Bible Text: Amsal 27:3-4 | Series: Yusuf Diberkati dan Selalu Berhasil

Tanpa kita sadari, hati kita sering tercemari oleh rasa sakit hati. Rasa sakit hati sering timbul oleh persoalan kecil dan sepele. Bila tidak segera diatasi, bisa berlanjut kepada cemburu buta yang membuat hati luka. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "cemburu" berarti:

merasa tidak senang atau kurang senang melihat orang lain beruntung, sirik
kurang percaya, curiga (karena iri hati)

Cemburu yang berlebihan (cemburu buta) dapat mengakibatkan dengki yaitu perasaan marah karena cemburu yang amat dalam. Orang yang menyimpan rasa iri, benci dan cemburu tanpa disadari merugikan diri sendiri dan berada dalam kegelapan (1 Yohanes 2:9).

Yusuf dibenci oleh  saudara-saudaranya

Rasa benci oleh 11 saudara Yusuf berawal ketika Yakub memberi Yusuf jubah yang maha indah. Sebenarnya 11 saudara Yusuf tidak perlu cemburu, iri bahkan benci karena Yusuf adalah anak yang lahir pada masa tua ayah mereka, dan Rahel, ibu Yusuf telah meninggal, sesaat setelah melahirkan Benyamin, anak yang bungsu (Kejadian 35:18). Lagi pula Yusuf seorang yang manis sikapnya, elok parasnya dan mencintai kekudusan.

Kebencian saudara Yusuf makin bertambah ketika ia menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini: Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu. Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu. (Kejadian 37:6-8).

Bahkan setelah itu Yusuf mendapat mimpi pula: tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadanya.  Setelah hal ini diceritakannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh ayahnya: "Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?" Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya

Hal yang perlu kita jaga dari hati kita adalah tidak merasa iri hati akan keberhasilan orang lain, apalagi kalau seseorang itu baru bermimpi. Yakub memilih sikap yang tepat, menyimpan hal itu dalam hatinya! Iri hati membawa seseorang tidak berlaku ramah.

Untuk menangkal rasa iri kita perlu menjaga hati dengan bersikap yang baik dan manis termasuk berjabat tangan. Rasul Paulus tetap memelihara persaudaraan dengan berjabat tangan kepada Yakobus, Kefas dan Yohanes yang adalah sokoguru jemaat sebagai tanda persekutuan, walaupun ia pernah menentang Kefas secara terang-terangan di Antiokhia karena salah (Galatia 2:9-11).

Orang yang suka iri hati, rugi sendiri

Banyak orang berpikir dengan melampiaskan rasa sakit hati akan mendapat solusi. Namun tanpa disadari iri hati itu merusak diri sendiri. Bukan Yusuf yang merasa rugi dibenci oleh saudaranya. Malah Yusuf mendapat keberuntungan yang beruntun: walaupun ia dibuang ke sumur, ternyata sumurnya kering dan ia bernasib mujur sekalipun setelah itu dijual karena setelah saudara Yusuf menjualnya ke pedagang Midian, ia dijual oleh orang Midian itu ke Mesir, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja. Dari sinilah Yusuf kemudian beroleh pintu untuk menjadi mangkubumi, orang kedua di Mesir di bawah Firaun.

Sebaliknya, saudara-saudara Yusuf di Israel mengalami bahaya kelaparan yang hebat sehingga akhirnya harus pergi ke Mesir. Di sana mereka berjumpa Yusuf yang tidak lagi mereka kenal namun Yusuf masih mengingat dan mengenal saudara-saudaranya itu. Mereka  kemudian dipersulit, bahkan diduga sebagai mata-mata (Kejadian 42:9). Dendam, iri hati dan benci tidak membawa keuntungan, bahkan mempersulit  sendiri.

Tips mengatasi  sakit hati

Memiliki rasa simpati
Cara yang efektif mengatasi rasa sakit hati adalah memiliki rasa simpati, artinya kita harus memiliki jiwa besar bila melihat orang lain lebih sukses, lebih kaya atau lebih pintar daripada kita. Bila ada saudara yang punya rumah baru, mobil baru, ucapkanlah selamat. Demikian juga bila ada teman yang lagi berdukacita karena keluarga atau sanak saudaranya meninggal, turutlah mengucapkan belasungkawa dan turut hadir memberi dukungan lewat kata-kata penghiburan. Kepada jemaat di kota Roma, rasul Paulus mengingatkan akan hal ini: "Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!" (Roma 12:15)
Senantiasa mengucap syukur
Belajar mengucap syukur akan apa yang kita terima dari Tuhan tanpa membanding-bandingkan dengan orang lain lebih membuat kita dapat menerima diri apa adanya dan jauh dari rasa persungutan, keluh kesah.  Adalah hal yang dikehendaki oleh Allah agar kita senantiasa mengucap syukur dalam segala hal (1 Tesalonika 5:18).