Roh Kudus membuahkan Karakter Ilahi dalam diri kita

Bible Text: Matius 7:15-20 | Series: Roh Kudus

Berbahasa roh adalah tanda seseorang dipenuhi dengan Roh Kudus, tetapi tidak boleh puas dan berhenti di situ saja. Kepenuhan Roh Kudus harus dilanjuti dengan tanda karakter Ilahi mengalir dalam diri kita. Orang yang telah dipenuhi dengan Roh Kudus harus mampu mengalahkan keinginan dagingdalam dirinya. Dalam Galatia 5:19–21, Rasul Paulus menyebutkan beberapa contoh keinginan daging yang harus  kita tanggalkan, antara lain: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.

Percabulan menjadi dosa yang fenomenal dari dulu sampai sekarang. Negara Korea, yang dulu terkenal dengan kebangunan rohani yang luar biasa, akhir-akhir ini dikeluhkan karena banyaknya keluarga Kristen yang  terlibat dosa perselingkuhan. Banyak dari anatara mereka yang usia pernikahannya hanya bertahan satu setengah tahun saja.

Roh Kudus berkeinginan agar dalam diri kita mengalir karakter Ilahi yaitu kasih. Tanpa kasih, manusia menjadi gampang untuk tidak menghormati pasangannya sebagai teman seumur hidup. Agama Yahudi, khususnya paham Hilel dapat dengan gampang mengajukan cerai karena alasan sepele, misalnya bila isteri tidakmeyediakan makanan suami saja, cukup sebagai alasan untuk bercerai. Namun paham Syamai hanya membolehkan perceraian oleh alasan zinah.

UNTUK BERBUAH, KARAKTER LAMA KITA HARUS DIUBAH

Sebelum Allah memberkati kita, kita harus berbuah bagi-Nya, karakter lama harus dibuang, dan kita berubah menjadi manusia yang mempunyai karakter Ilahi.

Abraham (dulu bernama Abram) dan Sarah (dulu bernama Sarai) lama mendapatkan Ishak sebagai anak yang telah dijanjikan. Nama Abram berarti "orang mulia", dan Sarai artinya "suka bertengkar" termasuk dengan suaminya sendiri dan budaknya Hagar yang lebih dahulu melahirkan Ismael bagi Abram.

Sering Allah menunda untuk menggenapai janjiNya dalam diri kita karena kita sering menganggap diri yang utama, tidak suka mendengar Firman Tuhan dan suka bertengkar. Barulah setelah nama JEHOVAH diterakan atas mereka beserta sifat Ilahi mengalir dalam diri pasutri ini, mereka memperoleh Ishak yang telah lama dijanjikan.

Nama Abram berubah menjadi Abraham, yang artinya "Bapa orang percaya" dan nama Sarai menjadi Sarah yang berarti: "princess", ratu, "boru ni raja". Setelah karakter Abram dirubah, dan namanya menjadi Abraham, dia menjadi bapa orang percaya karena ia tidak ragu terhadap janji Allah. Secara khusus, Rasul Paulus menulis satu pasal khusus tentang iman Abraham (Roma 4).

ROH KUDUS MEMBUAT KITA BERKARAKTER MANIS

Yusuf adalah seorang yang penuh dengan Roh Allah, sehingga ia disertai Tuhan dan menjadi seorang yang berhasil dalam pekerjannya. Yusuf juga memiliki sifat yang manis (Kejadian 39:2-6). Oleh pertolongan Roh Kudus, Yusuf menjadi orang yang beruntung walau dibenci oleh saudara-saudaranya. Dibuang ke dalam lubang sumur, ia mujur karena sumur itu kering, ia juga dijual kepada pedagang Ismael yang kaya, oleh orang Midian ia dijual lagi kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun. Di rumah Potifar ia bekerja dengan baik sehingga dipercaya untuk mengelola harta tuannya. Walau menghadapi fitnah yang isteri Potifar kepadanya dan harus mengalami hukuman di penjara, Yusuf masih bernasib mujur karena dapat menjadi berkat dengan menerangkan arti mimpi dari juru minuman dan juru roti, dan mujizat demi mujizat menyertai Yusuf  sampai dia bisa menjadi mangkubumi, orang kedua di negeri Mesir dan menyelamatkan negara itu dari bahaya kelaparan.

Untuk melihat kemujuran di sepanjang hidup kita, perlu Roh Kudus yang memimpin dan membaharui karakter kita menjadi orang yang bersikap manis dan bukan orang yang suka meneror orangtua.

UNTUK MELIHAT KEMULIAAN ALLAH, KARAKTER HARUS DIUBAH

Marta ditolak karena mempunyai karakter yang tidak baik, banyak omong dan tidak mau mendengar perkataan Yesus. Belum dipanggil Yesus, dia duluan mendapatkan Yesus, sementara Marta tinggal di rumah (Yohanes 11:20). Ketika Yesus berkata kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."

Marta tidak mengerti perkataan Yesus. Yesus tidak berbicara mengenai akhir zaman, tetapi mengatakan bahwa Lazarus akan bangkit saat itu juga. Sering kita juga sama seperti Marta yang tidak percaya bahwa Tuhan sudah menjawab doa kita, kebutuhan kita, masalah kita.

Namun mujizat tidak terjadi sebelum Maria yang dipanggil dan bersegera mendapatkan Yesus serta tersungkur di hadapanNya. Maria adalah seorang yang suka duduk di kaki Tuhan dan mendengar Firman-Nya dengan sungguh dan hati yang percaya, bukan sekadar ucapan di bibir saja.  Sebelum Lazarus dibangkitkan, Yesus berkata: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati. (Yohanes 11:39)

Sering "batu" kekerasan hati, ketidakpercayaan menghalangi kita untuk melihat mujizat, sehingga harus diangkat oleh Yesus. Maria juga cenderung lebih mengandalkan rasio dan perasaannya sendiri sehingga berkata, "Tuhan, ia sudah berbau..."

Sering perasan kemanusiaan kita yang condong mengedepankan logika saja menghalangi kita untuk dapat melihat mujizat. Karena ketidakpercayaan Marta, Yesus menegornya dengan keras: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"

Bapa Mengutus Roh Kudus sebagai Penghibur

Bible Text: Yohanes 14:25-26 | Series: Roh Kudus

Bangsa Israel mengenal tujuh masa raya, dan tiga di antaranya adalah masa raya pokok yaitu:

Paskah: Peringatan bebasnya bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir yang ditandai dengan penyembelihan anak domba.
Pentakosta: dirayakan lima puluh hari setelah Paskah,  setelah Musa menerima 10 hukum dari Allah.
Pondok Daun: Perayaan hasil tuaian (panen), selama tujuh hari, bangsa Israel tinggal di dalam pondok-pondok daun (Imamat 23:34–42). Hari Raya Pondok Daun bagi gereja akan digenapi di akhir zaman yaitu dengan berkat dua kali ganda, berkat jasmani dan rohani, dan juga penuaian global, penuaian jiwa-jiwa, Roh Kudus juga bekerja dalam menyempurnakan  Gereja Tuhan. Roh Kudus akan dicurahkan dengan lebat untuk mempersiapkan Gereja Tuhan menyongsong Maranatha.

ZAMAN INI ADALAH ZAMAN ROH KUDUS

Roh Kudus adalah pribadi. Allah kita tritunggal, tiga dalam satu dan satu dalam tiga. Zaman Bapa dimulai dari Adam sampai dengan Abraham. Zaman Anak dimulai dari Ishak yang dipersembahkan di Gunung Moria sampai dengan Yesus mati di Bukit Golgota, Zaman Roh Kudus dimulai dari dicurahkannya Roh Kudus pada hari Pantekosta di kamar loteng Yerusalem atas 120 murid. Umat Tuhan harus lebih rajin membina persekutuan dengan Roh Kudus, memanggil Roh Kudus dalam seruan dan doa. Roh Kudus membantu kita dalam berbagai aspek kehidupan, dalam pelajaran di sekolah, dalam pekerjaan, Roh Kudus bisa mengingatkan kita akan segala perkataan Tuhan, memberi inspirasi dalam pikiran kita untuk menyelesaikan semua persoalan dan tantangan kehidupan di akhir zaman.

Dalam nats tadi ditegaskan oleh rasul Yohanes bahwa Yesus naik ke surga supaya Bapa mengutus Penghibur, yaitu Roh Kudus dalam namaNya untuk mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan segala perkataan Yesus. Kata “penghibur” dalam berbagai salinan lain mempunyai beberapa makna, antara lain:

1. COMFORTER (PENGHIBUR)

Kata comforter berarti person who comforts".

Roh Kudus menjadikan kita senang hidup, walaupun hidup banyak persoalan dan tantangan, tetapi dia membuat kita senang, tidak susah. Sebaliknya orang dunia yang suka hidup senang, hidup berfoya-foya dan glamour justru sering merasakan kenikmatan yang hampa dan sementara saja. Orang yang dipenuhi Roh Kudus mampu mengalahkan kesenangan hidup demi menaati kehendak Tuhan. Dalam Matius 16:24 Yesus mengatakan: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."

Sekarang ini banyak orang yang ingin hidup senang berusaha menumpuk kekayaan sebanyak mungkin, namun hal ini bukan membuat dia senang hidup malah menjadi manusia yang malang. Yesus pernah mengatakan suatu perumpamaan tentang orang kaya yang menumpuk hartanya dengan maksud supaya hidup senang, namun ia tidak kaya di hadapan Allah dan tidak dapat menikmati kekayaannya itu. (Lukas 12:16-21)

Namun orang yang memiliki Roh Kudus dalam dirinya, senantiasa memiliki sukacita, walau dunia sekitar kita sering mengecewakan. Roh Kudus membuahkan keceriaan sehingga kita tahan menghadapi berbagai persoalan dan penderitaan hidup. Salah satu peran Roh Kudus adalah membuat kita senang menjalani hidup sehingga tahan terhadap serangan penyakit sekalipun. Daniel adalah orang yang penuh dengan Roh Allah dan mampu hidup lama, ia masih menduduki posisi penting pada pemerintahan tiga raja di Babel. Pada Daniel juga dijumpai kecerahan dan keceriaan.

2. ADVOCATE (PEMBELA)

Kata "advocate" berarti: penyokong, penganjur, pengacara, yang mendampingi.

Dalam persidangan, para terdakwa biasanya didampingi oleh advocate (pembela) yang berada di sebelah kanan. Setelah Yesus naik ke surga, Ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa, menjadi pembela bagi kita. Siang dan malam iblis mendakwa umat tebusan Tuhan, tapi Yesus membela kita. Iblis telah dikalahkan oleh darah Anak Domba dan kesaksian kita. Karena itu anak Tuhan harus mempunyai cara hidup yang baik agar kita memiliki kesaksian dan menang atas dakwaan iblis. Dalam Wahyu 12:10-11 disebutkan, Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba  keselamatan dan kuasa  dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah  pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut."

3. HELPER (PENOLONG)

Roh Kudus membantu dalam kelemahan dan ketidakberdayaan kita.

Nabi Musa, yang sudah bertemu dengan Allah tidak dapat memimpin bangsa Israel, umat Tuhan yang jumlahnya jutaan jiwa. Ia mendapat ilham dari Roh Kudus untuk memimpin umat Tuhan lewat metode yang disampaikan Imam Yitro (Rehuel), yang tak lain adalah mertuanya sendiri, barulah dapat mententramkan bangsa itu. Umat Tuhan juga harus taat dan hormat pada bapa mertua, agar mendapat perlindungan dan berkat Tuhan, jauh dari segala bahaya. Salah seorang pioneer Pantekosta dan mantan guru Sekolah Alkitab pernah berkata, "Jangan kira kamu sudah tahu Alkitab seluruhnya hanya karena sudah belajar di Sekolah Alkitab." Ada banyak hal yang tidak dapat kita pahami bila hanya belajar Alkitab, tetapi perlu tuntunan Roh Kudus yang mengajari hati nurani kita lebih dalam. Untuk itulah kita perlu peka terhadap suara Roh Kudus, karena Dia adalah pribadi Allah sendiri yang menolong kita untuk mengerti apa yang harus kita perbuat.

Yesus Naik ke Surga Menyediakan "tempat tinggal" bagi Kita

Bible Text: Yohanes 14:1-3

Empat puluh hari setelah bangkit dari antara orang mati, Yesus naik ke sorga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Sebelum menjelma menjadi manusia, Ia duduk di pangkuan Allah Bapa dam menjadi Anak kesayangan. Namun untuk menyelamatkan manusia, Ia meninggalkan kemuliaan-Nya dan turun ke dunia, mati di kayu salib mencurahkan darah-Nya, untuk menyucikan kita dari segala dosa, supaya kita beroleh persekutuan dengan Dia (1 Yohanes 1:7).

JANGAN GELISAH HATIMU, PERCAYALAH KEPADA ALLAH

Iblis hadir dalam kegelisahan, karena itu kita tidak boleh gelisah, sebaliknya harus percaya dan tidak bimbang kepada Allah. Iblis berusaha untuk  menggelisahkan manusia sehingga ragu akan Firman Allah, untuk itulah kita perlu datang kepada Yesus, memenuhi undangan-Nya, supaya kita diberi ketenangan, rest (Matius 11:28). Kita juga harus memelihara iman kita, karena kepercayaan kepada Yesus membawa kita kepada kepastian memiliki sorga dan mengalahkan pengaruh dunia. Dalam 1 Yohanes 5:4 disebutkan: "...sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita."

DI RUMAH BAPA-KU BANYAK TEMPAT TINGGAL

Yesus naik ke surga untuk menyediakan sorga yang mulia bagi kita.  Sorga itu amat indah dan luas. Sorga yang disiapkan itu terdiri dari langit baru dan bumi yang baru termasuk Firdaus yang dulu sempat diangkat ke surga serta Yerusalem baru (Wahyu 21:1). Di sana laut pun tidak ada lagi. Menurut para pakar geografi (ilmu bumi), perbandingan luas lautan dan daratan bumi adalah 72:28, jadi dapat kita bayangkan bumi yang baru nanti demikian luasnya, karena tidak ada lagi lautan.

FIRDAUS DITEMUKAN KEMBALI DI SURGA

Setelah nenek moyang kita Adam dan Hawa berbuat dosa, taman Firdaus diangkat ke sorga. Hal ini dapat kita lihat dalam 2 Korintus 12:2-4 Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau, entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. Aku juga tahu tentang orang itu, entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak  tahu, Allah yang mengetahuinya, ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. Rasul Paulus dalam suatu penglihatan melihat surga yang di dalamnya ada taman Firdaus. Jadi di sorga, ada banyak  tempat disediakan. Firdaus adalah tempat bagi orang yang selamat tetapi tanpa perbuatan, seperti penjahat yang di sebelah kanan Yesus, beroleh tempat di Firdaus (Lukas 23:43), memang bertobat tetapi tidak sempat berbuat untuk Yesus. Namun bagi orang yang bertobat dan kemudian berbuat bagi Yesus, perbuatan itu akan menyertai mereka sampai di surga. Dalam Wahyu 14:13 disebutkan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini. "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka."

Kita berbuat sesuatu untuk Tuhan bukan untuk selamat, tetapi karena kita sudah diselamatkan sehingga kita juga memperoleh pahala di surga.

UNTUK APA TUHAN MENYEDIAKAN TEMPAT BAGI KITA?

Yesus menyebutkan, "Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat  bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada." Yesus ingin menyediakan tempat bagi umat-Nya yang juga akan menjadi mempelai-Nya, mempelai surgawi, karena itulah ia juga pergi ke surga supaya mengutus Roh Kudus kepada gereja agar menjadi pengantin-Nya yang sempurna. Tuhan menyediakan tempat yang begitu luas, surga yang akan kita diami jauh lebih luas dari luas bumi sekarang ini, bahkan Tuhan menyediakan tempat di kota itu sampai mencapai kuota. Kota yang indah, suatu kota tanpa malam, jalannya dari emas murni, namun di kota itu masih ada sungai dan pohon kehidupan (Wahyu 22:2).

SURGA PENUH DENGAN PUJIAN, DI BUMI KITA HARUS RAJIN MEMUJI TUHAN

Suasana di surga adalah sukacita, penuh dengan pujian. Dalam Wahyu 19:6 disebutkan, "Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya!  Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja."" Karena itu kita mulai dari sekarang, di bumi ini kita harus rajin menggemakan suara untuk memuji Tuhan.

MENYONGSONG MARANATHA, PERSIAPKAN DIRI UNTUK KE SURGA

Kepada jemaat di kota Korintus, Paulus memberi nasihat, "Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranata!" Salah satu hal yang perlu kita lakukan adalah mengasihi Tuhan dengan sungguh, sehingga kita terhindar dari penghukuman bumi. Kita perlu menantikan Roh Kudus agar senantiasa memenuhi kita sehingga kita dimampukan menghadapi persoalan, hidup dengan sejahtera dan terpelihara sampai menantikan kedatangan Yesus, yaitu hari Maranatha!

Pelayanan Perdana Yesus: Mencukupkan Kekurangan Anggur Atas Keluarga

Bible Text: Yohanes 2:1-11

Tuhan kita sangat menghargakan pernikahan, mujizat sekaligus pelayanan perdana Yesus setelah dibaptis di sungai Yordan adalah mencukupkan kekurangan anggur yang terjadi pada pesta perjamuan kawin di Kana, Galilea. Bangsa Yahudi juga sangat menghargakan pernikahan. Bagi prajurit atau tentara yang membela negara diberikan cuti satu tahun penuh kepada prajurit yang baru menikah. Wanita dan pria tidak sekaligus diciptakan. Adam lebih dahulu dibentuk dari segumpal tanah liat yang kemudian dihembusi Roh Allah, barulah kemudian Hawa dijunan dari tulang rusuk Adam dan kemudian Hawa dibawa kepada Adam dan Allah memberkati mereka.

Istri adalah karunia Tuhan
Raja Salomo yang penuh hikmat itu berkata, "Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN" (Amsal 19:14). Karena itu setiap suami harus menyadari bahwa istri adalah pemberian Tuhan yang harus dihargai. Simson meskipun diurapi Tuhan pada mulanya, namun menikah hanya berdasarkan suka kepada perempuan Filistin, padahal Allah telah melarang bangsa Israel menikahi perempuan Filistin. Akhirnya Simson menyimpang dari jalan Tuhan dan di akhir hidupnya harus menuai apa yang ditaburnya. Bahkan pada mulanya, bangsa Israel menikah dengan orang yang satu suku. Musa adalah anak dari Amram, seorang laki-laki dari suku Lewi yang menikah dengan Yokhebed, perempuan dari suku Lewi (Imamat 2:1-10; Imamat 6:19).

Cinta kasih harus dipelihara
Kasih berasal dari Allah (1 Yohanes 4:8), karena itu kasih harus dipelihara, termasuk kasih di antara suami istri. Setiap pasangan harus setia kepada janji pernikahan mereka. Kepada orang Ibrani, Rasul Paulus berpesan, "Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah." Setan juga berupaya keras menghancurkan keluarga lewat perselingkuhan. Tak heran dalam dunia percintaan pun dikenal istilah "cinta karet", sana-sini lengket. Ada juga "cinta monyet" yang hanya tahan sebentar. Bahkan iblis berusaha menggagalkan pernikahan orang beriman lewat ajaran sesat, yang melarang orang kawin (1 Timotious 4:3).

Tujuan berumahtangga: prokreasi dan rekreasi
Rumahtangga bertujuan agar menghadirkan keturunan Ilahi, anak-anak yang takut akan Tuhan (Maleakhi 2:15) dan juga untuk rekreasi, bersenang-senang dengan istri yang dikaruniakan Tuhan (Pengkhotbah 9:9). Karena itu segala kekerasan dalam rumahtangga harus dihindarkan. Bangsa Israel kena teguran dari Allah lewat nabi Maleakhi karena para suami tidak setia pada istri mereka, bahkan melakukan kekerasan sehingga para istri berurai air mata, yang menyebabkan doa mereka terhalang sampai ke hadirat Tuhan (Maleakhi 2:13-14).

Kesejukan rumah tangga harus dijaga
Allah mengunjungi keluarga pertama di dunia, Adam dan Hawa pada waktu hari sejuk (Kejadian 3:8). Allah menghadirkan berkat jasmani termasuk anak-anak bila ada persekutuan yang indah dalam kesejukan, sebagaimana dialami oleh Ayub dalam kemah atau kediamannya (Ayub 29:1-5). Karena itu segala hal yang dapat mengganggu kesejukan dalam rumahtangga harus dijauhkan. Dalam Efesus 4:31-32 (bahasa Batak Toba) disebutkan, "Dao ma sian hamu nasa riting ni roha dohot muruk dohot rimas, nang hata songgaksonggak dohot insahinsak, songon i nasa hajahaton! Alai gabe na basar ma hamu sama hamu, angka parasiroha; masisesaan dosa ma hamu, songon panesa ni Debata di dosamuna di bagasan Kristus."

Problema dalam rumahtangga
Bagi masyarakat Yahudi, pesta tanpa anggur adalah tidak sempurna, apalagi bila yang punya hajatan kekurangan anggur atau kehabisan anggur. Anggur adalah gambaran cinta kasih (Kidung Agung 1:2). Begitu juga dalam rumahtangga, suatu waktu bisa terjadi krisis cinta kasih, anggur cinta kasih dapat berkurang bahkan sampai habis. Tidak jarang keluarga nyaris cerai karena cinta kasih yang mulai pudar. Karena itu cinta kasih harus dipelihara sampai usia tua (lansia), sebagaimana keluarga Ishak dan Ribka yang tetap mesra sampai tua (Kejadian 26:8). Akibat keharmonisan keluarga ini, mereka mendapatkan keamanan, perlindungan dari raja Abimelekh. Bukan itu saja, pekerjaan mereka diberkati sehingga kian lama Ishak bertambah kaya. Dalam Kejadian 26:12-13 disebutkan, "Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya."

Solusi: menyerahkan persolan kepada Yesus
Ketika terjadi kekurangan anggur sampai kehabisan anggur, Maria (ibu Yesus) berkata kepada-Nya, "Mereka kehabisan anggur." Kata Yesus kepadanya, "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba." Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan, "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"

Sering bila ada persoalan dalam rumahtangga kita bukan mengadu kepada Yesus tetapi lebih suka menceritakan pada teman atau orang lain, tetapi Maria tahu kepada siapa masalah itu harus dibawa. Namun ketika hal itu diberitahukan kepada Yesus, tidak spontan atau langsung ada jawaban, harus ada proses. Banyak orang yang malas berdoa karena ketika berdoa memang belum ada jawaban. Melakukan Firman Allah adalah solusinya, sebagaimana dikatakan Maria kepada pelayan-pelayan. Yesus menyuruh para pelayan untuk mengisi enam tempayan yang ada di situ dengan air sumur. Pelayan tersebut tidak banyak komentar dan langsung melakukan apa yang disuruh Yesus. Hidup kita juga harus dipenuhi dengan air Firman Allah supaya kita dapat melihat mujizat. Hidup kita akan melihat mujizat dari Tuhan bila perkataan Kristus dengan segala kekayaannya tinggal di dalam kita dan selalu penuh dengan ucapan syukur dan menjauhkan dari segala persungutan dan perbantahan.

Orang Majus dan Persembahannya

Bible Text: Matius 2:1-11

Dalam Alkitab tidak disebutkan siapa nama orang Majus yang datang dari Timur ke Yerusalem untuk bertemu Yesus. Yang disebutkan adalah persembahan yang mereka bawa: emas, kemenyan dan mur. Ada berbagai tafsiran mengenai siapakah orang majus. Ada yang berpendapat mereka adalah para ahli nujum dari Persia, karena beranggapan "Timur" adalah tempat di sekitar Persia. Namun kata "Timur" dalam Alkitab bukan menunjuk benua Timur, tetapi kemuliaan Allah. Kedatangan Yesus bagai kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, bukan berarti Yesus akan datang kedua kali di negeri Persia.

Siapakah Orang Majus?
Allah selalu menyatakan penggenapan firman-Nya melalui sahabat-sahabat-Nya, orang pilihan-Nya. Di zaman Nebukadnezar, telah banyak ahli mimpi dan nujum yang terkenal, namun Allah menyatakan dan menyingkapkan arti mimpi raja kepada Daniel, seorang yang penuh dengan Roh Allah. Ketika Nebukadnezar lupa akan mimpinya dan minta para ahli jampi, ahli sihir dan para Kasdim di kerajaan Babel untuk menafsirkannya, tak satupun yang berhasil kecuali Daniel. Jadi, amatlah mustahil Allah menyatakan diri secara khusus kepada orang yang mempelajari ilmu-ilmu nujum atau hikmat iblis. Dalam Ulangan 18:10-11 secara khusus lewat nabi Musa, Allah telah berpesan supaya umat-Nya tidak mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun ada yang menjadi seorang petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati, karena semuanya itu adalah kekejian bagi Tuhan.

Memang tidak disebutkan siapa mereka dan berapa jumlah para majus. Namun dari persembahannya kita dapat menduga mereka berjumlah tiga orang. Memang tidak disebutkan secara eksplisit siapa mereka, tetapi kemungkinan besar mereka adalah sahabat Allah, yang bergaul dengan Allah dan diangkat Allah ke surga. Henokh, seorang yang bergaul dengan Allah dan diangkat hidup-hidup (Kejadian 5:21-24), nabi Musa yang mati pada usia 120 tahun di gunung Nebo, namun mayatnya direbut Mikael dari tangan iblis dan dibangkitkan (Ulangan 34:1-6; Yudas 1:9), dan bersama Elia tampak bersama Yesus ketika dimuliakan di sebuah bukit (Matius 17:1-3). Nabi Elia juga diangkat ke sorga dalam sebuah kemuliaan (2 Raja-raja 2:1-8).

Pemberitahuan lahirnya Raja segala raja secara khusus kepada Herodes
Bintang yang mereka lihat juga adalah bintang yang tidak lazim, yang memang telah dinubuatkan sebelumnya. Dalam Bilangan 24:17 disebutkan, "Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel, dan meremukkan pelipis-pelipis Moab, dan menghancurkan semua anak Set."

Kedatangan orang majus secara khusus sebenarnya juga memberitahukan langsung kepada Herodes, yang saat itu baru dinobatkan oleh senat Roma dengan gelar "Raja orang Yahudi" sekitar empat tahun sebelumnya, bahwa telah lahir Yesus, yang akan menggembalakan umat-Nya, Israel. Karena itulah Herodes mengumpulkan para imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi yang berjumlah sekitar 70 orang. Rupanya mereka juga tidur, terlelap secara rohani tidak mencari Yesus yang akan lahir di Bethlehem, sebagaimana dikatakan dalam kitab nabi Mikha. Yesaya 56:10 menyebut para imam dungu, tidak tahu menyalak dan hanya berbaring tanpa berbuat. Bagi mereka berita kelahiran Yesus hanya sebagai pengetahuan tetapi tidak ada niat untuk mencari dan menyembah Yesus. Namun bagi kita yang terpenting bukanlah siapa orang majus, tetapi persembahan yang mereka bawa kepada Yesus.

Makna Rohani Persembahan Orang Majus

Emas
Emas adalah benda berharga, logam mulia yang tahan dibakar. Emas bila dibakar justru semakin murni. Emas bila berada dalam lumpur, di perapian atau di mana saja tetap emas. Dalam Alkitab, emas berbicara dari hal kebenaran dan kemurnian. Ketika Ayub sedang diuji oleh Allah dengan memurnikan imannya lewat pencobaan yang berat, ia berkata, "Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas." (Ayub 23:10)
Anak Tuhan harus mampu hidup benar di tengah dunia yang penuh onar, harus berani mengatakan tidak kepada korupsi walau kadang harus tersisih. Kita juga harus dapat memperhadapkan diri kita benar dalam perkataan dan perbuatan sehingga layak di hadapan Allah (2 Timotius 2:15), mempersembahkan diri kita sebagai korban yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah (Roma 12:1).
Kemenyan
Kemenyan dipakai wangi-wangian sebagai dupa atau ukupan yang dipersembahkan di hadapan tabut hukum, di dalam Kemah Pertemuan (Keluaran 30:34-36). Kemenyan berbicara dari hal doa, sembahyang dari orang-orang kudus yang naik ke hadapan Allah (Wahyu 8:4). Apakah kita sudah mempersembahkan "kemenyan", doa yang terus menerus di hadapan Allah? Yudas, saudara atau adik dari Tuhan Yesus (secara jasmani) menasihatkan agar kita terus membangun diri sendiri dengan berdoa di dalam Roh Kudus (Yudas 1:20). Salah satu ciri khas kemenyan adalah asapnya yang dapat naik membubung (Kidung 3:6).
Mur
Mur adalah sejenis getah yang harum yang diperoleh dengan melukai batang pohonnya (seperti pohon karet). Jadi untuk mendapatkan mur, pohonnya harus dilukai terlebih dahulu. Lewat proses luka inilah muncul kristal-kristal mur yang harum. Kadang Tuhan mengizinkan hal yang tidak kita sukai untuk memproses hidup kita menjadi harum di hadapan-Nya. Namun sering baru tergores dan belum terluka kita sudah patah semangat. Banyak orang merasa tersinggung bila tidak dihargai oleh orang lain, padahal sesungguhnya kita harus rela berkorban tanpa harus mengharapkan imbalan penghargaan. Apa yang kita perbuat bagi Tuhan tidak akan pernah luput dari perhatian Tuhan. Rasul Paulus terkenal gigih dan pantang menyerah dalam pekabaran Injil sehingga selalu mengalami kemenangan dan membawa bau yang harum. Ia berkata, "Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa." (2 Korintus 2:14-15)

Rut Mendapatkan Segalanya di Betlehem

Bible Text: Rut 2:1-23 | Series: Beranjangsana ke Betlehem

Rut tidak berpangku tangan ketika tiba di Betlehem pada musim menuai jelai. Meskipun ia telah menjanda dan tinggal dengan ibu mertuanya, ia mengetahui hukum Yahudi, bahwa mereka masih memiliki sanak dari pihak suaminya, yang bernama Boas yang memiliki ladang jelai. Ia juga mengetahui hukum Taurat, di mana orang asing atau pendatang diperbolehkan untuk memungut sisa berkas jelai atau gandum yang sengaja dijatuhkan. Menurut hukum Taurat, orang Israel tidak diperkenankan memungut habis hasil panenan mereka, tetapi harus memberikan sedikit sisa bagi orang miskin dan pendatang, dengan maksud agar Tuhan memberkati mereka (Imamat 19:9).

Rut punya etika dan etos kerja yang baik
Sebelum pergi ke ladang Boas, sebagai menantu yang tahu etika, Rut memberitahukan inisiatifnya untuk memungut sisa hasil panen jelai di ladang Boas, sanak mereka dari pihak Elimelekh. Sebagai orang asing yang memungut di ladang orang, meskipun secara kekeluargaan masih merupakan sanak saudaranya, ia tahu memposisikan dirinya dengan tindakan yang sopan dan beretika dengan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit di ladang Boas, sehingga akhirnya ia diperhatikan oleh sang pemilik ladang tersebut.

Untuk mendapatkan belas kasih, kemurahan Allah kita juga harus tahu aturan. Injil sendiri memiliki aturan dan urutan, pertama-tama kepada orang Yahudi baru kemudian kepada orang Yunani dan bangsa lain (Roma 1:16).

Rut juga seorang yang memiliki perhatian dan tanggung jawab, ia mengetahui siapa nama pemilik ladang itu dan bekerja dari pagi, terus sibuk dan tiada berhenti (Rut 2:7).

Penderitaan Rut
Dalam Rut 1:4 dikisahkan bahwa Mahlon dan Rut berdiam di Moab selama kira-kira sepuluh tahun sebelum suaminya itu meninggal. Jadi selama kurun waktu itu Rut belum memiliki anak dari Mahlon. Ketika Boas melihat ketekunan Rut yang bekerja tiada henti dan sangat memperhatikan dan mengasihi ibu mertuanya, Naomi, padahal Rut adalah perempuan asing, berkebangsaan Moab, maka bertanyalah ia kepada hamba-hambanya yang mengawasi penyabit-penyabit itu, "Dari manakah perempuan ini?" (terjemahan lain: "Whose damsel is this?") Hamba-hamba yang mengawasi penyabit-penyabit itu menjawab, "Dia adalah seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama dengan Naomi dari daerah Moab." Jadi Rut tetap menjanda selama kira-kira sepuluh tahun tanpa melirik pria-pria lain sampai kemudian menikah lagi dengan Boas. Rut tahu betul hukum Taurat bahkan hukum dalam pernikahan melebihi orang-orang Yahudi yang mungkin menikah lagi begitu statusnya menjanda. Tetapi Rut mengerti bahwa ia harus melakukan perkawinan ipar dengan lelaki dari pihak keluarga Elimelekh.

Rut mendapat perhatian
Setelah mendengar asal-usul Rut, ketekunannya bekerja memungut sisa panen jelai, dan kasihnya kepada ibu mertuanya, Boas berkata kepada Rut, "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerja perempuan. Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu."

Rut mendapat rezeki
Dalam hukum Taurat tidak disebutkan bahwa pemilik ladang wajib memberi makan kepada orang asing yang memungut sisa hasil panen di ladangnya. Namun karena sang pemilik ladang telah mendengar kabar dari orang dengan lengkap segala sesuatu yang dilakukan Rut kepada mertuanya sesudah suaminya meninggal, dan bagaimana Rut meninggalkan ibu bapanya dan tanah kelahirannya serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak dikenalnya maka Boas berkata kepada Rut, "Datanglah ke mari, makanlah roti ini dan celupkanlah suapmu ke dalam cuka ini." Lalu duduklah ia di sisi penyabit-penyabit itu, dan Boas mengunjukkan bertih gandum kepadanya; makanlah Rut sampai kenyang, bahkan ada sisanya. Rut rupanya mengasihi mertuanya sehingga tidak menghabiskan semua makanan yang diberikan Boas, tetapi membawa sebagian untuk ibu mertua.

Rut mendapat keamanan
Tidak jarang orang-orang yang bekerja dengan memungut di ladang orang mendapat gangguan dari pekerja-pekerja yang diupah, tetapi Rut mendapatkan keamanan, karena sang pemilik ladang yaitu Boas telah memesankan kepada para pekerjanya, "Dari antara berkas-berkas itupun ia boleh memungut, janganlah ia diganggu; bahkan haruslah kamu dengan sengaja menarik sedikit-sedikit dari onggokan jelai itu untuk dia dan meninggalkannya, supaya dipungutnya; janganlah berlaku kasar terhadap dia." (Rut 2:15-16)

Rut mendapat kemurahan
Rut mendapatkan kemurahan karena ketekunannya yang bekerja dengan rajin dari pagi hingga petang tanpa henti. Seharian itu Rut dapat mengumpulkan satu efa jelai banyaknya (1 efa = 36 liter), melebihi apa yang biasanya diperoleh penyabit selama seharian bekerja.

Rut mendapatkan suami di Betlehem
Naomi, ibu mertua Rut memberi arahan kepada Rut agar dia bersuami sehingga mendapatkan perlindungan. Menurut hukum Yahudi, apabila seorang wanita kehilangan suami karena meninggal, maka ia wajib melakukan perkawinan ipar dengan lelaki dari sanak keluarga suaminya. Selain Boas, sebenarnya masih ada yang wajib menjadi penebusnya, tetapi ia tidak dapat menebusnya sehingga beralih kepada Boas (Rut 4:6). Naomi menginstruksikan Rut untuk mandi dan berurap (memakai wewangian) serta memakai pakaian bagus untuk pergi ke pengirikan dan di sanalah Rut kemudian bertemu Boas sebagai kaum yang wajib menebusnya. Rut kemudian menikah dengan Boas dan memperanakkan Obed. Nama Obed berarti penyembah Allah. Obed kemudian memperanakkan Isai, ayah Daud. Dan nama Rut turut dicantumkan dalam silsilah Yesus Kristus, "Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai" (Matius 1:5).

Keluarga Elimelekh Meninggalkan Betlehem

Bible Text: Rut 1:1-3 | Series: Beranjangsana ke Betlehem

Akibat bangsa Israel berbuat sesuka hati, setiap orang berbuat yang benar menurut pandangannya sendiri, akhirnya Tuhan mengajar sekaligus menghajar umat-Nya dengan kelaparan. Kelaparan yang diizinkan Allah sebenarnya bertujuan untuk mendidik umat-Nya supaya rendah hati dan bergantung pada Tuhan, tetapi keluarga Elimelekh melupakan hal itu. Nama Elimelekh berarti Tuhanku adalah Rajaku. Namun dalam kenyataan berbeda, mereka tidak mengandalkan Tuhan dan mulai meragukannya dengan pergi ke Moab. Seharusnya keluarga Elimelekh harus tetap berada di kota Betlehem seraya menaikkan doa sampai Tuhan mengadakan pemulihan, sebagaimana dikatakan dalam 2 Tawarikh 6:28-29, "Apabila ada kelaparan di negeri ini, apabila ada penyakit sampar, hama dan penyakit gandum, belalang dan belalang pelahap, apabila musuh menyesakkan mereka di salah satu kota mereka, apabila ada tulah atau penyakit apapun, lalu seseorang atau segenap umat-Mu Israel memanjatkan doa dan permohonan di rumah ini dengan menadahkan tangannya--karena mereka masing-masing mengenal tulahnya dan penderitaannya sendiri--"

Istrinya, Naomi juga turut meninggalkan Betlehem. Nama Naomi berarti manis, menyenangkan. Namun sikap Naomi manis bila hanya ada berkat, terbukti di tengah kesukaran dan kelaparan, Naomi juga tega meninggalkan Betlehem karena hatinya lebih tertarik kepada Moab. Bangsa Moab adalah kekejian bagi Tuhan, karena perbuatannya yang penuh dengan dosa. Namun di Moab memang terkenal dengan kemewahannya. Ribuan tahun lalu saja, bangsa ini telah mengenal keramik.

Tiga janda dalam satu rumah
Meninggalkan Betlehem membuat keluarga Elimelekh merana. Untuk mengenang masa-masa yang sukar itu, mereka menamakan kedua anaknya Mahlon dan Kilyon. Nama Mahlon berarti bersakit-sakit, sedang Kilyon berarti merana. Kemudian meninggallah Elimelekh, sehingga Naomi tinggal hanya dengan kedua anaknya itu. Hal yang fatal terjadi, Mahlon (menikah dengan Rut, yang kemudian dijelaskan dalam Rut 4:10) dan Kilyon mengambil perempuan Moab sebagai istri mereka, padahal Allah telah melarang bangsa Israel untuk mengambil istri dari perempuan Moab. Sama seperti Elimelekh, Mahlon dan Kilyon pun akhirnya meninggal, dan tinggallah tiga janda dalam satu rumah: Naomi, Rut, dan Orpa.

Mengapa di Betlehem terjadi kelaparan hebat?
Satu hal yang ironi, bertentangan, di Betlehem (artinya rumah roti) justru terjadi kelaparan hebat. Ternyata kelaparan ini bukan hanya kebetulan saja, tetapi mempunyai latar belakang. Pada masa itu tidak ada raja di Israel, semua rakyat berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri (Hakim-hakim 21:25). Waktu itu manusia sungguh tak bermoral. Pada masa itu ada seorang Lewi yang tinggal di pegunungan Efraim mempunyai gundik yang berasal dari Betlehem-Yehuda. Gundiknya itu berlaku serong pula dan melakukan perbuatan noda yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel (Hakim-hakim 19:1-30). Lewat kelaparan yang diluaskan oleh Tuhan kepada umat-Nya, Tuhan sebenarnya ingin menyadarkan supaya mereka mencari Tuhan dan merendahkan diri dan bukan pergi ke Moab atau negeri lain untuk mencari pertolongan, tetapi harus memanjatkan doa (1 Raja-raja 8:37-38).

Naomi mendengar Tuhan melawat Betlehem
Meskipun Naomi tinggal di Moab, namun ia rupanya memasang telinga tentang apa yang terjadi di Betlehem. Dapat dibayangkan pada masa itu belum ada radio, televisi, handphone, atau alat komunikasi canggih lainnya, namun Naomi rupanya mempunyai perhatian khusus tentang Betlehem.

Rut tetap berpaut pada Naomi, Orpa pulang ke rumahnya
Setelah Naomi mendengar berita bahwa Tuhan melawat umat-Nya di Betlehem, maka ia mengajak kedua menantunya, Orpa dan Rut, untuk pergi bersama. Pada mulanya keduanya turut bersama Naomi, namun ketika mereka sedang di jalan menuju Yehuda, berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu, "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku; kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya." Naomi mencium kedua menantunya dan keduanya menangis dengan suara keras.

Namun ketika Naomi berkata, "Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki, masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami?" Di sinilah tampak perbedaan karakter Rut dan Orpa. Orpa berpikir bahwa benar juga apa yang dikatakan ibu mertuanya, karena ia memang berharap pada apa yang tampak oleh mata. Tetapi Rut memiliki nurani yang baik, iman yang dapat memandang jauh ke depan dan bukan hanya di depan mata. Rut dapat menangkap hukum Tuhan tentang Betlehem, yang mungkin ia dengar dari suaminya Mahlon atau ibu mertuanya itu.

Rut memiliki pribadi yang indah, seperti arti namanya sahabat sejati, teman seiring, demikianlah juga pribadinya. Rut tidak mau berpisah dengan ibu mertuanya dan kemudian mereka berjalan seiring sampai tiba di Betlehem. Rut juga seorang yang suka memperhatikan nasihat orang tua sehingga berbahagia. Orang tua wajib memberi nasihat kepada orang-orang muda, karena hal ini merupakan pelayanan. Dalam 1 Timotius 5:17 disebutkan, "Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar."

Kesehatian Rut dan Naomi berjalan seiring sampai tiba di Betlehem membuat kota itu gempar. Bila ada persekutuan yang indah di sanalah Tuhan memerintahkan berkat (Mazmur 133:1-3). Dan kehadiran Rut dan mertuanya Naomi itu memang diberkati Tuhan, mereka tiba di sana pada musim menuai jelai.

Beranjangsana ke Betlehem

Bible Text: Mikha 5:1 | Series: Beranjangsana ke Betlehem

Tanpa terasa kita telah memasuki bulan Desember, suasana Natal mulai terasa. Sebenarnya tidak ada kepastian kapan tanggal Yesus lahir, yang jelas dinubuatkan nabi Mikha adalah tempat kelahiran-Nya, yaitu kota Betlehem. Beberapa waktu lalu, Paus Benediktus XVI mengoreksi bahwa kalender yang digunakan sekarang mengalami kekeliruan, dan memprediksi kelahiran Yesus antara tahun 2 Masehi dan 7 Masehi. Bila kita mencermati apa yang ditulis oleh nabi Daniel, sebenarnya hal ini tidak sulit dipahami. Nabi Daniel adalah seorang yang cermat memperhatikan nubuatan yang ditulis oleh nabi lain, seperti oleh nabi Jeremia yang menubuatkan 70 tahun pembuangan bangsa Yahudi di Babel. Dalam Daniel 9:25 disebutkan, "Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang yang diurapi, seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan." Alkitab kita mencatat dengan cermat peristiwa yang terjadi yang berkaitan dengan sejarah. Sejarah mencatat tahun 457 SM, Raja Artahsasta mengeluarkan dekrit untuk membangun kembali Yerusalem. Raja yang dimaksud dalam nubuatan nabi Daniel tersebut adalah Yesus, yang menghentikan korban sembelihan dan santapan, yang dicatat oleh sejarah wafat pada tahun 26 M. Jadi kurun waktunya adalah 457 + 26 = 483 tahun atau sama dengan (7 x 70) - 7 masa/tahun. Nabi Lukas, penulis Injil sekaligus dokter mencatat dengan cermat bahwa Yesus ketika dibaptis dan memulai pelayanan-Nya ketika berusia 30 tahun (Lukas 3:23). Jadi kelahiran Yesus sebenarnya sekitar tahun 4 Masehi, tidak jauh beda dengan prediksi Paus Benediktus XVI yang menyebutkannya di antara tahun 2-7 Masehi.

Mengapa harus di Betlehem-Efrata?
Di daerah Israel, sebenarnya ada dua kota bernama Betlehem. Yang satu lagi adalah kota Betlehem milik suku Zebulon. Dalam Yosua 19:15-16 disebutkan, "Lagi Katat, Nahalal, Simron, Yidala dan Betlehem; dua belas kota dengan desa-desanya. Itulah milik pusaka bani Zebulon menurut kaum-kaum mereka; kota-kota tadi dengan desa-desanya." Untuk membedakannya, kota Betlehem milik suku Yehuda sering disebut dengan Betlehem-Yehuda, Betlehem-Efrata atau kota Daud.

Betlehem-Efrata adalah kota terkecil di jajaran Yehuda atau Yudea, namun dari kota ini banyak lahir orang-orang yang ternama. Yusuf, anak Yakub di masa tuanya, lahir di Betlehem, adalah orang yang ternama dan pernah menjadi mangkubumi di Mesir. Daud, gembala domba yang kemudian menjadi raja Israel. Boas, seorang pemilik tanah dan kaya raya adalah juga orang Betlehem.

Allah kita Yang Maha Besar dan Akbar itu sering menyatakan hal-hal yang ajaib kepada orang-orang yang merasa dirinya kecil. Dalam Matius 11:25 disebutkan, "Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil."

Kelahiran Yesus mengubah status Betlehem
Namun kota Betlehem tidak selamanya menjadi yang terkecil. Setelah Yesus lahir kota Betlehem menjadi ternama di Israel, bahkan ke seluruh dunia sampai hari ini. Matius mencatat dalam injilnya, "Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."" (Matius 2:5-6)

Kelahiran Yesus dalam diri kita harus dapat merubah status kita, tidak statis, tetapi harus mengalami peningkatan. Kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus mengatakan, "Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya." (2 Korintus 8:9)

Rahel tidak mencapai Betlehem
Rahel adalah istri Yakub yang lama tidak mendapatkan anak. Anak yang pertama bagi Rahel adalah Yusuf (Kejadian 30:23-24). Peristiwa ini terjadi ketika Yakub tidak lagi tinggal di rumah mertuanya sekaligus pamannya, Laban. Ketika Rahel hendak melahirkan dan dalam perjalanan dari Betel dan tidak jauh lagi menuju Betlehem-Efrata (terjemahan bahasa Batak Toba: sangombasnari mardalan, perjalanan satu jam berjalan kaki), bersalinlah Rahel dan persalinannya itu sangat sukar (Kejadian 35:17-20).

Bidan sudah memompakan semangat kepadanya namun kesukaran telah membuatnya tidak dapat dibangkitkan semangatnya. Ketika ia hendak menghembuskan nafas, karena ia mati kemudian, diberikanlah nama Ben-oni kepada anak itu. Namun oleh Yakub, anak itu kemudian diberi nama Benyamin. Nama Ben-oni berarti son of my sorrow, anak kesukaranku. Kita harus mampu mencapai Betlehem lewat perjalanan sangombasnari. Kata ini jugalah yang dipakai Yesus ketika di taman Getsemani kepada murid-murid-Nya, "Ndang margogo hamu hape dungo rap dohot Ahu nanggo sangombas?" (Mateus 26:40b)

Kesukaran hidup dan penderitaan harus dapat diatasi dengan berdoa dan tidak larut dalam kesusahan. Oleh Yakub, anak itu kemudian dinamai Benyamin yang artinya anak dari tangan kananku atau mujur. Kalau kita tidak mempunyai semangat hidup, semangat berdoa, kita sama seperti Rahel yang siap menanti liang kubur. Dalam Ayub 17:1 disebutkan, "Semangatku patah, umurku telah habis, dan bagiku tersedia kuburan."

Dalam hidup ini kita memang sering mengalami tekanan baik dari keluarga, lingkungan pekerjaan, pergaulan. Karena itu kita perlu memiliki semangat, yang kita peroleh melalui persekutuan dengan Roh Kudus dalam doa. Rasul Paulus adalah orang yang terbiasa dalam kesukaran, namun kesukaran tidak mengalahkannya. Ia berkata, "Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa." (2 Korintus 4:8-9)

Kerjakan Keselamatanmu

Bible Text: Filipi 2:12-14

Keselamatan memang kita peroleh bukan karena usaha atau hasil pekerjaan kita, tetapi oleh iman dan merupakan anugerah (pemberian) Allah. Banyak orang beranggapan karena keselamatan itu diperoleh karena karunia Allah, maka kita tidak perlu lagi mengerjakan keselamatan. Pendapat demikian tidak benar, karena kita bekerja bukan supaya selamat tetapi kita bekerja karena sudah diselamatkan. Dengan kata lain bahwa keselamatan itu harus dipelihara. Bila kita lalai mengerjakan keselamatan yang sudah dianugerahkan kepada kita, maka mahkota kita bisa diambil. Dalam Wahyu 3:11 disebutkan, "Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu."

Membangun bahtera keselamatan
Pada zaman Nuh, Allah hendak menghukum dunia karena kejahatannya yang luar biasa. Namun Nuh diperintahkan oleh Tuhan membuat bahtera agar selamat. Kepada Nuh, Tuhan memberi instruksi yang jelas bagaimana bahtera itu dikerjakan, "Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam. Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya. Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan atas" (Kejadian 6:14-16). Kayu gofir adalah kayu yang tahan air. Jenis kayu ini kuat namun tidak berat. Demikian juga secara rohani untuk dapat selamat kita harus memiliki mental yang kuat, karena untuk masuk ke dalam sorga penuh perjuangan. Dalam Matius 7:13-14 disebutkan, "Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."

Panjang: 300 hasta
Panjang berbicara dari hal awal sampai akhir. Angka 300 berbicara dari hal kesetiaan. Angka 300 ini ditemukan dalam diri Henokh, yang bergaul karib dengan Allah selama 300 tahun (Kejadian 5:22). Angka 300 didapat dari hasil perkalian bilangan (60x5). Angka enampuluh berbicara dari hal kepahlawanan (Kidung Agung 3:7), dan orang yang sabar itu melebihi seorang pahlawan (Amsal 16:32), dan angka 5 berbicara dari hal prinsip salib, penyangkalan diri. Kesetiaan hanya dapat kita peroleh bila kita sabar menjalani hidup dan dapat menyangkal diri. Untuk dapat selamat kita harus memelihara kesetiaan terhadap Tuhan, pasangan hidup, keluarga dan sahabat-sahabat serta sesama kita. Orang yang tidak setia kepada pasangannya, menceraikannya dan menikah lagi dengan orang lain, ia sudah berzinah (Markus 10:11-12), dan orang-orang yang berzinah tidak mendapat tempat dalam Kerajaan Allah. Demikianlah kita harus setia sampai akhir, agar berhak memperoleh mahkota kehidupan (Wahyu 2:10b).
Lebar: 50 hasta
Kehidupan rohani dan keselamatan kita juga harus melebar kepada orang lain di sekitar kita. Untuk itu kita harus dilengkapi dengan kuasa Roh Kudus supaya dapat menjadi saksi (Kisah Para Rasul 1:8). Kita perlu juga mendapat urapan dari Tuhan supaya menjadi orang yang dimampukan untuk menjalani kehidupan ini. Paulus memberi nasihat kepada anak rohaninya Timotius, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban" (2 Timotius 1:7). Orang yang dipenuhi dengan Roh Allah hidupnya tertib, tidak bergantung kepada orang lain, sehingga dapat menjadi saksi. Tertib juga berkaitan dengan hal pengendalian diri, baik dalam hal menahan hawa nafsu, selera, menertibkan perkataan sehingga tidak asal berbicara. Perkataan kita yang tidak tertib dapat merusak ibadah kita. Dalam Yakobus 1:26 disebutkan demikian, "Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya." Kita akan dihakimi menurut perkataan dan perbuatan kita. Karena itu perkataan kita juga harus menjadi berkat. Lidah kita harus dijinakkan oleh Roh Kudus, supaya lidah kita mengeluarkan perkataan yang baik.
Tinggi: 30 hasta
Tinggi adalah dimensi atau ukuran dari bawah ke atas. Angka 30 dalam Alkitab berbicara dari hal penyerahan, kedewasaan dan juga pelayanan. Yesus memulai pelayanan-Nya pada usia 30 tahun, sesudah Ia dibaptis di sungai Yordan (Lukas 3:22-23). Dalam hidup ini kita perlu penyerahan total kepada Allah supaya dapat melihat mujizat dan kebesaran-Nya. Ketika Yesus mengadakan mujizat dari 5 roti dan 2 ikan untuk mengenyangkan 5.000 orang, ia menengadah ke langit (Matius 14:19). Langit berbicara dari hal kemuliaan dan kebesaran Allah.
Raja Nebukadnezar pernah dihukum Allah karena mulai membanggakan diri atas kerajaan yang dibangunnya. "Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?" (Daniel 4:30). Namun karena kesombongannya itu, Nebukadnezar dihalau dari antara manusia dan makan rumput seperti lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung.
Namun Raja Nebukadnezar masih dapat berserah kepada Allah, ia menengadah ke langit, akal budinya kembali lagi kepadanya dan ia membesarkan dan memuliakan Allah Yang Maha Kuasa.
Penyerahan kepada Allah juga berarti kita mengandalkan Dia dan tidak mengandalkan manusia (Yeremia 17:7).

Kita harus mengerjakan keselamatan yang sudah dianugerahkan kepada kita dengan hidup setia, teristimewa kepada Tuhan, menjadi saksi-Nya sehingga Injil dapat melebar, dari dalam diri kita mengalir kepada orang lain dan hidup dengan penuh penyerahan, kedewasaan dan melayani Tuhan.

Pertobatan Kota Niniwe

Bible Text: Yunus 3:10

Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.

Niniwe adalah kota terkemuka dan ibukota kerajaan Asyur. Penduduknya cukup padat dan banyak, pada masa itu saja sudah mencapai 120.000 orang, yang tidak mengetahui yang baik dan jahat (Yunus 1:2; 3:2). Luas kota Niniwe memerlukan tiga hari perjalanan (Yunus 3:3). Pada puncak kemakmurannya, kota Niniwe dikelilingi tembok dalam yang panjangnya 12 km.

Yunus lari dari panggilan Tuhan
Yunus adalah nabi yang hidup pada zaman Yerobeam II, raja Israel. Nabi Yunus diutus Tuhan untuk pergi ke Niniwe. Dalam Yunus 1:1-2 disebutkan, "Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."" Namun Yunus melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Yunus memiliki rasa nasionalisme sempit yang tidak suka bila bangsa lain bertobat, apalagi Asyur adalah bangsa yang merupakan musuh Israel, bahkan pernah menjajah Israel. Akibat Yunus tidak taat kepada firman Tuhan, maka Yunus harus membayar harga, ditelan oleh ikan besar dan masuk dalam perut ikan itu selama tiga hari tiga malam. Dapat kita bayangkan bagaimana situasi dalam perut ikan besar itu: susah bernafas, tidak dapat bergerak ke mana-mana. Kadangkala Tuhan juga mengizinkan "didikan dalam perut ikan" secara psikologis bila kita tidak taat kepada firman-Nya. Mungkin kita selalu mengalami jalan buntu, seakan tiada jalan yang terbuka, tidak ada jalan keluar bagi persoalan yang kita hadapi.

"Kejahatannya telah sampai kepada-Ku"
Kota Niniwe adalah kota yang penuh kejahatan, sehingga telah sampai kepada Allah yang menyuruh Yunus untuk menyampaikan seruan pertobatan bagi seluruh penduduk kota itu. Kejahatan atau dosa adalah perbuatan atau keinginan daging, hal yang bertentangan dengan keinginan roh. Kepada jemaat di kota Galatia, Rasul Paulus mengatakan, "Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki" (Galatia 5:16-17).

Rasul Paulus menjelaskan secara rinci dan teratur mengenai jenis dosa ini dalam Galatia 5:19-21. Kategori I adalah kenajisan yang meliputi: percabulan, kecemaran, dan hawa nafsu, kategori II okultisme yang meliputi: penyembahan berhala dan sihir, kategori III pecah belah yang meliputi: perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, dan kedengkian, kategori IV hura-hura: kemabukan, pesta pora dan sebagainya.

Kota Niniwe bertobat
Setelah Yunus mengalami pendidikan dalam perut ikan besar selama tiga hari tiga malam, "Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya" (Yunus 3:1-3). Lalu Yunus mulai menginjili mereka dan menyampaikan bahwa kota itu akan ditunggangbalikkan 40 hari lagi bila mereka tidak bertobat. Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. Firman Allah yang disampaikan kepada penduduk kota Niniwe mengubah pola pikir mereka yang kemudian berlanjut kepada perubahan karakter atau watak.

Dalam bahasa Yunani ada beberapa kata yang dipakai untuk pertobatan.

Epistrofe: pertobatan secara fisik. Yaitu berbalik dari cara hidup untuk sementara waktu, tetapi kemudian dapat kembali lagi kepada kebiasaan semula.
Metanoia: bertobat secara jiwa dan roh. Berawal dari perubahan pola pikir dan sikap hati dan kemudian berlanjut kepada pembaharuan karakter.

Menurut suatu penelitian, sekitar 80% orang Kristen yang pernah berusaha bertobat dari merokok, hanya bertahan sebentar dan kemudian melanjutkannya lagi.

Metanoia, yaitu pembaharuan pikiran dan karakter yang berlanjut terus menerus akan membuat orang yang bertobat melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, yang nyata dapat dilihat dan disaksikan orang lain, sehingga nama Tuhan yang dipermuliakan (Matius 5:16). Pertobatan yang sesungguhnya juga akan membawa kita kepada dunia yang penuh sukacita, dunia rohani di mana ada terang Firman Allah yang menuntun hidup kita, di mana terdapat mahkota, ada Roh Allah yang menaungi, ada kemerdekaan dari dosa, dan pemulihan. Sebaliknya dunia kedagingan penuh dengan dukacita, hawa nafsu dan perbudakan.