Bible Text: Yohanes 19:17-27

Bagi seorang Kristen, pengikut Kristus, kita wajib mengetahui siapa dan mengapa Yesus yang tersalib! Ketika Yesus memikul salib-Nya, Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah. Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: Iesous Nazarenus Rex Iudaeorum yang artinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi." Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. Maka kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: "Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi." Jawab Pilatus: "Apa yang kutulis, tetap tertulis."

Apa maknanya bagi kita? Nama Yesus nama yang berkuasa, di langit dan di bumi, membebaskan kita dari belenggu dosa. Nama Yesus, nama yang indah,tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kisah Para Rasul 4:12).

Nama Yesus membaharui hati dan memberkati

Sama seperti aksara Romawi mempunyai nilai (I = 1, V = 5, X = 10, L = 50, C = 100, dst), aksara Yunani juga mempunyai nilai. Nama Yesus (Yunani: Iesous) mempunyai nilai:

I =  10
E =   8
S = 200
O =  70
U = 400
S = 200
--------- +
888

Angka 8 berbicara dari hal pembaharuan. Lewat keluarga Nuh yang terdiri dari 8 orang, bumi dibaharui dan diselamatkan (1 Petrus 3:20). Di dalam Yesus karakter kita dibaharui dari hari ke hari. Kalau dulu kita seorang pemarah, harus bisa menjadi peramah. Sia-sia kita menjadi orang Kristen, merayakan Paskah, namun tanpa pembaharuan karakter.

Kata "delapan" dalam bahasa Ibrani menggunakan kata shemoneh yang artinya surplus, atau berkelimpahan. Yesus berkata: "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10b) Yesus datang bukan hanya supaya kita selamat, tetapi juga supaya kita beroleh berkat jasmani. Perjamuan Paskah menjelang kematian Yesus dilakukan di rumah seorang yang mampu secara finansial, karena ia diberkati sehingga memiliki rumah dengan ada ruangan atasnya dengan peralatan/perabotan lengkap (Lukas 22:9-13). Di dalam Yesus juga kita beroleh hak memperoleh berkat dan janji yang diberikan kepada Abraham, yaitu memiliki dunia, namun bukan karena hukum Taurat, tetapi karena kebenaran berdasarkan iman (Roma 4:12-13).

Akibat dosa, kita menderita

Di dalam kasihNya Allah memberikan anakNya yang tunggal untuk membebaskan kita dari dosa. Kematian Yesus di kayu salib menggenapi apa yang tertulis dalam Kejadian 3:15, "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Yang dimaksud dengan keturunan perempuan adalah Yesus yang kemudian meremukkan iblis lewat kematianNya di kayu salib. Namun akibat dosa, kaum wanita harus mengalami sakit ketika akan melahirkan (Kejadian 3:16), dan tanah juga menjadi terkutuk, manusia juga harus bekerja keras dan bersusah payah mencari rezeki.

Yesus dijadikan dosa untuk menggantikan kita

Dari rentetan pengadilan terhadap Yesus yang diawali di hadapan Mahkamah Agama, yang dipimpin Imam Besar Kayafas, Yesus diadapati tidak bersalah (Matius 26:59). Yang ada saksi dusta yang memutar balik fakta tentang Yesus yang pernah berkata: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Padahal Yesus tidak menunjuk Bait Allah secara fisik (bangunannya), melainkan diriNya sendiri.

Demikian juga Pilatus tidak menemukan kesalahan ketika Yesus diperhadapkan kepadanya (Lukas 23:4). Karena Pilatus mengetahui Yesus berasal dari Galilea, ia mengirim Dia mengaadap Herodes. Di hadapan Herodes, Yesus dihujani pertanyaan dan Yesus tidak memberi jawab apapun. Akhirnya Herodes mengirim Dia kembali kepada Pilatus. Dan Pilatus juga untuk ketiga kalinya berkata kepada orang Yahudi: "Tidak ada suatu kesalahan pun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman mati." (Lukas 23:22)

Karena desakan orang Yahudilah kemudian Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Pada masa itu, hukuman mati di kayu salib adalah hal yang sangat hina dan dianggap sebagai kutuk. Hal ini dijelaskan rasul Paulus kepada jemaat di Galatia, "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" (Galatia 3:9). Berbahagialah kita yang mau menerima kasih yang paling agung itu untuk menyelamatkan kita. Sebaliknya, orang yang menolak Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah yang paling malang.

Di salib, Yesus menekankan kasih kekeluargaan

Harus diakui kaum wanita lebih cinta Tuhan dibandingkan kaum pria. Hanya Yohanes, murid yang dikasihi itu dan para wanita, Maria (ibu Yesus), istri Klopas dan Maria Magdalena yang berdiri dekat salib Yesus. Petrus yang berkoar ikut bersama Yesus sampai mati tak tampak, bahkan sudah lebih dahulu menyangkal Yesus.

Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. Lewat merayakan Paskah marilah kita menggalakkan kasih persaudaraan sebagaimana yang dilakukan jemaat mula-mula yang sering berkumpul untuk beribadah dari rumah ke rumah (Kisah Para Rasul 2:46-47).