Bible Text: Yakobus 5:7-9 | Series: Menjelang Hari Maranatha

Yakobus yang menulis kitab ini adalah saudara dari Tuhan Yesus. Setelah Yesus lahir, Yusuf dan Maria dikarunia lagi anak lelaki dan perempuan antara lain: Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon (Markus 6:3). Memang ada lagi 2 Yakobus yang tergolong dalam 12 rasul yaitu Yakobus saudara Yohanes (anak Zebedeus) yang juga dikenal dengan sebutan "Boanerges" (anak-anak guruh), satu lagi adalah Yakobus bin Alfeus (Markus 3:16–18). Pada masa pelayanan Yesus, saudara-saudara-Nya, termasuk Yakobus sendiri sering meragukan bahkan menuduh Yesus kurang waras dan hendak menarik Yesus dari antara orang banyak (Markus 3:21). Namun setelah kebangkitan Yesus, secara khusus Yakobus mendapat tegoran khusus (1 Korintus 15:7)

BERSABAR TERHADAP JANJI TUHAN
Di akhir zaman akan banyak manusia yang mulai tidak sabar, mereka bahkan mulai meragukan dan tidak percaya akan kedatangan Tuhan yang kedua kali. Ada yang mulai mengejek dan berkata: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan." (2 Petrus 3:3–4).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata sabar berarti: tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, dan tidak lekas patah hati). Orang sabar juga tenang, tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu. Orang yang tidak dapat sabar dan tergesa-gesa akan salah langkah (Amsal 19:32).
Dalam Alkitab salinan bahasa batak Toba digunakan kata “benget” yang artinya: tabah, tidak mengeluh atau menggerutu karena sesuatu, tidak banyak menuntut, bias menerima apa adanya, tidak sakit hati atau menyimpan amarah dan dendam.

MENANTIKAN HUJAN MUSIM GUGUR DAN HUJAN MUSIM SEMI
Kata "menanti" berarti: menunggu kedatangan orang atau sesuatu yang akan datang, sampai bertemu atau mendapatkannya. Contoh sederhana ditulis oleh Yakobus adalah seorang petani yang menanti hasil berharga dari tanahnya. Seorang petani yang menanam padi tentu tidak dapat panen hanya dalam satu minggu, walaupun dengan memberi pupuk sebanyak mungkin. Tetapi ia harus menunggu waktu sekitar 4-6 bulan untuk panen. Seorang petani harus cermat memperhatikan alam, musim hujan dan kemarau juga sangat menentukan hasil tuaian.
Di sekitar Israel dan Palestina, dikenal ada dua musim hujan yaitu:

Hujan musim awal
Hujan ini jatuh sekitar Oktober – Januari. Musim ini sering disebut hujan musim gugur.
Hujan musim semi (Hujan akhir – terjemahan lama)
Pada sekitar April – Mei akan turun hujan yang lebat, angin berhembus keras dan membersihkan kabut hujan sehingga pada saat tersebut udara cerah yang berdampak pada hasil panen buah yang maksimal.

MINTA HUJAN KEPADA TUHAN!
Proses terjadinya hujan adalah udara basah yang berhembus dari laut bertemu udara kering yang sangat panas dari daratan yang menyebabkan hujan dan angin keras. Di gunung Karmel, Elia berdoa sampai awan timbul dari laut sebesar telapak tangan, yang kemudian mengakibatkan hujan lebat (1 Raja-raja 18:42–45). Hujan tidak akan turun sendirinya tanpa ada awan! Bagaimana supaya timbul awan? Minta kepada Tuhan, doa harus dinaikkan. Dalam Zakharia 10:1 disebutkan: Mintalah hujan dari pada TUHAN pada akhir musim semi! TUHANlah yang membuat awan-awan pembawa hujan deras, dan hujan lebat akan diberikanNya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada setiap orang." Hujan apa yang perlu kita minta dari Tuhan? Banyak orang yang ingin hujan berkat, tetapi yang terutama adalah hujan Roh Kudus yang akan mendirus tiap hati. Kepada nabi Yesaya, Allah telah berfirman: "Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu." (Yesaya 44:3–4).

Doa yang dinaikkan akan menggerakkan Allah memerintahkan awan membawa hujan deras. Di akhir zaman persaingan semakin ketat, hidup semakin sulit dan tantangan zaman semakin berat. Kita perlu Roh Kudus untuk memberi kekuatan untu mengatasinya. Godaan di akhir zamam juga luar biasa, karena itu kita perlu berdoa agar anak-anak kita terbebas dari godaan dosa yang dapat menjerat dan merusak masa depan mereka. Masalahnya banyak orangtua yang belum dipenuhkan dengan Roh Kudus, sehingga anak-anak juga tidak mengalaminya. Doa yang kita panjatkan itu hidup dan berkuasa, bukan hanya untuk kehidupan sekarang, doa dapat menjangkau generasi yang akan datang. Kita perlu menaikkan doa agar anak-anak kita memiliki sukacita beribadah, bukan sukacita pesta pora atau hura-hura ke diskotik. Bangsa Israel diberkati Tuhan karena memiliki sukacita dalam beribadah. Mereka suka menggantungkan kecapi mereka di pohon-pohon gandarusa di mana mereka menyanyikan nyanyian gembira kepada Tuhan (Mazmur 137:1–3).

Masalahnya adalah, adakah kita rindu, haus untuk meminta Roh Kudus memenuhi kita? Syarat untuk dipenuhkan dengan Roh Kudus tidak rumit hanya haus dan percaya! Dalam Yohanes 7:37–38, Yesus berseru "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."