Kebahagiaan dalam Rumah Tangga

Bible Text: Mazmur 128:1-6 | Series: Berbahagia

ALLAH adalah perancang atau arsitek dari rumah tangga. Pada hari ke-6 Allah menjadikan Adam, manusia pertama sesuai dengan gambar atau rupa Allah. Kemudian dari tulang rusuk Adam, Allah menjadikan Hawa yang kemudian dibawa kepada Adam untuk dipersatukan sebagai pasutri, pasangan suami isteri yang kemudian menjadi keluarga pertama di dunia. Keluarga atau rumah tangga adalah seorang laki-laki meninggalkan ayah dan ibunya kemudian bersatu dengan isterinya dan kemudian diberkati oleh Tuhan ( Kejadian 1 : 26 ).

 

ISTERI ADALAH KARUNIA TUHAN

Setiap suami harus menyadari bahwa isteri bukan hanya teman untuk mengarungi bahtera rumah tangga, tetapi jauh lebih lebih agung sebagai pemberian atau karunia Tuhan. Dalam Amsal 18: 22 disebutkan: “Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan TUHAN.”  Orang Batak khususnya sangat menghargakan status isteri. Karena itu isteri sering disebut dengan gelar yang hormat “inanta soripada”.

Rumah tangga tanpa kehadiran anak sudah lengkap, anak-anak hanyalah pelengkap pernikahan. Ketidakhadiran anak tidak boleh menjadi alasan untuk perceraian dan untuk menikah kembali, karena pernikahan adalah untuk seumur hidup. Yesus menegor orang Farisi dan ahli Taurat yang menyinggung perceraian yang diizinkan Musa. Memang nabi Musa mengizinkan memberi surat cerai bila antara suami isteri tidak dapat lagi bersatu ( Matius 19: 7 - 9 ), tetapi tidak untuk menikah kembali. Karena itu Yesus berkata kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."

 

SUAMI MENYINARKAN GAMBARAN DAN KEMULIAAN ALLAH

Dalam Mazmur 128 : 1-6 disebutkan bahwa yang harus berbahagia adalah suami dan kemudian diikuti dengan isteri dan anak-anak. Jadi para suami harus berbahagia lebih dahulu, barulah kemudian isteri menjadi seperti pohon anggur yang subur yang kemudian mengalir lagi kepada anak-anak yang akan menjadi pohon zaitu sekeliling meja. Mengapa? Laki-laki dibentuk seturut gambar Allah yang kemudian menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah, sebagaimana dijelaskan dan ditegaskan oleh Rasul Paulus ( I Korintus 11: 7 ). Namun dalam kenyataannya, justru banyak laki-laki yang tidak bahagia dan ingin mencari kebahagiaan dalam pernikahan. Rasul Paulus mengingatkan para suami supaya mengasihi isteri sebagaimana Kristus mengasihi gerejaNya ( Efesus 5 : 25 ). Kalau suami mengasihi isteri, niscaya isteri tunduk kepada suami. Ketiadaan kebahagiaan sering membuat masalah dalam rumah tangga sehingga isteri lari. Salah satu pekerjaan setan yang gencar di akhir zaman adalah merusak kebahagiaan pernikahan, termasuk lewat perselingkuhan. Di Korea Selatan akhir-akhir ini banyak terjadi pernikahan yang hanya bertahan 15 bulan.

 

ISTERI AKAN MENJADI SEPERTI POHON ANGGUR YANG SUBUR

Bila suami takut akan Tuhan yang membuat dia menjadi orang yang berbahagia dan mengalirkan kebahagiaan dan kasih kepada isteri, maka isteri akan menjadi pohon anggur yang subur dalam rumah tangga. Bagi orang Yahudi, anggur adalah simbol prestasi dan prestise. Anggur adalah hasil panenan besar selain buah ara dan zaitun. Mereka juga wajib menghadirkan minuman dari  buah anggur bila mengadakan pesta. Bila terjadi kekurangan anggur dalam pesta, tuan rumah akan merasa malu.

Orang Israel ( Yahudi ) terkenal pintar juga karena suka mengkonsumsi buah anggur. Dalam Zakharia 9:17 disebutkan: “Sungguh, alangkah baiknya itu dan alangkah indahnya! Teruna bertumbuh pesat karena gandum, dan anak dara karena anggur.” Anggur juga membuat efek menyegarkan, meriangkan ( Pengkhotbah 10 : 19 ). Demikianlah kehadiran isteri dalam keluarga, harus mampu membawa keceriaan.

Anggur juga berbicara dari hal kasih mesra antara suami isteri yang diungkapkan lewat kata-kata yang manis dan bukan sinis ( Kidung Agung 5 : 16 ). Kebahagiaan seorang isteri bukan ketika hanya mendapat materi tetapi terlebih ketika suami mengucapkan kata-kata mesra yang manis dan sedap didengar. Karena itu kata-kata yang salah tidak selayaknya untuk disimpan.  Rasul Paulus mengingatkan kepada jemaat Efesus: “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.” (Efesus 4:6). Suami isteri harus memelihara komunikasi yan baik lewat perkataan yang lembut, yang “digarami” supaya rasanya jangan hambar, penuh “keramahan” dan bukan “kemarahan”. Banyak suami yang bangga kalau istrinya dapat dibentak dan dibuat terdiam, padahal hal yang demikian dapat merusak kebahagiaan. Ishak dan Ribka adalah pasangan berbahagia sampai hari tua karena terus mempertahankan kemesraan. Hal ini membuat mereka mencapai sukses.

Siapakah Orang yang Berbahagia?

Bible Text: Wahyu 1:3 | Series: Berbahagia

Manusia melakukan banyak  usaha dan upaya untuk meraih kebahagiaaan. Namun kebahagiaan yang sesungguhnya ada di dalam hati dan tergantung sikap kita dan bukan dipengaruhi oleh faktor luar.  Orang yang bahagia adalah orang yang dapat tenteram, senang walau hidupnya mengalami banyak tantangan atau penderitaan karena dia mempunyai kekuatan yang diperoleh dari hubungan yang akrab dengan Tuhan. Orang yang berbahagia diberi kekuatan sehingga mereka beroleh energi maksimal meraih sukses. Orang yang berbahagia adalah orang yang sukses karena mereka suka Taurat Tuhan,  yang merenungkan Taurat itu siang dan malam, mereka seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

 

BERBAHAGIA YANG MEMBACAKAN FIRMAN

Orang Yahudi terkenal suka membacakan Firman Tuhan kepada anak-anak mereka sejak dari kecil. Tak heran bangsa yang kecil ini melahirkan manusia-manusia unggul di berbagai bidang: ekonomi, teknologi, militer, dan pertanian. Mengapa? Karena ingatan kepada Firman Tuhan dan melakukannya akan membuat kita lebih cerdas dan berhikmat. Mengapa kita perlu membacakan, dan tidak hanya membaca? Orang yang membacakan akan menggemakan kembali Firman itu, dan  Firman yang digemakan bila dilakukan tidak akan kembali dengan sia-sia.

Kita sering lupa, Allah sangat memperhatikan umatNya yang sedang membaca atau membacakan Firman-Nya. Ketika Filipus sedang dalam pelayanan pemberitaan Inil di Samaria, tiba-tiba datang malaikat Tuhan kepadanya dan berkata: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi. Rupanya di jalan itu ada seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendahraan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Filipus segera berangkat dan menuju tempat itu. Roh Kudus berkata kepada Filipus agar pergi ke mendekati kereta itu. Sida-sida itu sedang membaca kitab Nabi Yesaya namun ia tidak dapat mengerti isi kitab itu, sehingga kemudian diterangkan oleh Filipus. Tidak mengerti tentang apa yang kit abaca dari Kitab Suci bukan menjadi halangan untuk membacanya, karena Allah akan memberi penerangan lewat Roh Kudus atau orang yang diutusNya. Marilah kita rajin membaca Firman Tuhan, karena Tuhan sangat menaruh perhatian kepada orang yang suka membaca Firman-Nya.

 

BERBAHAGIA YANG MENDENGARKAN FIRMAN

Cara, sikap dan tanggapan  kita mendengar Firman Tuhan sangat menentukan kualitas iman kita. Roma 10 : 17 menyatakan:  “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Setiap Firman yang kita dengar saat disampaikan dalam perhimpunan ibadah harus mampu  kita dengar dengan baik dan kemudian diberi tanggapan. Banyak mungkin orang yang suka membaca, banyak tahu Firman Tuhan tetapi tidak mengalami lahir baru karena bagi mereka Firman Tuhan hanya sekadar pengetahuan. Firman yang kita dengar harus diterima untuk memperbaiki kelakuan. Penjahat yang di sebelah kanan salib Yesus dapat bertobat dalam waktu singkat ketika mendengar perkataan indah Yesus. Firman itu beroperasi dalam hati dan pikirnnya sehingga ia mengambil sikap untuk bertobat, mengubah pola pikirnya yang salah dan keudian percaya kepada Yesus, dan hari itu juga ia ada bersama Yesus di Firdaus.

Firman Tuhan tidak cukup hanya ada dalam pengetahuan ( otak ) tetapi juga harus mampu menyentuh perasaan ( hati ) sehingga hidup kita mengalami pembahrauan budi. Tuhan memberi 10 perintahNya dalam dua loh batu, secara rohani hal ini mengandung makna bahwa Firman Tuhan harus disimpan dalam hati dan ingatan atau pikiran. Mazmur 119 : 11 Daud menyatakan menyimpan janji Tuhan dalam hati dan di ayat 15 Daud merenungkan titah-titah Tuhan dalam pikirannya

Firman Tuhan harus kita izinkan untuk membaharui kita, karena Firman Tuhan bermanfaat untuk  mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran ( II Timotius 3 : 16 ). Kita harus mempunyai tanggapan yang positif terhadap Firman Allah, bila kita menanggapinya dengan baik kita akan memperoleh berkat, tetapi sebaliknya bila kiat meremehkan Firman, kita akan menanggung akibatnya ( Amsal 13 : 13 ).

 

BERBAHAGIA YANG MELAKUKAN FIRMAN TUHAN

Banyak juga orang yang suka membaca Alkitab, mendengar khotbah, tetapi tidak mau melakukan Firman Tuhan, bahkan tidak sedikit menjadi pendengar yang terlupa. Membaca Firman Tuhan membuat kita berpengetahuan, mendengar Firman membuat kita beriman, tetapi melakukan Firman Tuhan akan membuat kita menjadi orang yang bijaksana dan berbahagia karena kita mengalami apa yang kita imani. Dalam Matius 7: 24  Yesus berkata: "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.” Namun  orang yang hanya mendengar tetapi tidak melakukan Firman disamakan dengan orang bodoh yang mendirikan rumahnya di atas pasir, yang ketika datang hujan, banjir dan badai, rumah itu roboh.  Yakobus, saudara jasmani Tuhan Yesus mengingatkan: “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.” ( Yakobus 1:22 ).

Kebahagiaan kita adalah pilihan kita sendiri. Lewat Nabi Musa, kepada bangsa Israel Tuhan menawarkan pilihan untuk taat yang kemudian mendatangkan berkat atau tidak mau melakukan Firman yang berdampak pada kesengsaraan. Ulangan 28 mencatat 14 ayat yang penuh dengan berkat kepada yang baik-baik mendengarkan suara Tuhan dan melakukannya dengan setia. Namun, terdapat 54 ayat yang penuh dengan kutuk bagi orang yang tidak mendengar baik-baik dan tidak melakukan dengan setia. Berkat atau kutuk tergantung pilihan kita untuk melakuan Firman Allah atau tidak.

Berbahagia

Bible Text: Mazmur 1:1-3 | Series: Berbahagia

Manusia selalu ingin meraih kebahagiaan. Harta, materi, kesuksesan tidak menjamin manusia bahagia. Sebaliknya kebahagiaanlah yang membuat orang meraih sukses dengan maksimal. Di Harvard University telah diajarkan mata kuliah ilmu kebahagiaan (The Science of Happiness), dosennya Tal Ben-David Sharar, Ph.D adalah seorang Israel
(Yahudi). Latar belakang mata kuliah kebahagiaan ini dikarenakan banyak mahasiswa yang pintar, IQ tinggi tetapi tidak mencapai hasil yang maksimal dalam studinya.

Berdasarkan penelitiannya, orang yang berbahagia dapat mengerahkan energi mereka semaksimal mungkin untuk mencapai sukses. Mata kuliah ilmu kebahagiaan ini paling diminati di Harvard University, mengalahkan mata kuliah Bisnis Internasional. Orang Israel memang terkenal suka membaca kitab Mazmur dan Taurat, melakukannya sehinga menjadi berhasil dalam pekerjaan mereka, bahkan bangsa yang kecil ini mempunyai pengaruh besar di perekonomian dunia.

 

APAKAH “BAHAGIA” ITU?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “bahagia” mempunyai arti:

Keadaan atau perasaaan senang tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan)
Beruntung, mujur.

Kebagaiaan kita tergantung komunikasi kita dengan Allah, Sang Pencipta. Raja Daud sangat menyukai persekutuan dengan Tuhan. Dalam mazmurnya, Daud berkata:  “Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN.”
( Mazmur 122 : 1 ).  Raja Daud sekaligus terkenal dengan pemazmur yang baik, yang suka mencari hadirat Allah. Walaupun diliputi banyak problem, ia tetap memuji Tuhan.  Orang-orang yang mengalami kebahagiaan penuh keceriaan, sebagaimana didapati pada Daniel di negeri Babel. Dalam Amsal 15:15 disebutkan, “Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta.” Kebahagiaan tidak tergantung situasi dan keadaan sekeliling, tetapi orang yang berbahagia selalu mempunyai kegembiraan, keceriaan dalam hati.

 

SIAPAKAH YANG BERBAHAGIA?

Tak dapat dipungkiri bahwa tidak semua orang dapat berbahagia. Lalu, apa kriteria seseorang sehingga disebut berbahagia? Alkitab menjelaskan ada beberapa kriteria orang yang berbahagia:

Yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik
Banyak orang yang tidak dapat bahagia bahkan mengalami bahaya karena hatinya tidak percaya kepada Tuhan, bahkan lebih condong mengikuti nasihat orang yang tidak mengenal Tuhan.
Yang tidak berdiri di jalan orang berdosa
Pergaulan kita turut mempengaruhi kebhagiaan kita. Kalau kita lebih sering bergaul dengan para penjahat, kemungkinan besar kita menjadi penjahat, tetapi sebaliknya kalau kita suka bergaul dengan orang baik dan benar, kita juga menjadi akan menjadi orang baik. Karena itu kita harus menjaga pergaulan kita. Anak Tuhan harus punya ciri khas tersendiri, tidak boleh serupa dengan dunia ini. Petrus dikenali para wanita sebagai murid Yesus dari dialek bahasanya, walaupun ia mengatakan bukan murid Yesus.
Yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh
Kata “pencemooh” berarti “pangarehei”. Untuk berbahagia kita harus menjaga perkataan kita. Orang yang berbahagia tidak pantas mengejek, menghina atau merendahkan sesamanya tetapi harus memberkati, memotivasi dan penuh ucapan syukur. Raja Daud berkata: “Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!” ( Mazmur 141 : 3 )
Yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Kesukaan atau hobi kita turut menentukan kebahagiaan kita. Orang yang suka berfoya-foya, mabuk-mabukan, narkoba tentu akan menuai hasilnya juga. Hal-hal seperti ini dapat menjerat kita, dan hanya pertolongan Tuhan yang dapat mengubahkan seseorang sehingga dapat terlepas dari jerat sedemikian. Ada orang yang lebih mencintai uang dari hal apapun, bekerja demi mengejar uang tanpa mempedulikan hubungan dengan Tuhan pun dapat menjadi bahaya. Dalam Pengkhotbah 5 : 9 disebutkan:   “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia.” Raja Daud sangat mencintai Rumah Tuhan, Taurat Tuhan dan ingin diam selalu, duduk dalam Rumah Tuhan, menyaksikan semua kemurahan Tuhan dalam hidupnya ( Mazmur 27 : 4 )

 

ORANG BAHAGIA PASTI SUKSES

Orang yang sukses belum tentu bahagia, tetapi orang yang bahagia pasti sukses. Dalam Mazmur 1: 3 disebutkan : “Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” Orang yang berbahagia akan sukses karena punya hubungan yang erat dengan sumber kehidupannya. Akar-akar rohani kita ( memberi, doa, puasa) harus dipelihara dengan tertanam dalam Rumah Tuhan. Orang-orang yang hidup rohaninya tertanam dalam rumah Tuhan dijamin Tuhan sukses dalam profesi mereka. Sampai masa tua, orang yang bahagia masih produktif, hidupnya masih berguna bagi Tuhan dan sesama, tidak menjadi beban bagi orang lain.

Mujizat 5 Ketul Roti & 2 Ekor Ikan

Bible Text: Yohanes 6:1-11

Yesus sangat senang melihat orang banyak yang berhimpun untuk mendengar ajaranNya, walaupun Yesus juga hadir di dalam perhimpunan dua atau tiga orang. Sebelumnya Yesus sudah mengadakan mujizat kesembuhan. Di dalam Yesus kita tidak hanya menerima kesembuhan jasmani dan rohani tetapi juga kelimpahan jasmani. Tanpa mujizat, gereja tidak sempurna! Hati kita harus siap menerima mujizat dari Tuhan. Namun sebelum kita dapat melihat mujizat berkat, kita harus lebih dahulu mengalami kesembuhan rohani. Yesus datang ke dunia supaya kita hidup dalam kelimpahanNya ( Yohanes 10 : 10 ).

 

DI MANA TEMPAT TERJADI MUJIZAT?

Tabib Lukas mencatat bahwa peristiwa akbar ini terjadi di Betsaida (Lukas 9 : 10-13) Kota Betsaida terletak di sekitar pantai Danau Galilea, sekitar 3-6 km sebelah timur laut. Betsaida juga kota sejuk yang melintasi Sungai Yordan, merupakan kota jalur perdagangan yang makmur. Kota ini sebenarnya istimewa, di sinilah Yesus banyak melakukan mujizat, tetapi mayoritas pendududk kota ini tidak mau percaya dan tetap hidup dalam dosa meski sudah melihat banyak mujizat. Sehingga Yesus mengutuk kota ini : "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu." (Matius 11 : 21-24). Dan pada tahun 67-70 M, ketika kota Yerusalem dirubuhkan, kota Betsaida juga dirontokkan dan 2 abad kemudian kota ini menjadi sunyi tanpa penghuni.

 

SIAPA YANG MENIKMATI MUJIZAT?

Yesus sering membuat mujizat di tengah perhimpunan karena itu bila ingin melihat mujizat, kita harus sering berhimpun. Orang Kristen di Korea Selatan malu sendiri bila hanya beribadah di hari Minggu saja, mereka terkenal rajin mengikuti berbagai pertemuan ibadah setiap hari sepanjang minggu.

 

SIAPA YANG BERPERAN DALAM MUJIZAT?

Untuk melihat mujizat kita tidak boleh melepaskan tanggungjawab. Murid-murid menyuruh orang banyak pulang, tetapi Yesus segera bertindak dan memanggil Filipus. Yesus tidak kebetulan saja memanggil Filipus. Filipus adalah seorang yang suka bersaksi dan membawa orang kepada Yesus, bahkan ia dapat meyakinkan orang Yunani untuk dibawa kepada Yesus ( Yohanes 12 : 20-22 ). Namun Filipus lebih suka berhitung dan berkata, : "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." Di situ ada Andreas yang berhasil membawa seorang anak sekaligus dengan penganan yang dibawanya, lima roti jelai dan dua ekor ikan. Andreas adalah saudara dari Simon Petrus. Nama Andreas berarti “pria dewasa”. Andreas mampu mempengaruhi dan kemudian meyakinkan anak kecil untuk datang kepada Yesus sekaligus memberikan miliknya. Nama Filipus dan Andreas sering disebutkan setelah Petrus, Yakobus dan Yohanes sebagai lima papan teratas daftar murid Yesus. Untuk melihat mujizat kita harus dapat berprestasi, tidak biasa-biasa saja.

 

BAGAIMANA CARA UNTUK MENDAPAT MUJIZAT KELIMPAHAN?

Andreas sudah melakukan kewajibannya dengan baik, mampu membawa seorang anak kecil dengan apa yang dia miliki kepada Yesus. Namun Andreas menyadari keterbatasan pemberian anak itu tidak akan mampu memberi makan orang sebanyak itu, tapi dia menyerahkan perkaranya kepada Yesus.

Perintah Yesus saat hendak melakukan mujizat sungguh sederhana: “Suruhlah orang-orang itu duduk.” Yesus menyuruh orang banyak itu duduk berkelompok,  ada yang lima puluh dan ada yang seratus orang. Sebelum melihat mujizat, Yesus menginginkan kita duduk di kakiNya, untuk mendengar Firman-Nya, karena oleh Firman-Nya terjadi mujizat.

Maria adalah orang yang suka duduk dekat kaki Yesus (Lukas 10:39), menangkap Firman Tuhan dengan baik sehingga beroleh iman yang handal dan saudaranya Lazarus dibangkitkan.
Raja Daud adalah raja terhebat di Israel yang suka duduk dan diam di rumah Tuhan (Mazmur 27:4), sehingga ia mengalami berkat, perlindungan dan kemenangan demi kemenangan dari Tuhan.

Mujizat kelimpahan hanya diberikan kepada orang yang mau “duduk”, taat kepada Firman Tuhan. Sebelum mujizat terjadi Yesus mengucap syukur, mengucap berkat. Hidup kita akan disertai kelimpahan dan mujizat bila jauh dari keluh kesah, persungutan, perbantahan, tetapi harus penuh dengan ucapan syukur!

 

“Bahwa satu perkara telah kupohonkan dari pada Tuhan, maka itulah akan kucahari, yaitu supaya boleh aku duduk dalam rumah Tuhan pada segala hari umur hidupku, akan memandang keindahan Tuhan dan menyelidik Dia dalam kaabah-Nya.”
Mazmur 27:4 (Terjemahan Lama)

Berbuah bagi Yesus (2)

Bible Text: Filipi 1:21-26 | Series: Berbuah bagi Yesus

Rasul Paulus menaruh perhatian serius mengenai hidup yang memberi buah, tidak kurang dari delapan kali ia menekankan hal ini dalam berbagai suratannya.  Yohanes Pembaptis juga mengumandangkan betapa pentingnya untuk menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan jika hendak mengikut Yesus ( Matius 3 : 8 ). Ada banyak buah yang dapat kita persembahkan bagi Yesus dan yang juga berguna bagi sesama kita.

 

BUAH PEMBERIAN ( Filipi 4 : 17 )

Orang Kristen, pengikut Yesus harus menjadi orang yang suka memberi, karena Allah kita suka memberi. Ia memberikan nafasNya bagi manusia pertama sehingga menjadi hidup, memberi Taman Eden bagi mereka supaya berbahagia, bahkan ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Allah memberi putraNya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia. Tentu akan Allah akan senang jika melihat sifatNya yang suka memberi itu ada dalam diri anak-anakNya. Suka memberi adalah salah satu ciri orang benar, sebaliknya orang yang pelit atau kikir tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah ( I Korintus 6 : 10 ).

Rasul Paulus memuji jemaat di Filipi yang suka mengirimkan bantuan kepadanya, ia mengatakan: “Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu.” ( Filipi 4:17 ). Orang yang memiliki buah pemberian, suka memberi menjadi bagian hidupnya akan mendapat keuntungan yang melimpah, karena ukuran yang kita pakai dalam memberi akan diukurkan juga kepada kita. Dalam Lukas 6 : 38 disebutkan,  “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima ( Kisah Para Rasul 20 : 35 ).

 

BUAH KEBENARAN ( Filipi 1 : 10-11 )

Tuhan juga menuntut dari kita hidup dalam kebenaran dan jauh dari keonaran. Mengapa kita harus hidup dalam kebenaran? Dosa dan perbuatan jahat membuat manusia tidak sejahtera, tetapi sebaliknya orang yang hidup benar akan hidup dalam damai dan mendatangkan sejahtera. Kepada jemaat di kota Filipi, Rasul Paulus mengingatkan,  “…sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.” (Filipi 1 :10-11)

Dunia yang kita diami sekarang ini penuh dengan keonaran, jauh dari kebenaran, bahkan di pengadilan pun justru tidak terdapat keadilan. Namun hal ini sudah jauh hari dinubuatkan oleh nabi Mikha, “Tangan mereka sudah cekatan berbuat jahat; pemuka menuntut, hakim dapat disuap; pembesar memberi putusan sekehendaknya, dan hukum, mereka putar balikkan! Orang yang terbaik di antara mereka adalah seperti tumbuhan duri, yang paling jujur di antara mereka seperti pagar duri; hari bagi pengintai-pengintaimu, hari penghukumanmu, telah datang, sekarang akan mulai kegemparan di antara mereka!” ( Mikha 7 : 3-4 )

 

Di zaman Tuhan Yesus juga suap ini sudah merajalela. Orang Yahudi banyak yang tidak yakin bahwa Yesus yang telah mereka salibkan sudah bangkit adalah akibat dusta Mahkamah Agama yang memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu yang menjaga kubur Yesus agar mereka mengatakan bahwa murid-muridNya datang malam-malam dan mencuriNya ketika mereka sedang tidur (Matius 28 : 13). Dunia agama, politik, apalagi dunia perdagangan ( bisnis ) penuh dengan tipuan dan kejahatan lain. Hanya dalam tubuh Kristus yang telah ditebus oleh darah Yesus dan oleh Roh Kudus yang mengubahkan karakter, kita dapat membuahkan kebenaran!

 

BUAH PENGUDUSAN ( Roma 6:22 )

Kepada jemaat di kota Roma, Rasul Paulus mengingatkan, “Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.” Kekudusan adalah hal yang penting untuk menghentar kita sampai pada hidup yang kekal. Harus kita akui dunia yang kita diami penuh dengan dosa. Apa yang kita lihat, kita dengar, dapat mengotori pikiran dan nurani kita. Namun kita bersyukur kita memiliki Firman Allah yang menguduskan kita ( Yohanes 15:3 ), ada Roh Kudus yang menguduskan ( Roma 15:16 ) dan oleh darah Yesus kita disucikan dari segala dosa kita ( I Yohanes 1:7 ).

Kekudusan tidak otomatis atau langsung kita terima, tetapi harus diusahakan, dikerjakan. Kepada orang-orang Ibrani, Rasul Paulus menasihatkan, “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.”

 

BUAH BIBIR YANG MEMULIAKAN TUHAN ( Ibrani 13:15 )

Anak Tuhan harus menjauhkan dari persungutan, keluh kesah tetapi sebaliknya harus penuh dengan ucapan syukur. Dalam Ibrani 13 : 15 disebutkan: “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.” Ucapan kita mempunyai pengaruh yang kuat terhadap keberadaan kita. Yakobus, saudara jasmani dari Tuhan Yesus berkata bahwa orang yang beribadah namun tidak dapat mengekang lidahnya maka ibadahnya adalah sia-sia ( Yakobus 1:26 ), bahkan kita dibenarkan atau dihukum berdasarkan ucapan kita. Di akhir zaman akan banyak orang mengeluh tentang nasib, suka menggerutu, mengeluarkan perkataan yang bukan-bukan,  suka menjilat untuk dapat untung ( Yudas 1:16 ),  anak Tuhan harus jauh dari sifat sedemikian!

Berbuah bagi Yesus (1)

Bible Text: Yohanes 15:16 | Series: Berbuah bagi Yesus

Kehidupan orang Kristen, diumpamakan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran sungai yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Pohon tidak luput dari terpaan angin bahkan badai, tetapi dapat bertahan dan hidup karena ditopang oleh akar yang kuat. Akar yang kuat itu secara rohani ditopang oleh ibadah kita: memberi, berdoa dan puasa. Banyak akar pohon yang tidak sehat karena ibadahnya tersendat-sendat. Pohon juga dapat hidup karena mendapat air dari aliran air atau sungai sehingga daunnya tidak meranggas tetapi membuat pohon tetap eksis. Namun pohon walau dengan daun lebat namun tanpa buah tidak memiliki jati diri. Buah adalah pembuka rahasia yang menentukan jenis pohon.  Misalnya, kita mengenal pohon mangga  karena buahnya adalah buah mangga. Bahkan untuk sesama pohon mangga mempunyai jenis atau spesies yang lebih spesifik. Pohon mangga hutan akan menghasilkan bentuk buah yang besar tapi rasanya agak kecut, pohon mangga gedong yang kerap juga disebut mangga lipstik karena bentuknya seperti apel dengan ada warna sedikit merah menyerupai lipstik bila sudah ranum. Lain lagi dengan mangga toba yang bentuknya kecil mungil tetapi rasanya manis, dan belum terhitung jenis mangga yang lainnya.

Yesus pernah mengutuk pohon ara yang dari jauh nampaknya eksis dengan daunnya yang rimbun, tetapi tidak memiliki satu buah pun, walaupun pada saat itu memang bukan musim buah ara. Namun pohon ara terkenal dengan berbuah sepanjang musim, dan pada musim buah, pohon ini berbuah sangat lebat sampai menutupi daun-daunnya. Yesus tidak hanya ingin melihat keberadaan kita saja, tetapi ingin mendapatkan buah-buah dari kehidupan kita. Buah-buah apa saja yang diinginkan Yesus dari kita?

BUAH PERTOBATAN (Matius 3: 8)

Bertobat artinya mengalami perubahan pola pikir yang berlanjut pada perubahan karakter. Kepada jemaat di kota Efesus, Rasul Paulus menasihatkan: "Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan." Untuk dapat menghasilkan buah bagi Yesus kita harus rajin bekerja dengan menggunakan tangan sehingga kita dapat membagikan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan. Mengapa kita harus memberi kepada orang lain? Salah satu sifat orang benar adalah suka memberi (Amsal 21:26).

BUAH ROH KUDUS (Galatia 5:22-23)

Buah Roh Kudus adalah karakter Ilahi yang ditransfer dalam hidup kita sehingga kita menjadi "the man of God" (manusia Allah), mengenakan manusia yang baru dan menanggalkan sifat atau tabiat daging. Dalam Galatia 5:16–21, Rasul Paulus menyebutkan berbagai macam perbuatan daging yang harus ditanggalkan: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Tetapi sebagai manusia Allah yang sudah dibaharui dengan karakter Ilahi, harus mengejar keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan (1 Timotius 6:11). Hidup kita harus menghasilkan buah bagi Yesus, bila tidak kita bagai tanah yang hanya menghasilkan semak duri, yang tidak berguna dan sudah dekat kepada kutuk yang berakhir dengan pembakaran (Ibrani 6:7-8)

BUAH IMAN YANG MENYENANGKAN (Roma 1:8-13)

Yesus menghendaki juga kita memiliki buah iman, yang dapat menghiburkan dan menyenangkan diri kita sendiri dan kemudian mengalir kepada orang lain. Orang yang dipenuhi sukacita surga, sukacita Ilahi, hatinya selalu berpesta (Amsal 15:15). Tidak salah kita mengadakan pesta untuk merayakan peristiwa penting, tetapi pesta yang sesungguhnya harus kita nikmati dalam hati setiap hari, itulah sukacita yang sejati! Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat di Roma, "...supaya aku ada di antara kamu dan turut terhibur oleh iman kita bersama, baik oleh imanmu maupun oleh imanku." (Roma 1:12). Paulus menghendaki agar ia menemukan buah di antara mereka. Memang banyak jemaat di Roma yang berbuah bagi pelayanan yang dilakukan oleh Rasul Paulus, bahkan secara khusus Rasul Paulus menulis satu pasal tentang buah-buah yang mereka persembahkan melalui pemberian, pengorbanan dan perhatian (Roma 16).

Dunia yang kita huni dan diami ini tidak luput dari berbagai masalah dan penderitaan, tetapi Allah menginginkan agar kita memiliki buah iman yang mampu membuat kita terhibur dari berbagai penderitaan, bahkan kemudian diberikan lagi kekuatan sehingga menghiburkan orang lain sebagaimana Allah telah menghiburkan kita (2 Korintus 1:4)

BUAH PRESTASI (Kolose 1:10)

Anak Tuhan harus juga mampu menghasilkan buah prestasi, buah pekerjaan baik untuk menjadi kesaksian. Roh Kudus memampukan kita untuk dapat mengerjakan pekerjaan kita dengan hasil baik sehingga kita layak untuk diberkati. Kepada jemaat di kota Kolose, Paulus memberi nasihat: "...sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah..."

HUJAN Yang Mengakibatkan Sungai Yang Mengalirkan Kehidupan

Bible Text: Yohanes 7:37-39 | Series: Roh Kudus

Ucapan yang disampaikan oleh Yesus di atas adalah pada puncak peringatan Hari Raya Pondok Daun (Yohanes 7:2). Bagi gereja masa sekarang, Hari Raya Pondok Daun adalah gambaran masa penyempurnaan gereja sebelum disingkirkan dari dunia yang akan dihukum menuju Padang Gurun, di mana gereja Tuhan akan dipelihara.

Yang dimaksud oleh Yesus dengan aliran-aliran air hidup atau sungai dalam nats di atas adalah tentang Roh Kudus yang akan diterima oleh orang yang percaya kepadaNya. Roh Kudus perlu mendirus hati kita, sehingga hati kita menjadi segar, tidak  gersang atau tandus, karna hati yang tandus di sanalah iblis sering mencari perhentian (Matius 12:43).

Dari sejak semula, di Taman Eden tempat manusia pertama hidup, Allah telah membuat sebuah sungai dengan empat cabang yang mengaliri taman itu, untuk melengkapi kebahagian hidup mereka. Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada. Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras. Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush. Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat (Kejadian 2:10-13).

PISON

Mengaliri seluruh tanah Hawila (sekitar Armenia sekarang) yang bermuara ke Laut Hitam. Kata "Pison" berarti: kasih karunia, diberi dengan percuma. Oleh Roh Kudus, kita dihentar untuk mendapatkan kasih karunia dalam hidup ini, bukan oleh kekuatan dan gagah kita. Rasul Paulus memberi pengakuan: "Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku." (1 Korintus 15:10) Bahkan dari kepenuhan-Nya kita akan dihentar untuk mendapatkan kasih karunia demi kasih karunia (Yohanes 1:16). Karena itu kita tidak boleh bosan-bosannya meminta Roh Kudus mendirus hati kita agar dalam hidup ini kita dihentar beroleh kasih karunia untuk keselamatan, kesehatan, kekuatan, hikmat dan untuk menjadi berkat bagi orang lain.

GIHON

Kata "Gihon" mempunyai makna "dengan kelimpahan". Allah ingin supaya kita hidup berkelimpahan di dalam Dia. Dari sejak semula Allah suka memberi kepada manusia. Ia memberi nafasNya supaya kita hidup, bahkan ketika manusia sudah jatuh ke dalam dosa Ia memberi mereka pakaian dari kulit domba untuk menutupi ketelanjangan mereka. Allah kita juga memberi Anak-Nya yang tunggal, supaya kita tidak binasa, bahkan Ia memberikan segala sesuatu bersama dengan Anak-Nya, Yesus. Ia juga  memberikan Roh-Nya yang Kudus supaya kita memperoleh segala perjanjian-Nya.

Yabes yang dilahirkan dalam kedaaan penderitaan yang berat tidak menyerah oleh nasib, ia menaikkan doa kepada Allah Israel agar memberkatinya dengan berlimpah serta memperluas daerahnya. Ia juga memohon supaya tangan Tuhan menyertainya, melindungi dari malapetaka sehingga kesakitan tidak menimpanya (1 Tawarikh 4:9-10).

Kita juga perlu menaikkan doa seperti Yabes agar Tuhan menambahkan apa yang sudah miliki dan kita diberkati dengan limpah, sehingga tidak usah berhutang atau menjual yang sudah ada, tetapi apa yang ada pada kita ditambahkan oleh Tuhan. Anak-anak Tuhan juga harus menaikkan doa supaya Roh Kudus menghentar kita supaya sukses dan eksis tanpa ekses. Karena di dalam Dia saja kita mampu melakukannya (Kisah Para Rasul 17:28).

TIGRIS

Mengalir di sebelah timur Asyur, sekarang melintasi kota Baghdad, ibukota Irak. Kata "Tigris" berarti "kekuatan". Di dalam Roh Kudus kita dilimpahi kasih karunia supaya menjadi kuat baik dalam roh, jiwa dan tubuh. Kepada jemaat di Efesus, Rasul Paulus menasihatkan agar mereka kuat di dalam kekuatan kuasa Tuhan (Efesus 6:10). Kaleb adalah salah satu contoh yang mendapat kekuatan dari Tuhan. Di usianya yang ke-85 ia masih sanggup untuk berperang dan keluar masuk  untuk mendapatkan kota Hebron, bahkan kekutannya sama dengan 45 tahun yang lalu, atau ketika ia berusia 40 tahun dan disuruh Musa untuk mengintai negeri Kanaan (Yosua 14:6–15). Rasul Paulus juga, rasul yang terkenal dalam Perjanjian Baru memberi pengakuan: "Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:12-13). Bagi Rasul Paulus tidak ada yang rahasia, ia tahu mempergunakan berkat Tuan denban benar sehingga tidak kekurangan. Mengapa? Ia tahu berhemat-hemat dahulu baru kemudian bermewah-mewah.

EFRAT

Kata "Efrat" berarti berbuah lebat. Hidup kerohanian kita digambarkan seperti pohon yang berbuah lebat, bukan hanya eksis dengan daun-daun hijau saja. Yesus pernah kecewa dengan pohon ara yang sangat rimbun daunnya tapi tidak mempunyai buah satu pun (Markus 11:13). Pohon ara sebenarnya harus berbuah sepanjang tahun. Memang kalau pada musimnya buahnya lebat, namun pada waktu lain yang bukan musimnya ia harus tetap berbuah walau tidak sebanyak pada musim buah. Tuhan menghendaki kita agar tidak hanya tampil eksis dalam keberadaan sebagai anak Tuhan,  tetapi juga harus menghasilkan buah-buah yang dapat menyenangkan hati Tuhan!

Bersabar Menanti Hari Maranatha

Bible Text: Yakobus 5:7-9 | Series: Menjelang Hari Maranatha

Yakobus yang menulis kitab ini adalah saudara dari Tuhan Yesus. Setelah Yesus lahir, Yusuf dan Maria dikarunia lagi anak lelaki dan perempuan antara lain: Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon (Markus 6:3). Memang ada lagi 2 Yakobus yang tergolong dalam 12 rasul yaitu Yakobus saudara Yohanes (anak Zebedeus) yang juga dikenal dengan sebutan "Boanerges" (anak-anak guruh), satu lagi adalah Yakobus bin Alfeus (Markus 3:16–18). Pada masa pelayanan Yesus, saudara-saudara-Nya, termasuk Yakobus sendiri sering meragukan bahkan menuduh Yesus kurang waras dan hendak menarik Yesus dari antara orang banyak (Markus 3:21). Namun setelah kebangkitan Yesus, secara khusus Yakobus mendapat tegoran khusus (1 Korintus 15:7)

BERSABAR TERHADAP JANJI TUHAN
Di akhir zaman akan banyak manusia yang mulai tidak sabar, mereka bahkan mulai meragukan dan tidak percaya akan kedatangan Tuhan yang kedua kali. Ada yang mulai mengejek dan berkata: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan." (2 Petrus 3:3–4).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata sabar berarti: tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, dan tidak lekas patah hati). Orang sabar juga tenang, tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu. Orang yang tidak dapat sabar dan tergesa-gesa akan salah langkah (Amsal 19:32).
Dalam Alkitab salinan bahasa batak Toba digunakan kata “benget” yang artinya: tabah, tidak mengeluh atau menggerutu karena sesuatu, tidak banyak menuntut, bias menerima apa adanya, tidak sakit hati atau menyimpan amarah dan dendam.

MENANTIKAN HUJAN MUSIM GUGUR DAN HUJAN MUSIM SEMI
Kata "menanti" berarti: menunggu kedatangan orang atau sesuatu yang akan datang, sampai bertemu atau mendapatkannya. Contoh sederhana ditulis oleh Yakobus adalah seorang petani yang menanti hasil berharga dari tanahnya. Seorang petani yang menanam padi tentu tidak dapat panen hanya dalam satu minggu, walaupun dengan memberi pupuk sebanyak mungkin. Tetapi ia harus menunggu waktu sekitar 4-6 bulan untuk panen. Seorang petani harus cermat memperhatikan alam, musim hujan dan kemarau juga sangat menentukan hasil tuaian.
Di sekitar Israel dan Palestina, dikenal ada dua musim hujan yaitu:

Hujan musim awal
Hujan ini jatuh sekitar Oktober – Januari. Musim ini sering disebut hujan musim gugur.
Hujan musim semi (Hujan akhir – terjemahan lama)
Pada sekitar April – Mei akan turun hujan yang lebat, angin berhembus keras dan membersihkan kabut hujan sehingga pada saat tersebut udara cerah yang berdampak pada hasil panen buah yang maksimal.

MINTA HUJAN KEPADA TUHAN!
Proses terjadinya hujan adalah udara basah yang berhembus dari laut bertemu udara kering yang sangat panas dari daratan yang menyebabkan hujan dan angin keras. Di gunung Karmel, Elia berdoa sampai awan timbul dari laut sebesar telapak tangan, yang kemudian mengakibatkan hujan lebat (1 Raja-raja 18:42–45). Hujan tidak akan turun sendirinya tanpa ada awan! Bagaimana supaya timbul awan? Minta kepada Tuhan, doa harus dinaikkan. Dalam Zakharia 10:1 disebutkan: Mintalah hujan dari pada TUHAN pada akhir musim semi! TUHANlah yang membuat awan-awan pembawa hujan deras, dan hujan lebat akan diberikanNya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada setiap orang." Hujan apa yang perlu kita minta dari Tuhan? Banyak orang yang ingin hujan berkat, tetapi yang terutama adalah hujan Roh Kudus yang akan mendirus tiap hati. Kepada nabi Yesaya, Allah telah berfirman: "Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu." (Yesaya 44:3–4).

Doa yang dinaikkan akan menggerakkan Allah memerintahkan awan membawa hujan deras. Di akhir zaman persaingan semakin ketat, hidup semakin sulit dan tantangan zaman semakin berat. Kita perlu Roh Kudus untuk memberi kekuatan untu mengatasinya. Godaan di akhir zamam juga luar biasa, karena itu kita perlu berdoa agar anak-anak kita terbebas dari godaan dosa yang dapat menjerat dan merusak masa depan mereka. Masalahnya banyak orangtua yang belum dipenuhkan dengan Roh Kudus, sehingga anak-anak juga tidak mengalaminya. Doa yang kita panjatkan itu hidup dan berkuasa, bukan hanya untuk kehidupan sekarang, doa dapat menjangkau generasi yang akan datang. Kita perlu menaikkan doa agar anak-anak kita memiliki sukacita beribadah, bukan sukacita pesta pora atau hura-hura ke diskotik. Bangsa Israel diberkati Tuhan karena memiliki sukacita dalam beribadah. Mereka suka menggantungkan kecapi mereka di pohon-pohon gandarusa di mana mereka menyanyikan nyanyian gembira kepada Tuhan (Mazmur 137:1–3).

Masalahnya adalah, adakah kita rindu, haus untuk meminta Roh Kudus memenuhi kita? Syarat untuk dipenuhkan dengan Roh Kudus tidak rumit hanya haus dan percaya! Dalam Yohanes 7:37–38, Yesus berseru "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."

Penghakiman yang terakhir

Bible Text: Wahyu 20:11-15 | Series: Menjelang Hari Maranatha

Setelah Kerajaan 1000 Tahun Damai, maka orang yang mati di luar Tuhan akan dibangkitkan untuk dihakimi. Jadi sebelum dijatuhi hukuman atau dihakimi, rohnya berada di alam maut ( hadesy ), ibaratnya seorang terdakwa yang menunggu vonis dari pengadilan. Sementara orang yang mati di dalam Tuhan, rohnya berada di Firdaus dan dibangkitkan pada hari Maranatha, ketika Yesus datang untuk kedua kali.

Lalu ada yang bertanya : ”Mengapa waktu Maranatha, Yesus datang untuk kedua kali, orang yang berdosa seperti orang yang telah menikam Dia dapat melihat peristiwa Maranatha ( Wahyu 1 : 7 )?” Orang yang telah mati di alam maut, memang tubuh atau raganya telah tiada, tetapi mereka mempunyai roh, lewat roh mereka dapat melihat peristiwa Maranatha. Namun pada peristiwa itu, mereka belum dibangkitkan, sampai menunggu berakhirnya 1000 Tahun Damai, barulah mereka dibangkitkan untuk dihukum.

Orang yang dihakimi itu akan dihukum menurut perkataan dan perbuatannya (Matius 12 : 36-37 ; Wahyu 22 : 12 ). Karena itu kita untuk  memastikan apakah kita masuk ke surga atau neraka adalah selama kita hidup di bumi, setelah mati apapun yang dilakukan terhadap orang mati tidak dapat lagi dirubah. Karena itu selama kita hidup, kita harus hidup untuk Tuhan, karena jika mati pun nanti kita adalah milik Tuhan. Dalam Roma 14 : 8-9 disebutkan:  Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.

 Orang yang diselamatkan tidak ikut dalam penghakiman terakhir.

Penghakiman terakhir dikhususkan bagi orang yang mati di luar Tuhan, lalu bagaimana dengan orang yang percaya dan diselamatkan, bilakah mereka diadili? Rasul Paulus menjelaskan kepada jemaat di kota Roma, bahwa tidak ada lagi penghukuman bagi orang yang ada di dakam Kristus Yesus ( Roma 8 : 1 ).  Yang dimaksud dengan penghukuman di sini adalah penghukuman kekal. Namun orang percaya akan diadili di bumii. Selanjutnya dalam Roma 14 : 10, Rasul Paulus menyebutkan bahwa kita harus menghadapi tahta pengadilan Allah. Kapankah itu?

Rasul Petrus menjelaskan dalam bukunya:   ”Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?” ( I Petrus 4 : 17 – 18 ).

Penghakiman yang kita terima di dunia adalah berdasarkan apa yang kita tabur dari perkataan dan perbuatan kita. Kepada jemaat di Galatia, Rasul Paulus mengeaskan: ”Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.”. Dan biasanya yang kita tuai, akan jauh lebih banyak dan besar daripada yang kita tabur. Nabi Hosea mengatakan bahwa siapa menabur angin akan menuai puting beliung ( Hosea 8 : 7 ).  Namun penghakiman yang dilakukan Allah kepada umat-Nya adalah untu mendidik dalam kebenaran. Dalam Ibrani 12:6 disebutkan : ”... karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.” Untuk bebas dari penghukuman di bumi, Allah menuntut kita untuk hidup dengan taat dan setia di hadapanNya. Dalam Ulangan 28 : 1-2 disebutkan:  "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu.”

Yang kita tabur harus dituai

Satu hal  yang tidak boleh kita lupakan adalah bahwa apa yang kita tabur akanlah kita tuai. Simson adalah satu contoh dalam Alkitab yang menuai apa yang ditaburnya. Ia sebenarnya adalah seorang yang diurapi luar biasa, memiliki kharisma yang hebat namun tidak didukung dengan karakter yang taat. Ia pada mulanya diurapi sehingga mampu mengalahkan musuh, bahkan menghadapi singa. Sebagai seorang nazir Allah sebenarnya ia tidak boleh menyentuh bangkai singa. Namun ia justru mengeruk madu dari bangkai singa, karena jalannya telah menyimpang. Padahal sumber madu yang sesungguhnya adalah gunung batu ( Mazmur 81 : 17 ). Banyak juga orang sekarang mengeruk ”madu” kekayaan dari sumber yang tidak halal dan akhirnya menuai hasilnya. Simson juga melanggar nazirnya, ia kawin dengan perempuan Filistin yang tidak dicintainya, bahkan jatuh dalam perzinahan dengan perempuan sundal di kota Gaza. Orang yang jatuh dalam perzinahan bukanlah karena kebetulan semata, tetapi karena mereka telah dimurkai oleh Tuhan karena tidak taat pada firmanNya. Dalam Amsal 18 : 24 disebutkan,  ”Mulut perempuan jalang adalah lobang yang dalam; orang yang dimurkai TUHAN akan terperosok ke dalamnya.” Dan di kahir hidupnya, Simson, si mata keranjang akhirnya kedua matanya dicongkel di hadapan orang banyak, dan dijadikan bahan lelucon di depan orang Filistin.  Rasul Paulus menjelaskan bahwa orang-orang yang jatuh dalam dosa perzinahan, tubuh mereka diserahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan ( I Korintus 5 : 5 ).

Untuk terhindar dari menuai hal yang buruk, maka kita harus menabur hal yang baik, agar memperoleh berkat ( I Petrus 3 : 9 – 11 ).

Menjelang Hari Maranatha

Preacher: Pdt. B. Manurung | Series: Menjelang Hari Maranatha

Maranatha artinya "Ya Tuhan kami, datanglah!"

Banyak orang Kristen meragukan hari kedatangan Tuhan yang kedua kali, namun hari Maranatha adalah suatu hal yang pasti. Eskatalogi adalah salah satu ilmu yang berkaitan erat dengan peristiwa akhir zaman menjelang hari kedatangan Tuhan. Banyak orang yang bertanya-tanya: "Kapan Tuhan datang?" Memang kita tidak dapat mengetahui secara pasti tanggal bulan dan tahunnya, tetapi tanda-tandanya dapat kita ketahui dari Alkitab. Bagi orang yang hidup di luar Tuhan, yang hidup dalam kegelapan dosa, memang hari kedatangan Tuhan itu seperti pencuri, (1 Tesalonika 5:1-6). Karena itu kita harus hidup dalam terang Injil, mengasihi Tuhan denan segenap hati. Kedatangan Tuhan akan diawali dengan tanda-tanda yang akan terjadi di bumi melalui bunyi sangkakala yang ditiup oleh tujuh malaikat.

SANGKAKALA I (Wahyu 8:6–7)

Ketika malaikat pertama meniup sangkakalanya terjadilah hal berikut di bumi: hujan es dan api bercampur darah, sepertiga dari bumi terbakar, sepertiga dari pohon-pohon terbakar dan seluruh rumput-rumputan hijau hangus. Di India, 28 Agustus 2010 lalu pernah terjadi hujan berwarna merah yang kemudian disebut dengan hujan darah. Namun di akhir zaman menjelang kedatangan Tuhan akan terjadi yang lebih dahsyat: hujan es dan api bercampur darah!

SANGKAKALA II (Wahyu 8:8–9)

Berikutnya, malaikat kedua meniup sangkakala, dan terjadilah: sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api dilemparkan ke dalam laut dan sepertiga laut menjadi darah, dan matilah sepertiga dari segala mahluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal. Di akhir zaman, gereja juga tampil  berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem." (Yesaya 2:2-3)

SANGKAKALA III (Wahyu 8:10–11)

Sangkakala ketiga ditandai dengan jatuhnya  dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.  Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit. Bintang adalah gambaran dari anak Tuhan yang hidupnya cemerlang. Di akhir zaman, banyak hamba Tuhan yang cemerlang bagai bintang bahkan menyala-nyala, tetapi kemudian menyalah dan jatuh dalam berbagai dosa seperti ketamakan materi, kedudukan dan dosa zinah, dan sebagainya. Karena itu kita harus berpegang teguh kepada perkataan Kristus agar tidak menyimpang dari iman.

SANGKAKALA IV (Wahyu 8:12–13)

Pada sangkakala keempat, sepertiga matahari, sepertiga bulan dan sepertiga bintang terpukul. Pada peristiwa ini juga gereja yang dewasa dan sempurna akan disingkirkan ke padang gurun oleh sayap burung nasar, di sana gereja dipeliharakan jauh dari Antikrist, atau si ular itu selama tiga setengah tahun (Wahyu 12:14). Salah satu sifat burung nasar adalah suka berkerumun, suka  berhimpun. Bila kita ingin ikut dalam peristiwa ini, harus rajin berhimpun dalam kegiatan ibadah kita. Gereja yang sempurna akan terluput dari pemerintahan antikrist, yang mulai memerintah di bumi pada sangkakala yang kelima.

SANGKAKALA V (Wahyu 9:1–12)

Malaikat kelima meniup sangkakalanya, dan sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi dan dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut. Dalam salinan lain (New American Standard Bible), disebutkan bahwa bintang itu telah jatuh sebelumnya: "And the fifth angel sounded, and I saw a star from heaven which had fallen to the earth: the key of the bottomless was to him."

Jadi sebenarnya malaikat yang jatuh yang kemudian menjadi Antikristus itu telah ada sebelumnya, hal ini dijelaskan rasul Yohanes, dalam suratannya: "Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir." (1 Yohanes 2:18). Namun puncaknya pada sangkakala kelima, Antikrist akan menguasai dunia selama tiga setengah tahun dan menyiksa manusia selama lima bulan. Pada masa itu orang mencari-cari maut, tetapi mereka tidak menemukannya, mereka ingin mati, tapi maut lari dari mereka.

SANGKAKALA VI (Wahyu 9:13–21)

Terjadi peperangan yang maha dahsyat di sekitar Sungai Efrat dan Tigris (sekitar Irak sekarang), di mana keempat malaikat yang terikat di sekitar sungai Efrat dilepas dengan jumlah tentara 20.000 laksa atau 200.000.000. Dan karena peperangan yang super dahsyat itu, sepertiga penduduk dunia akan tewas. Dapat kita bayangkan berapa banyaknya penduduk dunia yang akan tewas saat itu. Sekarang ini saja penduduk bumi telah mencapai 7,2 milyar.

SANGKAKALA VII (Wahyu 10:7 – 11:19)

Terjemahan bahasa Indonesia kurang lengkap menyebutkan, bahwa sesungguhnya, sangkakala ketujuh akan terjadi dalam banyak hari. Dalam salinan lain (King James Version) disebut: "But in the days of the voice of the seventh angel..." Pada peristiwa ini banyak digenapi rahasia Allah, di antaranya pertemuan di angkasa, di mana Tuhan datang bersama beribu-ribu orang kudusNya (bukan malaikat) –  Yudas 1:14. Dalam 1 Tesalonika 4:16 disebutkan Tuhan turun dari surga bersama mereka yang telah mati dan dibangkitkan, kemudian kita yang masih hidup di bumi diubahkan dalam tubuh kebangkitan menyongsong Tuhan di angkasa. Berapa lamakah?

Nabi Daniel menyebut: Berbahagialah orang yang tetap menanti dan mencapai 1335 hari (Daniel 12:12). Gereja disingkirkan selama antikrist berkuasa (1260 hari), berarti ada 75 hari lamanya pertemuan yang indah bersama Tuhan di angkasa!