Kedatangan Yesus Kedua Kali

Bible Text: 1 Tesalonika 4:13-18 | Series: Kedatangan Yesus Kedua Kali

Berita tentang tentang Kedatangan Yesus kedua kali harus menjadi fokus gereja di akhir zaman yang merupakan penghiburan bagi orang percaya. Gereja juga perlu mempersiapkan diri menyambut Maranatha lewat rentetan peristiwa yang mendahului peristiwa yang mulia itu.

Jemaat Korintus antusias dengan kedatangan Yesus

Di akhir zaman banyak orang tidak suka berita kedatangan Yesus, mereka lebih fokus kepada penginjilan. Di lain pihak ada yang tidak ingin Yesus segera datang mengingat harta dan pekerjaannya yang masih banyak. Namun jemaat di kota Korintus sangat antusias dengan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, sebab itu rahasia kedatangan Yesus Kristus diungkapkan oleh Rasul Paulus secara khusus kepada jemaat di kota ini: “Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.” ( 1 Korintus 15 : 51 – 52 )
Di kota Korintus ada ungkapan atau semboyan khas Maranata (dari bahasa Aram), dipakai dalam tulisan lintas (transliterasi). Ungkapan ini sering dipakai dalam tata ibadah Perjamuan Kudus dan mengakhiri doa. Pengharapan dan kerinduan hati yang dilahirkan dalam doa kuno orang Kristen di kota Korintus ini Nampak dicerminkan dalam 1 Kor. 11 : 26 dan dalam Wahyu 22 : 20.
Rasul Paulus menyebutnya dalam 1 Korintus 16 : 22. Ada beberapa kemungkinan (tafsiran) pelafalannya:
1.maranâ-tâ : ” Tuhan, datanglah!”
2.maran‘eta (Grammatik des jűdisch- palästinisch Aramaisch ) yang artinya juga sama.
Dalam naskah-naskah Yunani, yang dibubuhi tanda-tanda tekanan suara dan tanda-tanda baca, biasanya ungkapan itu digunakan seolah-olah mengatakan: maran’ata artinya “Tuhan kita sudah datang.” Ini kurang cocok mengingat gagasan tentang Perjamuan Kudus dan hari penghakiman yang dalam kaitan naskahnya dihubungkan dengan istilah ini, kecuali jika ungkapan itu dipandang kepada manifestasi Tuhan sendiri melalui Perjamuan Kudus itu.
Kata ini juga sering digunakan dalam bahasa Latin Kuno dan Etiopia yang menerjemahkan maranata dengan “pada saat kedatangan Tuhan.” Alkitab BIS (Bahasa Indonesia Sehari-hari) menggunakan kata “Maranatha” mengutip dari bahasa Inggris yang kosa katanya banyak bersumber dari bahasa Latin. Inilah kutipannya: ”Orang yang tidak mengasihi Tuhan, biarlah ia terkutuk! Maranatha - Tuhan kami, datanglah!” ( 1 Kor. 16:22 BIS )
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) tidak ditemukan kosa kata “Maranata” atau “Maranatha”.

Sangkakala menjelang hari Maranatha
Sekitar tahun 1990 gencar diberitakan bahwa sangkakala sebagaimana dituliskan dalam Wahyu pasal 8 telah tergenapi. Namun kalau kita teliti dengan cermat, tanda-tanda itu belum ada. Bagaimanakah keadaan yang sesungguhnya? Setelah meterai yang ketujuh dibuka, maka ada tujuh sangkakala yang mengawali peristiwa kedatangan Yesus yang dibagi dua bagian besar, yaitu empat sangkakala pertama ( Wahyu 8 : 6 - 13 ) dan sangkakala kelima sampai ketujuh.

Sangkakala Pertama
Bila hal ini sudah terjadi maka tandanya adalah: hujan es dan api bercampur darah yang dilemparkan ke bumi, sepertiga pohon-pohon dan rumput terbakar (Wahyu 8:7). Mungkin kita sudah mendengar ada berita hujan darah di berbagai tempat di dunia, seperti di India, namun itu belum masuk kategori ini.

Sangkakala Kedua
Ketika malaikat kedua meniup sangkakalanya, maka terjadilah ada suatu seperti gunung besar yang menyala-nyala oleh api dilemparkan ke laut dan 1/3 laut menjadi darah (Wahyu 8:8). Di lain pihak juga gereja Tuhan akan berdiri tegak di hulu-hulu gunung dan menjulang tinggi dan segala bangsa berduyun-duyun ke sana ( Yesaya 2 : 1-2 ).

Sangkakala Ketiga
Dari langit jatuh sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, menimpa 1/3 sungai dan mata air. Bintang itu adalah Apsintus, dan bamyak orang mati karena air itu karena sudah menjadi pahit. Di akhir zaman , akan banyak juga bintang (orang yang dipakai Tuhan secara luar biasa) akan gugur dan jatuh. Karena itu pelayan Tuhan harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah dan tidak serakah (Titus 1:7). Tuhan juga akan memakai 5 jawatan (Rasul-Nabi-Penginjil-Gembala-Guru) untuk menyempurnakan gereja-Nya ( Efesus 4 : 11 ).

Sangkakala Keempat
Tanda di langit menjadi ciri khas sangkakala keempat ini: sepertiga dari matahari, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap. Pada saat itulah seekor burung nasar terbang di langit berkata dengan suara nyaring: "Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi…” ( Wahyu 8:13 ). Saat itulah gereja yang sempurna disingkirkan ke padang gurun untuk dipelihara selama 1260 hari atau 42 bulan atau 3½ tahun, sehingga luput dari aniaya antikrist (Wahyu 12 : 6 - 14).

Yesus Naik ke Surga dan Akan Datang Kembali

Bible Text: Kisah Para Rasul 1 : 6-11 | Series: Kedatangan Yesus Kedua Kali

Surga adalah tempat yang nyata, bukan sekadar suasana di mana kita merasakan bahagia. Yesus telah bangkit dari maut dan kematian dan naik ke sana untuk menyediakan tempat bagi kita, dan Ia akan datang kembali untuk yang kedua kali dengan cara yang sama untuk menjemput kita dalam suatu pertemuan yang indah di udara.

Surga bukan suasana, tetapi tempat yang nyata

Masih banyak orang beranggapan bahwa surga adalah suasana dan bukan tempat yang nyata. Mereka beranggapan kalau hidup senang dan bahagia di bumi itulah surga dan kalau hidup kita menderita, itulah neraka. Namun Alkitab dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa surga adalah tempat yang nyata, tempat kediaman Allah. Itulah sebabnya dalam doa Bapa Kami, disebutkan: “Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah namaMU…”
Banyak juga orang yang bertanya, “Jadi, kalau begitu, di manakah surga, bagaimana di sana?” Kalau dengan teliti kita membaca dan menyimak, surga adalah langit ketiga setelah cakrawala dan luar angkasa. Jadi jika dirinci, tingkatannya adalah sebagai berikut:
1. Langit Pertama
Sering juga disebut cakrawala atau langit (Kejadian 1:6), di mana burung-burung udara beterbangan, diliputi atmosfir. Menjangkau kira-kira 300 km dari permukaan bumi.
2. Langit Kedua
Di mana Allah meletakkan benda penerang seperi matahari, bulan, bintang dan benda langit lainnya. Lapisan langit ini hampa udara, dan sering disebut angkasa luar.
3. Langit ketiga
Rasul Paulus pernah sampai ke tempat ini, dan sampai ke Firdaus, yang merupakan bagian dari surga (2 Kor 12 : 4). Surga juga memiliki tiga tingkatan tempat yaitu: arasy putih atau tahta Allah (Wahyu 22:3), kota Yerusalem baru (Wahyu 21:2) dan Taman Firdaus (Wahyu 2:7). Firdaus bukanlah surga, tetapi bagian dari surga.

Dan sebagai bukti bahwa surga adalah tempat yang nyata, Alkitab mencatat orang-orang yang telah diangkat ke sana:
1. Henokh ( Kejadian 5 : 24 )
2. Musa ( Matius 17 : 3 )
3. Elia ( 2 Raja-raja 2 : 11 )
4. Yesus ( Kisah Para Rasul 1 : 9 )

Siapakah dua orang yang berpakaian putih itu?

Alkitab dengan jelas mencatat bahwa kedua orang yang berpakaian putih itu bukanlah malaikat! Tentulah dua orang ini adalah yang sudah berada di surga. Mereka adalah dua saksi Allah, yang tidak lain adalah Musa dan Elia yang pada masa pelayanan Yesus di bumi pernah hadir bersama Yesus di hadapan Petrus, Yakobus dan Yohanes (Matius 17 : 1 - 4). Dua saksi Allah yaitu Musa dan Elia ini juga yang akan hadir untuk meyakinkan bangsa Israel di akhir zaman dengan melakukan mujizat seperti yang mereka lakukan dahulu (Wahyu 11 : 3 – 6).

Apa pesannya bagi kita?

Kedua orang itu berkata: “Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.” Kedatangan Yesus adalah hal yang pasti dan indah. Kita tidak boleh hanya memikirkan karir dan kekayaan kita di bumi, tetapi juga harus mempersiapkan diri menyambut Maranatha!

Dari sejak dulu memang banyak orang yang “sok tahu” dan menetapkan tanggal tertentu tentang kedatangan Yesus. Padahal Yesus sendiri berkata: “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Matius 24:36)

Namun kita tidak boleh apatis (tak mau tahu) tentang kedatangan Yesus. Alkitab memberi patokan dan kepastian dari pelajaran “Pohon Ara”. Yesus sendiri berkata: “Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi.” (Matius 24 : 34). Pohon ara adalah symbol Negara Israel yang bertunas kembali setelah sekian lama hilang sebagai suatu bangsa karena berpencar ke seluruh bumi. Pada tanggal 14 Mei 1948 Israel secara resmi menjadi suatu bangsa dan 11 Mei 1949, satu tahun kemudian diterima menjadi anggota PBB. Dalam salah satu salinan bahasa Inggris disebut; “Truly I say to you, this generation will not pass away until all these take place.”

Apa artinya? Generasi pohon ara (generasi yang lahir sesudah 11 Mei 1949) tidak akan mati semuanya waktu Yesus datang. Tentu generasi pohon ara yang hidup sehat dan panjang umur masih sempat melihat Yesus datang kembali.

Bagaimana tanggapan kita?

Dunia yang kita diami ini akan binasa dan kita harus mempersiapkan diri menyambut Maranatha dengan memelihara iman. Rasul Paulus berkata: “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.” (1 Timotius 4 : 7 – 8).

Keluarga Nuh Membangun Bahtera

Bible Text: Kejadian 6 :13-16 | Series: Rumah Tangga Kristen

Nuh adalah generasi ke-10 dari Adam (dari keturunan Set). Ayahnya adalah Lamekh dan ketika ia berumur 182 tahun, ia memperanakkan seorang anak laki-laki dan memberi nama Nuh kepadanya, katanya: "Anak ini akan memberi kepada kita penghiburan dalam pekerjaan kita yang penuh susah payah di tanah yang telah terkutuk oleh TUHAN." Kehidupan manusia telah rusak (corrupt) pada zaman Nuh,dan karena itu Tuhan hendak menghukum bumi, tetapi keluarga Nuh yang saleh membangun bahtera,memasukinya dan diselamatkan.

Keluarga Nuh yang saleh

Di zaman Nuh manusia sudah sangat bertambah banyak, dan terjadilah perkawinan campur (keturunan Set yang takut akan Allah) dengan keturunan Kain yang mulai menghalalkan poligami dan berbuat kejahatan yang diawali dari Lamekh (keturunan ketujuh Adam dari Kain) yang mengambil dua isteri yaitu: Ada dan Zila (Kejadian 4:19).

Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hendak menghukum bumi, tetapiNuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Ternyata Metusalah (kakeknya Nuh) yang mencapai usia tertinggi di bumi (969 tahun) masih hidup ketika Nuh mendapat pesan Tuhan, jadi sebelum dunia dihukum dengan air bah, Metusalah masih hidup.

Dari mana kita tahu? Nama adalah cerminan pribadi dari pemiliknya. Nama Metusalah juga berarti: "sesudah dia mati" pehukuman (air bah) datang. Pada usia 300 tahun,ayah Metusalah yaitu Henokh telah diangkat hidup-hidup oleh Allah. Sedangkan anaknya yaitu Lamekh, lebih dahulu meninggal (hanya mencapai usia 777 tahun – Kejadian 5:31).

Nama Metusalah juga berarti anak panah yang dapat dengan tepat menuju sasaran.Dalam Ibrani 9:27 disebutkan, "Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi" Karena itu hanya 8 orang dari keluarga Nuh yang diselamatkan yaitu Nabi Nuh dan istrinya,ketiga anaknya: Sem, Ham dan Yafet berserta ketiga menantunya (1 Petrus 3:20).

Sebaliknya, Lamekh keturunan ke-7 Adam dari Kain yang melakukan poligami dengan Ada dan Zila yang kemudian melahirkan Yabal (pemelihara ternak), Yubal (pemain kecapi dansuling / uning-uningan ), Tubal-Kain (tukang tembaga dan besi) serta seorang perempuan yang bernama Naama (Kejadian 4:19-22). Dan di akhir dari hidupnya, Lamekh menemui kebinasaan.

Nuh membangun bahtera

Diperkirakan waktu yang dibutuhkan Nuh dankeluarganya untuk membangun bahtera dengan ukuran yang besar itu sekitar 80-90 tahun.Hal ini karena di zaman itu peralatan pertukangan mungkin masih sederhana, belum secanggih zaman sekarang.

Secara rinci Allah memberitahu Nuh tentang bahtera yang akan dibuat itu: "Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam. Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya. Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan atas". (Kejadian 6:14-16)

Apa maknanya secara rohani bagi kita?

Kayu gofir adalah kayu yang mempunyai daya tahan yang kuat terhadap air, tidak gampang busuk. Demikian juga kehidupan kita harus tahan menghadapi segala pencobaan, kesulitan, rintangan yang ada di dunia ini, tidak larut dengan kejahatan dunia yang membinasakan.

Nuh memasuki bahtera

Allah tidak hanya diperintahkan Tuhan untuk membuat bahtera, tetapi juga sebagai kepala keluarga (suami), harus ebih dahulu masuk, baru kemudian disusul seisi rumah (Kejadian 7:1). Seringkali terjadi justru yang sebaliknya, kaum ibu yang mengajak suami untuk beribadah. Namun Tuhan ingin suami menjadi imam dalam rumahtangga dan mengajak seisi rumah beribadah. Bahtera yang dimasuki kelurga Nuh yang berjumlah 8 orang itu telah ditentukan ukurannya. Apa maknanya bagi kita?

Panjang : 300 hasta
Berbicara dari hal hidup yang dijalani dengan kesetiaan terhadap Tuhan, keluarga dan pekerjaan.

Lebar : 50 hasta
Angka 50 berbicara dari hal "power" dari Roh Kudus yang sanggup membuat kita melebarkan Injil kepada orang lain.

Tinggi: 30 hasta
Hidup kita juga perlu "penyerahan" diri, menengadah ke atas, kepada Yang Maha Kuasa. Yesus dibaptis dan memulai pelayanan pada usia 30 tahun (Lukas 3:21-23). Para imam pada Perjanjian Lama baru bisa melayani pada usia 30 tahun (Bilangan 4:3).

Keluarga Henokh Diberkati Tuhan

Bible Text: Kejadian 5:21-24 | Series: Rumah Tangga Kristen

Riwayat hidup seseorang biasanya atau lazimnya diungkapkan dalam catatan pengalaman hidup. Namun riwayat Henokh lebih banyak ditulis dalam catatan angka-angka. Alkitab kita disusun dalam banyak angka-angka matematika yang punya makna rohani yang penuh dinamika. Henokh adalah generasi ke-7 dari Adam.

Adam mencapai usia tinggi, 930 tahun ( Kejadian 5:5 ) dan masih sempat melihat sampai generasi ke-9 yaitu Metusalah, yang mencapai usia tertinggi di bumi yaitu 969 tahun (Kejadian 5:27). Kehidupan Henokh walau dengan riwayat singkat patut kita teladani.

Henokh, hidup yang penuh dengan pengabdian

Allah merancang dan menginginkan keluarga orang Kristen untuk menjadi keluarga yang bahagia dan melanjutkan keturunan ilahi. Di zaman itu, keturunan Adam dari Kain banyak melakukan penyimpangan khususnya poligami sehingga keturunannya menjadi rusak. Tetapi sebaliknya keturunan Kain dari Set (pengganti Habel) masih tetap mempertahankan monogami, termasuk Henokh.

Nama Henokh berarti "dedicate" atau "pengabdian". Henokh mengasihi keluarganya, yaitu isteri dan anaknya, tetapi lebih mengasihi Tuhan. Para suami harus lebih mengasihi Tuhan daripada mengasihi isteri dan anak-anak. Yesus berkata: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu." (Markus 12:30).
Kasih kepada Tuhan harus membuat suami lebih memperhatikan seisi rumah, mengasihi isteri dan anak-anak. Rasul Paulus menegaskan kepada Timotius, bahwa orang yang tidak memelihara sanak saudaranya apalagi seisi rumahnya (isteri dan anak-anak), orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman (1 Timotius 5:8).

Henokh, hidup bergaul dengan ALLAH

Hidup berkeluarga dan mempunyai anak lelaki dan perempuan tidak membuat Henokh lupa beribadah kepada Allah.

Angka “65” (sixty and five)

Ketika usia 65 tahun, Henokh memperanakkan Metusalah. Dalam salinan bahasa Inggris, kata “enam puluh lima” ditulis dengan : sixty and five. Apa maknanya secara rohani?. Angka 60 berbicara dari hal "kepahlawanan". Joli raja Salomo dikelilingi oleh 60 pahlawan-pahlawan pilihan dari Israel (Kidung Agung 3:7).

Dalam hidup berkeluarga, banyak hal persoalan yang harus dihadapi, namun para suami harus bisa bersikap sabar, tidak hanya melampiaskan amarah dan emosi tak terkendali. Dalam Amsal 16:32 disebutkan: "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota."

Angka "lima" secara rohani berbicara dari hal "salib" yaitu penyangkalan diri. Salib adalah perpotongan kayu secara horizontal dan vertikal. Bukankah Yesus berkata: "tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39). Demikian juga hidup kekristenan kita harus berdasarkan prinsip salib, dunia disalibkan bagi kita dan kita disalibkan bagi dunia (Galatia 6:14)

Angka 300

Setelah memperanakkan Metusalah, Henokh hidup bergaul dengan Allah selama 300 tahun. Angka 300 berbicara dari hal kesetiaan, sepanjang atau selama kehidupan dari awal sampai akhir.

Angka 300 pertama kali dijumpai dalam Alkitab ketika Tuhan memerintahkan Nuh membuat bahtera dengan panjang 300 hasta, lebar 50 hasta dan tinggi 30 hasta (Kejadian 6:15).

Kata "bergaul dengan Allah", dalam salinan lain disebutkan dengan "in habitual fellowship" yang artinya: membiasakan atau melatih diri dalam persekutuan dengan Allah. Jemaat mula-mula bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan (Kisah Para Rasul 2:42).

Para suami harus dapat menjadi imam dalam keluarga untuk mengajak seisi rumah beribadah kepada Allah (Yosua 24:15b), sehingga rumahtangga mengalami kesejukan. Kesetiaan harus menjadi ciri khas, baik kepada Tuhan, keluarga dan pekerjaan. Kita tidak boleh menjadi orang yang gampang mundur tanpa alasan yang jelas, karena hal tersebut tidak berkenan kepada Tuhan.

Dalam Ibrani 10:38, rasul Paulus menyampaikan pesan khusus: "Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya. Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup."

Angka 365

Henokh pada akhirnya, mencapai usia 365 tahun lalu ia tidak ada lagi karena diangkat hidup-hidup oleh Allah.

Angka 365 adalah totalitas atau keseluruhan kehidupan Henokh yang merupakan hasil dari 300 (kesetiaan) dan 65 (menjalani hidup dengan sabar dan dengan prinsip salib).

Hanya dengan menjalani hidup dengan cara tersebut kita dapat diangkat oleh Allah untuk bersama-Nya, sebagaimana dinubuatkan oleh Henokh sendiri. Dalam Yudas 1:14 disebutkan: Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya."

Marilah kita menjalani hidup di dunia ini dengan sabar, prinsip salib yang rela menyangkal diri dan setia terhadap Tuhan, pasangan, pekerjaan dan persekutuan dengan Tuhan!

Berkat Atas Rumah Tangga

Bible Text: Mazmur 128:1-6 | Series: Rumah Tangga Kristen

Pernikahan adalah persekutuan atau ikatan anatara seorang pria dengan seorang wanita dengan tujuan untuk membentuk rumah tangga yang bahagia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagaimana yang tertulis dalam UU No. 1 Tahun 1974. Pernikahan adalah program Allah agar manusia bahagia, dan keadaannya lebih baik. Mendapat istri yang berakal budi adalah karunia Tuhan.

Untuk apa pernikahan itu?

Banyak orang yang sudah menikah atau berkeluarga tidak bahagia malah bahaya karena tidak mengerti hakekat dan tujuan pernikahan. Hal ini juga bisa akibat salah pilih sehinga seseorang menikah dengan orang yang salah. Menurut suatu riset tentang pernikahan, ternyata 85 persen orang yang menikah tidak merasa bahagia, bahkan banyak yang berujung perceraian. Bahkan ada pernikahan yang bertahan satu tahun, satu bulan, dan yang hanya hitungan hari dan jam saja, padahal pasutri tersebut sudah saling mengenal cukup lama.

Menurut suatu riset tentang pernikahan dan perceraian, propinsi Jawa Timur memegang rekor tertinggi. Tahun 2011 saja, perceraian di propinsi ini tercatat jumlah 92.729 kasus. Dari jumlah tersebut, dengan kabupaten Indramayu di urutan pertama disusul kabupaten Banyuwangi. Dan faktor teratas yang jadi penyebabnya adalah masalah ekonomi dan perselingkuhan.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini bisa disebabkan banyak hal, di antaranya ketidakcocokan antara pasangan, tidak adanya saling pengertian dan kasih, belum siap secara mental, masalah ekonomi, dan sebagainya. Namun dari semula Allah merancang pernikahan untuk berbahagia. Dalam Amsal 18:22 disebutkan bahwa mendapat istri, mendapat sesuatu yang baik dan dikenan Tuhan.

Seharusnya, setelah menikah pasutri harus lebih berbahagia. Menurut penelitian Prof. Dr. Jim Foster, di Amsterdam University, bahwa hubungan suami istri yang syah dapat membuat para suami lebih cerdas dan bahagia.

Mengapa harus menikah?

Menikah adalah menjalankan program Allah. Dalam Pengkhotbah 9:9 disebutkan: "Nikmatilah hidup dengan istri yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang dikaruniakan TUHAN kepadamu di bawah matahari, karena itulah bahagianmu dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan jerih payah di bawah matahari."

Sebenarnya, keluarga tanpa kehadiran anak sudah cukup. Kalau Tuhan memberi anak, itu adalah suatu bonus atau upah (Mazmur 127:3). Namun banyak pasutri yang merasa kurang bahagia bila belum punya anak. Bahkan untuk suku tertentu, tidak merasa afdol sebelum punya anak laki-laki. Istri harus lebih mendapat perhatian karena akan bersama seumur hidup, anak-anak bisa saja datang dan pergi.

Perempuan Sunem yang sangat memperhatikan pelayanan nabi Elisa dengan memberi kamar khusus dengan tempat tidur, meja kursi dan kandil dengan maksud apabila nabi itu berkunjung dapat singgah di rumahnya. Kepada hambanya Gehazi, nabi Elisa ingin membalas kebaikan perempuan Sunem tersebut dan menanyakan keinginan atau permohonan doa. Perempuan itu berkata: "Aku ini tinggal di tengah-tengah kaumku!" Dalam salinan lain disebutkan: “Aku berkecukupan, tidak kurang apa-apa.”

Perempuan ini tidak mengeluh walau belum punya anak dan suaminya sudah tua. Banyak pasangan suami istri yang belum dapat momongan gelisah, mengeluh bahkan ada yang berdukun bila belum mendapat anak. Tetapi wanita ini bisa tetap bersyukur dan bergembira melayani Tuhan. Dan nabi Elisa menaruh perhatian atas pelayanannya, dan berkata: "Pada waktu seperti ini juga, tahun depan, engkau ini akan menggendong seorang anak laki-laki." (2 Raja-raja 4:16). Untuk melihat mujizat Tuhan, jangan mengeluh, tetapi bergembiralah karena Tuhan (Mazmur 37:4).

Pernikahan juga menggambarkan hubungan Kristus dengan gereja, yang merupakan rahasia besar (Efesus 5:31-33).

Bagaimanakah seharusnya menjalani pernikahan?

Sering kita lihat dan jumpai banyak keluarga yang telah lama menikah tetapi kehidupannya tidak semakin baik atau bahagia, malah memburuk dan berujung bahaya. Bagaimana seharusnya menjalaninya?

Saling Mengasihi
Suami harus lebih mengasihi istri daripada mengasihi anak-anak, karena istri adalah teman sehidup semati. Karena itu suami harus sabar dan tidak berlaku kasar terhadap istri (Kolose 3:19)

Budi bahasa yang baik
Banyak para suami yang merasa bangga dan menganggap berwibawa bila bisa memarahi dan menyenggak istri dan anak-anak. Namun pasutri yang terpuji adalah saling memuji. Sulaiman dan Sulamit tidak pernah mengungkapkan kesalahan dan kelemahan pasangannya (Kidung Agung 5:16). Kata-kata suami istri harus penuh kasih, digarami dan jangan hambar (Kolose 4:6).

Injil Kerajaan

Bible Text: Matius 24:14

Injil adalah berita kesukaan yang memberi kelepasan atas dosa dan keselamatan serta hidup kekal dan di dalamnya ada kuasa untuk memerintah (kerajaan). Rasul Paulus, yang menulis 14 kitab dalam Perjanjian Baru, dalam suratnya kepada jemaat di kota Roma menjelaskan dengan lengkap mengenai dimensi Injil (Roma 1:16-17).

Permulaan: Kuasa Allah
Tujuan: Mendatangkan selamat
Luas: Kepada setiap orang
Syarat: Percaya
Inspirasi: Kebenaran Allah dinyatakan
Progresi: Dari iman kepada iman
Dasar: Alkitab (seperti yang tertulis)
Garansi: Orang benar akan hidup oleh iman

Injil inilah yang kemudian membawa kita untuk memerintah hidup kita agar selalu berpadanan dengan Injil Kristus.

Injil itu dari Allah

Kabar kesukaan, berita gembira di mana Allah bukan hanya membawa selamat tetapi juga rahmat dan berkat bagi manusia yang mau bertobat dari dosa, mendekat dna kemudian melekat dengan Tuhan.

Ketika Yesus diliputi Roh Allah dalam mengajar di Bait Allah di daerah Nazaret, ia menyampaikan kabar kesukaan (Injil) kepada mereka: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Lukas 4:18-19).

Inil membebaskan kita dari tawanan dosa, filsafat dunia yang menyesatkan, penyakit, kemiskinan, beban hidup, sehingga mata kita dapat melihat berkat dan rahmat Tuhan yang akan dilimpahkan.

Rasul Paulus pernah menegaskan bahwa Injil yang diberitakannya bukanlah dari manusia, tetapi dari Allah sendiri yang diajarkan sendiri oleh Yesus, diterima oleh penyataan Yesus Kristus (Galatia 1:11-12)

Injil harus jadi milik kita pribadi

Karena kita sudah menerima keselamatan lewat pengorbanan Yesus yang telah membeli kita dengan tunai dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus, maka hidup kita juga harus sesuai dengan tuntutan Injil, agar pengorbanan Yesus tidak sia-sia. Kepada jemaat di Filipi, rasul Paulus berpesan: "Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil" (Filipi 1:27)

Karena itu setiap pribadi harus mempunyai pengalaman yang nyata dalam Injil sehingga injil yang ada pada kita mempunyai kuasa yang dahsyat, sebagaimana disampaikan oleh Paulus: "Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus." (Roma 2:16). Dalam salinan King James, ayat ini berbunyi: "In the day when God shall judge the secrets of men by Jesus Christ according to my gospel."

Injil yang diberitakan oleh rasul Paulus bukan hanya dari pengetahuan yang dia miliki, atau pendapat orang lain tetapi adalah pengalaman langsung yang dialaminya dari Allah, sebagaimana diungkapkannya: "Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan" (Roma 15:18)

Injil menjadikan kita untuk beroleh kerajaan (memerintah)

Oleh kebangkitan Yesus yang telah mengalahkan maut dan membawa darahNya untuk penebusan kita, menjadikan kita manusia baru, the man of God, yang beroleh kuasa untuk beroleh kerajaan. Dari semula, Allah telah merancang kita untuk mengusahai dan menguasai bumi. Namun akibat dosa kemuliaan itu lenyap dan dipulihkan kembali lewat korban Yesus di kayu salib. Yesus juga memberikan kuasa kepada kita untuk memerintah. Apkah yang kita perintah?

Memerintah hidup dan diri kita
Oleh kematian dan kebangkitan Yesus kita berkuasa, sama seperti oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa (Roma 5:17). Kita juga harus dapat memerintahkan diri untuk dapat hidup tertib dan mengekang diri (2 Timotius 1:7)

Memerintah atas dosa
Dosa sering mengintai di depan pintu hati kita dan senantiasa menggoda, karena itu kita harus berkuasa atasnya (Kejadian 4:7)

Memerintah atas kuasa iblis
Orang percaya diberi kuasa untuk memerintahkan dan mengusir setan (1 Petrus 5:8; Markus 16:17)

Memerintah atas keadaan
Kadangkala hidup diliputi suasana yang tidak nyaman, pikiran buruk, stress, depresi. Kuasa Tuhan yang ada pada kita sanggup melepaskan semua itu (Mazmur 34:20).

Bagaimana kita memerintah?

Untuk memerintah kita harus punya "kuasa", namun bukan seperti pemerintahan dunia. Kita perlu firman Allah yang membuahkan iman sehingga kita mampu memerintahkan gunung-gunung penyakit, penderitaan, dsb. (Matius 17:20). Untuk dapat mencapainya kita harus penuh percaya (yakin) seolah-olah sudah menerimanya (Markus 11:24), sebagaimana disampaikan oleh rasul Yohanes: "Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya." (1 Yohanes 5:4)

Makna Kebangkitan Yesus

Bible Text: 1 Korintus 15 : 3-8

Injil mencatat Yesus yang lahir, mati, dikubur dan bangkit, bahkan akan datang kembali untuk yang kedua kali. Jika Kristus tidak dibangkitkan, iman kita menjadi sia-sia. Tetapi syukur kepada Allah, yang oleh RohNya membangkitkan Yesus dari antara orang mati, yang juga menghidupkan tubuh kita yang fana ini oleh RohNya.

Roh Kudus membangkitkan Yesus

Yesus bangkit pada hari Minggu, yaitu pada hari pertama minggu itu (Lukas 24:1; Yohanes 20:1). Maria Magdalena yang pertama sekali menyaksikan batu sudah terguling dari kubur itu dan kubur telah kosong, yang kemudian bersama wanita yang lain. Sesuai firmanNya, Yesus bangkit pada hari ketiga.

Siapakah yang membangkitkan Yesus? Rasul Paulus menulis kepada jemaat di kota Roma, "Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu." (Roma 8:10-11)

YESUS membawa darah-Nya sendiri kepada Bapa di surga

Kebangkitan Yesus memberi maklumat kepada dunia: Yesus telah mengalahkan maut, dosa dan setan. Ketika Yesus menampakkan diri kepada Maria Magdalena yang hendak memeluk kakiNya, Yesus pun menyampaikan pesan: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." (Yohanes 20:17)

Maria Magdalena adalah pemegang amanat berita kebangkitan Tuhan Yesus. Ia segera menyebarkan berita itu kepada teman-teman wanitanya, dan juga kepada murid-murid Yesus,. Namun bagi mereka, perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu. (Lukas 24:9-11)

Yesus harus lebih dahulu pergi menghadap kepada Bapa di surga untuk mempersembahkan darahNya sendiri, darah yang tak bernoda dan tak bercacat. Dalam Ibrani 9:12 disebutkan: "dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal." Para wanita yang menyaksikan kebangkitan Yesus memiliki kecintaan yang luar biasa sehingga bilangan murid-murid itu terus bertambah sampai mencapai sekitar 500 orang pada hari kenaikan Yesus ke surga (1 Korintus 15:6).

Peran darah Yesus bagi kita

Salah satu hal yang dibenci oleh setan adalah darah Yesus, yang menyelamatkan manusia dari dosa dan kematian. Karena itu kita harus memahami dan menghargai peran darah Yesus.

Menyucikan kita dari segala dosa (1 Yohanes 1:7)
Darah grafirat ( perdamaian, pengampunan ) – Ibrani 9:14
Menebus kita dari kesia-siaan (1 Petrus 1:18-19)
Memberi keberanian untuk masuk ke dalam tempat kudus (Ibrani 10:19-20)
Berkuasa dalam memberikan perlindungan (Keluaran 12:7-13)

Peran Kebangkitan YESUS untuk kerajaan, imam, pemerintahan

Kita bersyukur oleh kebangkitan Yesus, kita bukah hanya diselamatkan tetapi juga beroleh kedudukan. Bukan jabatan duniwai tetapi pelayanan dalam kerajaanNya. Dalam Wahyu 5:9-10 tertulis: "karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Kerajaan. Kerajaan yang dimaksud bukan kerajaan dunia, tetapi kerajaan Allah yang membuat kita hidup dalam kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Roma 14:17).

Imam, yang dapat memimpin keluarga untuk beribadah, menaikkan doa (memegang cawan emas) dan menaikkan pujian (memegang kecapi) – Wahyu 5:8.
Memerintah bersama Yesus sebagai raja di bumi dalam Kerajaan 1000 Tahun Damai (Wahyu 5:10).

Banyak yang bertanya: "Siapa yang akan kita perintah dalam Kerajaan itu?" Kita belum ke sana, jadi kita belum tahu siapa yang kita perintah. Yang terpenting adalah bagaimana kita menerima kuasa darah Yesus, kuasa kebangkitanNya untuk menjadi serupa dengan Dia agar kelak layak memerintah bersama dengan Dia.

Makna Paskah Bagi Kita

Bible Text: Yohanes 19:17-27

Bagi seorang Kristen, pengikut Kristus, kita wajib mengetahui siapa dan mengapa Yesus yang tersalib! Ketika Yesus memikul salib-Nya, Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah. Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: Iesous Nazarenus Rex Iudaeorum yang artinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi." Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. Maka kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: "Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi." Jawab Pilatus: "Apa yang kutulis, tetap tertulis."

Apa maknanya bagi kita? Nama Yesus nama yang berkuasa, di langit dan di bumi, membebaskan kita dari belenggu dosa. Nama Yesus, nama yang indah,tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kisah Para Rasul 4:12).

Nama Yesus membaharui hati dan memberkati

Sama seperti aksara Romawi mempunyai nilai (I = 1, V = 5, X = 10, L = 50, C = 100, dst), aksara Yunani juga mempunyai nilai. Nama Yesus (Yunani: Iesous) mempunyai nilai:

I =  10
E =   8
S = 200
O =  70
U = 400
S = 200
--------- +
888

Angka 8 berbicara dari hal pembaharuan. Lewat keluarga Nuh yang terdiri dari 8 orang, bumi dibaharui dan diselamatkan (1 Petrus 3:20). Di dalam Yesus karakter kita dibaharui dari hari ke hari. Kalau dulu kita seorang pemarah, harus bisa menjadi peramah. Sia-sia kita menjadi orang Kristen, merayakan Paskah, namun tanpa pembaharuan karakter.

Kata "delapan" dalam bahasa Ibrani menggunakan kata shemoneh yang artinya surplus, atau berkelimpahan. Yesus berkata: "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10b) Yesus datang bukan hanya supaya kita selamat, tetapi juga supaya kita beroleh berkat jasmani. Perjamuan Paskah menjelang kematian Yesus dilakukan di rumah seorang yang mampu secara finansial, karena ia diberkati sehingga memiliki rumah dengan ada ruangan atasnya dengan peralatan/perabotan lengkap (Lukas 22:9-13). Di dalam Yesus juga kita beroleh hak memperoleh berkat dan janji yang diberikan kepada Abraham, yaitu memiliki dunia, namun bukan karena hukum Taurat, tetapi karena kebenaran berdasarkan iman (Roma 4:12-13).

Akibat dosa, kita menderita

Di dalam kasihNya Allah memberikan anakNya yang tunggal untuk membebaskan kita dari dosa. Kematian Yesus di kayu salib menggenapi apa yang tertulis dalam Kejadian 3:15, "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Yang dimaksud dengan keturunan perempuan adalah Yesus yang kemudian meremukkan iblis lewat kematianNya di kayu salib. Namun akibat dosa, kaum wanita harus mengalami sakit ketika akan melahirkan (Kejadian 3:16), dan tanah juga menjadi terkutuk, manusia juga harus bekerja keras dan bersusah payah mencari rezeki.

Yesus dijadikan dosa untuk menggantikan kita

Dari rentetan pengadilan terhadap Yesus yang diawali di hadapan Mahkamah Agama, yang dipimpin Imam Besar Kayafas, Yesus diadapati tidak bersalah (Matius 26:59). Yang ada saksi dusta yang memutar balik fakta tentang Yesus yang pernah berkata: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Padahal Yesus tidak menunjuk Bait Allah secara fisik (bangunannya), melainkan diriNya sendiri.

Demikian juga Pilatus tidak menemukan kesalahan ketika Yesus diperhadapkan kepadanya (Lukas 23:4). Karena Pilatus mengetahui Yesus berasal dari Galilea, ia mengirim Dia mengaadap Herodes. Di hadapan Herodes, Yesus dihujani pertanyaan dan Yesus tidak memberi jawab apapun. Akhirnya Herodes mengirim Dia kembali kepada Pilatus. Dan Pilatus juga untuk ketiga kalinya berkata kepada orang Yahudi: "Tidak ada suatu kesalahan pun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman mati." (Lukas 23:22)

Karena desakan orang Yahudilah kemudian Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Pada masa itu, hukuman mati di kayu salib adalah hal yang sangat hina dan dianggap sebagai kutuk. Hal ini dijelaskan rasul Paulus kepada jemaat di Galatia, "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" (Galatia 3:9). Berbahagialah kita yang mau menerima kasih yang paling agung itu untuk menyelamatkan kita. Sebaliknya, orang yang menolak Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah yang paling malang.

Di salib, Yesus menekankan kasih kekeluargaan

Harus diakui kaum wanita lebih cinta Tuhan dibandingkan kaum pria. Hanya Yohanes, murid yang dikasihi itu dan para wanita, Maria (ibu Yesus), istri Klopas dan Maria Magdalena yang berdiri dekat salib Yesus. Petrus yang berkoar ikut bersama Yesus sampai mati tak tampak, bahkan sudah lebih dahulu menyangkal Yesus.

Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. Lewat merayakan Paskah marilah kita menggalakkan kasih persaudaraan sebagaimana yang dilakukan jemaat mula-mula yang sering berkumpul untuk beribadah dari rumah ke rumah (Kisah Para Rasul 2:46-47).

Jangan Tinggalkan Kebaktian

Bible Text: Ibrani 10:25 | Series: Beribadah dengan Benar

Kebaktian atau pertemuan-pertemuan ibadah adalah persekutuan kita dengan Tuhan dan teman seiman, di mana kita dapat merasakan hadirat Allah dan mendapatkan kelegaan. Yesus berkata, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan." (Matius 11:28-29).

Namun sebagian orang membiasakan diri untuk tidak beribadah, bahkan menjauhkan diri dari pertemuan ibadah. Kebiasaan demikian dapat membuat kita jauh dari Tuhan, kehilangan iman bahkan murtad. Untuk itulah Rasul Paulus mengingatkan kepada orang Ibrani dan juga kepada kita supaya semakin giat beribadah, khususnya menjelang hari Tuhan yang semakin mendekat.

Dalam kebaktian kita mendapat perhentian (rest)

Dunia yang kita diami penuh dengan kesibukan untuk mencari nafkah, menempuh pendidikan, berkarir dan hal-hal yang lain yang kadangkala dapat membuat kita merasa letih, lesu dan berbeban berat. Namun di dalam persekutuan dengan Tuhan kita diberi perhentian atau "kelegaan" (rest). Yesus memberi undangan kepada kita: "Come unto me, all ye that labour and are heavy laden, and I will give you rest." (Matius 11:28 King James Version)

Resthouse
Dalam zaman nabi Yeremia, para petani Yehuda dan orang-orang yang mengembara dengan ternaknya, bahkan seluruh penduduk kota yang rutin beraktivitas kembali disegarkan. Dalam Yeremia 31:24-26 disebutkan "Di sana akan duduk Yehuda beserta segala kotanya, petani-petani dan orang-orang yang mengembara dengan kawanan ternaknya. Sebab Aku akan membuat segar orang yang lelah, dan setiap orang yang merana akan Kubuat puas. Sebab itu aku bangun dan melihat; tidurku menyenangkan."
Restaurant
Umat Tuhan juga dihentar kepada "restaurant". Dalam pertemuan ibadah atau kebaktian, Tuhan memberi garansi bagi umatNya yang setia beribadah untuk mendapatkan makanan dan minuman yang terjamin (Keluaran 23:25).
Anak Tuhan yang beribadah, yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan, kepada mereka diperhadapkan "restaurant" yang sejati: rotinya disediakan, air minumnya terjamin. (Yesaya 33: 15-16).

Restoration
Pertemuan dengan Tuhan dalam kebaktian atau pertemuan ibadah juga adalah tempat pemulihan (restorasi) yang menghentar kepada berkat atau kelimpahan. Namun sering umat Tuhan mau berkatnya yang terlebih dahulu diberikan, padahal karakternya belum dipulihkan. Kepada nabi Yeremia, Allah menegaskan bahwa bila mereka mau diberkati, karakternya dulu harus dibenahi. Allah berfirman lewat nabi Yeremia, "Orang akan mengucapkan perkataan ini lagi di tanah Yehuda dan di kota-kotanya, apabila Aku telah memulihkan keadaan mereka: TUHAN kiranya memberkati engkau, hai tempat kediaman kebenaran, hai gunung yang kudus!" (Yeremia 31 : 23)

Berkat di balik Tabut Allah

Bagi bangsa Israel, Tabut Allah atau Tabut Perjanjian (Ark of the Covenant) adalah symbol kehadiran, kemuliaan dan berkat Allah. Sikap kita dalam menyambut hadirat Tuhan juga menentukan berkat kita.

Selama 20 tahun tabut Tuhan tinggal di rumah Abinadab dan Eleazar, anaknya dibuat menjadi penjaga tabut itu. Akibatnya, selama 20 tahun pula orang Israel penuh dengan keluh kesah dan tidak mendapat berkat (1 Samuel 7:1-2). Nama Abinadab berarti ningrat, bangsawan. Menyambut hadirat Tuhan kita harus membuang gengsi dan harga diri, Allah berkenan kepada orang yang hancur hati dan penuh kesukaan di hadirat Tuhan.

Namun baru 3 bulan, sejak Daud membawa tabut Tuhan ke rumah Obed-Edom, Tuhan memberkati dia dan seisi rumahnya (2 Samuel 6:10-11). Mengapa? Nama Obed berarti: penyembah Allah, orang yang suka menggemakan suaraNya untuk berseru, memuji, dan mencari hadirat Allah. Edom atau Esau artinya merah menyala. Rasul Paulus membakar semangat jemaat di Roma dengan pesan: "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11).

Tidak boleh meninggalkan pertemuan-pertemuan ibadah

Kata "jangan" atau "tidak boleh" adalah suatu perintah yang bila diabaikan akan mendapat akibat buruk. Thomas, yang tidak hadir ketika sepuluh murid hadir dan menyaksikan Yesus yang bangkit, menurun imannya.

Di zaman nabi Maleakhi banyak orang enggan beribadah karena menganggap percuma saja beribadah, tetapi Allah menegur mereka dan berkata: "Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya." (Maleakhi 3:18)

Orang yang meninggalkan ibadah akan mudah disusupi jaran sesat dan ajaran setan sehingga kemudian menjadi murtad (1 Timotius 4:1). Bahkan, golongan ini sering mengalami kesusahan, dilemparkan ke dalam “penjara penderitaan” yang mengikat (Wahyu 2:10).

Untuk terhindar dari hal sedemikian, marilah kita semakin giat mengikuti pertemuan ibadah menjelang kedatangan Tuhan yang mendekat!

Beribadah Dengan Benar

Bible Text: Ibrani 12:25-29 | Series: Beribadah dengan Benar

Beribadah, berasal darikata "ibadah" yang berarti: perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Acara ibadah kita diawali dengan doa, karena segala yang kita lakukan di dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur kepada Allah Bapa kita (Kolose 3:17), juga disertai pujian di mana Allah hadir dan bersemayam (Mazmur 22:4), dan penyampaian Firman Allah.

Multi Fungsi Firman Allah

Sia-sia kita beribadah bila Firman Allah berlalu begitu saja tanpa pembaharuan dalam sikap kita. Firman Allah harus memproses hidup kita untuk menjadi lebih baik dan hidup dalam rencana Allah. Kepada Timotius, Rasul Paulus menuliskan manfaat dari Firman Allah (2 Timotius 3:16), yaitu:

Untuk mengajar
Jika diterima dengan senang dan hati yang terbuka, Firman Allah dapat memberi pengertian (Mazmur 119:130)

Untuk menyatakan kesalahan
Firman Allah bukan hanya menyenangkan telinga para pendengarnya dan membuat ketawa-ketiwi, tetapi harus mampu menegor kesalahan.

Memperbaiki kelakuan
Kelakuan kita yang salah harus bisa diperbaiki ketika mendengar Firman. Lewat kuasa Roh Kudus, karakter kita diubahkan.

Mendidik dalam kebenaran
Dalam tuntunan Firman Allah kita dibawa kepada kebenaran Allah, yang memimpin kita berjalan dalam iman (Roma 1:17).

Ibadah: kumpulan yang meriah

Di Gunung Sinai, bangsa Israel diperhadapkan kepada suasana yang penuh kekelaman, kegelapan dan angin badai sehingga mencekam sehingga nabi Musa pun ketakutan dan sangat gemetar (Ibrani 12:18-21). Namun rasul Paulus menyampaikan kepada orang Ibrani: "Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah"

Bagaimana seharusnya kita beribadah?

Memang ibadah adalah kumpulan yang meriah, namun bukan berarti asal ramai dan tanpa rasa takut dan hormat kepada Tuhan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama berlangsungnya ibadah:

Menurut cara yang berkenan
Dalam ibadah kita menerima Kerajaan Allah yang tak tergoncangkan (Ibrani 12:28), karena itu beribadah kepada Tuhan harus dengan cara yang berkenan, penuh rasa hormat dan takut akan Tuhan. Dunia yang kita diami ini akan digoncang baik dari segi ekonomi, politik, alam, dsb.
Hanya dalam beribadah dengan benar kita menerima Kerajaan Allah yang tak tergoncangkan, itulah kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Roma 14:17).

Penuh sorak-sorai bagi Tuhan
Dalam beribadah, khususnya dalam bernyanyi kita diperkenankan untuk bersorak (Mazmur 100:1), menyaringkan suara, membuka mulut lebar-lebar (Mazmur 81:11) mengagungkan namaNya, bahkan diiringi dengan tepuk tangan untuk mengelu-elukan Allah yang kita sembah (Mazmur 47:2).

Beribadah dengan sukacita
Dalam ibadah kita mengumandangkan nyanyian yang penuh sukacita, baik mazmur, kidung pujian dan nyanyian rohani (Efesus 5:19)

Mengenal Allah lewat ibadah
Raja Daud seorang raja yang suka memuji Tuhan, mencari hadirat Allah dan gemar beribadah merasakan kehadiran Tuhan sehingga berkata: "Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah". Dalam salinan lain digunakan kata: "perceive": merasa, "recognize": mengenal, dan "understand": memahami atau mengerti lebih dalam.

Berkat dalam ibadah

Dalam ibadah, Allah menghadapkan wajahNya kepada umatNya, sehingga kita beroleh kasih karunia dan damai sejahtera (Bilangan 6:24-26), karena itu sebagai umatNya kita tidak boleh menghadap Tuhan dengan tangan hampa (Ulangan 16:16), tetapi memberi persembahan sebagai pernyataan syukur kepada Tuhan.

Beribadah kepada Tuhan adalah kewajiban, bukan ketika hati merasa nyaman datang beribadah, kalau lagi tidak suka tidak datang. Ibadah dengan hati yang senang, bukan dengan terpaksa barulah memberi keuntungan yang besar (1 Timotius 6:6)

Lewat nabi Musa, Allah menyampaikan amanat untuk mendapat berkah dalam ibadah: "Tetapi kamu harus beribadah kepada TUHAN, Allahmu; maka Ia akan memberkati roti makananmu dan air minumanmu dan Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu. Tidak akan ada di negerimu perempuan yang keguguran atau mandul. Aku akan menggenapkan tahun umurmu." (Keluaran 23:25-26)