Bible Text: Rut 2:1-23 | Series: Beranjangsana ke Betlehem

Rut tidak berpangku tangan ketika tiba di Betlehem pada musim menuai jelai. Meskipun ia telah menjanda dan tinggal dengan ibu mertuanya, ia mengetahui hukum Yahudi, bahwa mereka masih memiliki sanak dari pihak suaminya, yang bernama Boas yang memiliki ladang jelai. Ia juga mengetahui hukum Taurat, di mana orang asing atau pendatang diperbolehkan untuk memungut sisa berkas jelai atau gandum yang sengaja dijatuhkan. Menurut hukum Taurat, orang Israel tidak diperkenankan memungut habis hasil panenan mereka, tetapi harus memberikan sedikit sisa bagi orang miskin dan pendatang, dengan maksud agar Tuhan memberkati mereka (Imamat 19:9).

Rut punya etika dan etos kerja yang baik
Sebelum pergi ke ladang Boas, sebagai menantu yang tahu etika, Rut memberitahukan inisiatifnya untuk memungut sisa hasil panen jelai di ladang Boas, sanak mereka dari pihak Elimelekh. Sebagai orang asing yang memungut di ladang orang, meskipun secara kekeluargaan masih merupakan sanak saudaranya, ia tahu memposisikan dirinya dengan tindakan yang sopan dan beretika dengan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit di ladang Boas, sehingga akhirnya ia diperhatikan oleh sang pemilik ladang tersebut.

Untuk mendapatkan belas kasih, kemurahan Allah kita juga harus tahu aturan. Injil sendiri memiliki aturan dan urutan, pertama-tama kepada orang Yahudi baru kemudian kepada orang Yunani dan bangsa lain (Roma 1:16).

Rut juga seorang yang memiliki perhatian dan tanggung jawab, ia mengetahui siapa nama pemilik ladang itu dan bekerja dari pagi, terus sibuk dan tiada berhenti (Rut 2:7).

Penderitaan Rut
Dalam Rut 1:4 dikisahkan bahwa Mahlon dan Rut berdiam di Moab selama kira-kira sepuluh tahun sebelum suaminya itu meninggal. Jadi selama kurun waktu itu Rut belum memiliki anak dari Mahlon. Ketika Boas melihat ketekunan Rut yang bekerja tiada henti dan sangat memperhatikan dan mengasihi ibu mertuanya, Naomi, padahal Rut adalah perempuan asing, berkebangsaan Moab, maka bertanyalah ia kepada hamba-hambanya yang mengawasi penyabit-penyabit itu, "Dari manakah perempuan ini?" (terjemahan lain: "Whose damsel is this?") Hamba-hamba yang mengawasi penyabit-penyabit itu menjawab, "Dia adalah seorang perempuan Moab, dia pulang bersama-sama dengan Naomi dari daerah Moab." Jadi Rut tetap menjanda selama kira-kira sepuluh tahun tanpa melirik pria-pria lain sampai kemudian menikah lagi dengan Boas. Rut tahu betul hukum Taurat bahkan hukum dalam pernikahan melebihi orang-orang Yahudi yang mungkin menikah lagi begitu statusnya menjanda. Tetapi Rut mengerti bahwa ia harus melakukan perkawinan ipar dengan lelaki dari pihak keluarga Elimelekh.

Rut mendapat perhatian
Setelah mendengar asal-usul Rut, ketekunannya bekerja memungut sisa panen jelai, dan kasihnya kepada ibu mertuanya, Boas berkata kepada Rut, "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerja perempuan. Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu."

Rut mendapat rezeki
Dalam hukum Taurat tidak disebutkan bahwa pemilik ladang wajib memberi makan kepada orang asing yang memungut sisa hasil panen di ladangnya. Namun karena sang pemilik ladang telah mendengar kabar dari orang dengan lengkap segala sesuatu yang dilakukan Rut kepada mertuanya sesudah suaminya meninggal, dan bagaimana Rut meninggalkan ibu bapanya dan tanah kelahirannya serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak dikenalnya maka Boas berkata kepada Rut, "Datanglah ke mari, makanlah roti ini dan celupkanlah suapmu ke dalam cuka ini." Lalu duduklah ia di sisi penyabit-penyabit itu, dan Boas mengunjukkan bertih gandum kepadanya; makanlah Rut sampai kenyang, bahkan ada sisanya. Rut rupanya mengasihi mertuanya sehingga tidak menghabiskan semua makanan yang diberikan Boas, tetapi membawa sebagian untuk ibu mertua.

Rut mendapat keamanan
Tidak jarang orang-orang yang bekerja dengan memungut di ladang orang mendapat gangguan dari pekerja-pekerja yang diupah, tetapi Rut mendapatkan keamanan, karena sang pemilik ladang yaitu Boas telah memesankan kepada para pekerjanya, "Dari antara berkas-berkas itupun ia boleh memungut, janganlah ia diganggu; bahkan haruslah kamu dengan sengaja menarik sedikit-sedikit dari onggokan jelai itu untuk dia dan meninggalkannya, supaya dipungutnya; janganlah berlaku kasar terhadap dia." (Rut 2:15-16)

Rut mendapat kemurahan
Rut mendapatkan kemurahan karena ketekunannya yang bekerja dengan rajin dari pagi hingga petang tanpa henti. Seharian itu Rut dapat mengumpulkan satu efa jelai banyaknya (1 efa = 36 liter), melebihi apa yang biasanya diperoleh penyabit selama seharian bekerja.

Rut mendapatkan suami di Betlehem
Naomi, ibu mertua Rut memberi arahan kepada Rut agar dia bersuami sehingga mendapatkan perlindungan. Menurut hukum Yahudi, apabila seorang wanita kehilangan suami karena meninggal, maka ia wajib melakukan perkawinan ipar dengan lelaki dari sanak keluarga suaminya. Selain Boas, sebenarnya masih ada yang wajib menjadi penebusnya, tetapi ia tidak dapat menebusnya sehingga beralih kepada Boas (Rut 4:6). Naomi menginstruksikan Rut untuk mandi dan berurap (memakai wewangian) serta memakai pakaian bagus untuk pergi ke pengirikan dan di sanalah Rut kemudian bertemu Boas sebagai kaum yang wajib menebusnya. Rut kemudian menikah dengan Boas dan memperanakkan Obed. Nama Obed berarti penyembah Allah. Obed kemudian memperanakkan Isai, ayah Daud. Dan nama Rut turut dicantumkan dalam silsilah Yesus Kristus, "Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai" (Matius 1:5).