firman Allah
Penjahat yang di sebelah kanan Yesus ketika mendengar tujuh ucapan indah Yesus dikayu salib, mengalami kelahiran baru, perubahan perilaku yang mulanya menghina dan menghujat berbalik untuk menegur penjahat yang di sebelah kiri. Firman Allah mengubahnya hingga ia diselamatkan hari itu juga (Lukas 23:42-43).

Roh Kudus
Pada waktu kita diselamatkan, oleh karena rahmat Tuhan dan bukan perbuatan baik, lewat baptisan, oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Titus 3:5).

Kebangkitan Yesus
Oleh kebangkitanNya, kita dilahirkan kembali sehingga memiliki hidup yang penuh dengan pengharapan (1 Petrus 1:3)
Ketika Yesus bangkit pada hari pertama minggu itu, malam harinya, Ia menampakkan diri kepada murid-murid dalam suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Kemudian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus." Setelah kejadian itu ketika mereka gagal menangkap ikan semalaman. Namun kehadiran Yesus yang bangkit membuat mereka
mendapat tangkapan yang besar.

Hidup baru dengan Roh Kudus

Tidak semua bayi yang lahir hidup terus, banyak juga yang mati karena tidak mendapat gizi dan perawatan yang memadai. Demikian juga secara rohani kita yang sudah mengalami lahir baru harus terus menerus melanjutkannya dengan hidup baru, senantiasa rindu akan makanan rohani.

Rasul Petrus memberi tips khusus untuk perkembangan rohani kita: “Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan” (1 Petrus 2:2).

Allah kita adalah El-Shaddai yang mampu mengalirkan kekuatan, bahkan bagai seorang ibu yang menghibur anak dengan menyusuinya. Karena itu kita harus melekat dalam dekapan Allah untuk menikmati hadirat dan kuasaNya.

Pikiran dan tindakan yang dibaharui Roh Kudus

Lewat kehidupan baru yang kita terima dari Roh Kudus, kita tidak lagi hidup dengan pikiran kita sendiri, tetapi pikiran Allah turut ditransfer dalam kehidupan kita, sehingga kita memiliki pikiran Kristus (1 Korintus 2:16).

Pikiran yang dibaharui Roh Kudus menghentar kita untuk menanggalkan tabiat yang lama dan mengenakan manusia baru (Efesus 4:22-31). Namun dalam kenyataan banyak orang percaya mengeluh hidupnya susah, banyak persoalan. Mengapa? Karena banyak yang mengenakan pakaian "rangkap", karena kita mau mengenakan pakaian yang baru tanpa menanggalkan pakaian yang lama (2 Korintus 5:4).

Untuk itu kita harus hidup menurut Roh Allah, dipimpin Roh Allah agar Roh Kudus memerdekakaan kita dari dosa, tabiat lama, sehingga kita layak menjadi anakNya dan mendapat berkatNya.

Penuh dengan Roh Kudus

Orang percaya tidak cukup hanya menerima Roh Kudus, tetapi harus penuh dengan Roh Kudus. Untuk apa? Supaya kita beroleh kuasa untuk menjadi saksi Tuhan (Kisah Para Rasul 1:8). Tanda orang yang dipenuhkan dengan Roh Kudus adalah berkata-kata dalam bahasa lain seperti yang diilhamkan oleh Roh Kudus (Kisah Para Rasul 2:4). Untuk itu kita perlu bersekutu dengan Roh Kudus setiap hari, sehingga kita beroleh hikmat dan kekuatan dalam menjalani hidup.

Banyak orang tidak mengalami kepenuhan Roh Kudus karena menganggap Roh Kudus yang berbicara kepadanya, padahal orangnya yang harus berbicara oleh ilhaman Roh Kudus dan memintanya dengan tanpa jemu-jemu, terus menerus sampai mendapatkannya (Lukas 11:13).

Urapan Roh Kudus akan membuat kita mendapat ilhaman baru, sehingga kita beraktivitas dan eksis sesuai petunjukNya, sebagaimana dialami Petrus. Roh Kudus juga dapat berbicara lewat pesan khusus dalam doa puasa, sebagaimana terdapat dalam Kisah Para Rasul 13:2, Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka".

Namun kemampuan, kehebatan tanpa urapan Roh Kudus bisa gagal. Adonia yang penuh ambisi tidak dikenan menjadi raja (1 Raja-raja 1:11) demikian pula Absalom yang pandai mencuri hati orang Israel namun tanpa urapan (2 Samuel 15:6).

Mengenal Kasih Allah Lewat Nama-Nya

Bible Text: 2 Korintus 13:13 | Series: Kasih Allah

Nama "El-Shaddai" yang artinya: Allah Yang Mahakuasa pertama kali diperkenalkan kepada Abraham dan ditulis dalam Alkitab sebanyak 48 kali, 24 kali diterjemahkan dengan arti menyusui (Ibrani: "shadda" = buah dada). Allah kita tidak hanya kita kenal sebagai Bapa saja. Jauh lebih akrab, Allah kita juga seperti seorang ibu yang dapat menghibur anak kandungnya. (Yesaya 66:10-13).

Seorang bayi hanya akan bisa merasakan dan meminum ASI bila berada dekat sekali, atau dalam dekapan ibunya. Tidak mungkin seorang ibu dapat menyusui anaknya dari jarak jauh! Umat Tuhan juga harus bisa merasakan kehadiran Tuhan lewat doa, pujian penyembahan dengan bersukacita segirang-girangnya, supaya kita dapat menghirup dan merasakan hadirat Tuhan dan dapat menikmati keselamatan dan berkat Tuhan, bahkan mendapatkan penghiburan dari Tuhan.

Jehovah Jireh

Kepada Abraham, Allah juga memperkenalkan diri-Nya sebagai Jehovah Jireh (Tuhan menyediakan) ketika Abraham disuruh oleh Tuhan untuk mempersembahkan Ishak, anaknya yang tunggal dari Sarah untuk dipersembahkan di bukit Moria. Sebenarnya bagi Abraham itu adalah permintaan Tuhan yang sulit untuk dilakukan karena Ishak adalah anak yang didapat setelah ia berusia 100 tahun. Untung Ishak adalah anak yang manis dan taat kepada orangtua. Ketika Ishak bertanya: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" Abraham menjawab dengan perkataan iman: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku."

Ketika mezbah sudah disiapkan dan Ishak hendak dijadikan korban, Malaikat Tuhan berfirman agar Abraham tidak membunuh anak itu. Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya. Lalu Abraham menamai tempat itu: "Jehovah Jireh" yang artinya: Tuhan menyediakan. Untuk mengalami Jehovah Jireh dalam hidup ini, kita harus rela mempersembahkan yang terbaik, bahkan yang paling kita kasihi. Yesus adalah korban yang sempurna di kayu salib, sehingga olehNya kita beroleh keselamatan dan berkat. Bersama rasul Paulus, kita dapat berkata: "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus" (Filipi 4:19)

Jehovah Rapha

Nama "Jehovah Rapha" artinya : "Akulah Tuhan yang menyembuhkan engkau." (Keluaran 15:26). Dalam Alkitab bahasa batak Toba disebut “Ahu do Jahowa pandaonim." (2 Musa 15:26).

Allah kita dahsyat, Dia bukan hanya menyembuhkan penyakit, tetapi juga sanggup menjauhkan penyakit bagi umatNya yang sungguh beribadah dan mencari Dia. Dalam Ulangan 7:14-15 Tuhan menjanjikan kepada Israel: "Engkau akan diberkati lebih dari pada segala bangsa: tidak akan ada laki-laki atau perempuan yang mandul di antaramu, ataupun di antara hewanmu. TUHAN akan menjauhkan segala penyakit dari padamu, dan tidak ada satu dari wabah celaka yang kaukenal di Mesir itu akan ditimpakan-Nya kepadamu, tetapi Ia akan mendatangkannya kepada semua orang yang membenci engkau."

Di kayu salib, Yesus bukan hanya mengerjakan keselamatan tetapi juga kesembuhan oleh bilur-bilurNya. Keselamatan dan kesembuhan adalah satu paket yang melekat dalam karya Yesus di Golgota. Dalam suratnya, rasul Petrus menuliskan: "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh." (1 Petrus 2:24)

Jehovah Nissi

"Tuhanlah panji-panjiku", "Jahowa partonggolhu", atau "The Lord is my banner", itulah makna kata dari Jehovah Nissi. Nama ini dikumandangkan ketika bangsa Israel berperang melawan bangsa Amalek yang suka curang dalam berperang, mereka suka menyerang musuh dari belakang ketika dalam keadaan lelah. Ketika bangsa Israel sedang berperang, Musa, Harun dan Hur naik ke atas puncak gunung. Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.

Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, sehingga mereka menang atas Amalek. Kemudian Musa mendirikan mezbah dan menamainya: "TUHANlah panji-panjiku!" (Keluaran 17:15).

Dalam dunia yang penuh perjuangan dan peperangan ini, kita memiliki Yesus yang sanggup memberikan kemenangan (1 Korintus 15:57), bahkan kepada jemaat di Roma, rasul Paulus berkata: "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:37)

Jehovah Qadosh

Lewat nabi Musa, Tuhan memberi amanat khusus: "Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus." Dengan maksud agar bangsa Israel menguduskan diri, tidak terkontaminasi dengan dosa bangsa-bangsa di sekitar mereka (Imamat 19:1-2). Nama Jehovah Qadosh bermakna: "Allah yang menguduskan." Dunia sekitar kita dapat mencemari diri kita. Lewat apa yang kita lihat dari televisi, handphone, alat komunikasi lainnya, bahkan dari apa yang kita dengar dari pembicaraan orang lain bisa saja menodai hati dan pikiran. Tetapi syukur ada Firman Allah yang mampu menguduskan pikiran kita. Firman Allah dapat berperan untuk membersihkan hati kita dari dosa (Yohanes 15:3).

Jehovah Shalom

Dinyatakan kepada Gideon ketika membangun mezbah di Ofra, kota orang Abiezer. Jehovah Shalom artinya: "TUHAN itu keselamatan." (Batak Toba: "Jahowa haroroan ni hatuaon." (Hakim-hakim 6:24). Sumber berkat, pemberian yang baik dari Tuhan asalnya.

Kepada bangsa Israel, lewat nabi Yesaya, Allah menegaskan (Batak Toba): "Ahu tutu, Ahu do Jahowa, jala ndang adong silehon tua dungkon ni Ahu." (Yesaya 43:11). Upacara adat, perangkat adat tidak dapat memberi berkat, hanya Allah yang mampu memberi dan memerintahkan berkat kepada umatNya.

Kasih Allah

Bible Text: 2 Korintus 13:13 | Series: Kasih Allah

Untuk mengenal Allah lebih dekat kita harus mengenal namaNya, karena dari mengetahui namaNya kita dapat lebih mengenal pribadiNya. Dalam Alkitab (Kejadian 1:1), Allah memperkenalkan dirinya pertama kali sebagai Elohim (jamak), berasal dar kata tunggal "Eloah" yang artinya Maha Kuat (The strong of God). Ia menjadikan sesuatu dari firmanNya dan menopang segala yang ada dengan FirmanNya yang penuh kekuasaan (Ibrani 1:3, Yohanes 1:3). Dalam bahasa Ibrani disebut "barra": menjadikan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada.

Bumi yang kita diami ini diciptakan penuh keajaiban, dalam Ayub 26:7-8 disebutkan "Allah membentangkan utara di atas kekosongan, dan menggantungkan bumi pada kehampaan." Allah kita sungguh dahsyat, biasanya sebuah benda dapat tergantung bila berkait atau bersangkut pada benda yang lebih tinggi. Bumi kita bisa tergantung tanpa terkait dengan suatu benda.

Segenap ciptaan-Nya pun takluk kepada kuasa Allah. Ketika Firaun mengeraskan hati tidak mau membebaskan bangsa Israel untuk beribadah, Ia menurunkan 10 tulah kepada Mesir. Salah satu tulah itu adalah lalat pikat. Allah cukup hanya bersuit untuk memanggil lalat yang ada di ujung anak-anak sungai Nil (Yesaya 7:18). Bahkan untuk memanggil dan mengumpulkan umatNya, Allah cukup bersiul (Zakharia 10:8). Namun dapatkah kita menggugah hati Allah untuk bersiul?

Dialah Jehovah!

Nama Jehovah belum disebutkan ketika Allah menjadikan langit, bumi, tumbuhan dan hewan. Nama Jehovah baru disebutkan ketika Allah menjadikan manusia. Kejadian 2:7 menyebutkan "ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup." Dalam Alkitab bahasa Batak Toba, kata TUHAN Allah disebut dengan "Debata Jahowa". Dalam Alkitab bahasa Indonesia kata Jehovah memang tidak disebutkan, biasanya digunakan kata "TUHAN Allah" atau TUHAN (semua huruf besar/kapital).

Jehovah, Allah yang penuh kasih

Secara khusus nama Jehovah diperkenalkan kepada manusia. Allah kita kasih adanya, dan sangat suka memberi. Sebelum ia memberikan anakNya sebagai anugerah terbesar, Allah dari sejak semula sangat suka memberi kepada manusia, ciptaan tertinggi dari segala mahluk.

Memberi diri-Nya sebagai model/patron untuk manusia (Kejadian 1:26)
Menghembuskan nafas-Nya sendiri (Ibrani: "ruah") sehingga menjadi mahluk yang hidup (Kejadian 2:7)
Memberikan manusia taman Eden (Kejadian 2:8)
Membuatkan manusia pakaian dari kulit binatang sekaligus mengenakannya pada mereka (Kejadian 3:21).

Akrablah dengan Jehovah!

Nama Jehovah dikenal dari keakraban manusia dengan Sang Pencipta. Lewat seruan, doa, pujian dan penyembahan kita akan mendapatkan kasihNya. Ayub yang dari sejak masa muda, dari remaja bergaul karib dengan Allah memberi nasihat untuk kita: "Berlakulah ramah terhadap Dia, supaya engkau tenteram; dengan demikian engkau memperoleh keuntungan. Terimalah apa yang diajarkan mulut-Nya, dan taruhlah firman-Nya dalam hatimu." (Ayub 22:21-22).

Ketika Kain dan Habel lahir orang belum mengenal doa atau sembahyang. Orang mulai memanggil nama Tuhan ketika Enos lahir dengan kelemahan (Kejadian 4:26).

Lewat doa, seruan yang dinaikkan Enos mampu hidup, berkeluarga dan memperoleh anak lelaki dan perempuan bahkan panjang umur (Kejadian 5:10-11).

Dialah El-Shaddai!

Nama El-Shaddai pertama kali diperkenalkan kepada Abraham, ketika ia berumur 99 tahun namun belum mempunyai keturunan dari Sarah (Kejadian 17:1). El-Shaddai artinya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa" atau "I am the Almighty God."

Namun sebelum Allah Yang Maha Kuasa menggenapi Firman-Nya dalam diri Abraham, Allah membuat suatu "perjanjian sunat" dengan keturunannya (Kejadian 17:10 ). Demikian juga secara rohani kita harus mengalami sunat rohani yaitu pembaharuan karakter lebih dahulu supaya layak untuk diberkati.

Dari segi umur dan fisik, sebenarnya tidak ada dasar bagi Abraham untuk berharap (Roma 4:18). Waktu itu Abraham sudah berumur 100 tahun dan Sarah 90 tahun (Kejadian 17:17). Bahkan dalam Ibrani 11:12 disebutkan bahwa Abraham telah "mati pucuk". Namun karena imannya, dari dirinya terpancar keturunan besar seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut yang tak terhitung banyaknya (Ibrani 11:12).

Sarah juga sempat tertawa ketika mendengar bahwa ia akan melahirkan anak walaupun usia sudah tua. Namun Allah menegaskan kembali dirinya sebagai El-Shaddai, Allah yang Mahakuasa dengan berfirman: "Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki." (Kejadian 18:14).Tepat seperti yang difirmankan Tuhan, setahun kemudian Sarah melahirkan dan berkata: "Allah telah membuat aku tertawa", dan dinamailah anak itu Ishak. Untuk melihat "Ishak", masa depan yang penuh kesukaan, kita harus bergaul akrab dengan Tuhan!

Berkat dari Allah Tritunggal

Bible Text: 2 Korintus 13:11-13 | Series: Kasih Allah

Tak satu pun dari antara kita yang sudah sempurna. Namun kesempurnaan harus diusahakan, diupayakan. Untuk itu kita perlu mengikuti nasihat Tuhan lewat Firman-Nya, untuk dapat hidup sehati dan sepikir dan hidup damai terutama dengan teman seiman. Memberi salam atau bersalaman dapat mengalirkan damai sejahtera.

Kota Korintus berada di kawasan Eropa, yang terbiasa dengan budaya cium dalam menyampaikan salam. Namun untuk etika orang Asia, cukup bersalaman atau berjabat tangan, sebagaimana disampaikan rasul Paulus ketika Yakobus, Kefas dan Yohanes berjabat tangan dengannya sebagai tanda persekutuan (Galatia 2:9).

Kasih karunia Tuhan Yesus

Kata kasih karunia artinya : pemberian dari orang yang lebih tinggi kedudukannya secara cuma-cuma, bukan karena kebaikan si penerima. Namun kasih karunia dari Tuhan Yesus lebih daripada definisi tersebut di atas.

Ketika perempuan Samaria hendak menimba sumur pada pukul 12 tengah hari, Yesus meminta air perigi, wanita itu berkata kepada Yesus: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria).

Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! Niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."

"Dorea": Kasih karunia disertai PemberiNya

Karunia yang terbesar yang diberikan kepada kita adalah Yesus, anak Allah yang menyelamatkan kita dari dosa. Ayat yang sangat popular, Yohanes 3:16 menyebutkan: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Kata "karunia Allah" yang digunakan dalam percakapan antara Yesus dengan perempuan Samaria itu, berasal dari kata "dorea" yang artinya: pemberian Cuma-Cuma yang bersama-sama diterima dengan pemberinya.

Hal ini lebih detil / lengkap dijelaskan oleh rasul Paulus kepada jemaat di kota Roma: "Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" (Roma 8:32).

Di dalam Yesus kita menerima kasih karunia demi kasih karunia

Banyak orang merasa puas hanya menerima keselamatan sebagai kasih karunia Tuhan. Tak heran orang-orang Pantekosta dulu suka menyanyi: "Biar saya miskin di sini, asal kaya di surga". Namun Yesus bukan hanya datang untuk mengampuni dosa tetapi juga Ia datang untuk memberi kita hidup dengan segala kelimpahannya (Yohanes 10:10b).

Dalam Yohanes 1 : 16 disebutkan bahwa dalam Yesus kita akan mendapatkan kasih karunia demi kasih karunia. Apa sajakah kasih karunia yang kita dapatkan dalam Yesus, setelah kita diselamatkan?

Rumah Tangga
Umat Tuhan tidak hanya dihentar kepada keberhasilan dalam pekerjaan atau karir saja, tetapi juga dilimpahkan kasih karunia untuk membentuk rumahtangga. Bidan-bidan di Mesir yang takut akan Allah dengan menolong persalinan bayi-bayi orang Ibrani (Israel), mendapat kasih dari Allah sehingga mereka berumah tangga (Keluaran 1:21)
Istri yang berakal budi juga adalah karunia Tuhan yang sangat berharga bagi suaminya (Amsal 19:14)

Anak-anak
Suami isteri tanpa anak sudah sah menjadi keluarga, namun Tuhan dapat memberi karunia plus lagi berupa anak-anak. "Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah." Mazmur 127:3

Rezeki
Allah juga menginginkan umatNya diberi kelimpahan rezeki (Matius 6:11). Bahkan Yabes berseru untuk meminta agar Allah memberkatinya dengan berlimpah-limpah serta memperluas daerahnya (1 Tawarikh 4:10)

Kelimpahan kasih dan sukacita
Harta saja tidak cukup membuat bahagia. Kita harus mengalami kelimpahan kasih, sukacita dalam Tuhan (Galatia 5:22)

Bagaimana untuk mendapatkan kasih karunia dari Tuhan?

Kasih karunia memang diberikan dengan cuma-cuma, namun bukan berarti otomatis kita terima. Diperlukan usaha, ketekunan dan iman yang tiada berkeputusan. Yesus sendiri mengatakan: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." (Matius 7:7).
Yakobus menulis untuk mendapatkan kasih karunia itu kita harus memintanya dalam iman dan jangan bimbang, karena Allah memberikannya kepada semua orang dengan murah hati (Yakobus 1:5-6)

Menyikapi kasih karunia Tuhan

Allah menghendaki kasih karunia yang kita terima tidak sia-sia tetapi digunakan untuk memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain.

Rasul Paulus yang telah banyak menerima kasih karunia menyaksikan kehidupannya dalam 14 buku yang ditulisnya dalam Perjanjian Baru serta memberi nasihat bagi kita untuk bekerja lebih keras, bukan dengan kemampuan kita sendiri tetapi oleh kekuatan yang diberikan Allah supaya kasih karunia itu berguna dan tidak sia-sia. (1 Korintus 15:10)

Bangunlah Dirimu Sendiri

Bible Text: Yudas 1:20

Yudas yang menulis surat ini bukanlah Yudas Iskariot yang mengkhianati Tuhan Yesus, melainkan Yudas saudara kandung Yesus sendiri. Sebab setelah Maria melahirkan Yesus, Yusuf dan Maria resmi menikah dan kemudian mendapatkan anak lelaki dan perempuan.

Dalam Markus 6:3 disebutkan nama sauadra Yesus adalah: Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon dan saudara-saudaraNya yang perempuan. Mirip dengan suku Batak Toba, masyarakat Yahudi sangat jarang mencantumkan nama perempuan dalam silsilah.

Nama Yudas sebenarnya nama yang indah, dalam terjemahan lama sering disebut Judah atau Yehuda yang artinya: memuji Tuhan atau bersyukur kepada Tuhan (Kejadian 29:35). Namun karena Yudas Iskariot mengkhianati Yesus, orang jadi enggan memakai nama ini.

Yudas yang meragukan Yesus penuh dengan Roh Kudus

Keluarga Yesus, termasuk Yudas saudara kandungNya, pernah meragukan dan menganggap Yesus "kurang waras". Bahkan ketika Yesus sedang berkhotbah, mereka hendak menarik Yesus dari antara orang banyak dan menyuruh orang memanggil Dia (Markus 3:21, 31).

Namun sejak kebangkitan Yesus, Yudas mendapat pendidikan khusus sehingga ia memiliki karakter yang bagus sampai dipenuhkan dengan Roh Kudus.

Ketika 120 murid berkumpul di kamar loteng Yerusalem untuk menantikan Roh Kudus yang dijanjikan, Maria dan saudara Yesus ada di sana (Kisah Para Rasul 1:14) dan penuh dengan Roh Kudus yang ditandai dengan berbahasa asing. Dari pengalaman inilah Yudas belajar dan menulis untuk kita betapa pentingnya untuk penuh dengan Roh Kudus supaya dapat membangun diri. Walau ia menulis secara singkat, hanya 25 ayat (1 pasal), namun isinya penuh dengan nasihat dan menjadi berkat bagi banyak orang.

Bangunlah dirimu sendiri!

Banyak orang ingin bertumbuh, membangun diri oleh pengkhotbah terkenal atau penginjil termasyhur. Memang kita bisa saja beroleh wawasan luas dari belajar dan mendengar khotbah. Tetapi untuk membangun diri perlu ada iman yang tulus dan juga pertolongan Roh Kudus.

Banyak orang yang malas beribadah, tidak mempunyai aktivitas rohani karena dirinya belum terbangun. Perlu ada Roh Kudus untuk menggerakkan kita, sehingga aktif dalam kegiatan rohani. Kepada jemaat Efesus, rasul Paulus memberi pesan khusus: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu." (Efesus 5:14)

Orang yang dipenuhkan dengan Roh Kudus akan suka berhimpun sebagaimana 120 murid yang dipenuhkan dengan Roh Kudus. Memang kita bisa saja berdoa secara pribadi di rumah masing-masing, tetapi itu tidak membatalkan doa bersama yang jauh lebih berkuasa. Karena itu dinasihatkan kepada orang Ibrani untuk tidak melupakan perhimpunan bersama: "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibrani 10:25)

Allah kita sangat menghargakan perhimpunan, dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, di situ Allah hadir (Matius 18:20). Doa adalah nafas hidup orang Kristen, karena itu dalam doa kita harus rindu dipenuhkan dengan Roh Kudus supaya kita jangan sekadar "hidup" tetapi "eksis" dan beraktivitas (Kisah Para Rasul 17:28).

Pembangunan diri dimulai dari roh kita

Ketika Adam, manusia pertama diciptakan oleh Tuhan Allah dari segumpal tanah liat yang dibentuk, Allah menghembuskan nafasNya sendiri (Ibrani: "ruah"). Karena itu manusia adalah mahluk tertinggi karena memiliki roh, jiwa dan tubuh.

Roh yang kuat
Yosua lewat penumpangan tangan Musa, diberi kekuatan roh sehingga
Mampu untuk melanjutkan kepemimpinan Israel dan memasuki tanah Kanaan. Bersama Kaleb, mereka keduanya memiliki roh yang unggul karena mengikut Tuhan dengan segenap hati (Bilangan 14:24). Mereka juga tidak gampang terpengaruh seperti 10 pengintai lain yang apatis dan hanya menceritakan keburukan. Mereka yang memberontak kepada Musa juga mempunyai roh yang lemah karena tidak tahu tujuan hidup, karena ingin kembali ke Mesir (Bilangan 11:20).

Jiwa yang kuat
Roh yang sehat dan kuat akan berdampak kepada jiwa atau karakter yang bagus dan manis. Yusuf adalah seorang yang penuh dengan Roh Allah, seorang yang manis sikapnya sehingga Tuhan membuat dia berhasil dalam semua pekerjaannya (Kejadian 39:6).

Tubuh yang sehat
Tuhan menghendaki kita juga supaya bisa sehat untuk melayani Tuhan dan sesama. Karena itu kepada murid-muridNya, Yesus memberi amanat untuk melenyapkan penyakit dan mengusir roh jahat (Matius 10:1).

Membangun diri lewat berdoa dalam Roh Kudus

Kepada jemaat di kota Korintus, Rasul Paulus menegaskan bahwa orang yang berdoa dalam Roh Kudus membangun dirinya sendiri, karena ia berbicara dalam bahasa roh kepada Allah dan bukan kepada manusia (1 Korintus 14:2). Roh Kudus dapat membantu kita berkomunikasi, mengajar bagaimana seharusnya kita berdoa, bahkan menggantikan kita berdoa kepada Bapa dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan (Roma 8:26). Namun Paulus ingin lebih lagi supaya dalam ibadah ada perkataan nubuat untuk membangun jemaat.

Menerima Kuasa Untuk Menjadi Saksi

Bible Text: Kisah Para Rasul 1 : 8

Ketika Yesus naik ke surga disaksikan oleh sekitar lima ratus orang (1 Korintus 15:6) dan berpesan kepada mereka untuk tinggal di kota Yerusalem sampai mereka dipenuhkan dengan Roh Kudus sehingga diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.

Namun sebagian besar (mayoritas) tidak mau menanti sampai sepuluh hari, hanya sebagian kecil, yaitu 120 orang yang dengan tekun menanti sambil berdoa sehingga dipenuhkan dengan Roh Kudus.

Untuk dipenuhkan dengan Roh Kudus kita harus tekun berkumpul dengan saudara seiman, tetap tinggal dalam pertobatan dan senantiasa merasa haus akan Roh Kudus, barulah Roh Kudus akan memenuhi kita dengan tanda berbahasa asing sampai kita merasakan urapanNya yang membuat kita beroleh kuasa untuk menjadi saksi di tengah keluarga, pekerjaan dan masyarakat.

Apakah "kuasa" itu?

Menghadapi dunia yang semakin sulit dan penuh tantangan, baik di bidang pendidikan, pekerjaan atau usaha, persaingan bisnis, mendidik anak di akhir zaman kita tidak mampu dengan mengandalkan kekuatan dan pikiran sendiri. Untuk itulah Yesus naik ke surga dan menjanjikan Roh Kudus bagi kita untuk menolong kita dengan memberi kuasaNya. Kita akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun dan memenuhi kita.

Dalam beberapa salinan lain, kata "kuasa", memakai kata "dunamis" yang merupakan akar kata dinamit. Dinamit biasanya dipakai untuk meledakkan batuan besar atau bukit batu untuk dihancurkan sebelum membangun suatu proyek. Lewat dunamis inilah orang percaya dimampukan melakukan pekara-perkara besar dan luar biasa. Kata "kuasa" juga berarti hak istimewa yang diberikan bagi kita untuk melakukan yang istimewa dan juga meraih apa yang dijanjikan Tuhan, karena Roh Kudus adalah jaminan bagian kita untuk memperoleh perjanjian Allah. Kata “kuasa” juga bermakna "ability": kecakapan atau kemampuan melakukan sesuatu, "efficiently": berdaya guna, tepat guna dan juga "might": kekuasaan termasuk mengusir setan (Markus 16:17).

Syarat untuk dipenuhi: mau (terbuka) dan haus

Sebenarnya tidak sulit untuk dipenuhkan dengan Roh Kudus. Namun sayangnya banyak yang tidak mau dan malu, karena takut dianggap sebagai orang aneh karena berbahasa asing, atau mungkin tidak memiliki kehausan sama sekali sehingga hatinya tidak terbuka untuk Roh Kudus.

Dalam Yohanes 7:37-38 Yesus berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan Yesus adalah Roh Kudus yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya.

Bagaimana untuk menerima Roh Kudus?

Roh Kudus adalah pribadi Allah yang sanggup menjadi penolong dan memberi kekuatan dan kuasa bagi orang percaya. Untuk menerimaNya kita harus:

Bertobat dan dibaptis
Kepada orang Isral, Petrus bekata: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus (Kisah Para Rasul 2:38).
Rajin berkumpul dalam ibadah
Seratus dua puluh orang murid yang dipenuhkan dengan Roh Kudus adalah mereka yang terus menerus hadir dan tekun menanti sampai tiba hari Pentakosta ( Kisah Para Rasul 2:1)
Menyembah Tuhan
Orang yang ingin dipenuhkan dengan Roh Kudus mempunyai kerinduan menyembah Tuhan sehingga penuh dengan sukacita (Lukas 24:52).
Senantiasa memuliakan Tuhan
Mereka juga senantiasa berada dalam Bait Allah dan memuliakan Tuhan (Lukas 24:53).

Bagaimana tanda seseorang penuh dengan Roh Kudus?

Pencurahan Roh Kudus di kamar loteng Yerusalem ditandai dengan turunnya dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk dan tampak kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.

Memang pada awal pencurahan Roh Kudus ada nyala api sebagai tanda "pentahbisan" pencurahan perdana Roh Kudus. Namun yang tetap ada sampai sekarang adalah "bunyi" dan kata-kata (bahasa) yang tetap ada.

Diawali dengan berkata-kata
Ketika mereka penuh dengan Roh Kudus mereka mulai berkata-kata (glozolali) – Kisah Para Rasul 2:4.
Dalam Bahasa Batak Toba disebut "marpangkuling na asing". Jadi, tanda awal sering didahului dengan "bunyi" belum dalam bentuk bahasa.
Dilanjutkan dengan berbahasa roh
Seratus dua puluh murid itu kemudian berbahasa asing memuliakan Allah dalam berbagai bahasa (Kisah Para Rasul 2:8-11).
Dalam suatu pertemuan lain, ketika Petrus berkhotbah, orang-orang yang mendengar pemberitaan itu penuh dengan Roh Kudus dan mulai berkata-kata dalam bahasa Roh serta memuliakan Allah (Kisah Para Rasul 10:44-46).

Di balik pencurahan Roh Kudus yang lebat dan dahsyat di akhir zaman, akan muncul banyak antikristus (1 Yohanes 2:18). Kata "Kristus" berarti "yang diurapi". Tidak heran di akhir zaman banyak orang yang tidak suka Roh Kudus bahkan anti urapan. Karena itu kita harus menjadi anak Tuhan yang selalu rindu berhimpun bersama, haus untuk dipenuhkan dengan Roh Kudus agar kita beroleh kuasa untuk menjadi saksi bagi orang lain.

Pelayanan Perdana Yesus atas Keluarga di Galilea

Bible Text: Yohanes 2 : 1-5

Bagi orang Yahudi, usia 30 tahun dianggap telah dewasa dan dapat melakukan pekerjaan jabatan seperti di dalam Kemah Pertemuan (Bilangan 4:23). Pada usia ini juga Yesus dibaptis sebagai tanda ketaatan pada hukum Tuhan dan menggenapkan seluruh kehendak Allah dalam diri-Nya (Matius 3:15).

Pelayanan perdana Yesus atas pernikahan / rumahtangga

Yesus sangat menghargakan pernikahan dengan menghadiri dan mencukupkan kekuarangan anggur pada pesta pernikahan di Kana, Galilea. Inilah pelayanan perdana Yesus.

Mujizat Yesus atas keluarga yang baru di Galilea terjadi pada hari ketiga. Pada hari pertama Yesus dibaptis (Yohanes 1:29-34), dan keesokan harinya Ia memilih murid-muridNya untuk pelayanan (Yohanes 1:35-51).

Keluarga bukan hanya rencana atau program sepasang manusia yang sedang dilanda cinta untuk berumahtangga, lebih jauh dari itu: pernikahan adalah program Allah. Dan di akhir zaman setan ingin merusak program ini dengan menggoda manusia lewat perzinahan, selingkuh dan ketidaksetiaan pada pasangan.

Pernikahan dirancang, diprogram Allah untuk berbahagia

Allah menjadikan manusia pada hari ke-6 sebelum Ia beristirahat pada hari ke-7. Allah melihat ada hal yang kurang dalam karyaNya dan melihat Adam sendirian tanpa teman, tidak seperti mahluk lain yang mempunyai pasangan. Adam juga kesulitan sendirian untuk menamai binatang hutan dan burung di udara yang dibawa Tuhan kepadaNya (Kejadian 2:19). TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia (Kejadian 2:18).Tak heran, sebagian kaum bapa kesulitan membuatkan nama untuk anaknya dan minta pertolongan isteri atau kaum keluarga yang lain.

Ternyata bukan hanya gereja yang menginginkan pernikahan yang bahagia. Negara kita juga mengatur UU tentang Perkawinan yang dituangkan dalam UU No. 1 Tahun 1974. Dalam Pasal 1 disebutkan: Pernikahan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa. Selanjutnya dalam pasal 2 disebutkan: Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu.

Karena itu setiap orang harus menghargakan dan memuliakan pernikahan dalam hidupnya. Dalam rumahtangga sangat diharapkan suami mengasihi Tuhan, mencintai isteri dengan setia,tidak boleh berlaku kasar terhadap isteri (Kolose 3:19) isteri tunduk kepada suami sebagaimana suami tunduk kepada Tuhan (Efesus 5:22), anak-anak patuh dan hormat kepada orangtua agar hidup berbahagia dan panjang umur (Efesus 6:1).

Pernikahan yang bahagia mencerdaskan para pria

Sebuah penelitian baru menemukan bahwa pria yang telah menikah dan bahagia dengan pasangannya yang setia didapati lebih cerdas. Ya, keterampilan mereka dalam memecahkan masalah lebih baik. Penelitian itu juga mendeteksi bahwa hubungan suami isteri yang terikat dalam pernikahan yang sah mengurangi tingkat depresi dan meningkatkan fungsi kognitif di dalam otak.

Seorang peneliti dari University of Amsterdam, Dr. Jens Foster menemukan para pria yang menikmati hubungan intim yang baik dengan isteri ternyata didapati lebih jago mengkritisi sesuatu persoalan dengan benar. Kesimpulannya pria yang berbahagia dalam pernikahannya akan lebih cerdas menghadapi persoalan hidup.
Ternyata pria bisa menjadi lebih cerdas, tajam pemikirannya dengan berinteraksi bersama isteri, sehingga lebih "smart". Bukankah raja Salomo pernah berkata: "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." (Amsal 27:17).

Pekerjaan setan: merusak dan melarang pernikahan

Kalau Tuhan merancang kebahagian dalam pernikahan, sebaliknya iblis mau menghancurkan keluarga lewat dosa perzinahan, selingkuh bahkan melarang orang kawin.

Pada zaman nabi Daniel misalnya, ada raja yang akan berbuat sekehendak hati; yang tidak menghormati Allah dan berbuat kejam terhadap kaum wanita (Daniel 11:36-37). Di akhir zaman juga akan banyak ajaran sesat dari orang yang murtad, kemudian mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan, termasuk melarang orang untuk menikah (1 Timotius 4:3).

Pernikahan bisa "kekurangan" dan "kehabisan" anggur

Setiap pasutri harus menjaga agar tidak sampai terjadi kekurangan atau kehabisan anggur. Anggur adalah lambang sukacita, cintakasih yang tidak boleh hilang dalam keluarga. Dalam Pengkhotbah, raja Salomo menyebutkan: "Untuk tertawa orang menghidangkan makanan; anggur meriangkan hidup dan uang memungkinkan semuanya itu." (Pengkhotbah 10:19).

Karena itu isteri harus pandai mengelola keuangan supaya tidak sampai berhutang. Kita tidak bisa hidup hanya dengan memakan "cinta", perlu makanan yang meriangkan hidup, dan untuk itu perlu uang.

Demikianlah kasih dan sukacita juga harus ditumbuh kembangkan dalam keluarga, karena keluarga, pernikahan adalah gambaran kasih sayang Kristus kepada gereja (Efesus 5:28-32).

Masa Kanak-kanak Yesus

Bible Text: Matius 2 : 13 - 15

Sebagai manusia Yesus tidak tinggal terus sebagai bayi, tetapi mengalami pertumbuhan. Diawali dengan hari ke-8 Ia disunat dan diberi nama: "Yesus", artinya "yang menyelamatkan" atau Juruselamat.

Walaupun Yesus adalah anak Allah, Ia tidak diperlakukan istimewa. Sebagai orang Yahudi Yesus harus disunat sebagai tanda perjanjian yang telah disampaikan kepada Abraham (Kejadian 17:9-11). Orang Kristen juga harus disunat, namun bukan sunat lahiriah tetapi sunat rohani yaitu tidak lagi tegar tengkuk (Ulangan 10:16).

Usia 40 hari dibawa ke Bait Allah

Pada usia 40 hari Yesus dibawa ke Bait Allah oleh Yusuf dan Maria dan disambut oleh Simeon, yang kemudian menatangNya dengan penuh sukacita sambil memuji Allah. Simeon merasa puas setelah bertemu dengan Yesus seraya berkata: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa." Bagi orang yang telah bertemu dengan Yesus tidak lagi takut menghadapi kematian.

YESUS dibawa menyingkir ke Mesir

Sesudah Yusuf resmi menikah dengan Maria, malaikat selalu menyampaikan pesan kepada Yusuf selaku kepala rumahtangga. Malaikat berpesan kepada Yusuf melalui mimpi "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir". Hidup kita harus mengutamakan Yesus lebih dari yang lain. Kaum bapa harus mencintai Yesus lebih daripada "zus" (isteri).

Mesir artinya: "kelam", "suram", "penderitaan". Abram kehilangan isteri karena ketika terjadi kelaparan ia pergi ke Mesir dan kemudian isterinya sempat diambil oleh Firaun. (Kejadian 12:10-19).

Di Mesir juga bangsa Israel dijadikan budak selama 400 tahun dan mengalamii penderitaan yang hebat. Mesir secara rohani adalah gambaran penderitaan yang harus kita lewati untuk mendidik kita. Lewat penderitaan, Tuhan menginginkan roh kita semakin teguh dan kuat. Dalam 1 Korintus 10:13 disebutkan: "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya."

Dari Mesir ke tanah Israel

Akhirnya Herodes yang ingin membunuh Yesus mati, dan kembali Yusuf yang mendapat pesan dalam mimpi dari malaikat agar mereka berangkat ke Israel (Matius 2:19-20). Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. Tetapi setelah didengar Yusuf bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Galilea terletak di bagian utara Palestina, milik bersama orang Israel. Pada pemerintahan Makabe (non-Yahudi )mereka tergusur ke selatan selama setengah abad dan tidak dapat mempertahankan daerahnya yang mengakibatkan orang Yahudi Selatan menganggap hina orang Galilea. Galilea adalah daerah lintasan yang terkenal dengan pertanian, perikanan perdagangan dan kebudayaannya.

Orang Yahudi dan Farisi sering sekali merendahkan Galilea, mereka pernah berkata: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea." (Yohanes 7:52)
Penduduk Galilea kebanyakan bekerja sebagai nelayan dan orang-orang sederhana. Salah satu sifat yang perlu kita teladani dari mereka adalah: siap dibina dan dibentuk, bahkan siap untuk dianggap rendah atau dihinakan. Yesus adalah orang Galilea. Bahkan seperti yang dituliskan oleh nabi Yesaya, "Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan." (Yesaya 53:3).

Dibesarkan di Nazaret

Nazaret adalah kota di Galilea tempat Yusuf dan Maria bersama Yesus tinggal selama 30 tahun. Kota Nazaret adalah tempat terpencil yang mengakibatkan penduduknya memperlihatkan sifat "udik" dan "totok" sehingga dipandang rendah orang Yahudi di Yudea. Daerahnya di antara lembah yang curam, di antara bukit-bukit batu gamping, iklimnya sejuk sehingga memungkinkan bunga-bunga indah dan pohon buah-buah liar tumbuh dengan subur. Nazaret, artinya: "tunas" atau "pucuk". Alam ternyata turut membentuk karakter. Hal inilah juga yang membuat Yesus menjadi orang yang lembut dan memiliki bahasa yang indah dalam pelayananNya. Yesus pernah berkata: "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan."

Usia 12 tahun Yesus merayakan Paskah ke Yerusalem

Bangsa Yahudi tiga kali setahun harus pergi ke Yerusalem untuk merayakan hari raya Paskah, Pentakosta dan Pondok Daun. Dan Yesus sebagai anak, turut bersama orangtuaNya. Usia 12 tahun Yesus sudah pintar, membungkam para alim ulama dengan jawaban dan pertanyaan yang diberikanNya. Namun Yesus, anak Yusuf, tukang kayu harus belajar taat menjadi anak tukang kayu juga (Markus 6:3). Selama 18 tahun Yesus belajar taat di bawah pengawasan Yusuf dan Maria. Baru pada usia 30 tahun Yesus memulai pelayanan-Nya (Lukas 3:23).

Mendapatkan Segala Sesuatu

Bible Text: Roma 8:32

Yesus adalah Juruselamat dan Penebus dosa umat manusia. Namun, kelahiran Yesus ke dalam dunia ini bukan hanya untuk menghapus dosa umat manusia. Di dalam persepsi sebagian orang, Yesus hanya “tukang hapus dosa” sehingga doa mereka terfokus untuk meminta pengampunan dosa. Roma 8:32 menuliskan bahwa kehadiran Yesus tidak hanya untuk menebus dosa manusia, tetapi juga untuk mengaruniakan segala sesuatu kepada kita.

 

Apakah segala sesuatu itu?

Segala sesuatu tidak berarti kita meminta semua hal kepada Tuhan, meminta helikopter atau hal sesuka hati kita kepada Tuhan. Tuhan mengaruniakan segala sesuatu kepada kita dengan tujuan. Dalam 2 Petrus 1:3 dituliskan bahwa Tuhan menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh.

Rasul Petrus menasihatkan dalam 1 Tesalonika 4:12 agar kita hidup saleh yaitu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar. Segala sesuatu yang berguna tersebut adalah hal-hal yang kita gunakan untuk hidup beribadah kepada Tuhan, meliputi:

Sandang: apa yang kita pakai. Dengan pakaian kita yang sopan, kita memuliakan Tuhan.

Pangan: apa yang kita makan. Tuhan menganugerahkan kita dengan makanan yang cukup.

Papan: tempat tinggal kita. Kita memiliki tempat tinggal layak untuk menerima ibadah.

 

Memiliki Pengenalan akan Dia

Untuk memperoleh segala sesuatu yang berguna dalam kehidupan kita, kita harus memiliki pengenalan akan Dia, yaitu Yesus. Dalam Yesaya 9:5 dituliskan: Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Penasihat Ajaib

Tuhan menuntun setiap langkah hidup kita. Kita perlu meminta petunjuk dan nasihat dari Tuhan untuk berhikmat dan berhasil dalam usaha dan pekerjaan kita.

Allah yang Perkasa

Allah Perkasa artinya Tuhan berkuasa di surga dan di bumi. Kekuatan-Nya melebihi kuasa yang ada di dunia ini. Para ahli-ahli Mesir berhasil membuat ular dari tongkat mereka dengan ilmu-ilmu mantera. Namun tongkat Harun menelan tongkat-tongkat mereka (Keluaran 7:11-12). Hal ini menunjukkan Allah yang perkasa memiliki kuasa yang tidak ada tandingannya.

Bapa yang Kekal

Kekal berarti Allah adalah yang Awal dan yang Akhir. Di dalam Dia kita memiliki kepastian bukan hanya untuk kehidupan di kekekalan, namun juga untuk hidup saat ini.

Raja Damai

Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus - Filipi 4:7.

 

Bagaimana untuk mendapatkan segala sesuatu itu?

Pertanyaannya bagi kita sekarang adalah: bagaimana kita bisa mendapatkan segala sesuatu yang berguna di dalam Kristus Yesus? Satu perikop dari Ulangan 28:1-14 menuliskan rahasia untuk memperoleh berkat.

Baik – baik mendengarkan suara Tuhan Allahmu.

Kunci pertama untuk mendapatkan berkat adalah: baik-baik mendengarkan suara Tuhan Allah. Cara kita mendengar akan mempengaruhi berkat yang akan kita terima. Apabila kita mendengarkan firman Tuhan dengan mengantuk, hidup kita nanti akan terantuk-antuk. Yesus dalam menyampaikan khotbah ataupun dalam perumpamaan, selalu mengingatkan: “Perhatikan cara kamu mendengar”, sebab iman timbul dari pendengaran akan Firman Allah. Ulangan 28:2 menuliskan segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu. Terkadang kita tidak mampu meraih berkat, namun Tuhan akan memerintahkan berkat untuk datang dan kita nikmati dalam hidup kita. Bukan kita yang mengejar berkat, karena jika Tuhan tidak berkehendak atas berkat tersebut, kita tidak akan menikmatinya.

Melakukan dengan setia

Setelah mendengarkan firman Tuhan dengan baik, kita harus melakukan firman Tuhan dengan setia. Kesetiaan kita untuk melakukan firman Tuhan akan berdampak terhadap berkat yang kita terima.

 

Apa dampaknya bagi kita?

Tuhan menjanjikan bahwa kita akan menerima segala sesuatu di dalam Kristus. Dalam Mazmur 103:5 dituliskan Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada rajawali. Hasrat yang terpenuhi akan membuat kekuatan kita menjadi baru.

Rajawali mampu mencapai umur 70 tahun seperti manusia. Namun, pada pertengahan usia (± 40 tahun) paruh rajawali sudah bengkok, bulu-bulunya terlalu tebal sehingga sulit terbang, bahkan cakarnya melengkung dan tidak kuat lagi mencengkeram musuh. Di saat itulah rajawali melakukan pembaharuan dengan terbang ke arah matahari dan merontokkan bulunya. Rajawali mematahkan cakar dan paruh yang lama di atas gunung batu dan berdiam disana sambil menunggu tumbuhnya bulu-bulu, paruh dan cakar yang baru. Setelah melewati pembaharuan tersebut, kekuatan rajawali dipulihkan.

Di awal tahun ini, marilah kita membaharui hidup kita dengan lebih baik mendengarkan firman Tuhan dan melakukannya dengan setia.

Mencari Kota Yang Akan Datang

Bible Text: Ibrani 13:14-18

Kita masih tinggal di dalam dunia, masih memerlukan hal-hal yang berhubungan dengan dunia, namun itu hanya sementara dan kita harus bersiap menuju kota yang akan datang.

Kota yang akan datang itu adalah Yerusalem baru. Lagu Satu Kota Tanpa Malam mengingatkan kita akan kota yang akan datang ini.
“Satu kota tanpa malam
Di Yerusalem baru
Di rumah Bapa surga mulia
Aku rindu kesana
Bersama Yesus Tuhanku
Aku rindu kesana bersama Dia”

Inilah gambaran kota yang akan datang itu:

Kota itu bersinar dan tidak perlu ada penerangan.
Temboknya besar dan tinggi dan dilapis dari permata yaspis.
Terdapat 12 pintu gerbang yang terbuat dari 12 mutiara, setiap pintu gerbang terdiri dari 1 mutiara.
Jalan-jalan kota itu terbuat dari emas murni bagaikan kaca bening yang tembus pandang.

 

Mengapa harus mencari “Kota Yang Akan Datang”?

Di dunia ini tidak ada tempat tinggal yang tetap. Dunia penuh dosa dan kejahatan sehingga harus dibinasakan. Para ilmuwan di Amerika berusaha untuk mencari kehidupan di luar angkasa atau di langit sana. Namun, firman Tuhan menyatakan bahwa langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat (2 Petrus 3:10). Sekalipun manusia terbang tinggi mencari perlindungan di antara bintang-bintang, dari sana pun Tuhan akan menurunkannya (Obaja 1:4). Tidak ada tempat yang aman untuk berlindung sekalipun manusia naik ke atas langit, Tuhan akan menurunkannya. (Amos 9:2).

 

Bagaimana Mencari “Kota Yang Akan Datang”?

Ibrani 13:15-18 menjelaskan 4 (empat) langkah yang harus kita tempuh untuk mencapai Kota yang akan datang itu:

1. Mempersembahkan korban syukur yaitu ucapan bibir yang memuliakan Allah (Ibrani 13:15)

Hal pertama yang harus kita pelihara dalam hidup ini untuk bisa mencapai kota yang akan datang adalah ucapan kita. Salomo, raja yang penuh hikmat itu mengatakan dalam amsalnya: “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya akan memakan buahnya” (Amsal 18:21). Salomo menegaskan kembali pentingnya menjaga ucapan dalam Amsal 10:19: “Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi. Dalam kehidupan rumah tangga, suami akan dimenangkan tanpa perkataan oleh kelakuan istri, apabila melihat murni dan salehnya hidup istri mereka  (1 Petrus 3:1-2). Sebagai ganti amarah dan mengeluh, marilah kita mempersembahkan ucapan syukur untuk mencapai kota yang akan datang.

 

2. Berbuat baik dan memberi bantuan (Ibrani 13:16)

Berbuat baik dan memberi bantuan bukan sekedar agar nama kita ditulis di warta gereja atau kita dihormati orang lain. Terlebih dari hal itu, Tuhan mencatat setiap perbuatan baik kita sebagai saham kita untuk memasuki kota yang akan datang itu.

 

3. Mentaati pemimpin – pemimpin (Ibrani 13:17)

Mentaati pemimpin berarti totalitas untuk melakukan apa yang diarahkan oleh pemimpin. Seperti halnya di dalam dunia militer, prajurit akan mentaati komando dari atasannya. Kita harus belajar mentaati pemimpin kita di dalam gereja. Pemimpin yang mengarahkan kita untuk berdoa satu jam, berdoa malam, berdoa puasa harus kita taati. Demikian juga saat pemimpin mengarahkan kita untuk mengikuti kebaktian rumah tangga, kita harus belajar taat. Ketaatan akan membawa kita masuk ke kota yang akan datang itu.

 

4. Berdoa terus untuk pemimpin (Ibrani 13:18)

Kita berkewajiban untuk mendoakan pemimpin, bukan untuk melawan pemimpin. Dalam topik doa Sabtu, hal yang pertama kita doakan adalah pelayanan dan Bapak/Ibu Gembala agar diberi kekuatan untuk menggembalakan kita hingga kita bertahan sampai akhir menuju Yerusalem baru.

 

Manfaat bagi kita

Apa akibatnya bagi kita yang mencari kota yang datang dengan melakukan keempat hal di atas? Ibrani 13 : 20-21 menyatakan bahwa Allah damai sejahtera, Gembala Agung, MEMPERLENGKAPI kita dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya oleh Yesus Kristus. Alangkah indahnya hidup kita apabila Tuhan memperlengkapi kita dengan segala hal yang baik di dalam hidup ini. Walaupun kita masih tinggal di dalam dunia ini, namun marilah pikiran kita tetap tertuju kepada kota yang akan datang agar kelak kita bisa berhimpun di dalam kekekalan bersama dengan Yesus, Tuhan kita.