Bible Text: Efesus 6:10-14

Sebagai keturunan Abraham yang juga memiliki pasukan yang terlatih, secara rohani kita juga sebagai prajurit Allah berperang untuk melawan musuh utama kita iblis, sang penguasa roh-roh jahat di udara. Kekuatan pasukan perang tidak hanya ditentukan oleh keterampilan dan latihan saja, tetapi juga bergantung kepada senjata yang digunakan. Indonesia berhasil merebut kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 walau dengan perlengkapan senjata seadanya seperti bambu runcing, tetapi untuk menghadapi musuh di perbatasan-perbatasan wilayah kita, bambu runcing tidak dapat diandalkan lagi. Israel adalah sebuah negara kecil, namun dengan pasukan yang sumber dayanya hebat dan terlatih serta didukung dengan alat perang yang canggih mampu mengalahkan negara-negara yang tergabung dalam Liga Arab dalam perang enam hari pada bulan Juni 1967. Bangsa Israel ini juga terkenal hebat dalam strategi perangnya, mereka jauh-jauh hari melakukan penyelidikan terhadap kekuatan musuh.

Selain dilengkapi dengan persenjataan yang mutakhir, pasukan Israel juga terkenal berani dan mempunyai perhitungan yang akurat. Dalam perang enam hari tersebut, mereka mampu merontokkan 450 pesawat musuh dan kehilangan satu pesawat milik mereka. Ini tidak terlepas dari dunia intelijen (dinas rahasia) Israel yang hebat dan terkenal di seluruh dunia sehingga mampu mengenali kekuatan lawan dengan terperinci. Tak heran, rasul Paulus mengingatkan, "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis." Secara rohani juga kita harus memiliki perlengkapan senjata rohani.

Ikat pinggang: kebenaran
Seorang prajurit senantiasa menggunakan ikat pinggang. Ikat pinggang secara rohani berbicara dari hal kebenaran. Menjadi anak Tuhan apalagi prajurit Kristus tidak cukup hanya menjadi orang yang percaya saja, tetapi juga hidup dalam kebenaran. Memperoleh penghasilan dari sumber yang benar, tidak dari hasil yang haram seperti korupsi, bekerja dengan jujur. Walau banyak hal yang sering menggoda keyakinan kita, Injil harus menjadi keyakinan kita sehingga kita tidak ragu-ragu terhadap janji Allah (Roma 1:16). Kita juga harus hidup dalam kebenaran Allah, bahwa orang benar hidup oleh iman (Roma 1:17).

Baju zirah: keadilan
Salah satu sifat Tuhan kita adalah Maha Adil, sebagai umat-Nya kita juga harus adil, artinya tidak memihak, lurus, tidak pilih bulu. Allah kita adil, dia menghukum orang yang berdosa sesuai dengan perbuatannya tanpa memandang siapa orangnya, tetapi juga memberkati orang-orang yang setia dan melakukan perintah-Nya. Kita juga harus melakukan hal yang sama terhadap orang lain.

Kasut: kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera
Apa yang dimaksud dengan memberitakan Injil damai sejahtera? Untuk memberitakan Injil tidak harus menjadi pendeta atau penginjil, tetapi setiap orang yang percaya dan hidup dalam Yesus dapat melakukannya lewat kehidupan kita yang injili, berpadanan dengan apa yang tersurat dalam Injil. Kepada jemaat di kota Filipi, Rasul Paulus mengingatkan, "Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil, dengan tiada digentarkan sedikit pun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah" (Filipi 1:27-28). Menginjil juga dapat kita lakukan dengan berdoa dan memberi. Dalam Kisah Para Rasul 16:9-10 dikisahkan bagaimana ada dalam penglihatannya Rasul Paulus melihat ada seorang yang berdoa dan berseru, sehingga Rasul Paulus berangkat ke Makedonia untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.

Perisai: iman
Perisai adalah alat untuk melindungi diri dan menangkis senjata musuh. Demikian juga iman yang kita miliki harus mampu menjadi alat pertahanan diri kita. Iman itu timbul dari pendengaran akan Firman Allah (Roma 10:17), dan untuk dapat beriman dan hidup oleh iman kita harus memiliki keyakinan yang kokoh dalam Injil. Kita juga harus memiliki iman yang handal, yang mampu memindahkan gunung-gunung persoalan, kebutuhan-kebutuhan yang menggunung. Orang yang beriman mengandalkan Tuhan dalam hidupnya sehingga tidak pernah kuatir (Yeremia 17:7).

Ketopong: keselamatan
Ketopong berguna sebagai pengaman kepala, semacam helm. Demikian juga secara rohani, kepala (pikiran) kita harus dikawali dengan cara yang benar. Dalam Roma 12:3, Rasul Paulus menasihatkan, "Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing." Pikiran kita juga harus dikawal dengan damai sejahtera Allah, dan dengan memikirkan hal-hal yang positif: semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, itulah yang harus kita pikirkan (Filipi 4:8), sehingga kita tidak galau.

Pedang Roh: Firman Allah
Kita harus memiliki pedang Roh, yaitu Firman Allah karena Iblis juga datang menyerang dengan Firman Allah. Kepada jemaat di Kolose, Firman Allah dengan segala kekayaannya ada di antara kita supaya kita mampu mematahkan siasat iblis. Untuk itu kita harus sebanyak mungkin membaca, merenungkan, dan melakukan Firman Allah. Jemaat di kota Berea setiap hari menyelidiki Kitab Suci (Kisah Para Rasul 17:11).

Dan akhirnya, Rasul Paulus menekankan untuk berdoa setiap waktu di dalam roh dan berjaga-jagalah di dalam doa dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus. Kita juga harus menaikkan doa syafaat, berdoa untuk orang lain: keluarga, sahabat, gereja, bangsa dan negara.