Bible Text: Ibrani 10:25 | Series: Beribadah dengan Benar

Kebaktian atau pertemuan-pertemuan ibadah adalah persekutuan kita dengan Tuhan dan teman seiman, di mana kita dapat merasakan hadirat Allah dan mendapatkan kelegaan. Yesus berkata, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan." (Matius 11:28-29).

Namun sebagian orang membiasakan diri untuk tidak beribadah, bahkan menjauhkan diri dari pertemuan ibadah. Kebiasaan demikian dapat membuat kita jauh dari Tuhan, kehilangan iman bahkan murtad. Untuk itulah Rasul Paulus mengingatkan kepada orang Ibrani dan juga kepada kita supaya semakin giat beribadah, khususnya menjelang hari Tuhan yang semakin mendekat.

Dalam kebaktian kita mendapat perhentian (rest)

Dunia yang kita diami penuh dengan kesibukan untuk mencari nafkah, menempuh pendidikan, berkarir dan hal-hal yang lain yang kadangkala dapat membuat kita merasa letih, lesu dan berbeban berat. Namun di dalam persekutuan dengan Tuhan kita diberi perhentian atau "kelegaan" (rest). Yesus memberi undangan kepada kita: "Come unto me, all ye that labour and are heavy laden, and I will give you rest." (Matius 11:28 King James Version)

Resthouse
Dalam zaman nabi Yeremia, para petani Yehuda dan orang-orang yang mengembara dengan ternaknya, bahkan seluruh penduduk kota yang rutin beraktivitas kembali disegarkan. Dalam Yeremia 31:24-26 disebutkan "Di sana akan duduk Yehuda beserta segala kotanya, petani-petani dan orang-orang yang mengembara dengan kawanan ternaknya. Sebab Aku akan membuat segar orang yang lelah, dan setiap orang yang merana akan Kubuat puas. Sebab itu aku bangun dan melihat; tidurku menyenangkan."
Restaurant
Umat Tuhan juga dihentar kepada "restaurant". Dalam pertemuan ibadah atau kebaktian, Tuhan memberi garansi bagi umatNya yang setia beribadah untuk mendapatkan makanan dan minuman yang terjamin (Keluaran 23:25).
Anak Tuhan yang beribadah, yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan, kepada mereka diperhadapkan "restaurant" yang sejati: rotinya disediakan, air minumnya terjamin. (Yesaya 33: 15-16).

Restoration
Pertemuan dengan Tuhan dalam kebaktian atau pertemuan ibadah juga adalah tempat pemulihan (restorasi) yang menghentar kepada berkat atau kelimpahan. Namun sering umat Tuhan mau berkatnya yang terlebih dahulu diberikan, padahal karakternya belum dipulihkan. Kepada nabi Yeremia, Allah menegaskan bahwa bila mereka mau diberkati, karakternya dulu harus dibenahi. Allah berfirman lewat nabi Yeremia, "Orang akan mengucapkan perkataan ini lagi di tanah Yehuda dan di kota-kotanya, apabila Aku telah memulihkan keadaan mereka: TUHAN kiranya memberkati engkau, hai tempat kediaman kebenaran, hai gunung yang kudus!" (Yeremia 31 : 23)

Berkat di balik Tabut Allah

Bagi bangsa Israel, Tabut Allah atau Tabut Perjanjian (Ark of the Covenant) adalah symbol kehadiran, kemuliaan dan berkat Allah. Sikap kita dalam menyambut hadirat Tuhan juga menentukan berkat kita.

Selama 20 tahun tabut Tuhan tinggal di rumah Abinadab dan Eleazar, anaknya dibuat menjadi penjaga tabut itu. Akibatnya, selama 20 tahun pula orang Israel penuh dengan keluh kesah dan tidak mendapat berkat (1 Samuel 7:1-2). Nama Abinadab berarti ningrat, bangsawan. Menyambut hadirat Tuhan kita harus membuang gengsi dan harga diri, Allah berkenan kepada orang yang hancur hati dan penuh kesukaan di hadirat Tuhan.

Namun baru 3 bulan, sejak Daud membawa tabut Tuhan ke rumah Obed-Edom, Tuhan memberkati dia dan seisi rumahnya (2 Samuel 6:10-11). Mengapa? Nama Obed berarti: penyembah Allah, orang yang suka menggemakan suaraNya untuk berseru, memuji, dan mencari hadirat Allah. Edom atau Esau artinya merah menyala. Rasul Paulus membakar semangat jemaat di Roma dengan pesan: "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11).

Tidak boleh meninggalkan pertemuan-pertemuan ibadah

Kata "jangan" atau "tidak boleh" adalah suatu perintah yang bila diabaikan akan mendapat akibat buruk. Thomas, yang tidak hadir ketika sepuluh murid hadir dan menyaksikan Yesus yang bangkit, menurun imannya.

Di zaman nabi Maleakhi banyak orang enggan beribadah karena menganggap percuma saja beribadah, tetapi Allah menegur mereka dan berkata: "Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya." (Maleakhi 3:18)

Orang yang meninggalkan ibadah akan mudah disusupi jaran sesat dan ajaran setan sehingga kemudian menjadi murtad (1 Timotius 4:1). Bahkan, golongan ini sering mengalami kesusahan, dilemparkan ke dalam “penjara penderitaan” yang mengikat (Wahyu 2:10).

Untuk terhindar dari hal sedemikian, marilah kita semakin giat mengikuti pertemuan ibadah menjelang kedatangan Tuhan yang mendekat!