Bible Text: Yunus 3:10

Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.

Niniwe adalah kota terkemuka dan ibukota kerajaan Asyur. Penduduknya cukup padat dan banyak, pada masa itu saja sudah mencapai 120.000 orang, yang tidak mengetahui yang baik dan jahat (Yunus 1:2; 3:2). Luas kota Niniwe memerlukan tiga hari perjalanan (Yunus 3:3). Pada puncak kemakmurannya, kota Niniwe dikelilingi tembok dalam yang panjangnya 12 km.

Yunus lari dari panggilan Tuhan
Yunus adalah nabi yang hidup pada zaman Yerobeam II, raja Israel. Nabi Yunus diutus Tuhan untuk pergi ke Niniwe. Dalam Yunus 1:1-2 disebutkan, "Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."" Namun Yunus melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Yunus memiliki rasa nasionalisme sempit yang tidak suka bila bangsa lain bertobat, apalagi Asyur adalah bangsa yang merupakan musuh Israel, bahkan pernah menjajah Israel. Akibat Yunus tidak taat kepada firman Tuhan, maka Yunus harus membayar harga, ditelan oleh ikan besar dan masuk dalam perut ikan itu selama tiga hari tiga malam. Dapat kita bayangkan bagaimana situasi dalam perut ikan besar itu: susah bernafas, tidak dapat bergerak ke mana-mana. Kadangkala Tuhan juga mengizinkan "didikan dalam perut ikan" secara psikologis bila kita tidak taat kepada firman-Nya. Mungkin kita selalu mengalami jalan buntu, seakan tiada jalan yang terbuka, tidak ada jalan keluar bagi persoalan yang kita hadapi.

"Kejahatannya telah sampai kepada-Ku"
Kota Niniwe adalah kota yang penuh kejahatan, sehingga telah sampai kepada Allah yang menyuruh Yunus untuk menyampaikan seruan pertobatan bagi seluruh penduduk kota itu. Kejahatan atau dosa adalah perbuatan atau keinginan daging, hal yang bertentangan dengan keinginan roh. Kepada jemaat di kota Galatia, Rasul Paulus mengatakan, "Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki" (Galatia 5:16-17).

Rasul Paulus menjelaskan secara rinci dan teratur mengenai jenis dosa ini dalam Galatia 5:19-21. Kategori I adalah kenajisan yang meliputi: percabulan, kecemaran, dan hawa nafsu, kategori II okultisme yang meliputi: penyembahan berhala dan sihir, kategori III pecah belah yang meliputi: perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, dan kedengkian, kategori IV hura-hura: kemabukan, pesta pora dan sebagainya.

Kota Niniwe bertobat
Setelah Yunus mengalami pendidikan dalam perut ikan besar selama tiga hari tiga malam, "Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya" (Yunus 3:1-3). Lalu Yunus mulai menginjili mereka dan menyampaikan bahwa kota itu akan ditunggangbalikkan 40 hari lagi bila mereka tidak bertobat. Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. Firman Allah yang disampaikan kepada penduduk kota Niniwe mengubah pola pikir mereka yang kemudian berlanjut kepada perubahan karakter atau watak.

Dalam bahasa Yunani ada beberapa kata yang dipakai untuk pertobatan.

Epistrofe: pertobatan secara fisik. Yaitu berbalik dari cara hidup untuk sementara waktu, tetapi kemudian dapat kembali lagi kepada kebiasaan semula.
Metanoia: bertobat secara jiwa dan roh. Berawal dari perubahan pola pikir dan sikap hati dan kemudian berlanjut kepada pembaharuan karakter.

Menurut suatu penelitian, sekitar 80% orang Kristen yang pernah berusaha bertobat dari merokok, hanya bertahan sebentar dan kemudian melanjutkannya lagi.

Metanoia, yaitu pembaharuan pikiran dan karakter yang berlanjut terus menerus akan membuat orang yang bertobat melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, yang nyata dapat dilihat dan disaksikan orang lain, sehingga nama Tuhan yang dipermuliakan (Matius 5:16). Pertobatan yang sesungguhnya juga akan membawa kita kepada dunia yang penuh sukacita, dunia rohani di mana ada terang Firman Allah yang menuntun hidup kita, di mana terdapat mahkota, ada Roh Allah yang menaungi, ada kemerdekaan dari dosa, dan pemulihan. Sebaliknya dunia kedagingan penuh dengan dukacita, hawa nafsu dan perbudakan.