Bible Text: Amsal 4:23 | Series: Menjaga Hati

Dalam kehidupan ini banyak hal yang harus kita jaga atau pelihara: kesehatan, rumah tangga, dll. Namun di atas segalanya yang patut kita jaga, hatilah yang harus dijaga dengan hati-hati. Mengapa? Karena dari hati kita inilah terpancar kehidupan. Dari segi anatomi, “hati”  adalah organ tubuh yang berwarna kemerah-merahan, terletak di bagian kanan atas rongga perut, yang berfungsi untuk mengambil sari-sari makanan di dalam darah dan menghasilkan empedu (Kamus BesarBahasa Indonesia), hati juga mencakup perasaan dalam batin, sifat atau tabiat. Hati amat erat kaitannya dengan empedu, karena itu kita tidak boleh menyimpan kepahitan, pengalaman masa lalu yang membuat hati kita terluka harus dibuang jauh agar hati kita terjaga dari dosa. Roh Kudus juga ada dalam hati, perasaan kita. Dalam Yesaya 63:11 disebutkan:   “ … Di manakah Dia yang menaruh Roh Kudus-Nya dalam hati mereka?”

 

Ada orang yang berkata: Roh Kudus ada dalam tubuh manusia, namun saya tidak tahu di bagian tubuh yang mana. Roh Kudus ada dalam hati atau perasaan kita. Ketika Allah menjunan manusia dari tanah liat, ia menghembuskan nafasNya, RohNya (bhs. Ibrani = ruwah) ke dalam hidung manusia sehingga hidup dan bergerak. Karena itu Rasul Paulus mengatakan: “Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.” ( Kis 17 : 28 )

 

Bagaimana menjaga hati?

Hal yang terpenting untuk menjaga hati kita agar senantiasa memancarkan kehidupan adalah dengan tidak mendukakan Roh Kudus yang berdiam di dalamnya. Kepada jemaat di kota Efesus, rasul Paulus secara khusus mengingatkan: “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.” ( Efesus 4 : 30 ) Hati kita tidak boleh menyimpan segala hal yang najis dan jahat karena dapat membuat Roh Kudus berduka dan meninggalkan kita. Zedekia, raja Israel dihukum oleh Tuhan    karena   hatinya   jahat dan kemudian berubah setia serta mengeraskan hatinya. Dalam 2 Tawarih 36 : 13 – 16 dicatat beberapa kesalahan Zedekia yang menyebabkannya mendapat hukuman:

 

Memberontak terhadap raja Nebukadnezar. Pada masa itu bangsa Israel sebenarnya sedang ditawan oleh Babel selama 70 tahun akibat dilalaikannya tahun sabat selama 490 tahun.
Melanggar sumpah. Tiap kita wajib melakukan tugas dengan rasa tanggung jawab. Para PNS, atau pegawai apa saja harus dapat setia kepada sumpah jabatan. Pasangan suami istri juga harus setia kepada janji pernikahannya.
Menegarkan tengkuk dan mengeraskan hati. Setiap Firman Tuhan harus kita terima dan aminkan, supaya dapat memperbaiki kelakuan.
Tidak berbalik kepada Tuhan
Berkali-kali berubah setia
Mengolok-olok utusan Allah
Menghina Firman Allah

 

 

Akibat tidak menjaga hati

Raja Zedekia harus menuai apa yang ditaburnya. Akibat dosa yang dari hatinya yang keras dan tegar tengkuk, Yerusalem  akhirnya terkepung oleh Nebukadnezar, raja Babel sampai tahun kesebelas pemerintahannya.  Pasukan musuh mengejar dan menangkap Zedekia dan membawanya kepada raja Babel di Ribla, yang menjatuhkan hukuman atas dia. Orang menyembelih anak-anak Zedekia di depan matanya, kemudian dibutakannyalah mata Zedekia, lalu dia dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibawa ke Babel. ( 2 Raja-raja 25 : 6-7 ).

Hati yang tidak terjaga dan penuh dosa berakibat pehukuman. Mungkin tidak mengalami seperti yang dialami raja Zedekia, di mana anak-anaknya disembelih di depan matanya. Namun hati yang tegar tengkuk dan tidak menerima Firman bisa membuat anak-anak kita terpotong, tersembelih masa depannya atau karirnya.

 

Hal-hal yang menajiskan hati

Banyak hal yang dapat mengotori dan menajiskan hati kita, di mana Roh Allah berdiam. Karena itu Rasul Paulus menasihatkan: “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih

mesra     dan    saling     mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu ( Efesus 4:31-32 ). Kasih mesra yang dimaksud bukan sperti hubungan suami dan istri tetapi belas kasih, kemurahan. Kita juga harus memelihara hubungan yang baik dengan cara yang baik seperti menyapa saudara dan bersalaman. Kepada orang Galatia (Asia), rasul Paulus berjabat tangan sebagai tanda pesekutuan (Galatia 2:9). Untuk budaya Asia, tidak perlu cipika cipiki. Namun untuk jemaat di Roma, yang terletak di benua Eropa, Paulus berkata: Bersalam-salamlah kamu dengan cium kudus. Salam kepada kamu dari semua jemaat Kristus. (Roma 16 : 16).

 

Curahkan isi hati kepada Tuhan  lewat doa di malam hari

Supaya anak-anak kita terhindar dari berbagai jerat bahaya dan hukuman, doa harus dinaikkan, sebagaimana disampaikan oleh Yeremia dalam kitab Ratapan 2 : 19, “Bangunlah, mengeranglah pada malam hari, pada permulaan giliran jaga malam; curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan, angkatlah tanganmu kepada-Nya demi hidup anak-anakmu, yang jatuh pingsan karena lapar di ujung-ujung jalan!”

 

Allah tidak hanya melepaskan umatNya, bangsa Israel dari kejaran pasukan Firaun dengan membelah Laut Merah sehingga mereka selamat dan menyertai mereka dengan tiang awan dan tiang api di padang gurun, tetapi Ia juga bekerja untuk mempersiapkan tempat kita di kota Yerusalem Baru.

Oleh iman, kita juga dimampukan menghadapi tantangan dan godaan dalam kehidupan. Bangsa kita sedang menghadapi dekadensi moral, khususnya dalam hal korupsi, mulai dari kalangan atas sampai bawah. Namun anak Tuhan yang beriman akan diberi kekuatan melawan godaan materi, tahan uji terhadap godaan korupsi.

 

Masa depan yang penuh pengharapan

Sering ketika dalam kesulitan kita beranggapana Allah tidak mempedulikan atau mencelakakan kita, padahal Allah sebenarnya mendidik kita dan mempersiapkan mental dan karakter kita untuk menerima masa depan.  Ketika bangsa Israel dalam pembuangan di Babel selama 70 tahun mereka  menganggapnya sebagai suatu hukuman. Namun Allah berfirman: ”Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29 : 11)

Iblis sering mengaburkan masa depan kita lewat godaannya yang membuat kita tergoda lewat tawaran dosa  sehingga kita tidak mempunyai mata hati yang terang untuk menatap masa depan. Ia bahkan mau mencuri dan membunuh masa depan kita lewat narkoba, pergaulan bebas dan dosa lainnya ( Yohanes 10 : 10 a ). Namun syukur, Yesus datang untuk memberi kita hidup dengan segala kelimpahannya.