Bible Text: Mazmur 1:1-3 | Series: Berbahagia

Manusia selalu ingin meraih kebahagiaan. Harta, materi, kesuksesan tidak menjamin manusia bahagia. Sebaliknya kebahagiaanlah yang membuat orang meraih sukses dengan maksimal. Di Harvard University telah diajarkan mata kuliah ilmu kebahagiaan (The Science of Happiness), dosennya Tal Ben-David Sharar, Ph.D adalah seorang Israel
(Yahudi). Latar belakang mata kuliah kebahagiaan ini dikarenakan banyak mahasiswa yang pintar, IQ tinggi tetapi tidak mencapai hasil yang maksimal dalam studinya.

Berdasarkan penelitiannya, orang yang berbahagia dapat mengerahkan energi mereka semaksimal mungkin untuk mencapai sukses. Mata kuliah ilmu kebahagiaan ini paling diminati di Harvard University, mengalahkan mata kuliah Bisnis Internasional. Orang Israel memang terkenal suka membaca kitab Mazmur dan Taurat, melakukannya sehinga menjadi berhasil dalam pekerjaan mereka, bahkan bangsa yang kecil ini mempunyai pengaruh besar di perekonomian dunia.

 

APAKAH “BAHAGIA” ITU?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “bahagia” mempunyai arti:

Keadaan atau perasaaan senang tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan)
Beruntung, mujur.

Kebagaiaan kita tergantung komunikasi kita dengan Allah, Sang Pencipta. Raja Daud sangat menyukai persekutuan dengan Tuhan. Dalam mazmurnya, Daud berkata:  “Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN.”
( Mazmur 122 : 1 ).  Raja Daud sekaligus terkenal dengan pemazmur yang baik, yang suka mencari hadirat Allah. Walaupun diliputi banyak problem, ia tetap memuji Tuhan.  Orang-orang yang mengalami kebahagiaan penuh keceriaan, sebagaimana didapati pada Daniel di negeri Babel. Dalam Amsal 15:15 disebutkan, “Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta.” Kebahagiaan tidak tergantung situasi dan keadaan sekeliling, tetapi orang yang berbahagia selalu mempunyai kegembiraan, keceriaan dalam hati.

 

SIAPAKAH YANG BERBAHAGIA?

Tak dapat dipungkiri bahwa tidak semua orang dapat berbahagia. Lalu, apa kriteria seseorang sehingga disebut berbahagia? Alkitab menjelaskan ada beberapa kriteria orang yang berbahagia:

Yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik
Banyak orang yang tidak dapat bahagia bahkan mengalami bahaya karena hatinya tidak percaya kepada Tuhan, bahkan lebih condong mengikuti nasihat orang yang tidak mengenal Tuhan.
Yang tidak berdiri di jalan orang berdosa
Pergaulan kita turut mempengaruhi kebhagiaan kita. Kalau kita lebih sering bergaul dengan para penjahat, kemungkinan besar kita menjadi penjahat, tetapi sebaliknya kalau kita suka bergaul dengan orang baik dan benar, kita juga menjadi akan menjadi orang baik. Karena itu kita harus menjaga pergaulan kita. Anak Tuhan harus punya ciri khas tersendiri, tidak boleh serupa dengan dunia ini. Petrus dikenali para wanita sebagai murid Yesus dari dialek bahasanya, walaupun ia mengatakan bukan murid Yesus.
Yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh
Kata “pencemooh” berarti “pangarehei”. Untuk berbahagia kita harus menjaga perkataan kita. Orang yang berbahagia tidak pantas mengejek, menghina atau merendahkan sesamanya tetapi harus memberkati, memotivasi dan penuh ucapan syukur. Raja Daud berkata: “Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!” ( Mazmur 141 : 3 )
Yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Kesukaan atau hobi kita turut menentukan kebahagiaan kita. Orang yang suka berfoya-foya, mabuk-mabukan, narkoba tentu akan menuai hasilnya juga. Hal-hal seperti ini dapat menjerat kita, dan hanya pertolongan Tuhan yang dapat mengubahkan seseorang sehingga dapat terlepas dari jerat sedemikian. Ada orang yang lebih mencintai uang dari hal apapun, bekerja demi mengejar uang tanpa mempedulikan hubungan dengan Tuhan pun dapat menjadi bahaya. Dalam Pengkhotbah 5 : 9 disebutkan:   “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia.” Raja Daud sangat mencintai Rumah Tuhan, Taurat Tuhan dan ingin diam selalu, duduk dalam Rumah Tuhan, menyaksikan semua kemurahan Tuhan dalam hidupnya ( Mazmur 27 : 4 )

 

ORANG BAHAGIA PASTI SUKSES

Orang yang sukses belum tentu bahagia, tetapi orang yang bahagia pasti sukses. Dalam Mazmur 1: 3 disebutkan : “Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” Orang yang berbahagia akan sukses karena punya hubungan yang erat dengan sumber kehidupannya. Akar-akar rohani kita ( memberi, doa, puasa) harus dipelihara dengan tertanam dalam Rumah Tuhan. Orang-orang yang hidup rohaninya tertanam dalam rumah Tuhan dijamin Tuhan sukses dalam profesi mereka. Sampai masa tua, orang yang bahagia masih produktif, hidupnya masih berguna bagi Tuhan dan sesama, tidak menjadi beban bagi orang lain.