Bible Text: Ibrani 13:14-18

Kita masih tinggal di dalam dunia, masih memerlukan hal-hal yang berhubungan dengan dunia, namun itu hanya sementara dan kita harus bersiap menuju kota yang akan datang.

Kota yang akan datang itu adalah Yerusalem baru. Lagu Satu Kota Tanpa Malam mengingatkan kita akan kota yang akan datang ini.
“Satu kota tanpa malam
Di Yerusalem baru
Di rumah Bapa surga mulia
Aku rindu kesana
Bersama Yesus Tuhanku
Aku rindu kesana bersama Dia”

Inilah gambaran kota yang akan datang itu:

Kota itu bersinar dan tidak perlu ada penerangan.
Temboknya besar dan tinggi dan dilapis dari permata yaspis.
Terdapat 12 pintu gerbang yang terbuat dari 12 mutiara, setiap pintu gerbang terdiri dari 1 mutiara.
Jalan-jalan kota itu terbuat dari emas murni bagaikan kaca bening yang tembus pandang.

 

Mengapa harus mencari “Kota Yang Akan Datang”?

Di dunia ini tidak ada tempat tinggal yang tetap. Dunia penuh dosa dan kejahatan sehingga harus dibinasakan. Para ilmuwan di Amerika berusaha untuk mencari kehidupan di luar angkasa atau di langit sana. Namun, firman Tuhan menyatakan bahwa langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat (2 Petrus 3:10). Sekalipun manusia terbang tinggi mencari perlindungan di antara bintang-bintang, dari sana pun Tuhan akan menurunkannya (Obaja 1:4). Tidak ada tempat yang aman untuk berlindung sekalipun manusia naik ke atas langit, Tuhan akan menurunkannya. (Amos 9:2).

 

Bagaimana Mencari “Kota Yang Akan Datang”?

Ibrani 13:15-18 menjelaskan 4 (empat) langkah yang harus kita tempuh untuk mencapai Kota yang akan datang itu:

1. Mempersembahkan korban syukur yaitu ucapan bibir yang memuliakan Allah (Ibrani 13:15)

Hal pertama yang harus kita pelihara dalam hidup ini untuk bisa mencapai kota yang akan datang adalah ucapan kita. Salomo, raja yang penuh hikmat itu mengatakan dalam amsalnya: “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya akan memakan buahnya” (Amsal 18:21). Salomo menegaskan kembali pentingnya menjaga ucapan dalam Amsal 10:19: “Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi. Dalam kehidupan rumah tangga, suami akan dimenangkan tanpa perkataan oleh kelakuan istri, apabila melihat murni dan salehnya hidup istri mereka  (1 Petrus 3:1-2). Sebagai ganti amarah dan mengeluh, marilah kita mempersembahkan ucapan syukur untuk mencapai kota yang akan datang.

 

2. Berbuat baik dan memberi bantuan (Ibrani 13:16)

Berbuat baik dan memberi bantuan bukan sekedar agar nama kita ditulis di warta gereja atau kita dihormati orang lain. Terlebih dari hal itu, Tuhan mencatat setiap perbuatan baik kita sebagai saham kita untuk memasuki kota yang akan datang itu.

 

3. Mentaati pemimpin – pemimpin (Ibrani 13:17)

Mentaati pemimpin berarti totalitas untuk melakukan apa yang diarahkan oleh pemimpin. Seperti halnya di dalam dunia militer, prajurit akan mentaati komando dari atasannya. Kita harus belajar mentaati pemimpin kita di dalam gereja. Pemimpin yang mengarahkan kita untuk berdoa satu jam, berdoa malam, berdoa puasa harus kita taati. Demikian juga saat pemimpin mengarahkan kita untuk mengikuti kebaktian rumah tangga, kita harus belajar taat. Ketaatan akan membawa kita masuk ke kota yang akan datang itu.

 

4. Berdoa terus untuk pemimpin (Ibrani 13:18)

Kita berkewajiban untuk mendoakan pemimpin, bukan untuk melawan pemimpin. Dalam topik doa Sabtu, hal yang pertama kita doakan adalah pelayanan dan Bapak/Ibu Gembala agar diberi kekuatan untuk menggembalakan kita hingga kita bertahan sampai akhir menuju Yerusalem baru.

 

Manfaat bagi kita

Apa akibatnya bagi kita yang mencari kota yang datang dengan melakukan keempat hal di atas? Ibrani 13 : 20-21 menyatakan bahwa Allah damai sejahtera, Gembala Agung, MEMPERLENGKAPI kita dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya oleh Yesus Kristus. Alangkah indahnya hidup kita apabila Tuhan memperlengkapi kita dengan segala hal yang baik di dalam hidup ini. Walaupun kita masih tinggal di dalam dunia ini, namun marilah pikiran kita tetap tertuju kepada kota yang akan datang agar kelak kita bisa berhimpun di dalam kekekalan bersama dengan Yesus, Tuhan kita.