Bible Text: Yohanes 14:23-26

Banyak orang Kristen yang percaya kepada Tuhan, tetapi tidak mengasihi Tuhan. Kita tidak cukup hanya menjadi orang yang percaya saja, tetapi juga harus mengasihi Tuhan. Iman tanpa perbuatan tidak akan mati, karena itu kita harus mengasihi Allah dengan melakukan Firman-Nya. Yesus, Dialah Firman yang menjelma menjadi manusia, dan di dalam Dia kita melihat kemuliaanNya. Dengan mendengar dan melakukan Firman-Nya dengan setia, yaitu menuruti perintah-perintahNya akan membuat kita menjadi umat yang diberkati.

 

Mengapa kita harus mengasihi TUHAN?

Allah sudah terlebih dahulu mengasihi kita dengan mengorbankan diriNya di atas kayu salib. Oleh kasih Tuhan, semua manusia, baik Yahudi maupun orang kafir beroleh keselamatan. Kepada jemaat di kota Galatia, Rasul Paulus mengatakan: “Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.” ( Galatia 5 : 6 )

Iman yang menghentar kita pada keselamatan harus ditambahkan dengan “kasih” kepada Allah, karena tanpa mengasihi Allah, iman kita tidak dapat berfungsi dengan baik. Roh Allah yang ada di dalam kita menghidupkan kasih itu, sehingga kasih Kristus yang menguasai hidup kita, menjadi penggerak dalam diri kita untuk melakukan aktivitas bagi Tuhan dan sesama. Dalam 2 Korintus 5 : 14 disebutkan, “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.” Dalam Terjemahan Lama disebut: “Karena kasih Kristus itu menggerakkan hati kami…”

 

Bagaimana  kita mengasihi TUHAN?

 Kasih harus ditunjukkan dengan aksi, perbuatan. Demikian juga dengan orang yang mengasihi Tuhan harus memiliki perbuatan yang nyata. Apakah perbuatan sebagai wujud kasih itu? Dalam Yohanes 14 : 23 disebutkan,  “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.”

Dalam Alkitab salinan bahasa Batak Toba disebutkan: “Ganup na holong rohana di Ahu, radotan ni i do hatangKi.” Orang yang mengasihi Tuhan harus rajin, tekun menyimak, menyimpan, merenungkan dan melakukan Firman Tuhan.

 

Allah Tritunggal datang kepada yang mengasihi DIA

Abraham, adalah orang yang mengasihi Tuhan dan melakukan Firman-Nya. Lama ia menantikan janji Tuhan untuk mendapatkan keturuan. Ketika Abraham duduk di pintu kemahnya, ia mendapat kunjungan tiga orang.   Siapakah gerangan ketiga

orang itu? Mereka bukan malaikat atau manusia biasa, tetapi adalah

Allah Tritunggal yang sedang melawat mereka. Dari mana kita tahu? Dalam Kejadian 18 : 3 disebutkan bahwa Abraham berkata “Tuanku, jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini.” Dalam Alkitab salinan KJV disebutkan:  “My LORD, if now I have found favour in thy sight, pass not away, I pray thee, from thy servant.”

Allah kita tritunggal. Alkitab diawali dengan kata: “Pada mulanya Allah (Elohim) menciptakan langit dan bumi.” Elohim adalah bentuk jamak (plural) dari “Eloah.” Allah kita juga adalah komunitas. Karena itu kita harus menggalakkan persekutuan di tengah keluarga. Ketika ketiga orang itu melawat Abraham, mereka bertanya: "Di manakah Sara, isterimu?" Jawab Abraham: “Di sana, di dalam kemah.” Untung Sarah ada di dalam kemah saat Tuhan melawat mereka, Sarah tidak lagi keluyuran di luar rumah.

Para  ibu, kaum wanita bila ingin melihat lawatan Tuhan, harus lebih banyak kegiatan di dalam kemah daripada di luar rumah. Dalam Mazmur 128:3 dikatakan, “Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!”

 

Taat membawa berkat, tidak melakukan Firman adalah kebodohan

Ketaatan Sarah di bawah pimpinan suaminya Abraham dengan tinggal dalam kemah berbuah berkah, sebagaimana dijanjikan Allah: “Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki." Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya.” (Kejadian 18:10).

Seringkali Allah mau melawat kita dalam rumah, namun Tuhan tidak menjumpai kita  tinggal di dalam rumah. Betapa pentingnya menjaga persekutuan dengan Tuhan dalam rumahtangga.Terutama, persekutuan yang indah antara suami istri. Kita juga harus menggalakkan ibadah keluarga, karena di sanalah Tuhan menyatakan lawatanNya.

Sebaliknya, ketidaktaatan kepada Firman membawa kegagalan, sebagaimana dialami oleh Yunus yang menolak memberitakan firman Tuhan ke Niniwe dan lari ke Tarsis yang membuat dia mendapat pendidikan khusus. Mendengar tanpa melakukan adalah kebodohan ( Matius 7 : 26 ).