Preacher: Pdt. B. Manurung | Series: Tuhan adalah Gembalaku

Saul adalah raja pertama bangsa Israel karena mereka menginginkan raja dan mendesak Samuel mengabulkannya. Saul bukanlah raja yang dipilih Tuhan, tetapi atas desakan bangsa Israel. Beda dengan Daud seorang yang memiliki urapan karena persekutuannya dengan Tuhan, sehingga hati Tuhan berkenan kepadanya. Sebaliknya, Saul adalah orang yang tidak respek terhadap Firman Allah, hanya mengikuti kata hatinya,   karakternya buruk dan tidak terpuji. Saul digantikan  Daud, anak bungsu dari Isai, orang Betlehem. Mengapa Saul ini ditolak oleh Allah? Alkitab mencatat beberapa karakter buruk Saul yang juga membuat dia tidak digembalakan oleh Tuhan.

 

Tidak disiplin (over acting )

Ketika bangsa Israel di bawah pimpinan Saul terjepit dalam peperangan melawan orang Filistin, dan mulai  berserak-serak meninggalkan dia, Saul berkata: "Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu." Lalu ia mempersembahkan korban bakaran. Mempersembahkan korban sebenarnya adalah tugas seorang imam dan nabi. Namun karena Saul tidak sabar menunggu kehadiran Samuel, ia menyuruh bangsa Israel agar membawa korban bakaran dan keselamatan kepadanya. Ketika Samuel datang dan bertanya mengapa ia berbuat demikian, Saul beralasan karena Samuel tidak datang pada waktu itu, padahal sebenarnya Samuel datang tepat pada waktunya ( 1 Samuel 13:9 -11 ). Karena kesalahannya ini, Samuel  menyebut perbuatannya itu bodoh dan tidak mengikuti perintah Tuhan, dan kerajaan Israel akan dialihkan pada orang lain yang diurapi Tuhan.

 

Meremehkan Firman Tuhan

Lewat nabi Samuel, Tuhan menyampaikan amanat kepada Saul agar menumpas habis bangsa Amalek semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai."  ( 1 Samuel 15:1 - 3 ).  Bangsa Amalek adalah bangsa yang jahat karena bila berperang suka menyerang musuhnya dari belakang ketika sedang lemah dan korbannya banyak anak-anak, bayi dan ibu yang sedang menyusui anaknya ( Ulangan 25 : 17-19). Namun Saul tidak konsisten terhadap Firman Tuhan, ia tidak memusnahkan harta benda, ternak, barang-barang milik bangsa Amalek tetapi menjarahnya untuk menjadi miliknya ( 1 Samuel 15:19 ).

 

Suka cari nama (popularitas)

Dari hasil jarahan yang sebenarnya haram, Saul membangun tugu peringatan bagi dirinya di Karmel, kemudian ia balik dan mengambil jurusan ke Gilgal ( 1 Samuel 15:12 ). Dan Samuel menegor Saul karena tidak mendengarkan suara Tuhan.

 

Materialistis

Saul mengabaikan Firman Tuhan demi mendapat hasil jarahan. Banyak orang demi meraup atau mendapat uang, harta yang banyak tanpa peduli apakah itu halal atau haram. Bangsa Israel dilarang untuk menjarah barang milik musuh. Di zaman Yosua,  bangsa Israel dikalahkan orang Ai, karena di sana ada Akhan, dari suku Yehuda yang diam-diam mengambil barang-barang yang dihususkan dengan sembunyi-sembunyi dan menaruhnya di antara barang-barangnya ( Joshua 7:1 – 11 ).

 

Suka mendengki dan balas dendam

Ketika Daud menang dan menewaskan Goliat, perempuan Israel bernyanyi berbalasan:   "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." Saul menjadi marah dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sejak haritu Saul mendengki Daud ( 1 Samuel 18:8 – 9 ).

Sering tidak disadari oleh orang yang suka membenci, bahwa hal ini membawa keburukan bagi diri sendiri,  dan bukan kepada orang yang dibenci, bahkan roh jahat sering menghinggapi Saul.

 

Tidak menghormati hamba Tuhan

Ketika Saul ditegor oleh Samuel mengenai tugu peringatan dan hasil jarahan yang diambil Saul, ia memegang punca jubah Samuel hinga koyak, sampai Samuel berkata: "TUHAN telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu. ( 1 Samuel 15:28 ).

 

Berdukun kepada pemanggil arwah 

Peristiwa ini terjadi setelah Samuel meninggal di Rama Semasa hidup Samuel, Saul tidak menghiraukan Firman Tuhan yang disampaikannya. Namun setelah Roh Tuhan undur dari Saul, bila  ia bertanya kepada TUHAN,  TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi.

Namun setelah Samuel tidak ada dia berusaha menghadirkan arwah Samuel lewat dukun wanita di En-Dor. Memang wanita itu mampu menghadirkan seseorang yang menyaru atau meniru Samuel. Orang mati dan orang hidup tidak ada lagi komunikasi. Jadi yang datang pada Saul itu adalah roh jahat, bukan Samuel. Karena setan pun dapat datang  dalam rupa manusia bahkan sebagai malaikat terang ( 2 Korintus 11 : 13-14 ).

Anak Tuhan harus mengerti hal ini, supaya kita tidak sesat oleh iblis melalui perdukunan. Jemaat di Tiatira ditegur karena terlibat dan mengikuti ajaran tentang seluk beluk iblis, sehingga dipesankan oleh Tuhan: “Aku tidak mau menanggungkan beban lain kepadamu.” (Wahyu 2: 24). Rentetan kemunduran rohani Saul mengakibatkan akhir hidupnya yang tragis dengan mati di atas pedangnya sendiri dalam pertempuran orang Israel melawan orang Filistin di pegunungan Gilboa (1 Samuel 31:1 – 4).