Bible Text: Filipi 4:15-20

Rasul Paulus memuji jemaat di kota Filipi yang tahu memberi dengan perhitungan sehingga ia tidak pernah mengalami kekurangan. Bahkan lewat Epafroditus, jemaat di kota Filipi ini sering mengirim bantuan, yang bagi Paulus adalah suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.

Allah bukanlah berkekurangan sehingga umat-Nya harus memberi, tetapi supaya kita menjadi orang yang diberkati. Senang memberi adalah salah satu sifat dari Allah. Allah memberikan nafas-Nya sendiri sehingga manusia dapat hidup dan bergerak, memberikan taman Eden dan seisinya bagi manusia, bahkan ketika manusia jatuh dalam dosa, Ia justru memberikan Anak-Nya yang tunggal, supaya kita tidak binasa. Pemberian kita itu bukan hanya menyenangkan hati Allah, tetapi juga menarik perhatian Allah dari sorga.

Pemberian kita diukur oleh Tuhan
Abraham adalah bapa orang percaya yang sangat diberkati oleh Tuhan karena memiliki mezbah. Inilah yang membedakan dia dengan sanak saudaranya Nahor dan Haran serta keponakannya, Lot. Mezbah adalah tempat mempersembahkan korban kepada Tuhan. Pada Tabernakel ada dua mezbah, yaitu mezbah korban bakaran (tempat mempersembahkan korban seperti lembu, sapi, domba) dan juga mezbah bakaran dupa (tempat wangi-wangian). Kedua mezbah ini juga diukur oleh Tuhan. Dalam Wahyu 11:1-2 disebutkan, "Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya. Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."" Demikian juga secara rohani, Allah mengukur semua pemberian dan doa-doa yang kita naikkan.

Memuliakan Tuhan dengan pemberian kita
Jemaat Makedonia dipuji oleh Rasul Paulus karena meskipun dari keberadaan mereka yang kurang mampu, namun dapat memberikan persembahan yang berarti bagi pelayanan Tuhan. Dalam 2 Korintus 8:5 disebutkan, "Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami." Tidak ada alasan berkekurangan sehingga kita tidak dapat memberi kepada Tuhan. Bahkan untuk yang banyak mendapat berkat dari Tuhan kita dituntut untuk memuliakan Tuhan dengan harta kita (Amsal 3:9-10) supaya kita diberkati dengan limpah. Bangsa Israel ditegor oleh Tuhan karena menipu Tuhan dengan tidak memberikan persepuluhan dan persembahan khusus sehingga apa yang mereka kerjakan tidak dapat dinikmati (Maleakhi 3:8-9). Pemberian kita juga menarik perhatian Allah. Suatu kali Yesus berada di Bait Allah dan memperhatikan seorang janda yang miskin yang memasukkan persembahannya ke dalam peti. Janda itu memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Yesus berkata, "sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya" (Markus 12:42-44).

Beberapa jemaat Filipi yang suka memberi
Jemaat Filipi lahir pada perjalanan penginjilan kedua Rasul Paulus, kemudian digembalakan oleh tabib Lukas yang terkenal baik dan rendah hati. Jemaat ini jarang mengalami konflik. Rasul Paulus sering menyebut beberapa nama dari jemaat ini untuk mengenang kebaikan dan pemberian mereka, antara lain:

Lidia (Kisah Para Rasul 16:12-14)

Lidia adalah seorang penjual kain ungu yang biasa dipergunakan para pembesar saat itu. Nama Lidia berarti saleh, beribadah. Dalam perjalanan Rasul Paulus di kota Filipi, dalam suatu pertemuan di tempat sembahyang, Lidia membuka hatinya sehingga memperhatikan apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus. Lidia dibaptis bersama seisi rumahnya dan melayani Paulus dengan pemberiannya. Meskipun Lidia seorang pedagang yang sibuk, ia mempunyai waktu untuk mendengarkan Firman Allah dan memberi persembahan yang harum kepada Allah.

Kepala Penjara kota Filipi (Kisah Para Rasul 16:19-34)

Di kota Filipi ada juga jemaat yang menjabat posisi penting seperti Kepala Penjara. Kala itu Paulus dan Silas dipenjarakan karena memberitakan Injil. Namun malam itu terjadi kejadian dahsyat, gempa bumi hebat melanda, namun tiada tawanan yang lepas. Kepala Penjara itu sempat panik dan khawatir, karena apabila tawanan terlepas, maka yang bertanggung jawab penuh adalah dia. Namun Paulus menasihatinya lewat Firman Tuhan dan Kepala Penjara itu diselamatkan dan melayani Paulus dengan menjamu mereka di rumahnya.

Euodia dan Sintikhe (Filipi 4:2)

Keduanya adalah diaken di jemaat Filipi.

Sunsugos (Filipi 4:3a)

Teman setia Rasul Paulus dalam pelayanan pekabaran Injil. Nama Sunsugos berarti teman senasib.

Klemens (Filipi 4:3b)

Rekan seperjuangan Paulus dalam pelayanan.