Akibat Dosa, Manusia Menderita

Bible Text: 1 Timotius 2:13-14

Adam adalah manusia pertama dijadikan Allah, dari segumpal tanah liat, yang kemudian dihembusi dengan nafas-Nya sendiri. Barulah kemudian Hawa dibangun dari tulang rusuk Adam ketika manusia pertama itu sedang tidur. Setan dalam rupa ular tidak datang kepada Adam, tetapi kepada Hawa. Karena setan juga mengetahui bahwa kalau Adam tidak akan tergoda, karena ia mengetahui dan langsung mendapat amanat dan larangan mengenai pohon yang di tengah-tengah taman Eden itu.

Diawali dari pembicaraan (dialog)
Hawa tergoda dalam rayuan si ular diawali dengan sebuah pembicaraan. Setan juga tahu apa yang difirmankan Allah kepada manusia, dan ia berusaha menggoda dengan memutarbalikkannya. Pembicaraan itu diawali oleh ular dengan mengatakan, "Tentulah Allah berfirman: "Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"" Iblis berusaha memutarbalikkan Firman Allah. Padahal Allah telah berfirman bahwa semua pohon dalam taman itu boleh dimakan dengan bebas, kecuali pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, tidak boleh dimakan buahnya (Kejadian 2:16-17). Hawa juga menambah-nambahi apa yang dikatakan Allah, yang tentunya disampaikan oleh Adam, suaminya itu. Sudah hal yang lumrah, kalau pesan yang disampaikan kepada orang ketiga akan bertambah. Hawa mengatakan bahwa pohon pengetahuan itu bukan hanya tidak boleh dimakan buahnya, tetapi diraba saja tidak boleh. Dan dari percakapan ini setan mulai memasang perangkapnya, dan mulai membingungkan Hawa dengan mengatakan bahwa sesungguhnya kalau mereka makan buah pohon pengetahuan itu, mereka akan menjadi seperti Allah. Sebenarnya manusia sudah dijadikan menurut gambaran Allah (Kejadian 1:27). Tanpa memakan buah dari pohon pengetahuan itu, mereka telah diciptakan menurut gambar Allah. Hawa juga tergoda karena melihat buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian.

Berhati-hati dengan perkataan
Sering tanpa kita sadari lewat perkataan, pembicaraan iblis sering memperalat kita untuk jatuh ke dalam dosa. Raja Salomo yang bijaksana itu menyadari hal ini, karena itu dalam salah satu amsalnya ia berkata, "Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi" (Amsal 10:19). Perkataan pun dapat menjadi suatu dunia kejahatan apabila kita tidak dapat mengendalikannya. Dalam Yakobus 3:6 disebutkan, "Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka." Jadi, apa yang harus kita lakukan dengan perkataan kita, supaya kita tidak berdosa? Raja Daud, seorang yang berkenan di hati Allah itu berkata, "Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!" (Mazmur 141:3)

Bukan Adam yang tergoda, tetapi Hawa
Perangkap iblis lewat percakapan (dialog) dengan Hawa dilanjutkan dengan mata Hawa yang melotot dengan tak bergeming melihat buah dari pohon yang dilarang oleh Tuhan Allah untuk dimakan. Dan akhirnya ia pun tergoda dan memetik buah pohon itu, memakannya dan memberikannya kepada Adam, suaminya. Sebenarnya Adam sadar bahwa buah yang diberikan kepadanya itu tidak boleh dimakan. Namun karena Adam mengasihi Hawa, ia rela memakannya.

Apakah dosa itu?
Sering kita beranggapan bahwa dosa itu kejahatan seperti membunuh, mencuri, berzinah, dll. Namun sebenarnya arti dosa itu amat luas. Dalam bahasa aslinya (Yunani), untuk menjelaskan tentang dosa, dipakai beberapa kata, antara lain:

hamartia: lari dari tujuan atau sasaran semula dan tidak mencapai tujuan. Allah sebenarnya merancang Adam dan Hawa untuk menjadi pengusaha yang mengatur Taman Eden, tapi karena mereka lari dari tujuan semula, akhirnya harus diusir dari Taman Eden dan mendapat ganjaran dari dosa mereka.
anomia: melanggar hukum, ketentuan, norma yang berlaku. Karena itu kita juga harus menaati peraturan berlalulintas, hukum adat, termasuk juga etika berpakaian, berbicara, dlsb.
asebia: melawan atasan, tidak taat kepada pimpinan. Melawan orang yang memimpin kita adalah dosa, karena itu anak-anak harus taat kepada orangtua, murid kepada guru, karyawan kepada majikan, rakyat kepada pemerintah.

Akibat dosa
Tak dapat dipungkiri, walaupun dosa diampuni tetapi akibat dosa tetap dirasakan. Hal yang pertama terjadi ketika manusia pertama berdosa adalah gangguan psikis, mereka merasa takut, sudah menyembunyikan diri sebelum diadili (Kejadian 3:8). Dalam Yesaya 57:20 dikatakan bahwa orang berdosa (fasik) itu tidak dapat tenang. Konsekuensi dosa juga adalah hukuman. Karena ular adalah yang pertama bersalah, maka ular dikutuk di antara segala ternak: dengan perutnya ia akan menjalar dan debu tanah menjadi makanannya seumur hidup (Kejadian 3:14). Disusul hukuman kepada Hawa yang mendengarkan perkataan si ular, Hawa diberi hukuman susah payah waktu mengandung, dan dengan banyak kesakitan ketika akan melahirkan anak (Kejadian 3:16), dan kepada Adam diberi hukuman untuk bersusah payah dalam mencari rezeki dari tanah seumur hidup dan dengan berpeluh untuk mencari makan (Kejadian 3:17-18). Setelah Kain membunuh Habel, akibat dosa tanah tidak lagi memberikan hasil sepenuhnya (Kejadian 4:12).

Yesus datang untuk membebaskan kita dari dosa
Untuk membebaskan manusia dari dosa, maka Yesus datang ke dunia. Oleh dosa, maut menjadi bagian manusia, tetapi syukur oleh anugrah Allah yang telah mati di kayu salib, kita beroleh anugerah untuk mendapat hidup yang kekal (Roma 6:23). Lewat kebangkitan Yesus atas kuasa maut, kita dilahirkan kembali menjadi manusia baru yang berpengharapan (1 Petrus 1:3). Kedatangan Yesus juga memupus segala kekuatiran kita. Berita pertama yang disampaikan oleh para malaikat kepada para gembala di padang Efrata adalah, "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud" (Lukas 2:10).

Abraham Memberi Sepersepuluh kepada Melkisedek

Bible Text: Kejadian 14:19-20 | Series: Jejak Iman Abraham

Abraham menerima roti dan anggur dari Melkisedek setelah mengalahkan Kedorlaomer. Kedorlaomer (the glory of Laomer), adalah kemuliaan dan pesona dunia yang harus dikalahkan dengan iman kita. Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat di kota Korintus, "Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi" (2 Korintus 10:3). Dan setelah menerima roti dan anggur dari Melkisedek, Abraham memberi sepersepuluh kepada Melkisedek. Abraham melakukan hal itu bukan karena diminta atau diajarkan oleh orang lain, tetapi adalah karena ia memiliki buah perbuatan iman. Abraham memberikan sepersepuluh sebagai suatu pengakuan bahwa apa yang ia peroleh semuanya adalah karena berkat Tuhan, semata-mata semuanya bersumber dari Tuhan. Dan apa yang dilakukan oleh Abraham dilanjutkan oleh keturunannya Ishak dan Yakub, sehingga mereka menjadi orang-orang yang diberkati.

Dalam Kejadian 26:12 dicatat, "Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN." Yakub juga adalah orang yang diberkati karena memberi sepersepuluh. Ketika ia dikejar oleh Esau abangnya dan melarikan diri dari Barsyeba ke Haran, karena kemalaman ia tidur di suatu tempat, dan mendapat mimpi ada tangga yang menghubungkan surga dan bumi dan malaikat-malaikat turun naik di tangga itu. Dan setelah itu ia bernazar, "Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu" (Kejadian 28:22).

Persepuluhan: buah perbuatan iman Abraham yang kemudian dijadikan sebagai ketetapan Allah
Banyak orang yang tidak mau memberikan perpuluhan kepada Tuhan karena menganggapnya berlaku di zaman Taurat. Padahal Abraham yang pertama kali memberi perpuluhan hidup jauh sebelum zaman Taurat. Bahkan di zaman Perjanjian Baru, Yesus menyinggung tentang perpuluhan. Apa yang dibuat oleh Abraham kemudian diteguhkan pada zaman Taurat, agar bangsa Israel tidak melupakan bahwa semua berkat yang mereka peroleh adalah semata-mata pemberian Tuhan. "Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini" (Ulangan 8:18), bahkan mereka akan menjadi berkat dan memberi pinjaman, memberi curah hujan bagi tanah-tanah pertanian, memberkati segala pekerjaan umat-Nya (Ulangan 28:12).

Di zaman Taurat, persepuluhan diberikan Allah kepada bani Lewi
Dari 12 suku di Israel, suku Lewi dipilih oleh Allah sendiri untuk melakukan pelayanan pada Kemah Pertemuan (Bilangan 18:6). Mengapa suku Lewi yang dipilih Tuhan? Ketika bangsa Israel membuat patung lembu emas di bawah pimpinan Harun, suku Lewilah yang berpihak pada Tuhan (Keluaran 32:26). Dan suku Lewi adalah satu-satunya suku yang tidak mendapat tanah pusaka dan Tuhanlah yang menjadi pusaka mereka. Karena itu Tuhan mengamanatkan kepada bangsa Israel, "Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan" (Bilangan 18:21). Jadi persembahan perpuluhan diberikan kepada Allah, dan kemudian Allah yang memberikannya kepada suku Lewi.

Bangsa Israel pernah dihukum karena melanggar tahun sabat dan Taurat
Bangsa Israel pernah melakukan kesalahan besar melalaikan tahun sabat (satu tahun tanah diistirahatkan setelah enam tahun diolah) dan juga melalaikan peraturan Taurat termasuk persembahan perpuluhan kepada Allah yang kemudian diberikan kepada orang Lewi selama kurun waktu 490 tahun (1096-606 SM). Dan akibat dilalaikannya Firman Tuhan itu, mereka kemudian ditawan selama 70 tahun dalam pembuangan ke Babel (2 Tawarikh 36:21).

Mengapa harus memberi sepersepuluh?
Banyak orang yang tidak mau memberi sepersepuluh dengan alasan bahwa jika tidak memberi sepersepuluh saja kekurangan, apalagi kalau diberikan. Namun sebenarnya memberi sepersepuluh adalah pengaman dalam kita menikmati berkat Tuhan. Angka 10 berbicara dari hal penghukuman, tulah. Dunia dihukum pada zaman Nuh, generasi ke-10 dari Adam. Di Mesir ada 10 tulah yang ditimpakan Tuhan kepada Firaun dan rakyatnya. Karena itu kita memberi satu bagian kepada Tuhan (sepersepuluh), supaya kita aman, tidak kena kutuk, berbahagia menikmati berkat Tuhan. Dalam Maleakhi 3:8-10 disebutkan, "Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa! Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." Dalam Alkitab, Lot tidak pernah dicatat membuat mezbah atau memberi sepersepuluh, memang ia diselamatkan tetapi senantiasa menderita dalam hidupnya (2 Petrus 2:7). Tetapi bagi orang yang melakukan hukum Tuhan ini dengan benar akan mendapat harta benda yang terpendam dan harta kekayaan yang tersembunyi (Yesaya 45:3-7).

Di zaman Tuhan Yesus, persepuluhan kembali diteguhkan
"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan" (Matius 23:23). Ayat ini bila tidak dimengerti secara utuh, seakan-akan meniadakan perpuluhan. Selasih, adas manis dan jintan adalah hasil pertanian dalam skala kecil. Hasil pertanian dan peternakan mereka yang utama adalah buah ara, zaitun, anggur, lembu, sapi, domba. Jadi Yesus sebenarnya menyinggung bangsa Israel yang bukan hanya pelit tetapi menipu dengan memberi persepuluhan yang tidak benar yaitu hanya memberi sepersepuluh dari hasil yang kecil-kecil saja. Jadi yang dimaksud Yesus bahwa mereka juga harus melakukan perpuluhan dengan benar tetapi juga tidak mengabaikan belas kasihan dan kesetiaan.

Melkisedek Membawa Roti dan Anggur kepada Abraham

Bible Text: Kejadian 14:17-19 | Series: Jejak Iman Abraham

Setelah Abraham kembali dari mengalahkan Kedorlaomer, maka keluarlah raja Sodom menyongsong dia ke lembah Syawe, yakni Lembah Raja. Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Maha Tinggi. Kedorlaomer adalah penguasa dunia pada zaman itu. Kedorlaomer berarti the glory of Laomer atau kemuliaan dunia. Untuk menerima roti dan anggur haruslah dengan cara yang layak, mengalahkan "Kedorlaomer" dalam diri kita. Kepada jemaat di Kolose Rasul Paulus memberi nasihat, "Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala" (Kolose 3:5). Kita juga harus bebas dari gaya hidup dunia yang suka pesta pora agar hari Tuhan jangan tiba-tiba jatuh ke atas diri kita sebagai suatu jerat (Lukas 21:34).

Abraham dan pasukannya yang terlatih juga berhasil mengalahkan Sodom, yang penduduknya terkenal congkak, makanan yang berlimpah-limpah, hidup glamour (Yehezkiel 16:49-50). Dosa Sodom ini berulang kembali di akhir zaman. Baru-baru ini di Jepang ada hotel yang bertarif Rp 7.500.000 semalam, sarapannya terdiri dari 82 menu, mulai ala Jepang, Prancis, Amerika. Padahal Yesus telah mengajarkan pola hidup sederhana dan sehat, makan secukupnya (Matius 6:11). Kita memang masih hidup di dunia, tetapi hal-hal dunia tidak boleh mempesona diri kita lalu kita ikut-ikutan larut dalam gaya hidup berlebihan, tetapi sebaliknya harus bermegah dalam hal rohani. Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat di Galatia, "Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia" (Galatia 6:14).

Siapakah Melkisedek?
Melkisedek, adalah raja Salem, imam Allah Yang Maha Tinggi, Raja Damai. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena Ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya (Ibrani 7:13). Melkisedek adalah tak lain dari Yesus sendiri, sebelum menjelma menjadi manusia. Bukankah nabi Yesaya menubuatkan, "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" (Yesaya 9:5). Orang-orang Yahudi pernah hendak melempari Yesus ketika Ia berkata, "Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?"" (Yohanes 8:56-57). Mereka (orang Yahudi) tidak dapat mengerti bahwa Yesus ada sebelum dilahirkan dari Maria. Memang di hari Maranatha, semua orang yang telah mati dalam Tuhan akan melihat Yesus, itulah yang dimaksudkan Yesus, "Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku" dan selanjutnya Yesus berkata, "dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita", inilah yang dimaksudkan Yesus ketika Abraham menerima roti dan anggur dari Melkisedek, raja Salem.

Menerima Perjamuan Kudus: harus dapat melihat Yesus yang tersalib
Menerima roti dan anggur haruslah dengan cara yang layak, kita harus dapat melihat Yesus yang sudah tersalib untuk pengampunan dosa kita. Dalam Matius 26:26-29 disebutkan, "Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku." Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku.""

Menerima tubuh dan darah Tuhan dengan cara yang layak
Kepada jemaat di kota Korintus, Paulus mengingatkan untuk makan roti atau minum cawan Tuhan dengan cara yang layak, karena bila tidak demikian, kita berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan, dan mendatangkan hukuman atas diri (1 Korintus 11:27-29). Orang-orang yang menerima tubuh dan darah Tuhan harus melepaskan diri dari pengaruh dunia (Kedorlaomer) dan mengambil bagian dalam kodrat Ilahi lewat menerima tubuh dan darah Kristus. Dalam 2 Petrus 1:3-4 disebutkan, "Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia." Menerima tubuh dan darah Tuhan bukan sekadar supaya dosa kita diampuni atau supaya kita masuk surga, tetapi juga supaya iman kita, pengenalan kita bertumbuh. Perempuan Samaria yang telah bertemu dengan Yesus, diubahkan hidupnya dan mengalami pembaharuan budi, bahkan bertumbuh dalam pengenalan. Perempuan itu tidak lagi hanya menyebut Yesus sebagai orang Yahudi, tetapi juga sebagai Tuhan dan Mesias. Yesus juga datang supaya kita mempunyai hidup dengan segala kelimpahannya. Dalam Yohanes 10:10 disebutkan, "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."

Abraham memberi sepersepuluh kepada Melkisedek
Abraham menyadari bahwa apa yang dia peroleh dan kemenangan yang diraih, semuanya adalah berkat Tuhan dan bukan semata-mata hasil perjuangannya. Abraham dan keturunannya Ishak, Yakub, dan generasi selanjutnya memberi sepersepuluh dan menjadi orang yang diberkati Tuhan. Tak heran bangsa ini (Israel) sampai sekarang menjadi bangsa yang disegani di dunia internasional, keturunan mereka juga memegang pos-pos penting di dunia ini. Secara rohani juga kita adalah keturunan Abraham yang berhak menerima janji Allah.

Kenakanlah Seluruh Perlengkapan Senjata Allah

Bible Text: Efesus 6:10-14

Sebagai keturunan Abraham yang juga memiliki pasukan yang terlatih, secara rohani kita juga sebagai prajurit Allah berperang untuk melawan musuh utama kita iblis, sang penguasa roh-roh jahat di udara. Kekuatan pasukan perang tidak hanya ditentukan oleh keterampilan dan latihan saja, tetapi juga bergantung kepada senjata yang digunakan. Indonesia berhasil merebut kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 walau dengan perlengkapan senjata seadanya seperti bambu runcing, tetapi untuk menghadapi musuh di perbatasan-perbatasan wilayah kita, bambu runcing tidak dapat diandalkan lagi. Israel adalah sebuah negara kecil, namun dengan pasukan yang sumber dayanya hebat dan terlatih serta didukung dengan alat perang yang canggih mampu mengalahkan negara-negara yang tergabung dalam Liga Arab dalam perang enam hari pada bulan Juni 1967. Bangsa Israel ini juga terkenal hebat dalam strategi perangnya, mereka jauh-jauh hari melakukan penyelidikan terhadap kekuatan musuh.

Selain dilengkapi dengan persenjataan yang mutakhir, pasukan Israel juga terkenal berani dan mempunyai perhitungan yang akurat. Dalam perang enam hari tersebut, mereka mampu merontokkan 450 pesawat musuh dan kehilangan satu pesawat milik mereka. Ini tidak terlepas dari dunia intelijen (dinas rahasia) Israel yang hebat dan terkenal di seluruh dunia sehingga mampu mengenali kekuatan lawan dengan terperinci. Tak heran, rasul Paulus mengingatkan, "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis." Secara rohani juga kita harus memiliki perlengkapan senjata rohani.

Ikat pinggang: kebenaran
Seorang prajurit senantiasa menggunakan ikat pinggang. Ikat pinggang secara rohani berbicara dari hal kebenaran. Menjadi anak Tuhan apalagi prajurit Kristus tidak cukup hanya menjadi orang yang percaya saja, tetapi juga hidup dalam kebenaran. Memperoleh penghasilan dari sumber yang benar, tidak dari hasil yang haram seperti korupsi, bekerja dengan jujur. Walau banyak hal yang sering menggoda keyakinan kita, Injil harus menjadi keyakinan kita sehingga kita tidak ragu-ragu terhadap janji Allah (Roma 1:16). Kita juga harus hidup dalam kebenaran Allah, bahwa orang benar hidup oleh iman (Roma 1:17).

Baju zirah: keadilan
Salah satu sifat Tuhan kita adalah Maha Adil, sebagai umat-Nya kita juga harus adil, artinya tidak memihak, lurus, tidak pilih bulu. Allah kita adil, dia menghukum orang yang berdosa sesuai dengan perbuatannya tanpa memandang siapa orangnya, tetapi juga memberkati orang-orang yang setia dan melakukan perintah-Nya. Kita juga harus melakukan hal yang sama terhadap orang lain.

Kasut: kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera
Apa yang dimaksud dengan memberitakan Injil damai sejahtera? Untuk memberitakan Injil tidak harus menjadi pendeta atau penginjil, tetapi setiap orang yang percaya dan hidup dalam Yesus dapat melakukannya lewat kehidupan kita yang injili, berpadanan dengan apa yang tersurat dalam Injil. Kepada jemaat di kota Filipi, Rasul Paulus mengingatkan, "Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil, dengan tiada digentarkan sedikit pun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah" (Filipi 1:27-28). Menginjil juga dapat kita lakukan dengan berdoa dan memberi. Dalam Kisah Para Rasul 16:9-10 dikisahkan bagaimana ada dalam penglihatannya Rasul Paulus melihat ada seorang yang berdoa dan berseru, sehingga Rasul Paulus berangkat ke Makedonia untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.

Perisai: iman
Perisai adalah alat untuk melindungi diri dan menangkis senjata musuh. Demikian juga iman yang kita miliki harus mampu menjadi alat pertahanan diri kita. Iman itu timbul dari pendengaran akan Firman Allah (Roma 10:17), dan untuk dapat beriman dan hidup oleh iman kita harus memiliki keyakinan yang kokoh dalam Injil. Kita juga harus memiliki iman yang handal, yang mampu memindahkan gunung-gunung persoalan, kebutuhan-kebutuhan yang menggunung. Orang yang beriman mengandalkan Tuhan dalam hidupnya sehingga tidak pernah kuatir (Yeremia 17:7).

Ketopong: keselamatan
Ketopong berguna sebagai pengaman kepala, semacam helm. Demikian juga secara rohani, kepala (pikiran) kita harus dikawali dengan cara yang benar. Dalam Roma 12:3, Rasul Paulus menasihatkan, "Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing." Pikiran kita juga harus dikawal dengan damai sejahtera Allah, dan dengan memikirkan hal-hal yang positif: semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, itulah yang harus kita pikirkan (Filipi 4:8), sehingga kita tidak galau.

Pedang Roh: Firman Allah
Kita harus memiliki pedang Roh, yaitu Firman Allah karena Iblis juga datang menyerang dengan Firman Allah. Kepada jemaat di Kolose, Firman Allah dengan segala kekayaannya ada di antara kita supaya kita mampu mematahkan siasat iblis. Untuk itu kita harus sebanyak mungkin membaca, merenungkan, dan melakukan Firman Allah. Jemaat di kota Berea setiap hari menyelidiki Kitab Suci (Kisah Para Rasul 17:11).

Dan akhirnya, Rasul Paulus menekankan untuk berdoa setiap waktu di dalam roh dan berjaga-jagalah di dalam doa dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus. Kita juga harus menaikkan doa syafaat, berdoa untuk orang lain: keluarga, sahabat, gereja, bangsa dan negara.

Pasukan Abraham yang Terlatih Mengalahkan Kedorlaomer

Bible Text: Kejadian 14:14 | Series: Jejak Iman Abraham

Ketika Abram mendengar, bahwa anak saudaranya tertawan, maka dikerahkannyalah orang-orangnya yang terlatih, yakni mereka yang lahir di rumahnya, tiga ratus delapan belas orang banyaknya, lalu mengejar musuh sampai ke Dan.

Allah menginginkan kita, umat-Nya menjadi pasukan-Nya yang terlatih, bukan sekadar menjadi orang yang percaya saja. Siapakah ke-318 orang pasukan Abraham itu? Mereka adalah orang-orang yang lahir di rumah Abraham, diseleksi, dididik, dan dilatih untuk memakai senjata dan berperang. Kepada bangsa Israel, Allah sendiri menyebut mereka sebagai "Pasukan Allah". Dalam Keluaran 7:4 disebutkan, "Bilamana Firaun tidak mendengarkan kamu, maka Aku akan mendatangkan tangan-Ku kepada Mesir dan mengeluarkan pasukan-Ku, umat-Ku orang Israel dari Tanah Mesir dengan hukuman-hukuman yang berat." Pasukan Abraham yang terlatih ini adalah gambaran orang-orang yang percaya akan Yesus, yang telah menjadi bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri (1 Petrus 2:9). Untuk menjadi pasukan yang terlatih, kita harus terdidik dalam soal-soal pokok iman, terlatih dalam beribadah (1 Timotius 4:6-7).

Abraham mempunyai 318 orang pasukan yang terlatih
Bilangan 318 terdiri dari bilangan 300 dan 18. Dalam Alkitab versi King James Version (KJV), ayat pokok di atas berbunyi, "And when Abram heard that his brother was taken captive, he armed his trained servants, born in his own house, three hundred and eighteen, and pursued them unto Dan."

Angka 300: kesetiaan, loyalitas
Ketika Gideon hendak memilih pasukan bangsa Israel untuk berperang melawan bangsa Midian, ia memilih 32.000 orang untuk menjadi pasukan perangnya. Namun Allah berkata kepada Gideon, "Terlalu banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka, jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku." Kemudian pasukan ini diseleksi, siapa yang takut dan gentar dibiarkan pulang dari pegunungan Gilead, dan ternyata lebih banyak yang penakut, terbukti ada 22.000 orang yang pulang. Namun Tuhan juga berkata kepada Gideon bahwa yang 10.000 orang itu masih terlalu banyak, sehingga diseleksi kembali. Seleksinya adalah cara meminum air dari sumbernya, yang menghirup air dengan lidahnya seperti anjing menjilat dikumpulkan tersendiri, demikian juga semua orang yang berlutut untuk minum. Jumlah orang yang menghirup dengan membawa tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang. Ke-300 orang ini adalah pasukan elit, khusus yang mempunyai etika, tahu berlutut untuk minum, tidak menjilat seperti anjing. Angka 300 adalah produk dari 60x5. Angka 60 dalam Alkitab berbicara dari hal kepahlawanan (Kidung Agung 3:7), angka 5 berbicara dari hal salib, penyangkalan diri. Angka ini didapat dalam diri Henokh yang bergaul karib dengan Allah selama 300 tahun (Kejadian 5:22).

Angka 18: buah Roh Kudus dan karunia Roh Kudus
Dalam Galatia 5:22 Rasul Paulus menulis, "buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." Dan dalam pasal sebelumnya, dalam 1 Korintus 12:1-12, ada 9 karunia Roh Kudus yaitu:

karunia untuk berkata-kata dengan hikmat
karunia berkata-kata dengan pengetahuan
karunia iman
karunia kesembuhan
karunia mengadakan mujizat
karunia untuk bernubuat
karunia untuk membeda-bedakan macam roh
karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh
karunia untuk menafsirkan bahasa roh

Karunia Roh Kudus harus berjalan paralel dengan buah Roh Kudus, sebab walaupun kita mempunyai karisma tetapi tanpa karakter akan ditolak oleh Tuhan. Sebagaimana tertulis dalam Matius 7:22-23, "Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Kedorlaomer adalah gambaran dari kemuliaan dan pesona dunia yang harus dikalahkan
Nama Kedorlaomer berarti kemuliaan dunia. Dalam Alkitab salinan King James Version, raja ini disebut Chedorlaomer, yang artinya the glory of Laomer. Kedorlaomer adalah pemimpin sekutu dari empat kerajaan saat itu (Amrafel, raja Sinear; Ariokh, raja Elasar; Kedorlaomer, raja Elam; Tideal, raja Goyim - Kejadian 14:1). Demikian jugalah kita harus dapat mengalahkan pesona dunia dengan iman kita, karena barangsiapa mengasihi dunia, kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya (1 Yohanes 2:15-17). Masalah-masalah kekuatiran dunia juga tidak boleh menghimpit iman kita (Matius 13:22). Namun kita harus memiliki prinsip salib, sebagaimana dikatakan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Galatia, "Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia" (Galatia 6:14). Dan hanya dengan iman dari Yesus, Anak Allah, orang-orang yang beriman kepada-Nya dapat mengalahkan dunia ini (1 Yohanes 5:4).

Abraham Memisahkan Diri dari Lot

Bible Text: Kejadian 13:5-9 | Series: Jejak Iman Abraham

Lot adalah keponakan Abraham (anak dari Haran, saudaranya) yang mengikut Abraham setelah Haran meninggal. Lot tidak mengikuti panggilan Allah bersama Abraham dengan setia, sehingga harus ditinggalkan oleh Abraham. Sebenarnya Lot pun mendapat berkat walau hanya ikut-ikutan dengan Abraham. Namun Lot mempunyai karakter yang tidak baik, yaitu suka bertengkar.

Dalam Kejadian 13:7-8 dikisahkan bagaimana terjadi perkelahian antara para gembala Abram dan para gembala Lot. Abraham adalah orang yang pecinta damai, tidak suka bertengkar, karena itu ia berkata, "Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri."

Mengapa Abraham harus memisahkan diri dari Lot? Kita memang harus dapat bergaul dengan sebanyak mungkin orang, tetapi kita harus menjaga dan mampu memisahkan diri dari karakternya yang tidak baik. Ada pepatah yang mengatakan "Katakan siapa teman anda, maka saya akan mengatakan siapa anda."

Lot tidak beretika dan materialistis
Ketika Abraham menawarkan perdamaian supaya mereka memisahkan diri, seharusnya sebagai yang lebih muda, Lot seharusnya yang menghargai Abraham dengan mempersilahkan bapatuanya yang lebih dahulu memilih. Menurut etika, apabila seseorang menawarkan kepada kita suatu pemberian, misalkan ada 2 buah apel, satu besar dan satu kecil, maka sebagai orang yang dilayani kita seharusnya memilih yang kecil. Apabila kita ingin apel yang lebih besar, maka kita harus rela merubah posisi menjadi orang yang menawarkan kembali. Namun Lot, dasar seorang yang materialistis, ia lebih dahulu memilih dengan melayangkan pandangnya ke Sodom (Kejadian 13:10-11).

Lot suka tinggal di kota Sodom
Akhirnya Lot lebih memilih Sodom karena tergiur dengan materi. Dalam Kejadian 13:11-12 disebutkan, "Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah. Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom." Kemungkinan besar istri Lot pun orang Sodom, karena ia tinggal di situ. Nama istrinya juga tidak disebutkan. Beda dengan istri Abram yaitu Sara, disebut namanya karena statusnya jelas. Para istri penghuni kota Sodom tidak hormat kepada suami. Terbukti ketika Lot mendapat kunjungan malaikat, istrinya tidak ada di rumah, mungkin sedang bepergian dengan putrinya, sehingga yang menghidangkan makanan dan memasak untuk tamu adalah Lot sendiri. Pada masa itu kejahatan mengenai kota Sodom telah dikeluhkan orang banyak.

Kejahatan kota Sodom
Dalam Yehezkiel 16:44-46 disebutkan demikian, "Lihat, setiap penyair akan mengatakan sindiran ini mengenai engkau: Begitu ibu, begitu anak! Anak ibumu engkau, yang jijik melihat suaminya dan anak-anaknya lelaki, dan adik kakak-kakakmu perempuan engkau, yang jijik melihat suami-suami mereka dan anak-anak mereka lelaki. Ibumu adalah orang Heti dan ayahmu adalah orang Amori. Kakakmu yang tertua ialah Samaria, yang beserta anak-anaknya perempuan diam di sebelah utaramu, dan kakakmu yang termuda ialah Sodom, yang beserta anak-anaknya perempuan diam di sebelah selatanmu."

Perempuan Sodom tidak menghargai suami, senang plesiran, bahkan dari kota inilah muncul lesbian dan kemudian menyusul homoseks. Kota Sodom juga terkenal dengan kecongkakan, makanan yang berlimpah-limpah, hidup glamour bersama anak-anak perempuan mereka, tidak peduli dan tidak mau menolong orang-orang miskin, suka melakukan kekejian (Yehezkiel 16:49-50).

Akibat bagi Lot setelah tinggal di kota Sodom
Lot yang memilih kota Sodom sebagai tempat tinggalnya akhirnya ditawan oleh musuh (raja Kedorlaomer dan sekutunya - Kejadian 14:12). Demikian juga secara rohani, bila kita hidup dalam dosa akan tertawan oleh keinginan dunia. Dalam Lukas 21:34 disebutkan, "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat." Memang kita masih tinggal di dunia, tapi kita tidak boleh meniru teladan dunia karena persahabatan dengan dunia akan menjadikan kita sebagai seteru Allah (Yakobus 4:4). Memang oleh doa syafaat yang dinaikkan Abraham, Lot memang diselamatkan, tetapi istri Lot menjadi peringatan karena tidak mau meninggalkan Sodom dari hatinya, meskipun sudah didesak oleh malaikat. Lot juga seorang yang tidak tanggap terhadap Firman Tuhan, ketika kedua malaikat itu mendesak mereka segera meninggalkan Sodom, Lot masih berlambat-lambat (Kejadian 19:16) sampai kedua malaikat itu memegang tangan mereka. Malah Lot masih tawar menawar dan tidak percaya kepada perkataan kedua malaikat itu (Kejadian 19:18-19), walaupun demikian kedua malaikat itu masih memberikan kesempatan kepada Lot. Tetapi istri Lot walaupun posisinya sudah keluar dari kota Sodom, hatinya masih tetap mengingat Sodom, ia menoleh ke belakang mengingat harta dan kenangan dosa sehingga akhirnya menjadi tiang garam. Untuk selamat dari penghukuman Tuhan kita tidak boleh menoleh kembali ke belakang seperti istri Lot. Karena itu Yesus sendiri memberi peringatan: "Ingatlah akan isteri Lot" (Lukas 17:32).

Buah Pemberian Jemaat Filipi

Bible Text: Filipi 4:15-20

Rasul Paulus memuji jemaat di kota Filipi yang tahu memberi dengan perhitungan sehingga ia tidak pernah mengalami kekurangan. Bahkan lewat Epafroditus, jemaat di kota Filipi ini sering mengirim bantuan, yang bagi Paulus adalah suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.

Allah bukanlah berkekurangan sehingga umat-Nya harus memberi, tetapi supaya kita menjadi orang yang diberkati. Senang memberi adalah salah satu sifat dari Allah. Allah memberikan nafas-Nya sendiri sehingga manusia dapat hidup dan bergerak, memberikan taman Eden dan seisinya bagi manusia, bahkan ketika manusia jatuh dalam dosa, Ia justru memberikan Anak-Nya yang tunggal, supaya kita tidak binasa. Pemberian kita itu bukan hanya menyenangkan hati Allah, tetapi juga menarik perhatian Allah dari sorga.

Pemberian kita diukur oleh Tuhan
Abraham adalah bapa orang percaya yang sangat diberkati oleh Tuhan karena memiliki mezbah. Inilah yang membedakan dia dengan sanak saudaranya Nahor dan Haran serta keponakannya, Lot. Mezbah adalah tempat mempersembahkan korban kepada Tuhan. Pada Tabernakel ada dua mezbah, yaitu mezbah korban bakaran (tempat mempersembahkan korban seperti lembu, sapi, domba) dan juga mezbah bakaran dupa (tempat wangi-wangian). Kedua mezbah ini juga diukur oleh Tuhan. Dalam Wahyu 11:1-2 disebutkan, "Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya. Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."" Demikian juga secara rohani, Allah mengukur semua pemberian dan doa-doa yang kita naikkan.

Memuliakan Tuhan dengan pemberian kita
Jemaat Makedonia dipuji oleh Rasul Paulus karena meskipun dari keberadaan mereka yang kurang mampu, namun dapat memberikan persembahan yang berarti bagi pelayanan Tuhan. Dalam 2 Korintus 8:5 disebutkan, "Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami." Tidak ada alasan berkekurangan sehingga kita tidak dapat memberi kepada Tuhan. Bahkan untuk yang banyak mendapat berkat dari Tuhan kita dituntut untuk memuliakan Tuhan dengan harta kita (Amsal 3:9-10) supaya kita diberkati dengan limpah. Bangsa Israel ditegor oleh Tuhan karena menipu Tuhan dengan tidak memberikan persepuluhan dan persembahan khusus sehingga apa yang mereka kerjakan tidak dapat dinikmati (Maleakhi 3:8-9). Pemberian kita juga menarik perhatian Allah. Suatu kali Yesus berada di Bait Allah dan memperhatikan seorang janda yang miskin yang memasukkan persembahannya ke dalam peti. Janda itu memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Yesus berkata, "sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya" (Markus 12:42-44).

Beberapa jemaat Filipi yang suka memberi
Jemaat Filipi lahir pada perjalanan penginjilan kedua Rasul Paulus, kemudian digembalakan oleh tabib Lukas yang terkenal baik dan rendah hati. Jemaat ini jarang mengalami konflik. Rasul Paulus sering menyebut beberapa nama dari jemaat ini untuk mengenang kebaikan dan pemberian mereka, antara lain:

Lidia (Kisah Para Rasul 16:12-14)

Lidia adalah seorang penjual kain ungu yang biasa dipergunakan para pembesar saat itu. Nama Lidia berarti saleh, beribadah. Dalam perjalanan Rasul Paulus di kota Filipi, dalam suatu pertemuan di tempat sembahyang, Lidia membuka hatinya sehingga memperhatikan apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus. Lidia dibaptis bersama seisi rumahnya dan melayani Paulus dengan pemberiannya. Meskipun Lidia seorang pedagang yang sibuk, ia mempunyai waktu untuk mendengarkan Firman Allah dan memberi persembahan yang harum kepada Allah.

Kepala Penjara kota Filipi (Kisah Para Rasul 16:19-34)

Di kota Filipi ada juga jemaat yang menjabat posisi penting seperti Kepala Penjara. Kala itu Paulus dan Silas dipenjarakan karena memberitakan Injil. Namun malam itu terjadi kejadian dahsyat, gempa bumi hebat melanda, namun tiada tawanan yang lepas. Kepala Penjara itu sempat panik dan khawatir, karena apabila tawanan terlepas, maka yang bertanggung jawab penuh adalah dia. Namun Paulus menasihatinya lewat Firman Tuhan dan Kepala Penjara itu diselamatkan dan melayani Paulus dengan menjamu mereka di rumahnya.

Euodia dan Sintikhe (Filipi 4:2)

Keduanya adalah diaken di jemaat Filipi.

Sunsugos (Filipi 4:3a)

Teman setia Rasul Paulus dalam pelayanan pekabaran Injil. Nama Sunsugos berarti teman senasib.

Klemens (Filipi 4:3b)

Rekan seperjuangan Paulus dalam pelayanan.

Mengikuti Jejak Iman Abraham

Bible Text: Roma 4:11-13 | Series: Jejak Iman Abraham

Abraham adalah bapa orang percaya. Meskipun ia hidup di daerah Ur-Kasdim, di mana mayoritas penduduknya adalah penyembah berhala, namun ia dapat percaya kepada Tuhan. Di zaman Abraham, belum ada KKR atau penginjilan. Namun sesuai dengan namanya (Abraham, yang berarti orang mulia), hati nuraninya dapat menangkap keberadaan Tuhan lewat karya ciptaan-Nya.

Allah berfirman melalui pelbagai cara. Dapat berupa mimpi atau melalui nabi. Dalam Ibrani 1:1-2 disebutkan, "Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta."

Allah dapat juga berbicara melalui mimpi, seperti yang dialami raja Abimelekh yang diperingatkan untuk tidak mengganggu Sarah, istri Abraham (Kejadian 20:1-18), kepada Daniel, kepada istri Pilatus dan sebagainya. Namun harus juga kita mengerti bahwa bukan semua mimpi asalnya dari Tuhan.

Kita yang telah ditebus dan dibaptiskan dalam nama Yesus bukan hanya untuk memperoleh keselamatan saja, tetapi jauh daripada itu adalah untuk menerima berkat yang diterima oleh Abraham juga. Namun sebelum memperoleh berkat Abraham itu, kita juga harus mengikuti jejak imannya.

Abraham meninggalkan tanah kelahirannya
Dalam Kejadian 12:1-2 tertulis, "Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat."" Untuk mendapatkan berkat, Abraham harus meninggalkan tanah kelahirannya Ur-Kasdim di mana terdapat penyembahan berhala. Tanah kelahiran adalah gambaran dosa dan segala tabiat lama yang harus ditinggalkan dan ditanggalkan. Dalam Kolose 3:5 disebutkan, "Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala."

Abraham harus rela meninggalkan ayahnya, Terah
Nama Terah berarti terminal atau stasiun. Terminal adalah tempat perhentian di mana segala orang dan kendaraan dari segala jurusan dapat masuk. Kita tidak boleh menjadi seperti stasiun yang terbuka ke segala penjuru, tetapi harus dapat meninggalkan dan melupakan tabiat-tabiat lama kita. Rasul Paulus berkata kepada jemaat di kota Filipi, "Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus" (Filipi 3:13-14).

Abraham harus rela meninggalkan sanak saudaranya: Nahor, Haran, dan Lot
Abraham mempunyai dua saudara lelaki yang bernama Nahor dan Haran (Kejadian 11:27). Kedua saudaranya ini pun harus ditinggalkan. Nama Nahor berarti mendengus (suara hewan seperti lembu, kuda). Suara dengusan adalah hal-hal yang tidak menyenangkan, suara-suara keras dan kasar, keluh kesah dan suka menggerutu. Kita harus meninggalkan persungut-sungutan jika mau menerima berkat dari Tuhan, tetapi sebaliknya harus bersyukur dan kata-kata kita dilandasi dengan kasih. Kepada jemaat di Kolose, Rasul Paulus memberi nasihat, "Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang" (Kolose 4:6). Abraham juga mempunyai satu lagi saudara yang bernama Haran. Nama Haran berarti orang udik, kolot yang tidak mau menerima pembaharuan. Untuk menerima janji dan berkat Tuhan kita harus mau dibaharui oleh Tuhan. Kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus berkata, "Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari" (2 Korintus 4:16). Lot adalah anak Haran (Kejadian 11:31) yang juga harus ditinggalkan. Nama Lot berarti selubung. Kita tidak boleh tertutup oleh selubung, tetapi harus mengalami keterbukaan di hadapan Tuhan dan sesama. Raja Daud adalah raja yang sangat diberkati karena memiliki keterbukaan. Kepada Allah ia berkata, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku" (Mazmur 139:23). Zakheus terbuka hatinya dan menerima Yesus dalam rumahnya, sehingga ia disebut keturunan Abraham dan mendapat berkat Abraham juga.

Abraham memiliki mezbah
Hal yang membedakan Abraham dengan Lot dan juga Haran dan Nahor adalah mezbah. Dalam Kejadian 12:6-8 dicatat bahwa ketika Tuhan menampakkan diri kepada Abraham dan akan memberikan negeri itu kepadanya, Abraham mendirikan mezbah bagi Tuhan. Mezbah adalah tempat persembahan korban bakaran yang dibuat dari batu kapur yang disusun untuk tempat binatang yang akan disembelih. Bila korban itu berkenan kepada Tuhan, maka api dari langit akan membakarnya. Kepada jemaat di Roma, Paulus mengingatkan agar kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Allah (Roma 12:1).

Zakheus

Bible Text: Lukas 19:1-10

Selama pelayanan Yesus tiga setengah tahun, hanya satu kali Ia melintasi dan masuk kota Yerikho. Kota Yerikho adalah kota besar, kota dagang, di mana pada zaman itu sudah memiliki kantor cukai, dan Zakheus ada di sana sebagai kepala pemungut cukai. Yerikho secara rohani adalah gambaran pesona dunia beserta dosa-dosanya. Demikian jugalah hidup kita ini hanya sekali saja, sesudah itu mati dan dihakimi (Ibrani 9:27), maka kita harus menerima keselamatan selagi kita hidup dan tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan itu. Dalam 2 Korintus 6:2 disebutkan, "Sebab Allah berfirman: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu."

Siapakah Zakheus?
Zakheus adalah kepala pemungut cukai di kota Yerikho. Nama Zakheus berarti suci, murni. Bila ditilik silsilahnya, kemungkinan besar ia masih keturunan imam Zadok. Namun Zakheus tidak hidup sesuai dengan namanya, ia malah hidup dalam dunia korupsi. Di zaman sekarang ini juga tidak jauh beda dengan masa Zakheus, banyak yang menyebut dirinya Kristen (pengikut Kristus), namun hidupnya penuh dengan kejahatan. Memang dari hasil pekerjaannya itu ia berhasil menjadi seorang kaya, perabotan dan rumahnya dipenuhi dengan barang-barang mewah. Namun meskipun kaya dan banyak harta, Zakheus tidak pernah merasa puas. Uang, harta tidak dapat memuaskan. Dalam Pengkhotbah 5:9 disebutkan, "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia." Belum lagi kalau ia mau tidur, barang-barang yang ada di rumahnya berteriak "hasil korupsi", sebagaimana disampaikan oleh nabi Habakuk, "Celakalah orang yang mengambil laba yang tidak halal untuk keperluan rumahnya, untuk menempatkan sarangnya di tempat yang tinggi, dengan maksud melepaskan dirinya dari genggaman malapetaka! Engkau telah merancangkan cela ke atas rumahmu, ketika engkau bermaksud untuk menghabisi banyak bangsa; dengan demikian engkau telah berdosa terhadap dirimu sendiri. Sebab batu berseru-seru dari tembok, dan balok menjawabnya dari rangka rumah." Pada masa itu orang-orang sedemikian (pemungut cukai) meskipun hidupnya kaya tetapi dianggap hina pada masyarakat Yahudi, bahkan disamakan statusnya dengan perempuan sundal (Matius 21:31).

Meskipun Zakheus sibuk dalam pekerjaannya, namun ia masih menaruh perhatian terhadap berita tentang Yesus. Ia banyak mendengar kabar tentang Yesus yang mengadakan berbagai tanda mujizat: mencelikkan mata orang yang buta, membuat yang tuli mendengar, dan menyembuhkan banyak orang sakit. Kemungkinan besar istrinya juga bercerita tentang Yesus kepada Zakheus, tentu lewat cara yang manis tanpa harus menggurui, sehingga suaminya dapat dimenangkan, sebagaimana dikatakan oleh rasul Petrus, "Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya" (1 Petrus 3:1).

Zakheus memanjat pohon ara
Zakheus terkenal dengan bentuk fisiknya yang kecil dan pendek, namun hal itu tidak menciutkan nyalinya untuk bertemu dengan Yesus. Ia rupanya memiliki akal yang panjang, karena badannya kecil dan pendek, tentu akan kalah bersaing di tengah kerumunan orang banyak. Namun ia tidak mundur, malah maju dan memanjat pohon ara! Untuk dapat bertemu dengan Yesus kita tidak boleh mundur, mundur dari pertemuan ibadah, mundur dari berdoa, dan sebagainya. Problema bisa datang silih berganti, tetapi untuk bertemu Yesus kita harus berjalan maju. Namun Yesus tidak mau Zakheus tetap tinggal di pohon ara yang dipanjatnya. Mengapa? Pohon ara adalah gambaran dari kebenaran diri sendiri, arogansi dan egoistis. Karena itulah Yesus berkata kepada Zakheus, "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." (Lukas 19:5). Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka bersembunyi dari hadapan Allah dan berusaha menutupi ketelanjangan mereka dengan daun-daun pohon ara. Banyak juga orang Kristen yang arogan, menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain bahkan mungkin menganggap dirinya lebih benar dari Tuhan. Ketika Natanael bertemu dengan Filipus dan berada di bawah pohon aranya, Natanael berkata, "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" (Yohanes 1:46). Namun ketika Natanael dapat diyakinkan oleh Filipus untuk bertemu dengan Yesus, Natanael disebut Yesus sebagai Israel sejati. Yesus menyebut Natanael sebagai Israel sejati karena mau meninggalkan pohon aranya dan bertemu dengan Yesus.

Zakheus turun dari pohon ara dan menyambut Yesus
Zakheus tidak berlama-lama di pohon ara, tetapi segera turun dan menerima Yesus di dalam rumahnya. Tanpa diajari dan diberi instruksi oleh Yesus, Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Bila hadirat Tuhan hadir dalam diri seseorang, tanpa diajari pun ia akan memberi yang terbaik. Pertemuan Zakheus dengan Yesus secara pribadi telah mengubah pola pikirnya, sehingga ia tidak lagi orang yang egoistis dan arogan. Dan bukan itu saja, Yesus pun tidak mengungkit masa lalunya, malahan berkata, "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:9-10)

Yesus pernah mengutuk pohon ara yang hanya ada daunnya saja, tanpa ada buah (Matius 21:18-20) sehingga pohon itu kering dan mati seketika. Kita harus dapat berbuah bagi Yesus sehingga tidak dikutuk. Zakheus tidak tinggal dalam arogansi "pohon ara"nya, tetapi turun dan menyambut Yesus ke dalam rumahnya sehingga seisi rumah itu diselamatkan.

Beribadah dengan Hormat dan Takut

Bible Text: Ibrani 12:26-29

Ibadah adalah persekutuan kita dengan Tuhan di mana di dalamnya kita bertemu dengan Tuhan. Lewat ibadah yang benar kita mengalami kuasa ibadah, sifat kita diubahkan sehingga kita menjadi milik kesayangan Tuhan. Namun ada juga ibadah yang salah, yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Pada zaman nabi Amos, pola ibadah dilakukan dengan sesuka hati, asal ramai tanpa memperhatikan rasa hormat dan takut akan Tuhan. Dalam Amos 5:22–23 disebutkan, "Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar." Pada zaman nabi Amos, bangsa Israel mulai menjalankan ibadah yang salah, yang diawali dengan ibadah di Betel (Amos 5:5) yang semula di Yerusalem. Yerobeam memulai ibadah baru, dengan menaruh patung anak lembu di Betel, ia juga mengangkat imam-imam yang bukan dari bani Lewi (1 Raja-raja 12:25–33). Mereka juga sering mengkultuskan tempat bersejarah seperti Gilgal dan Bersyeba. Sehingga kepada Nabi Amos, Allah berpesan supaya dengan sepenuh hati mencari Tuhan.

Beribadah dengan cara yang hormat
Rasul Paulus menekankan kepada orang Ibrani untuk beribadah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut karena kita menerima Kerajaan Yang Tak Tergoncangkan. Sekarang banyak ibadah yang asal ramai, hingar bingar dan tidak lagi dengan hormat dan takut. Ibadah yang berkenan kepada Tuhan bukan hanya "ramai"nya saja tetapi juga perlu dalam kebenaran. Amos 5:23 dalam bahasa Batak Toba berbunyi, "Paholang ma sian Ahu hagunturon ni angka endemu, jala ndang lomo roha ni pinggolHu umbege soara ni sordammu."

Bagi Tuhan bukan hanya keramaian nyanyian yang penting, tetapi jauh dari itu adalah beribadah dengan takut dan hormat, sehingga kita beribadah bukan hanya di mulut saja dengan menyanyi, tetapi harus juga hati kita tersentuh untuk takut akan Tuhan, menjauhi segala kejahatan.

Bahkan lewat nabi Yehezkiel, Tuhan menekankan bahwa beribadah kepada Tuhan hanya lewat mulut saja adalah sia-sia. Dalam Yehezkiel 33:30–33 disebutkan, "Dan engkau anak manusia, teman-temanmu sebangsa bercakap-cakap mengenai engkau dekat tembok-tembok dan di pintu rumah-rumah dan berkata satu sama lain, masing-masing kepada temannya. Silakan datang dan dengar, apa yang difirmankan oleh TUHAN! Dan mereka datang kepadamu seperti rakyat berkerumun dan duduk di hadapanmu sebagai umat-Ku, mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka tidak melakukannya; mulutnya penuh dengan kata-kata cinta kasih, tetapi hati mereka mengejar keuntungan yang haram. Sungguh, engkau bagi mereka seperti seorang yang melagukan syair cinta kasih dengan suara yang merdu, dan yang pandai main kecapi; mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka sama sekali tidak melakukannya. Kalau hal itu datang--dan sungguh akan datang! --mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka."

Menghadap Tuhan dengan sukacita dan sorak-sorai
Ibadah juga selain dilaksanakan dengan rasa hormat dan takut, juga dilakukan dengan penuh sukacita dan sorak-sorai karena kita menghadap Raja diatas segala raja. Untuk itulah ibadah kita juga disertai dengan tepuk tangan, sebagaimana tertulis dalam Mazmur 47:2-3, "Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi." Raja Daud yang banyak menggubah mazmur atau nyanyian itu juga berkata, "Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai." Dalam Mazmur 100:1-5 dijelaskan dengan gamblang bahwa untuk memasuki pintu gerbang-Nya diawali dengan nyanyian syukur, kemudian pelataran-Nya dengan puji-pujian. Kepada jemaat di Efesus, rasul Paulus menjelaskan bahwa dalam pertemuan ibadah hendaknya puji-pujian disampaikan baik berupa mazmur (koor-koor pendek yang riang gembira), kidung (nyanyian yang terdiri dari beberapa ayat yang berupa pengajaran), dan nyanyian rohani (nyanyian yang diilhamkan roh baik syair maupun notasi tanpa dipelajari sebelumnya) – Efesus 5:19.

Mengapa harus menyanyi dalam ibadah?

Membuang segala keangkuhan
Orang Israel meruntuhkan tembok Yerikho dengan sorak-sorai nyanyian. Lewat memuji Tuhan kita meruntuhkan, membuang tembok-tembok keangkuhan, di mana lewat nyanyian kita memberi pengakuan bahwa dari Tuhan semata kekuatan dan pertolongan kita.

Otoritas Allah ada di dalam kita (Lukas 17:21)
Kuasa Allah hadir dalam pujian umat-Nya, termasuk untuk mengusir setan, dan menyembuhkan penyakit. Oleh sebab itu kita memuji Tuhan karena perbuatan yang dilakukan-Nya dan menyembah Dia untuk menyatakan siapa Dia yang sesungguhnya buat kita.

Suara kita dapat menyentuh dan menarik perhatian Tuhan
Ketika Hagar dan Ismael diusir dan mengembara di padang gurun yang gersang, keduanya menangis. Namun tangisan Ismael lebih keras sehingga menarik perhatian Allah sehingga Ia pun mendengar suara anak itu dan memberikan pertolongan (Kejadian 21:15–16). Karena itu kalau kita bernyanyi atau berseru kepada Allah, dituntut untuk membuka mulut lebar-lebar (Mazmur 81:11 ).