Bible Text: Wahyu 1:3 | Series: Berbahagia

Manusia melakukan banyak  usaha dan upaya untuk meraih kebahagiaaan. Namun kebahagiaan yang sesungguhnya ada di dalam hati dan tergantung sikap kita dan bukan dipengaruhi oleh faktor luar.  Orang yang bahagia adalah orang yang dapat tenteram, senang walau hidupnya mengalami banyak tantangan atau penderitaan karena dia mempunyai kekuatan yang diperoleh dari hubungan yang akrab dengan Tuhan. Orang yang berbahagia diberi kekuatan sehingga mereka beroleh energi maksimal meraih sukses. Orang yang berbahagia adalah orang yang sukses karena mereka suka Taurat Tuhan,  yang merenungkan Taurat itu siang dan malam, mereka seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

 

BERBAHAGIA YANG MEMBACAKAN FIRMAN

Orang Yahudi terkenal suka membacakan Firman Tuhan kepada anak-anak mereka sejak dari kecil. Tak heran bangsa yang kecil ini melahirkan manusia-manusia unggul di berbagai bidang: ekonomi, teknologi, militer, dan pertanian. Mengapa? Karena ingatan kepada Firman Tuhan dan melakukannya akan membuat kita lebih cerdas dan berhikmat. Mengapa kita perlu membacakan, dan tidak hanya membaca? Orang yang membacakan akan menggemakan kembali Firman itu, dan  Firman yang digemakan bila dilakukan tidak akan kembali dengan sia-sia.

Kita sering lupa, Allah sangat memperhatikan umatNya yang sedang membaca atau membacakan Firman-Nya. Ketika Filipus sedang dalam pelayanan pemberitaan Inil di Samaria, tiba-tiba datang malaikat Tuhan kepadanya dan berkata: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi. Rupanya di jalan itu ada seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendahraan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Filipus segera berangkat dan menuju tempat itu. Roh Kudus berkata kepada Filipus agar pergi ke mendekati kereta itu. Sida-sida itu sedang membaca kitab Nabi Yesaya namun ia tidak dapat mengerti isi kitab itu, sehingga kemudian diterangkan oleh Filipus. Tidak mengerti tentang apa yang kit abaca dari Kitab Suci bukan menjadi halangan untuk membacanya, karena Allah akan memberi penerangan lewat Roh Kudus atau orang yang diutusNya. Marilah kita rajin membaca Firman Tuhan, karena Tuhan sangat menaruh perhatian kepada orang yang suka membaca Firman-Nya.

 

BERBAHAGIA YANG MENDENGARKAN FIRMAN

Cara, sikap dan tanggapan  kita mendengar Firman Tuhan sangat menentukan kualitas iman kita. Roma 10 : 17 menyatakan:  “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Setiap Firman yang kita dengar saat disampaikan dalam perhimpunan ibadah harus mampu  kita dengar dengan baik dan kemudian diberi tanggapan. Banyak mungkin orang yang suka membaca, banyak tahu Firman Tuhan tetapi tidak mengalami lahir baru karena bagi mereka Firman Tuhan hanya sekadar pengetahuan. Firman yang kita dengar harus diterima untuk memperbaiki kelakuan. Penjahat yang di sebelah kanan salib Yesus dapat bertobat dalam waktu singkat ketika mendengar perkataan indah Yesus. Firman itu beroperasi dalam hati dan pikirnnya sehingga ia mengambil sikap untuk bertobat, mengubah pola pikirnya yang salah dan keudian percaya kepada Yesus, dan hari itu juga ia ada bersama Yesus di Firdaus.

Firman Tuhan tidak cukup hanya ada dalam pengetahuan ( otak ) tetapi juga harus mampu menyentuh perasaan ( hati ) sehingga hidup kita mengalami pembahrauan budi. Tuhan memberi 10 perintahNya dalam dua loh batu, secara rohani hal ini mengandung makna bahwa Firman Tuhan harus disimpan dalam hati dan ingatan atau pikiran. Mazmur 119 : 11 Daud menyatakan menyimpan janji Tuhan dalam hati dan di ayat 15 Daud merenungkan titah-titah Tuhan dalam pikirannya

Firman Tuhan harus kita izinkan untuk membaharui kita, karena Firman Tuhan bermanfaat untuk  mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran ( II Timotius 3 : 16 ). Kita harus mempunyai tanggapan yang positif terhadap Firman Allah, bila kita menanggapinya dengan baik kita akan memperoleh berkat, tetapi sebaliknya bila kiat meremehkan Firman, kita akan menanggung akibatnya ( Amsal 13 : 13 ).

 

BERBAHAGIA YANG MELAKUKAN FIRMAN TUHAN

Banyak juga orang yang suka membaca Alkitab, mendengar khotbah, tetapi tidak mau melakukan Firman Tuhan, bahkan tidak sedikit menjadi pendengar yang terlupa. Membaca Firman Tuhan membuat kita berpengetahuan, mendengar Firman membuat kita beriman, tetapi melakukan Firman Tuhan akan membuat kita menjadi orang yang bijaksana dan berbahagia karena kita mengalami apa yang kita imani. Dalam Matius 7: 24  Yesus berkata: "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.” Namun  orang yang hanya mendengar tetapi tidak melakukan Firman disamakan dengan orang bodoh yang mendirikan rumahnya di atas pasir, yang ketika datang hujan, banjir dan badai, rumah itu roboh.  Yakobus, saudara jasmani Tuhan Yesus mengingatkan: “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.” ( Yakobus 1:22 ).

Kebahagiaan kita adalah pilihan kita sendiri. Lewat Nabi Musa, kepada bangsa Israel Tuhan menawarkan pilihan untuk taat yang kemudian mendatangkan berkat atau tidak mau melakukan Firman yang berdampak pada kesengsaraan. Ulangan 28 mencatat 14 ayat yang penuh dengan berkat kepada yang baik-baik mendengarkan suara Tuhan dan melakukannya dengan setia. Namun, terdapat 54 ayat yang penuh dengan kutuk bagi orang yang tidak mendengar baik-baik dan tidak melakukan dengan setia. Berkat atau kutuk tergantung pilihan kita untuk melakuan Firman Allah atau tidak.