Bible Text: Filipi 2:12-14

Keselamatan memang kita peroleh bukan karena usaha atau hasil pekerjaan kita, tetapi oleh iman dan merupakan anugerah (pemberian) Allah. Banyak orang beranggapan karena keselamatan itu diperoleh karena karunia Allah, maka kita tidak perlu lagi mengerjakan keselamatan. Pendapat demikian tidak benar, karena kita bekerja bukan supaya selamat tetapi kita bekerja karena sudah diselamatkan. Dengan kata lain bahwa keselamatan itu harus dipelihara. Bila kita lalai mengerjakan keselamatan yang sudah dianugerahkan kepada kita, maka mahkota kita bisa diambil. Dalam Wahyu 3:11 disebutkan, "Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu."

Membangun bahtera keselamatan
Pada zaman Nuh, Allah hendak menghukum dunia karena kejahatannya yang luar biasa. Namun Nuh diperintahkan oleh Tuhan membuat bahtera agar selamat. Kepada Nuh, Tuhan memberi instruksi yang jelas bagaimana bahtera itu dikerjakan, "Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam. Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya. Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan atas" (Kejadian 6:14-16). Kayu gofir adalah kayu yang tahan air. Jenis kayu ini kuat namun tidak berat. Demikian juga secara rohani untuk dapat selamat kita harus memiliki mental yang kuat, karena untuk masuk ke dalam sorga penuh perjuangan. Dalam Matius 7:13-14 disebutkan, "Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."

Panjang: 300 hasta
Panjang berbicara dari hal awal sampai akhir. Angka 300 berbicara dari hal kesetiaan. Angka 300 ini ditemukan dalam diri Henokh, yang bergaul karib dengan Allah selama 300 tahun (Kejadian 5:22). Angka 300 didapat dari hasil perkalian bilangan (60x5). Angka enampuluh berbicara dari hal kepahlawanan (Kidung Agung 3:7), dan orang yang sabar itu melebihi seorang pahlawan (Amsal 16:32), dan angka 5 berbicara dari hal prinsip salib, penyangkalan diri. Kesetiaan hanya dapat kita peroleh bila kita sabar menjalani hidup dan dapat menyangkal diri. Untuk dapat selamat kita harus memelihara kesetiaan terhadap Tuhan, pasangan hidup, keluarga dan sahabat-sahabat serta sesama kita. Orang yang tidak setia kepada pasangannya, menceraikannya dan menikah lagi dengan orang lain, ia sudah berzinah (Markus 10:11-12), dan orang-orang yang berzinah tidak mendapat tempat dalam Kerajaan Allah. Demikianlah kita harus setia sampai akhir, agar berhak memperoleh mahkota kehidupan (Wahyu 2:10b).
Lebar: 50 hasta
Kehidupan rohani dan keselamatan kita juga harus melebar kepada orang lain di sekitar kita. Untuk itu kita harus dilengkapi dengan kuasa Roh Kudus supaya dapat menjadi saksi (Kisah Para Rasul 1:8). Kita perlu juga mendapat urapan dari Tuhan supaya menjadi orang yang dimampukan untuk menjalani kehidupan ini. Paulus memberi nasihat kepada anak rohaninya Timotius, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban" (2 Timotius 1:7). Orang yang dipenuhi dengan Roh Allah hidupnya tertib, tidak bergantung kepada orang lain, sehingga dapat menjadi saksi. Tertib juga berkaitan dengan hal pengendalian diri, baik dalam hal menahan hawa nafsu, selera, menertibkan perkataan sehingga tidak asal berbicara. Perkataan kita yang tidak tertib dapat merusak ibadah kita. Dalam Yakobus 1:26 disebutkan demikian, "Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya." Kita akan dihakimi menurut perkataan dan perbuatan kita. Karena itu perkataan kita juga harus menjadi berkat. Lidah kita harus dijinakkan oleh Roh Kudus, supaya lidah kita mengeluarkan perkataan yang baik.
Tinggi: 30 hasta
Tinggi adalah dimensi atau ukuran dari bawah ke atas. Angka 30 dalam Alkitab berbicara dari hal penyerahan, kedewasaan dan juga pelayanan. Yesus memulai pelayanan-Nya pada usia 30 tahun, sesudah Ia dibaptis di sungai Yordan (Lukas 3:22-23). Dalam hidup ini kita perlu penyerahan total kepada Allah supaya dapat melihat mujizat dan kebesaran-Nya. Ketika Yesus mengadakan mujizat dari 5 roti dan 2 ikan untuk mengenyangkan 5.000 orang, ia menengadah ke langit (Matius 14:19). Langit berbicara dari hal kemuliaan dan kebesaran Allah.
Raja Nebukadnezar pernah dihukum Allah karena mulai membanggakan diri atas kerajaan yang dibangunnya. "Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?" (Daniel 4:30). Namun karena kesombongannya itu, Nebukadnezar dihalau dari antara manusia dan makan rumput seperti lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung.
Namun Raja Nebukadnezar masih dapat berserah kepada Allah, ia menengadah ke langit, akal budinya kembali lagi kepadanya dan ia membesarkan dan memuliakan Allah Yang Maha Kuasa.
Penyerahan kepada Allah juga berarti kita mengandalkan Dia dan tidak mengandalkan manusia (Yeremia 17:7).

Kita harus mengerjakan keselamatan yang sudah dianugerahkan kepada kita dengan hidup setia, teristimewa kepada Tuhan, menjadi saksi-Nya sehingga Injil dapat melebar, dari dalam diri kita mengalir kepada orang lain dan hidup dengan penuh penyerahan, kedewasaan dan melayani Tuhan.