Bible Text: 1 Tesalonika 4:13-18 | Series: Kedatangan Yesus Kedua Kali

Berita tentang tentang Kedatangan Yesus kedua kali harus menjadi fokus gereja di akhir zaman yang merupakan penghiburan bagi orang percaya. Gereja juga perlu mempersiapkan diri menyambut Maranatha lewat rentetan peristiwa yang mendahului peristiwa yang mulia itu.

Jemaat Korintus antusias dengan kedatangan Yesus

Di akhir zaman banyak orang tidak suka berita kedatangan Yesus, mereka lebih fokus kepada penginjilan. Di lain pihak ada yang tidak ingin Yesus segera datang mengingat harta dan pekerjaannya yang masih banyak. Namun jemaat di kota Korintus sangat antusias dengan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, sebab itu rahasia kedatangan Yesus Kristus diungkapkan oleh Rasul Paulus secara khusus kepada jemaat di kota ini: “Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.” ( 1 Korintus 15 : 51 – 52 )
Di kota Korintus ada ungkapan atau semboyan khas Maranata (dari bahasa Aram), dipakai dalam tulisan lintas (transliterasi). Ungkapan ini sering dipakai dalam tata ibadah Perjamuan Kudus dan mengakhiri doa. Pengharapan dan kerinduan hati yang dilahirkan dalam doa kuno orang Kristen di kota Korintus ini Nampak dicerminkan dalam 1 Kor. 11 : 26 dan dalam Wahyu 22 : 20.
Rasul Paulus menyebutnya dalam 1 Korintus 16 : 22. Ada beberapa kemungkinan (tafsiran) pelafalannya:
1.maranâ-tâ : ” Tuhan, datanglah!”
2.maran‘eta (Grammatik des jűdisch- palästinisch Aramaisch ) yang artinya juga sama.
Dalam naskah-naskah Yunani, yang dibubuhi tanda-tanda tekanan suara dan tanda-tanda baca, biasanya ungkapan itu digunakan seolah-olah mengatakan: maran’ata artinya “Tuhan kita sudah datang.” Ini kurang cocok mengingat gagasan tentang Perjamuan Kudus dan hari penghakiman yang dalam kaitan naskahnya dihubungkan dengan istilah ini, kecuali jika ungkapan itu dipandang kepada manifestasi Tuhan sendiri melalui Perjamuan Kudus itu.
Kata ini juga sering digunakan dalam bahasa Latin Kuno dan Etiopia yang menerjemahkan maranata dengan “pada saat kedatangan Tuhan.” Alkitab BIS (Bahasa Indonesia Sehari-hari) menggunakan kata “Maranatha” mengutip dari bahasa Inggris yang kosa katanya banyak bersumber dari bahasa Latin. Inilah kutipannya: ”Orang yang tidak mengasihi Tuhan, biarlah ia terkutuk! Maranatha - Tuhan kami, datanglah!” ( 1 Kor. 16:22 BIS )
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) tidak ditemukan kosa kata “Maranata” atau “Maranatha”.

Sangkakala menjelang hari Maranatha
Sekitar tahun 1990 gencar diberitakan bahwa sangkakala sebagaimana dituliskan dalam Wahyu pasal 8 telah tergenapi. Namun kalau kita teliti dengan cermat, tanda-tanda itu belum ada. Bagaimanakah keadaan yang sesungguhnya? Setelah meterai yang ketujuh dibuka, maka ada tujuh sangkakala yang mengawali peristiwa kedatangan Yesus yang dibagi dua bagian besar, yaitu empat sangkakala pertama ( Wahyu 8 : 6 - 13 ) dan sangkakala kelima sampai ketujuh.

Sangkakala Pertama
Bila hal ini sudah terjadi maka tandanya adalah: hujan es dan api bercampur darah yang dilemparkan ke bumi, sepertiga pohon-pohon dan rumput terbakar (Wahyu 8:7). Mungkin kita sudah mendengar ada berita hujan darah di berbagai tempat di dunia, seperti di India, namun itu belum masuk kategori ini.

Sangkakala Kedua
Ketika malaikat kedua meniup sangkakalanya, maka terjadilah ada suatu seperti gunung besar yang menyala-nyala oleh api dilemparkan ke laut dan 1/3 laut menjadi darah (Wahyu 8:8). Di lain pihak juga gereja Tuhan akan berdiri tegak di hulu-hulu gunung dan menjulang tinggi dan segala bangsa berduyun-duyun ke sana ( Yesaya 2 : 1-2 ).

Sangkakala Ketiga
Dari langit jatuh sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, menimpa 1/3 sungai dan mata air. Bintang itu adalah Apsintus, dan bamyak orang mati karena air itu karena sudah menjadi pahit. Di akhir zaman , akan banyak juga bintang (orang yang dipakai Tuhan secara luar biasa) akan gugur dan jatuh. Karena itu pelayan Tuhan harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah dan tidak serakah (Titus 1:7). Tuhan juga akan memakai 5 jawatan (Rasul-Nabi-Penginjil-Gembala-Guru) untuk menyempurnakan gereja-Nya ( Efesus 4 : 11 ).

Sangkakala Keempat
Tanda di langit menjadi ciri khas sangkakala keempat ini: sepertiga dari matahari, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap. Pada saat itulah seekor burung nasar terbang di langit berkata dengan suara nyaring: "Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi…” ( Wahyu 8:13 ). Saat itulah gereja yang sempurna disingkirkan ke padang gurun untuk dipelihara selama 1260 hari atau 42 bulan atau 3½ tahun, sehingga luput dari aniaya antikrist (Wahyu 12 : 6 - 14).