Bible Text: Mikha 5:1 | Series: Beranjangsana ke Betlehem

Tanpa terasa kita telah memasuki bulan Desember, suasana Natal mulai terasa. Sebenarnya tidak ada kepastian kapan tanggal Yesus lahir, yang jelas dinubuatkan nabi Mikha adalah tempat kelahiran-Nya, yaitu kota Betlehem. Beberapa waktu lalu, Paus Benediktus XVI mengoreksi bahwa kalender yang digunakan sekarang mengalami kekeliruan, dan memprediksi kelahiran Yesus antara tahun 2 Masehi dan 7 Masehi. Bila kita mencermati apa yang ditulis oleh nabi Daniel, sebenarnya hal ini tidak sulit dipahami. Nabi Daniel adalah seorang yang cermat memperhatikan nubuatan yang ditulis oleh nabi lain, seperti oleh nabi Jeremia yang menubuatkan 70 tahun pembuangan bangsa Yahudi di Babel. Dalam Daniel 9:25 disebutkan, "Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang yang diurapi, seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan." Alkitab kita mencatat dengan cermat peristiwa yang terjadi yang berkaitan dengan sejarah. Sejarah mencatat tahun 457 SM, Raja Artahsasta mengeluarkan dekrit untuk membangun kembali Yerusalem. Raja yang dimaksud dalam nubuatan nabi Daniel tersebut adalah Yesus, yang menghentikan korban sembelihan dan santapan, yang dicatat oleh sejarah wafat pada tahun 26 M. Jadi kurun waktunya adalah 457 + 26 = 483 tahun atau sama dengan (7 x 70) - 7 masa/tahun. Nabi Lukas, penulis Injil sekaligus dokter mencatat dengan cermat bahwa Yesus ketika dibaptis dan memulai pelayanan-Nya ketika berusia 30 tahun (Lukas 3:23). Jadi kelahiran Yesus sebenarnya sekitar tahun 4 Masehi, tidak jauh beda dengan prediksi Paus Benediktus XVI yang menyebutkannya di antara tahun 2-7 Masehi.

Mengapa harus di Betlehem-Efrata?
Di daerah Israel, sebenarnya ada dua kota bernama Betlehem. Yang satu lagi adalah kota Betlehem milik suku Zebulon. Dalam Yosua 19:15-16 disebutkan, "Lagi Katat, Nahalal, Simron, Yidala dan Betlehem; dua belas kota dengan desa-desanya. Itulah milik pusaka bani Zebulon menurut kaum-kaum mereka; kota-kota tadi dengan desa-desanya." Untuk membedakannya, kota Betlehem milik suku Yehuda sering disebut dengan Betlehem-Yehuda, Betlehem-Efrata atau kota Daud.

Betlehem-Efrata adalah kota terkecil di jajaran Yehuda atau Yudea, namun dari kota ini banyak lahir orang-orang yang ternama. Yusuf, anak Yakub di masa tuanya, lahir di Betlehem, adalah orang yang ternama dan pernah menjadi mangkubumi di Mesir. Daud, gembala domba yang kemudian menjadi raja Israel. Boas, seorang pemilik tanah dan kaya raya adalah juga orang Betlehem.

Allah kita Yang Maha Besar dan Akbar itu sering menyatakan hal-hal yang ajaib kepada orang-orang yang merasa dirinya kecil. Dalam Matius 11:25 disebutkan, "Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil."

Kelahiran Yesus mengubah status Betlehem
Namun kota Betlehem tidak selamanya menjadi yang terkecil. Setelah Yesus lahir kota Betlehem menjadi ternama di Israel, bahkan ke seluruh dunia sampai hari ini. Matius mencatat dalam injilnya, "Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."" (Matius 2:5-6)

Kelahiran Yesus dalam diri kita harus dapat merubah status kita, tidak statis, tetapi harus mengalami peningkatan. Kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus mengatakan, "Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya." (2 Korintus 8:9)

Rahel tidak mencapai Betlehem
Rahel adalah istri Yakub yang lama tidak mendapatkan anak. Anak yang pertama bagi Rahel adalah Yusuf (Kejadian 30:23-24). Peristiwa ini terjadi ketika Yakub tidak lagi tinggal di rumah mertuanya sekaligus pamannya, Laban. Ketika Rahel hendak melahirkan dan dalam perjalanan dari Betel dan tidak jauh lagi menuju Betlehem-Efrata (terjemahan bahasa Batak Toba: sangombasnari mardalan, perjalanan satu jam berjalan kaki), bersalinlah Rahel dan persalinannya itu sangat sukar (Kejadian 35:17-20).

Bidan sudah memompakan semangat kepadanya namun kesukaran telah membuatnya tidak dapat dibangkitkan semangatnya. Ketika ia hendak menghembuskan nafas, karena ia mati kemudian, diberikanlah nama Ben-oni kepada anak itu. Namun oleh Yakub, anak itu kemudian diberi nama Benyamin. Nama Ben-oni berarti son of my sorrow, anak kesukaranku. Kita harus mampu mencapai Betlehem lewat perjalanan sangombasnari. Kata ini jugalah yang dipakai Yesus ketika di taman Getsemani kepada murid-murid-Nya, "Ndang margogo hamu hape dungo rap dohot Ahu nanggo sangombas?" (Mateus 26:40b)

Kesukaran hidup dan penderitaan harus dapat diatasi dengan berdoa dan tidak larut dalam kesusahan. Oleh Yakub, anak itu kemudian dinamai Benyamin yang artinya anak dari tangan kananku atau mujur. Kalau kita tidak mempunyai semangat hidup, semangat berdoa, kita sama seperti Rahel yang siap menanti liang kubur. Dalam Ayub 17:1 disebutkan, "Semangatku patah, umurku telah habis, dan bagiku tersedia kuburan."

Dalam hidup ini kita memang sering mengalami tekanan baik dari keluarga, lingkungan pekerjaan, pergaulan. Karena itu kita perlu memiliki semangat, yang kita peroleh melalui persekutuan dengan Roh Kudus dalam doa. Rasul Paulus adalah orang yang terbiasa dalam kesukaran, namun kesukaran tidak mengalahkannya. Ia berkata, "Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa." (2 Korintus 4:8-9)