Bible Text: Filipi 1:21-26 | Series: Berbuah bagi Yesus

Rasul Paulus menaruh perhatian serius mengenai hidup yang memberi buah, tidak kurang dari delapan kali ia menekankan hal ini dalam berbagai suratannya.  Yohanes Pembaptis juga mengumandangkan betapa pentingnya untuk menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan jika hendak mengikut Yesus ( Matius 3 : 8 ). Ada banyak buah yang dapat kita persembahkan bagi Yesus dan yang juga berguna bagi sesama kita.

 

BUAH PEMBERIAN ( Filipi 4 : 17 )

Orang Kristen, pengikut Yesus harus menjadi orang yang suka memberi, karena Allah kita suka memberi. Ia memberikan nafasNya bagi manusia pertama sehingga menjadi hidup, memberi Taman Eden bagi mereka supaya berbahagia, bahkan ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Allah memberi putraNya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia. Tentu akan Allah akan senang jika melihat sifatNya yang suka memberi itu ada dalam diri anak-anakNya. Suka memberi adalah salah satu ciri orang benar, sebaliknya orang yang pelit atau kikir tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah ( I Korintus 6 : 10 ).

Rasul Paulus memuji jemaat di Filipi yang suka mengirimkan bantuan kepadanya, ia mengatakan: “Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu.” ( Filipi 4:17 ). Orang yang memiliki buah pemberian, suka memberi menjadi bagian hidupnya akan mendapat keuntungan yang melimpah, karena ukuran yang kita pakai dalam memberi akan diukurkan juga kepada kita. Dalam Lukas 6 : 38 disebutkan,  “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima ( Kisah Para Rasul 20 : 35 ).

 

BUAH KEBENARAN ( Filipi 1 : 10-11 )

Tuhan juga menuntut dari kita hidup dalam kebenaran dan jauh dari keonaran. Mengapa kita harus hidup dalam kebenaran? Dosa dan perbuatan jahat membuat manusia tidak sejahtera, tetapi sebaliknya orang yang hidup benar akan hidup dalam damai dan mendatangkan sejahtera. Kepada jemaat di kota Filipi, Rasul Paulus mengingatkan,  “…sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.” (Filipi 1 :10-11)

Dunia yang kita diami sekarang ini penuh dengan keonaran, jauh dari kebenaran, bahkan di pengadilan pun justru tidak terdapat keadilan. Namun hal ini sudah jauh hari dinubuatkan oleh nabi Mikha, “Tangan mereka sudah cekatan berbuat jahat; pemuka menuntut, hakim dapat disuap; pembesar memberi putusan sekehendaknya, dan hukum, mereka putar balikkan! Orang yang terbaik di antara mereka adalah seperti tumbuhan duri, yang paling jujur di antara mereka seperti pagar duri; hari bagi pengintai-pengintaimu, hari penghukumanmu, telah datang, sekarang akan mulai kegemparan di antara mereka!” ( Mikha 7 : 3-4 )

 

Di zaman Tuhan Yesus juga suap ini sudah merajalela. Orang Yahudi banyak yang tidak yakin bahwa Yesus yang telah mereka salibkan sudah bangkit adalah akibat dusta Mahkamah Agama yang memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu yang menjaga kubur Yesus agar mereka mengatakan bahwa murid-muridNya datang malam-malam dan mencuriNya ketika mereka sedang tidur (Matius 28 : 13). Dunia agama, politik, apalagi dunia perdagangan ( bisnis ) penuh dengan tipuan dan kejahatan lain. Hanya dalam tubuh Kristus yang telah ditebus oleh darah Yesus dan oleh Roh Kudus yang mengubahkan karakter, kita dapat membuahkan kebenaran!

 

BUAH PENGUDUSAN ( Roma 6:22 )

Kepada jemaat di kota Roma, Rasul Paulus mengingatkan, “Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.” Kekudusan adalah hal yang penting untuk menghentar kita sampai pada hidup yang kekal. Harus kita akui dunia yang kita diami penuh dengan dosa. Apa yang kita lihat, kita dengar, dapat mengotori pikiran dan nurani kita. Namun kita bersyukur kita memiliki Firman Allah yang menguduskan kita ( Yohanes 15:3 ), ada Roh Kudus yang menguduskan ( Roma 15:16 ) dan oleh darah Yesus kita disucikan dari segala dosa kita ( I Yohanes 1:7 ).

Kekudusan tidak otomatis atau langsung kita terima, tetapi harus diusahakan, dikerjakan. Kepada orang-orang Ibrani, Rasul Paulus menasihatkan, “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.”

 

BUAH BIBIR YANG MEMULIAKAN TUHAN ( Ibrani 13:15 )

Anak Tuhan harus menjauhkan dari persungutan, keluh kesah tetapi sebaliknya harus penuh dengan ucapan syukur. Dalam Ibrani 13 : 15 disebutkan: “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.” Ucapan kita mempunyai pengaruh yang kuat terhadap keberadaan kita. Yakobus, saudara jasmani dari Tuhan Yesus berkata bahwa orang yang beribadah namun tidak dapat mengekang lidahnya maka ibadahnya adalah sia-sia ( Yakobus 1:26 ), bahkan kita dibenarkan atau dihukum berdasarkan ucapan kita. Di akhir zaman akan banyak orang mengeluh tentang nasib, suka menggerutu, mengeluarkan perkataan yang bukan-bukan,  suka menjilat untuk dapat untung ( Yudas 1:16 ),  anak Tuhan harus jauh dari sifat sedemikian!