Bible Text: Yohanes 2:1-11

Tuhan kita sangat menghargakan pernikahan, mujizat sekaligus pelayanan perdana Yesus setelah dibaptis di sungai Yordan adalah mencukupkan kekurangan anggur yang terjadi pada pesta perjamuan kawin di Kana, Galilea. Bangsa Yahudi juga sangat menghargakan pernikahan. Bagi prajurit atau tentara yang membela negara diberikan cuti satu tahun penuh kepada prajurit yang baru menikah. Wanita dan pria tidak sekaligus diciptakan. Adam lebih dahulu dibentuk dari segumpal tanah liat yang kemudian dihembusi Roh Allah, barulah kemudian Hawa dijunan dari tulang rusuk Adam dan kemudian Hawa dibawa kepada Adam dan Allah memberkati mereka.

Istri adalah karunia Tuhan
Raja Salomo yang penuh hikmat itu berkata, "Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN" (Amsal 19:14). Karena itu setiap suami harus menyadari bahwa istri adalah pemberian Tuhan yang harus dihargai. Simson meskipun diurapi Tuhan pada mulanya, namun menikah hanya berdasarkan suka kepada perempuan Filistin, padahal Allah telah melarang bangsa Israel menikahi perempuan Filistin. Akhirnya Simson menyimpang dari jalan Tuhan dan di akhir hidupnya harus menuai apa yang ditaburnya. Bahkan pada mulanya, bangsa Israel menikah dengan orang yang satu suku. Musa adalah anak dari Amram, seorang laki-laki dari suku Lewi yang menikah dengan Yokhebed, perempuan dari suku Lewi (Imamat 2:1-10; Imamat 6:19).

Cinta kasih harus dipelihara
Kasih berasal dari Allah (1 Yohanes 4:8), karena itu kasih harus dipelihara, termasuk kasih di antara suami istri. Setiap pasangan harus setia kepada janji pernikahan mereka. Kepada orang Ibrani, Rasul Paulus berpesan, "Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah." Setan juga berupaya keras menghancurkan keluarga lewat perselingkuhan. Tak heran dalam dunia percintaan pun dikenal istilah "cinta karet", sana-sini lengket. Ada juga "cinta monyet" yang hanya tahan sebentar. Bahkan iblis berusaha menggagalkan pernikahan orang beriman lewat ajaran sesat, yang melarang orang kawin (1 Timotious 4:3).

Tujuan berumahtangga: prokreasi dan rekreasi
Rumahtangga bertujuan agar menghadirkan keturunan Ilahi, anak-anak yang takut akan Tuhan (Maleakhi 2:15) dan juga untuk rekreasi, bersenang-senang dengan istri yang dikaruniakan Tuhan (Pengkhotbah 9:9). Karena itu segala kekerasan dalam rumahtangga harus dihindarkan. Bangsa Israel kena teguran dari Allah lewat nabi Maleakhi karena para suami tidak setia pada istri mereka, bahkan melakukan kekerasan sehingga para istri berurai air mata, yang menyebabkan doa mereka terhalang sampai ke hadirat Tuhan (Maleakhi 2:13-14).

Kesejukan rumah tangga harus dijaga
Allah mengunjungi keluarga pertama di dunia, Adam dan Hawa pada waktu hari sejuk (Kejadian 3:8). Allah menghadirkan berkat jasmani termasuk anak-anak bila ada persekutuan yang indah dalam kesejukan, sebagaimana dialami oleh Ayub dalam kemah atau kediamannya (Ayub 29:1-5). Karena itu segala hal yang dapat mengganggu kesejukan dalam rumahtangga harus dijauhkan. Dalam Efesus 4:31-32 (bahasa Batak Toba) disebutkan, "Dao ma sian hamu nasa riting ni roha dohot muruk dohot rimas, nang hata songgaksonggak dohot insahinsak, songon i nasa hajahaton! Alai gabe na basar ma hamu sama hamu, angka parasiroha; masisesaan dosa ma hamu, songon panesa ni Debata di dosamuna di bagasan Kristus."

Problema dalam rumahtangga
Bagi masyarakat Yahudi, pesta tanpa anggur adalah tidak sempurna, apalagi bila yang punya hajatan kekurangan anggur atau kehabisan anggur. Anggur adalah gambaran cinta kasih (Kidung Agung 1:2). Begitu juga dalam rumahtangga, suatu waktu bisa terjadi krisis cinta kasih, anggur cinta kasih dapat berkurang bahkan sampai habis. Tidak jarang keluarga nyaris cerai karena cinta kasih yang mulai pudar. Karena itu cinta kasih harus dipelihara sampai usia tua (lansia), sebagaimana keluarga Ishak dan Ribka yang tetap mesra sampai tua (Kejadian 26:8). Akibat keharmonisan keluarga ini, mereka mendapatkan keamanan, perlindungan dari raja Abimelekh. Bukan itu saja, pekerjaan mereka diberkati sehingga kian lama Ishak bertambah kaya. Dalam Kejadian 26:12-13 disebutkan, "Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya."

Solusi: menyerahkan persolan kepada Yesus
Ketika terjadi kekurangan anggur sampai kehabisan anggur, Maria (ibu Yesus) berkata kepada-Nya, "Mereka kehabisan anggur." Kata Yesus kepadanya, "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba." Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan, "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"

Sering bila ada persoalan dalam rumahtangga kita bukan mengadu kepada Yesus tetapi lebih suka menceritakan pada teman atau orang lain, tetapi Maria tahu kepada siapa masalah itu harus dibawa. Namun ketika hal itu diberitahukan kepada Yesus, tidak spontan atau langsung ada jawaban, harus ada proses. Banyak orang yang malas berdoa karena ketika berdoa memang belum ada jawaban. Melakukan Firman Allah adalah solusinya, sebagaimana dikatakan Maria kepada pelayan-pelayan. Yesus menyuruh para pelayan untuk mengisi enam tempayan yang ada di situ dengan air sumur. Pelayan tersebut tidak banyak komentar dan langsung melakukan apa yang disuruh Yesus. Hidup kita juga harus dipenuhi dengan air Firman Allah supaya kita dapat melihat mujizat. Hidup kita akan melihat mujizat dari Tuhan bila perkataan Kristus dengan segala kekayaannya tinggal di dalam kita dan selalu penuh dengan ucapan syukur dan menjauhkan dari segala persungutan dan perbantahan.