Panggilan Untuk Menderita


Bible Text: 2 Timotius 2:1-7

Kuat oleh kasih karunia Yesus artinya kita berada dalam Kristus Yesus, menjadi ciptaan baru (2 Korintus 5:17), yang dipenuhi dengan Roh Kudus, sehingga roh, jiwa dan tubuh kita dibaharui. Dengan demikian Roh Kuduslah yang memimpin hidup kita, memberi kekuatan. Ada hal yang indah jika kita berada dalam Kristus. Dalam Yohanes 15:7 disebutkan, "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." Orang yang sudah berada dalam Kristus menjadi kuat, dapat mengalahkan kekuatiran yang menimpa hidup.

Firman Tuhan harus disebarkan, diberitakan dengan "estafet"
Rasul Paulus menasihatkan kepada Timotius agar apa yang ia dengar dari Firman Allah untuk disampaikan kepada orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain. Artinya kita tidak boleh puas menerima Firman Allah yang sudah kita dengar, yang sudah kita alami atau rasakan untuk diberitakan kepada orang lain, yang dapat dipercaya dapat memberitakannya pula kepada banyak orang. Mungkin tidak semua kita dapat berkhotbah di mimbar, tetapi lewat hidup kita yang berbuah, sikap hidup yang baik, kita menjadi "surat yang terbuka" yang dapat dibaca oleh orang lain.

Rasul Paulus memberi contoh atau teladan dalam berjuang dan menderita yang ada dalam diri prajurit, olahragawan (atlet), dan petani. Untuk menjadi orang Kristen dan murid Kristus kita harus siap menderita, memikul salib. Dalam Lukas 14:27 disebutkan, "Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku." Intinya, setiap orang yang mau mengikut Kristus harus memikul salibnya setiap hari (Lukas 9:23). Mungkin salib kita masing-masing berbeda-beda, tetapi haruslah dipikul setiap hari.

Menderita sebagai prajurit yang baik bagi Kristus
Rasul Paulus menjelaskan bahwa seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan diri dengan soal-soal penghidupannya, tetapi yang terpenting adalah bagaimana ia menyenangkan komandannya. Bila prajurit bertempur, mereka biasanya dibagi dalam 3 lapisan, barisan paling depan adalah barisan penyerang, barisan tengah (penyangga) yang diisi oleh para sniper, dan barisan belakang yang siap menembak siapapun yang mundur. Sebagai prajurit kita tidak boleh berjalan mundur, tetapi harus maju terus, pantang menyerah sekalipun menghadapi bahaya maut. Mengapa kita harus maju terus dan tidak boleh mundur? Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat di Roma, "Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?"

Bertanding seperti seorang olahragawan
Olahragawan (atlet) harus memiliki sportivitas, mau menuruti aturan pertandingan olahraga. Betapapun hebatnya prestasi seorang atlet tetapi bila melanggar peraturan pertandingan, dia kena ganjaran atau hukuman. Seorang atlet juga dituntut untuk mempunyai disiplin yang tinggi dalam latihan, karena tanpa latihan yang disiplin prestasinya bisa menurun bahkan gagal. Demikian juga secara rohani kita harus mendisiplinkan diri dalam beribadah, berdoa, bernyanyi, dan sebagainya. Kata disiplin berakar dari kata "disciple" yang berarti murid. Seorang murid dituntut untuk dapat berdisiplin tinggi supaya bisa naik kelas, naik tingkatan pengetahuan dan akhlaknya. Seorang olahragawan juga harus berjiwa besar, sportif, mau mengakui kesalahan. Banyak orang tidak dapat mengakui kesalahan meskipun sudah jelas berbuat salah.

Bekerja keras seperti seorang petani
Seorang petani adalah salah satu contoh, teladan dalam bekerja keras sehingga dapat menikmati hasil usahanya. Hal yang paling mutlak dan harus dilakukan petani adalah menabur benih. Ia juga harus tekun menyiram, memberi pupuk, menyiangi, dan merawat tanamannya. Lewat kerja keras dan ketekunan itulah petani dapat menikmati hasilnya, apa yang diharapkannya dari yang dikerjakannya menjadi kenyataan. Demikian juga kita secara rohani harus dapat menabur benih di ladang-Nya Tuhan. Banyak yang dapat kita tabur, lewat pemberian, perhatian yang semuanya akan kita nikmati karena apa yang kita tabur akan kita tuai kemudian. Namun hal yang terpenting adalah kita memiliki pengharapan abadi, yaitu hidup yang kekal, sebagaimana tersurat dalam Titus 3:7, "supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita."

Allah dan Nama-Nya (4)


Bible Text: Keluaran 3:13-14 | Series: Allah dan Nama-Nya

Akulah Pokok Anggur Yang Benar (Yohanes 15:1-2)

Pohon anggur adalah salah satu pohon yang termasuk dalam kategori pohon kegerakan yang dipergunakan dalam Perayaan Hari Raya Pondok Daun. Pohon anggur ini sering disebut dengan "pohon elok". Dalam Imamat 23:40 disebutkan bahwa pohon anggur (pohon elok), pelepah-pelepah pohon kurma, ranting pohon yang rimbun dan pohon gandarusa digunakan dalam perayaan sukaria di Hari Raya Pondok Daun.

Mengapa sampai Yesus menyatakan dirinya sebagai Pokok Anggur yang benar? Dalam Yohanes 15:1-2 disebutkan: "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah." Yesus menginginkan kita menjadi anggur yang elok, yang hidupnya indah dalam pemandangan Allah dan manusia.

Anggur simbol prestasi dan prestise
Bagi bangsa Israel, pohon anggur punya makna penting. Pada masa jayanya raja Salomo, orang Yehuda dan Israel hidup dalam damai, tidak seperti pada masa Daud, ayahnya yang sering diliputi peperangan. Pada masa Salomo, mereka hidup dalam damai sejahtera, diam dengan tenteram, masing-masing di bawah pohon anggur dan pohon aranya, dari Dan sampai Bersyeba seumur hidup Salomo (1 Raja-raja 4:25). Keluarga Kristen akan menjadi pohon anggur yang indah dan elok apabila hidup dengan rukun, jauh dari pertengkaran dan perselisihan.

Istri sebagai anggur dalam keluarga
Satu pasal dalam kitab Mazmur khusus mengenai kebahagiaan rumah tangga orang yang percaya kepada Tuhan, di mana istri akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumah; anak-anak seperti tunas pohon zaitun sekeliling meja (Mazmur 128:3), bahkan hingga sampai memiliki anak cucu (Mazmur 128:6).

Keluarga Ishak dan Ribka adalah salah satu contoh pasangan yang bahagia hingga masa tua (lansia). Bahkan ketika Abimelekh, raja orang Filistin menjenguk mereka, dilihatnya Ishak dan Ribka sedan bercumbu-cumbuan. Dan Raja Abimelekh memerintahkan supaya tidak seorangpun dari bangsa itu untuk menggangu mereka. Ada perlindungan yang indah bila keluarga Kristen hidup dalam kasih. Di tengah keadaan dunia yang dilanda krisis kasih, perceraian di usia pernikahan yang masih dini, anak-anak Tuhan harus mampu tampil beda untuk menjadi anggurnya Tuhan.

Keluarga yang harmonis dan bahagia bukan hanya sebagai "anggur" tetapi juga berdampak positif kepada prestasi kerja. Dalam ayat selanjutnya disebutkan, "Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya" (Kejadian 26:12-13).

Anggur meriangkan hidup
Salah satu peran anggur adalah memberi keriangan, sukacita. Bagi orang Israel, dalam pesta harus dihadirkan anggur. Adalah suatu cela bila yang mengadakan perjamuan sampai kehabisan anggur. Anggur adalah simbol keriangan hidup, sukacita. Dalam Penghotbah 10:19 disebutkan, "Untuk tertawa orang menghidangkan makanan; anggur meriangkan hidup dan uang memungkinkan semuanya itu." Supaya hidup kita bertumbuh menjadi indah, Allah memberikan makanan yang terbaik bagi umatnya, yaitu gandum dan anggur (Zakharia 9:17).

Anggur sebagai obat
Anggur juga ternyata memiliki khasiat sebagai obat. Ketika orang Samaria yang baik hati menemukan seorang yang jatuh dalam perjalanan menurun dari Yerusalem ke Yerikho, ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya (Lukas 10:34).

Jenis anggur yang lain: anggur Sodom dan Gomora.
Kalau ada pohon anggur yang benar, ada juga pohon anggur yang salah. Dalam Ulangan 32:32 disebutkan ada juga pohon anggur Sodom dan Gomora yang buah anggurnya pahit dan beracun. Itulah mereka yang hidup dalam pesta pora dan kemabukan duniawi (Amsal 23:29-33), hal yang menjadi fenomena di akhir zaman.

Di akhir zaman, keadaan ekonomi menjadi sukar, moral manusia rusak. Namun anak-anak Tuhan yang adalah "anggur"nya Allah akan senantiasa terpelihara (Wahyu 6:6).

Allah dan Nama-Nya (3)


Bible Text: Keluaran 3:13-14 | Series: Allah dan Nama-Nya

Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup (Yohanes 14:6)

Sering kita mendengar ungkapan "seribu satu jalan ke Roma", namun menuju sorga yang kekal hanya da satu jalan yaitu Yesus. Tiada satupun pemimpin agama yang dapat menyatakan dia sebagai jalan ke sorga, selain daripada Yesus. Memang di dalam Yesus kita menemukan keselamatan kekal, namun kita juga harus berada dalam jalan kebenaran dan tidak tinggal dalam keonaran, sebab untuk mendapatkan hidup yang kekal itu kita harus berjalan di dalam kebenaran. Dalam Amsal 12:28 disebutkan, "Di jalan kebenaran terdapat hidup, tetapi jalan kemurtadan menuju maut."

Untuk menemukan jalan hidup yang ditunjukkan oleh Yesus itu, kita harus hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya yaitu firman-Nya. Tuhan tidak dapat memberikan hidup yang kekal dan juga berkat-berkat bila kita tidak berada dalam jalan-Nya. Dalam Amsal 8:20-21 disebutkan, "Aku berjalan pada jalan kebenaran, di tengah-tengah jalan keadilan, supaya kuwariskan harta kepada yang mengasihi aku, dan kuisi penuh perbendaharaan mereka."

Simson, menyimpang dari jalan Tuhan dan menuai bencana.

Simson sebenarnya adalah seorang nazir Allah yang pada mulanya diurapi luar biasa, namun ia sering tidak berjalan dalam kebenaran Firman Tuhan sehingga mengalami banyak bahaya dalam hidupnya. Awal kegagalan Simson diawali dari menyimpang dari jalan Tuhan. Dalam Hakim-hakim 14:8 dikisahkan, "Setelah beberapa waktu kembalilah ia ke sana untuk kawin dengan perempuan itu; dan ketika ia menyimpang dari jalan untuk melihat bangkai singa itu, tampaklah ada kawanan lebah pada kerangka singa itu dan juga madu."

Sebagai seorang nazir Allah, Simson sebenarnya tidak boleh menyentuh bangkai singa, orang Israel pun telah diperintahkan Tuhan untuk tidak boleh menikah dengan bangsa Kanaan, termasuk bangsa Filistin. Namun Simson tidak mau hidup menurut jalan Tuhan. Bahkan ia menikah dengan perempuan Filistin, yaitu gadis Timna, bukan karena cinta, tetapi hanya karena "suka". Hidup ini tidak boleh dijalani hanya karena "suka" karena bisa berakhir dengan "luka".

Simson memang menemukan "madu" tetapi bukan dari sumber yang halal. Banyak anak Tuhan mau menikmati kebahagiaan, meraih berkat namun dengan jalan pintas, yang haram dan tidak sesuai dengan Firman Tuhan akhirnya mengalami berbagai penderitaan. Kita tidak boleh hanya mau menikmati "madu" namun tidak jelas sumbernya. Jadi, dari manakah "madu" yang murni sesungguhnya? Dalam Mazmur 81:17 disebutkan, "Tetapi umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik dan dengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya." Yesus adalah Gunung Batu kita, di mana kita menemukan berkat yang berkelimpahan di dalam Yesus (Yohanes 10:10). Sumber berkat yang sejati didapat bukan dari jalan yang menyimpang dari Firman Tuhan, tetapi akan kita dapati dari ketaatan dalam melakukan Firman.

Dalam Ulangan 28:1-2 disebutkan, "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu."

Akibat dari menikmati madu dari sumber yang haram (bangkai singa).

Hidup Simson penuh teka-teki, tidak jujur (Hakim-hakim 14:9-17)
Sumber madu yang haram sering mengakibatkan orang tidak mau jujur. Simson memberikan madu itu kepada ayah dan ibunya, tetapi tidak menceritakan dari mana sumber madu tersebut. Ia pun mulai pandai bermain teka-teki setelah mendapat madu dari bangkai singa dan menyampaikannya kepada teman-temannya dengan memasang taruhan. Akibatnya para lawannya menekan istrinya agar memberitahu jawabannya. Sumber rezeki yang tidak jelas, seperti dari hasil korupsi dan judi akan membuat orang menjadi merana, tidak dapat jujur dan tersiksa. Simson pun kalah taruhan dan istrinya menderita. Bahkan dikisahkan bahwa akhirnya istri Simson pun diambil orang. Firman Tuhan tidak melarang orang menjadi kaya, namun banyak yang memburu uang, tidak peduli dengan asal atau sumbernya, sehingga jatuh dalam berbagai penderitaan. Dalam 1 Timotius 6:9 disebutkan: "Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam perncobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan."
Simson larut dalam pesta di Gaza (Hakim-hakim 16:1-3)
Uang yang melimpah dari hasil yang tidak halal dapat membawa orang untuk jatuh dalam pesta pora. Di Gaza, Simson bersenang-senang dengan perempuan sundal yang kemudian membuat Roh Tuhan jauh dan undur daripadanya.
Akhir hidup yang mengenaskan, menerima semua tuaian (Hakim-hakim 16:4-31)
Simson yang terkenal dengan "mata keranjang"nya itu jatuh cinta lagi kepada Delila, yang akhirnya justru menjerumuskannya untuk dipermainkan di hadapan orang Filistin. Ia juga harus menuai apa yang ia tabur, kedua matanya yang banyak jatuh cinta kepada perempuan Filistin akhirnya dicongkel, kemudian ia dibuat menjadi bahan tertawaan bagi orang Filistin.

Allah dan Nama-Nya (2)


Bible Text: Keluaran 3:13-14 | Series: Allah dan Nama-Nya

Akulah Gembala Yang Baik (Yohanes 10:11)
Yesus adalah Gembala Yang Baik. Sebelum Ia menjelma menjadi manusia, Ia telah menjadi Gembala bagi umat-Nya, Israel. Di padang gurun Horeb, Ia memperkenalkan nama-Nya dengan "AKU ADALAH AKU". Dalam bahasa Ibrani disebut Jahweh atau Eloah (bentuk tunggal dari Elohim) yang menunjuk kepada pribadi Yesus. Selama 40 tahun perjalanan di padang gurun, bangsa Israel dipelihara dengan ajaib dengan penggembalaan Tuhan.

Siang hari mereka disertai dengan tiang awan sehingga tidak kepanasan di tengah padang gurun, dan malam hari tiang api menerangi perjalanan mereka. Selama 40 tahun pakaian mereka tidak menjadi buruk, sungguh pemeliharaan yang luar biasa.

Tuhan adalah gembala bagi kita umat-Nya, yang berdiri di depan untuk memimpin. Namun sering dalam kenyataan, kadangkala kita sebagai domba mau berjalan sendiri sehingga tersesat. Namun Yesus mengasishi dan mencari domba yang sesat. Yesus pernah mengatakan, "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?" (Lukas 15:4)

Sebagai domba kita harus mengikut dari belakang, mendengar perkataan gembala yang manis dan lembut memenggil domba-Nya. Namun kadangkala ada juga domba yang mau berjalan sendiri, bahkan mendahului Tuhan sehingga tersesat dan jatuh. Hidup kita perlu digembalakan oleh Tuhan, setiap langkah, rencana kita harus berjalan dalam kehendak Tuhan, sebagaimana disebutkan dalam Yakobus 4:15, "Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.""

Raja Daud adalah seorang yang mengalami penggembalaan Tuhan yang indah dalam hidupnya. Pengalamannya yang indah itu dituangkannya dalam Mazmur pasal 23, di mana Tuhan yang memimpin perjalanan hidupnya. Gembala yang baik menuntun domba-domba-Nya kepada padang rumput uang hijau dan air yang tenang. Namun kadangkala domba keasyikan dengan berkat "rumput hijau" tidak lagi mendengar suara gembala yang pergi melanjutkan perjalanan. Gembala diperlengkapi dengan gada dan tongkat. Tongkat yang ujungnya dilengkapi alat menyerupai kail dipergunakan untuk menarik kembali domba yang mungkin jatuh atau jauh tertinggal dari kawanan. Gada adalah sebuah kayu yang ada bongkolnya, sebagai alat pemukul untuk melawan binatang pemangsa domba, seperti serigala.

Untuk hidup dalam penggembalaan Tuhan, kita harus dipimpin supaya berada dalam jalan kebenaran, jauh dari keonaran agar hidup kita terpelihara. Dalam Yesaya 33:15-16 disebukan, "Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan, dialah seperti orang yang tinggal aman di tempat-tempat tinggi, bentengnya ialah kubu di atas bukit batu; rotinya disediakan air minumnya terjamin."

Akulah Kebangkitan dan Hidup (Yohanes 11:25)
Bagi orang fasik atau yang tidak mengenal Tuhan, pengharapan berakhir saat kematian. Namun orang yang hidup dalam Yesus, justru kematian adalah awal pengharapan yang lebih mulia, karena setelah kematian kita mengalami kehidupan yang kekal yang jauh lebih tinggi nilainya. Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat di kota Korintus, "Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia." (1 Korintus 15:19)

Oleh kebangkitan Yesus dari antara orang mati, kita menjadi manusia yang mempunyai pengharapan di balik kematian, pengharapan yang nilainya jauh lebih indah dari kehidupan di dunia yang fana. Dalam 1 Petrus 1:3-4 disebutkan, "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu."

Abraham adalah seorang yang memiliki pengharapan dan iman yang teguh kepada Allah. Di tengah keadaan atau kondisi di mana tidak ada lagi yang bisa diharapkan, justru imannya semakin teguh dan tak tergoyahkan. Abraham telah berumur 100 tahun dan rahim Sarah telah tertutup (TL: mati haid). Namun terhadap janji Tuhan ia tidak ragu sedikit pun, bahwa ia akan menjadi bapak banyak bangsa, sesuai yang difirmankan Tuhan kepadanya (Roma 4:18-20).

Namun janji itu bukan hanya kepada Abraham saja tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.

Allah dan Nama-Nya (1)


Bible Text: Keluaran 3:13-14 | Series: Allah dan Nama-Nya

Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka?" Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."
Kutipan di atas adalah percakapan antara Allah dan Musa di gunung Horeb ketika ia hendak diutus untuk memimpin bangsa Israel untuk melepaskan dari perbudakan di Mesir. Selama 40 tahun dididik dalam lingkungan istana Firaun, namun ia tetap mencintai bangsanya. Pernah ia berusaha melerai teman sebangsanya yang berkelahi, namun berawal dari hal itulah teman sebangsanya membongkar rahasia Musa yang pernah membunuh seorang Mesir, dan Musa pun melarikan diri ke tanah Midian. Di Midian Musa menjadi penggembala kambing domba, yang merupakan kekejian bagi orang Mesir.

Ia tinggal di rumah seorang imam uang bernama Rehuel (Yitro). Rehuel kemudian memberikan Zipora, putrinya menjadi istri Musa. Pada mulanya Musa berdalih-dalih dari panggilan Tuhan, mungkin ia teringat akan masa lalunya sebagai orang yang dikejar-kejar, sekaligus mengingat bangsa Israel adalah bangsa yang sukar diatur dan tegar tengkuk. Namun Tuhan menyatakan dirinya sebagai "AKU ADALAH AKU" yang telah mengutus dan menyertai Musa untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir. Siapakah "AKU ADALAH AKU" itu? Dalam Keluaran pasal 3 disebutkan sebagai Malaikat Tuhan, yang adalah Yesus sebelum menjelma menjadi manusia.

Dalam Perjanjian Baru "AKU ADALAH AKU" ini secara khusus didapati dalam Injil Yohanes, murid yang paling dekat dengan Yesus. Dalam Injil Yohanes banyak rahasia nama Allah. Apa sajakah nama Allah yang termaktub dalam Injil Yohanes itu?

Akulah Roti Hidup (Yohanes 6:35)
Hal yang pertama disebutkan adalah Yesus sebagai Roti Hidup. Ketika Yesus menyatakan diri-Nya sebagai roti hidup maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan, "Akulah roti yang telah turun dari sorga." Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata, "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."

Yesus adalah manna yang turun dari sorga, Firman yang hidup dan berkuasa. Sebenarnya orang Yahudi bangga karena mereka satu-satunya bangsa di dunia yang nenek moyangnya langsung menikmati manna dari sorga. Namun sebagai gereja, Israel rohani kita seharusnya lebih bangga karena menikamati manna surgawi, Firman Yang Hidup. Namun hal ini bergantung bagaimana kita menanggapi Firman Allah untuk beroperasi dalam diri kita, mengubah hidup kita sehingga menjadi Firman yang berkuasa, bukan hanya sebagai pengetahuan. Dalam Ibrani 1:3 disebutkan bahwa Firman Allah itu penuh kuasa, termasuk berkuasa untuk menopang hidup kita sehingga menjadi eksis.

Akulah Terang Dunia (Yohanes 8:12)
Yesus adalah Terang Dunia, dalam Yohanes 1:14 disebutkan bahwa Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Terang yang dari Yesus harus menjadi bagian kita sehingga hidup kita diterangi Firman Tuhan, tidak menjadi orang yang lekas panik, gusar atau gelap pikiran. Firman Allah jika beroperasi dalam diri kita akan membuat kita bijaksana, Firman Allah dapat memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh (Mazmur 119:130).

Berkat Tuhan yang kita terima tergantung bagaimana terang Tuhan itu menyinari hidup kita. Tuhan menyampaikan ucapan berkat lewat imam Harun dan anak-anaknya, "TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka" (Bilangan 6:24-27). Dalam perjanjian baru ucapan berkat ini redaksinya menjadi "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian" (2 Korintus 13:13).

Akulah Pintu (Yohanes 10:9)
Dalam Tabernakel bangsa Israel, ada ditemukan tiga pintu, yaitu:

Pintu halaman (gerbang): berbicara dari hal keselamatan.
Pintu kemah (untuk masuk ke dalam kemah): pintu untuk mendapatkan kasih karunia. Keberhasilan bukan hanya oleh usaha kita tetapi karena kasih karunia Allah semata (1 Korintus 15:10).
Pintu tirai: yang membawa kita kepada kesempurnaan pada waktu kedatangan Tuhan atau saat kita menghadap Dia.

Yesus adalah pintu di dalam-Nya kita aman. Barangsiapa masuk melalui Yesus, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Untuk meraih sukses dan keberhasilan kadang kita merasa pintu tertutup, tetapi di dalam Yesus kita terjamin aman keluar dan masuk. Bagi anak-anak Tuhan, pensiun, usia lanjut bukanlah akhir segalanya, Tuhan menyiapkan masa tua yang indah, namun kita harus loyal dan setia. Bahkan kepada jemaat Filadelfia yang meskipun kekuatannya tidak seberapa namun menuruti Firman dan tidak menyangkal nama Tuhan dibukakan pintu peluang. "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka" (Wahyu 3:7).

Dapatkah Nama Dihapus Dari Kitab Kehidupan?


Bible Text: Keluaran 32:33

Nama yang sudah terdaftar dalam Kitab Kehidupan suatu saat dapat dihapus apabila melakukan suatu dosa besar. Nama bangsa Israel pernah hampir dihapus Tuhan karena mereka membuat patung lembu dari emas di bawah pimpinan Harun, ketika Musa masih berada di Gunung Sinai. Bangsa Israel memang terkenal dengan karakternya yang lekas gusar dan tidak dapat sabar. Mereka menyerahkan perhiasan emas dan perak yang mereka peroleh dari Mesir ketika mereka hendak pergi dari Mesir (Keluaran 12:35-36) untuk dibuat menjadi patung lembu emas, karena mereka berkata, "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak tahu apa yang terjadi dengan dia."

Dosa yang bagaimana dapat membuat nama kita terhapus?
Dalam 1 Yohanes 5:16 disebutkan bahwa ada dosa yang mendatangkan maut dan ada juga dosa yang tidak mendatangkan maut. Karena itu kepada orang Ibrani, Rasul Paulus mengingatkan dan menasihatkan agar kita tidak dengan sengaja berbuat dosa: "Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka" (Ibrani 10:26-27).

Sering kita mendengar doa, "Tuhan ampunilah dosa kami baik yang kami sengaja atau tidak sengaja." Dosa yang diperbuat dengan sengaja tidak mendapat pengampunan. Seharusnya kita berdoa, "Tuhan ampunilah dosa yang kami sadari atau yang tidak kami sadari."

Berhala adalah dosa besar dengan membuat ilah bagi diri sendiri. Mungkin kita tidak menyembah patung atau percaya akan hal-hal yang gaib, tapi di hadapan Tuhan, pendurhakaan terhadap firman-Nya dan kedegilan, kekerasan hati tidak mau taat terhadap suara Tuhan adalah sama dengan penyembahan berhala (1 Samuel 15:23). Orang yang bersitegang leher, tidak mau menerima nasihat, tidak dapat dipulihkan lagi (Amsal 29:1). Kepada jemaat di Kolose, Rasul Paulus memberi nasihat supaya mematikan dosa, tabiat duniawi dalam diri kita, yaitu: percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala (Kolose 3:5).

Berhala modern
Di zaman yang maju seperti sekarang ini, mungkin tidak lagi dijumpai berhala dengan menyembah patung. Tapi jauh hari, Rasul Paulus sudah menasihatkan kepada jemaat di Korintus bahwa ilah zaman ini akan membutakan mata orang-orang sehingga tidak dapat melihat cahaya Injil yaitu kemuliaan Allah. Apakah ilah zaman ini? Uang, materi menjadi hal yang fenomenal di akhir zaman, segala sesuatu diukur dengan uang. Uang dijadikan ilah untuk dapat memuaskan seluruh keinginan. Di zaman ini istilah "cewek matre", "cowok matre" menjadi hal yang biasa. Tak hanya di panggung politik uang berbicara, hasil pertandingan sepakbola pun kadangkala dapat diatur dengan uang.

Sebagaimana bangsa Israel diberkati dengan limpahan berkat, gereja di akhir zaman juga akan mengalami kelimpahan. Kita sedang diuji dengan berkat Tuhan, tergantung sikap kita, apakah kita semakin mengasihi Tuhan dengan berkat yang diberikan-Nya? Ataukah kita lebih mencintai berkat daripada mencintai Tuhan, Sang Pemberi Berkat? Simon Petrus pernah ditegor keras oleh Yesus karena setelah mendapat tangkapan 153 ekor ikan yang besar-besar, matanya dan hatinya lebih tertuju kepada berkat, sampai tiga kali Yesus berkata, "Simon, adakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka (ikan-ikan) ini?"

Kita harus menomorsatukan Tuhan dalam segalanya, karena Dia adalah Allah yang harus disembah, tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Dia (Mazmur 40:6).

Dosa yang disengaja dapat menghentar kita ke neraka
Tanpa disadari dosa yang dibiarkan menjadi kebiasaan, tanpa mau mengakui dosa itu sebagai dosa dan tidak mau merubah sikap dapat menghentar kita ke neraka. Banyak orang yang menganggap dusta bukan sebagai dosa, dengan alasan "Bukankah semua orang pernah berdusta?" Namun kalau kita menjadikan dusta sebagai kebiasaan, karakter, ini cukup membuat kita masuk neraka. Dalam Wahyu 22:15 disebutkan, "Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar." Untuk itulah kita harus membuang dusta, agar tidak melekat dalam hidup kita (Efesus 4:25).

Harus punya jati diri
Untuk terhindar dari dosa yang membuat nama kita terhapus dari Kitab Kehidupan, anak Tuhan harus punya jati diri. Jangan menjadi pengikut Yesus tetapi juga turut gaya hidup dunia yang materialistis.

Jemaat di Laodikea dimuntahkan oleh Tuhan karena tidak punya jati diri yang jelas, mereka mengaku pengikut Tuhan tetapi bergaya hidup duniawi, materialistis, sehingga disarankan untuk membeli emas yang murni (Wahyu 3:15-17). Kita bersyukur apabila dilimpahi dengan berkat Tuhan, namun yang terlebih penting kita kaya dalam perkataan Tuhan termasuk dalam pengetahuan rohani (1 Korintus 1:5).

Bersukacitalah Karena Namamu Ada Terdaftar di Sorga


Bible Text: Lukas 10:17-20

Seringkali kita manusia membanggakan prestasi yang kita raih. Kelompok tujuh puluh murid memberi laporan kepada Yesus bahwa mereka telah berhasil mengusir setan dan setan-setan takluk kepada mereka. Namun Yesus tidak memuji, bahkan menegur mereka. Prestasi yang kita dapatkan tidak perlu dibangga-banggakan, tetapi direspons dengan ucapan syukur bahwa semuanya hanya karena anugrah Tuhan. Kita patut bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki, tetapi sukacita yang paling penting adalah apabila nama kita sudah terdaftar di sorga. Mengapa? Karena masuk tidaknya seseorang ke dalam sorga ditentukan oleh ada tidaknya namanya tercatat dalam Kitab Kehidupan. Yang tercatat namanya dalam Kitab Kehidupan itu adalah orang yang telah diselamatkan, telah mengalami kelahiran baru. Sama seperti akte kelahiran di catatan sipil, hanya mereka yang telah lahir namanya ada terdaftar di sana. Tidak akan ada janin yang masih usia beberapa bulan dalam kandungan yang boleh didaftarkan. Demikian jugalah secara rohani, hanya orang yang telah mengalami kelahiran baru dan beroleh keselamatan yang terdaftar di sorga.

Bagaimana seorang yang lahir baru?
Tanda seorang bayi telah lahir ke dunia adalah "menangis". Orang yang telah dilahirkan baru akan menangisi hidupnya yang penuh dosa dan karena itu ia tidak suka berbuat dosa lagi karena Firman Allah telah memproses memperbaharui hidupnya

Sikap kita dalam mendengar Firman Allah sangat menentukan pertumbuhan iman kita. Dalam Lukas 8:18 disebutkan, "Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kapadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya." Mempunyai apakah yang dimaksud dalam ayat tersebut? Mempunyai tanggapan terhadap Firman Allah! Lidia adalah seorang yang diselamatkan dan memiliki iman yang bertumbuh karena sikapnya yang sangat responsif terhadap pemberitaan Injil yang disampaikan oleh Rasul Paulus (Kisah Para Rasul 16:13-14). Bahkan iman Lidia dapat ditransfer kepada seisi rumahnya, lewat kehidupannya yang baik, taat beribadah, dan hidup saleh, sehingga ia dibaptis bersama dengan seisi rumahnya. Bukan itu saja, ia juga berbaik hati untuk mengajak Rasul Paulus menumpang di rumahnya.

Lahir baru harus dilanjutkan dengan hidup baru
Tidak setiap bayi yang lahir dapat bertahan hidup. Ada bayi yang hanya hidup hitungan jam, hari, bulan bahkan banyak yang meninggal dalam usia batita dan balita. Mengapa ada bayi yang meninggal? Kebanyakan kasus seperti ini disebabkan oleh gizi buruk. Banyak juga bayi-bayi rohani yang kemudian mati karena mereka tidak hidup dalam kebenaran Allah, tidak haus akan Firman Allah, melakukan dosa sehingga "mati" secara rohani, atau bagaikan bayi yang terus dalam kandungan dan tidak pernah dilahirkan. Paulus mengingatkan kepada jemaat di Efesus untuk menanggalkan perbuatan daging agar mereka tidak mati secara rohani. "Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya." (Efesus 4:20-24)

Karena itu sebagai manusia rohani kita memerlukan suplai gizi yang cukup agar tidak mati secara rohani. Kepada bayi yang baru lahir perlu ASI supaya mereka bertumbuh cerdas dan sehat. Demikian jugalah secara rohani juga kita perlu air susu yang murni, yaitu Firman Allah, supaya kita bertumbuh dan beroleh keselamatan (1 Petrus 2:2). Kita harus senantiasa rindu dan haus kepada Firman Allah, karena oleh Firman, kehidupan kita ditopang.

Bertumbuh menjadi "manusia Allah" (the man of God)
Kepada anak rohaninya Timotius, Rasul Paulus menasihatkan: "Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran, dan kelembutan" (1 Timotius 6:11). Kita bukan hanya menjadi umat Allah, tetapi juga adalah "manusia Allah" yang hidupnya telah dibaharui sehingga tidak lagi sama dengan manusia duniawi. Dalam ayat sebelumnya (1 Timotius 6:10), Rasul Paulus menekankan agar jangan menjadi hamba uang, orang yang cinta uang, karena orang yang memburu uang sehingga melupakan ibadah akan menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Apa saja yang harus kita kejar sebagai manusia Allah?

Mengejar keadilan
Anak-anak Tuhan harus hidup dalam keadilan, kebenaran Firman Allah bukan seperti apa yang dikatakan dunia. Kalau kita menempatkan Allah sebagai yang utama, hal-hal lain akan ditambahkan kepada kita (Matius 6:33).
Mengejar ibadah
Kita tidak boleh larut terus dalam pekerjaan tanpa beribadah. Tuhan menetapkan 6 hari untuk bekerja dan 1 hari istirahat dalam seminggu, untuk beribadah secara khusus kepada-Nya. Mengapa kita harus mengejar ibadah? Dalam ibadah terkandung janji dan berkat Tuhan (Keluaran 23:25), bahkan umur panjang (Mazmur 90:10).
Mengejar kesetiaan
Kesetiaan yang utama terhadap Tuhan, kemudian kepada pasangan hidup, keluarga, karir atau profesi, dan terhadap sesama.
Mengejar kesabaran
Hidup ini tidak selamanya menyenangkan, kadangkala kita melewati masa yang sulit dan sukar, karena itu harus dijalani dengan kesabaran.
Mengejar kelembutan
Kita harus belajar menjadi orang yang lemah lembut, dapat beradaptasi dengan Firman Allah. Kepada orang yang lemah lembut Tuhan menjanjikan akan memiliki bumi, meraih berkat-berkat Tuhan dalam hidup kita (Matius 5:5).

Berbuah Banyak di Dalam Yesus


Bible Text: Yohanes 15:7-8

Hidup kita manusia digambarkan sebagai pohon, di mana Tuhan menginginkan kita untuk berbuah banyak. Suatu kali Yesus pernah mengutuk pohon yang hanya eksis dengan daunnya, tetapi tidak dijumpai buah pada pohon itu, meskipun memang bukan pada musimnya. Pohon itu seharusnya menghasilkan buah walau bukan musimnya. Munkin karena terletak di pinggir jalan, buahnya telah diambil orang lain. Demikian juga secara rohani, banyak orang Kristen yang hanya berbuah bagi diri sendiri, karir, tetapi tidak menghasilkan buah bagi Yesus. Buah apa saja yang dituntut oleh Yesus dari kita?

Buah Pertobatan (Matius 3:8)
Buah yang pertama yang dituntut dari kita adalah buah pertobatan. Dalam Matius 3:8 disebutkan, "Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan." Bertobat adalah perubahan cara berpikir yang lama dan dibaharui dengan Firman Tuhan sehingga menanggalkan segala perbuatan dosa diganti dengan perbuatan kebajikan. Rasul Paulus menasihatkan kepada jemaat Efesus, "Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan" (Efesus 4:28). Tuhan tidak menghendaki kita menjadi orang yang malas, tetapi orang yang rajin dan bekerja keras, karena di atas hal inilah Tuhan melimpahkan berkat-Nya.

Buah Roh Kudus (Galatia 5:22-23)
Buah Roh Kudus satu, tetapi terdiri dari 9 komponen: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Allah menginginkan Roh-Nya bekerja di dalam diri kita sehingga hidup kita dipenuhi dengan kasih, teristimewa kasih kepada Allah, pasangan hidup, keluarga dan kepada sesama. Hidup ini juga harus dijalani dengan kesabaran, mungkin banyak hal yang menyakitkan kita tetapi kita harus tabah. Perlu juga dijalani dengan kemurahan dan bukan dengan kemarahan, kita dikenal sebagai orang yang baik, setia terhadap Tuhan dan keluarga, lemah lembut, dan dapat menguasai diri.

Buah Pekerjaan Baik (Kolose 1:10)
Sebagai umat Tuhan yang tinggal di dalam Yesus, kita juga harus dapat berprestasi di dalam karir dan profesi kita, bukan sekadar biasa-biasa saja. Kepada jemaat di Kolose, Rasul Paulus mengatakan: "sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah". Yusuf di Mesir menjadi orang yang dicari karena oleh Roh Allah ia menjadi orang yang cakap dalam pekerjaannya, selalu berhasil. Sejarah mencatat bahwa negara Mesir jaya di masa lalu karena ada seorang Yusuf berprestasi baik dalam karyanya, mengurusi logistik di Mesir sehingga luput dari kelaparan hebat. Daniel di negeri Babel dalam pemerintahan tiga raja tetap dicari karena memiliki prestasi luar biasa dalam memberi solusi pada peristiwa genting dalam kerajaan itu.

Buah yang dapat menyenangkan orang lain (Roma 1:12-13)
Rasul Paulus memuji jemaat di Roma yang di dalamnya ia menemukan buah. Banyak jemaat di Roma yang aktivitasnya menyenangkan Tuhan dan juga Rasul Paulus, sampai namanya disebutkan satu per satu. Rasul Paulus juga bangga dengan jemaat ini yang kabar imannya sampai ke seluruh dunia (Roma 1:8). Mungkin kita belum bisa seperti jemaat di Roma, setidaknya iman kita tersiar di kota ini, itu sudah merupakan prestasi.

Buah Pemberian (Filipi 4:17)
Dalam Alkitab terjemahan lama, Filipi 4:17 berbunyi: "Bukannya pemberian yang kucari, melainkan aku mencari buah-buahan yang melimpah kepada perkiraanmu." Tuhan tidak ingin kita hanya sekadar memberi, tetapi juga dengan perkiraan sehingga berkat kita melimpah. Gemar memberi adalah ciri orang benar (Amsal 21:26). Orang Israel diwajibkan memberi persembahan khusus ketika anaknya berusia 40 hari (bila laki-laki) saat dibawa ke Bait Allah. Untuk yang kurang mampu persembahannya adalah dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, yang golongan menengah persembahannya adalah seekor kambimg atau domba, dan bagi yang mampu dapat membawa sapi atau lembu (Imamat 12:6; Imamat 1:2).

Buah Pengudusan (Roma 6:20-22)
Rasul Paulus menekankan kepada jemaat di Roma bahwa hidup lama dan segala perbuatan dosa menyebabkan umat Tuhan menjadi malu dan berujung kematian, untuk itu umat Tuhan harus beroleh buah kepada pengudusan. Rasul Paulus berkata, "Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran. Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya itu ialah kematian. Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal."

Buah bibir yang memuliakan Tuhan (Ibrani 13:15)
Saksi terakhir yang menyatakan bahwa kita adalah tanaman Allah adalah buah bibir kita yang memuliakan nama-Nya. Anak-anak Tuhan harus menghindarkan diri dari persungutan, mengeluh, dsb. Tetapi harus senantiasa mengucap syukur, sebagaimana disebutkan dalam Ibrani 13:15, "Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya."

Kita hanya dapat berbuah dengan lebat bila tetap tinggal di dalam Yesus, lewat persekutuan yang akrab, rutin, senantiasa merindukan kehadiran Tuhan. Sebagaimana pengakuan Raja Daud yang ingin diam di rumah Tuhan seumur hidupnya, untuk menyaksikan kemurahan Tuhan (Mazmur 27:4).