Bible Text: Yesaya 41:10 | Series: Menjaga Hati

Salah satu yang perlu kita jaga dari hati kita adalah rasa takut. Lebih 360 kali ditulis dalam Alkitab: “Jangan takut!” Mengapa dari hati kita harus dibuang rasa takut? Perasaan takut adalah produk dari dosa, yang dimulai iblis sejak semula. Iblis tidak sembarang dapat menelan mangsanya. Dalam 1 Petrus 5:8 disebutkan:   “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” Orang yang dicekam oleh rasa takut itulah yang menjadi incaran iblis. Peribahasa kita mengatakan : Berani karena benar, takut karena salah. Orang yang penuh dosa, penuh rasa dengki, iri hati dan segala perbuatan najis akan mengalami rasa takut dan bersalah akan mudah menjadi incaran iblis.

 

Apakah rasa takut itu?

Dalam bahasa Yunani, kata takut menggunakan kata “merimnao” atau “merimna” yang berakar dari kata “meriso” yang artinya:

apportion:  terbagi-bagi
tidak bisa konsentrasi (fokus), yang
dapat menyebabkan rasa tertekan
anxiety : gelisah

Orang yang mengalami rasa takut biasanya pikirannya terbagi-bagi, terpecah-pecah sehingga hatinya tidak tenang dan muncullah rasa gelisah. Hal ini diungkapkan oleh Ayub,  “Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul." (Ayub 3 : 25-26).

 

Rasa takut timbul akibat kehilangan kemuliaan Allah

Roma 3:23 telah menyebutkan bahwa semua manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Ketika manusia belum jatuh ke dalam dosa dan penuh kemuliaan Allah, semua mahluk hormat dan salut kepada manusia. Namun akibat dosa, hewan  bukan  hanya  tidak  takut lagi

kepada manusia, bahkan dapat memangsanya. Namun kalau kita perhatikan dengan cermat, pada zaman Nuh, keluarga Nuh yang selamat dari pehukuman air bah karena hidup benar di hadapan Tuhan, Allah memberkati Nuh serta berfirman:  “Akan takut dan akan gentar kepadamu segala binatang di bumi dan segala burung di udara, segala yang bergerak di muka bumi dan segala ikan di laut; ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan.” ( Kejadian 9 : 2 ).

Ternyata bila kita hidup benar, kita akan memiliki keberanian yang bisa dilihat dan dirasakan oleh binatang di bumi dan kita sanggup menghadapinya. Dalam Amsal 28:1 disebutkan, “Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda.”

 

Bagaimana menghalau rasa takut?

Memelihara persekutuan dengan Tuhan lewat Firman-Nya

Untuk menghalau rasa takut, kita harus dilingkupi kemuliaan Allah dengan cara bersekutu denganNya. Dalam Yohanes 1 : 4 disebutkan bahwa Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita dan kita telah melihat kemuliaanNya yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Untuk luput rasa takut, Firman harus tinggal dalam hati kita, perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya sehingga kita beroleh hikmat dan damai menjalani hidup.

Tenang, supaya bisa mendapat ‘rest’

Banyak orang termasuk orang Kristen yang karena sibuk mengejar setoran, mencari nafkah lupa untuk bisa tenang dan istirahat. Firman Allah mengatakan bahwa sia-sia tanpa Tuhan, walau  bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah,  sebab TUHAN memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur (Mazmur 127 : 2). Kita jangan terlalu takut akan kebutuhan hidup sehingga mengabaikan waktu-waktu bersama Tuhan.

Belajar menggemakan suara

Suara ternyata memiliki kekuatan yang dahsyat, termasuk merobohkan tembok Yerikho. Karena itu kita perlu belajar menggemakan suara lewat doa, seruan, pujian kepada Tuhan. Rasa kekuatiran dapat sirna, bahkan kita   mendapatkan  pertolongan  dari  Tuhan, saat kita menggemakan suara!

Senantiasa bersyukur

Daripada menggerutu, mengomel, mempersalahkan diri sendiri atau orang lain yang dapat membuat hati tidak tenang, lebih baik bersyukur, legowo. Rasa syukur dapat menghalau rasa galau dan ketakutan. Rasul Paulus mengingatkan: “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” ( 1 Tesalonika 5 : 18 )

 

Menyerahkan kekuatiran kepada Tuhan ( 1 Petrus 5 : 7 )

 

Apakah kekayaan dan kemuliaan Tuhan itu?

Sungguh indah dan bahagia bila kita mengalami, merasakan kemuliaan Tuhan. Dalam kemuliaanNya, kita mendapatkan keselamatan dan pengampunan sehingga hidup kita dipulihkan, kita memperoleh hidup dengan segala kelimpahannya (Yohanes 10 : 10 b),  kita mendapat jaminan hidup masa kini dan yang akan datang. Bukan itu saja, Allah akan memenuhi  segala keperluan kita menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. (Filipi 4 : 19).