Bible Text: Keluaran 3:13-14 | Series: Allah dan Nama-Nya

Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka?" Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."
Kutipan di atas adalah percakapan antara Allah dan Musa di gunung Horeb ketika ia hendak diutus untuk memimpin bangsa Israel untuk melepaskan dari perbudakan di Mesir. Selama 40 tahun dididik dalam lingkungan istana Firaun, namun ia tetap mencintai bangsanya. Pernah ia berusaha melerai teman sebangsanya yang berkelahi, namun berawal dari hal itulah teman sebangsanya membongkar rahasia Musa yang pernah membunuh seorang Mesir, dan Musa pun melarikan diri ke tanah Midian. Di Midian Musa menjadi penggembala kambing domba, yang merupakan kekejian bagi orang Mesir.

Ia tinggal di rumah seorang imam uang bernama Rehuel (Yitro). Rehuel kemudian memberikan Zipora, putrinya menjadi istri Musa. Pada mulanya Musa berdalih-dalih dari panggilan Tuhan, mungkin ia teringat akan masa lalunya sebagai orang yang dikejar-kejar, sekaligus mengingat bangsa Israel adalah bangsa yang sukar diatur dan tegar tengkuk. Namun Tuhan menyatakan dirinya sebagai "AKU ADALAH AKU" yang telah mengutus dan menyertai Musa untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir. Siapakah "AKU ADALAH AKU" itu? Dalam Keluaran pasal 3 disebutkan sebagai Malaikat Tuhan, yang adalah Yesus sebelum menjelma menjadi manusia.

Dalam Perjanjian Baru "AKU ADALAH AKU" ini secara khusus didapati dalam Injil Yohanes, murid yang paling dekat dengan Yesus. Dalam Injil Yohanes banyak rahasia nama Allah. Apa sajakah nama Allah yang termaktub dalam Injil Yohanes itu?

Akulah Roti Hidup (Yohanes 6:35)
Hal yang pertama disebutkan adalah Yesus sebagai Roti Hidup. Ketika Yesus menyatakan diri-Nya sebagai roti hidup maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan, "Akulah roti yang telah turun dari sorga." Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata, "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."

Yesus adalah manna yang turun dari sorga, Firman yang hidup dan berkuasa. Sebenarnya orang Yahudi bangga karena mereka satu-satunya bangsa di dunia yang nenek moyangnya langsung menikmati manna dari sorga. Namun sebagai gereja, Israel rohani kita seharusnya lebih bangga karena menikamati manna surgawi, Firman Yang Hidup. Namun hal ini bergantung bagaimana kita menanggapi Firman Allah untuk beroperasi dalam diri kita, mengubah hidup kita sehingga menjadi Firman yang berkuasa, bukan hanya sebagai pengetahuan. Dalam Ibrani 1:3 disebutkan bahwa Firman Allah itu penuh kuasa, termasuk berkuasa untuk menopang hidup kita sehingga menjadi eksis.

Akulah Terang Dunia (Yohanes 8:12)
Yesus adalah Terang Dunia, dalam Yohanes 1:14 disebutkan bahwa Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Terang yang dari Yesus harus menjadi bagian kita sehingga hidup kita diterangi Firman Tuhan, tidak menjadi orang yang lekas panik, gusar atau gelap pikiran. Firman Allah jika beroperasi dalam diri kita akan membuat kita bijaksana, Firman Allah dapat memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh (Mazmur 119:130).

Berkat Tuhan yang kita terima tergantung bagaimana terang Tuhan itu menyinari hidup kita. Tuhan menyampaikan ucapan berkat lewat imam Harun dan anak-anaknya, "TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka" (Bilangan 6:24-27). Dalam perjanjian baru ucapan berkat ini redaksinya menjadi "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian" (2 Korintus 13:13).

Akulah Pintu (Yohanes 10:9)
Dalam Tabernakel bangsa Israel, ada ditemukan tiga pintu, yaitu:

Pintu halaman (gerbang): berbicara dari hal keselamatan.
Pintu kemah (untuk masuk ke dalam kemah): pintu untuk mendapatkan kasih karunia. Keberhasilan bukan hanya oleh usaha kita tetapi karena kasih karunia Allah semata (1 Korintus 15:10).
Pintu tirai: yang membawa kita kepada kesempurnaan pada waktu kedatangan Tuhan atau saat kita menghadap Dia.

Yesus adalah pintu di dalam-Nya kita aman. Barangsiapa masuk melalui Yesus, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Untuk meraih sukses dan keberhasilan kadang kita merasa pintu tertutup, tetapi di dalam Yesus kita terjamin aman keluar dan masuk. Bagi anak-anak Tuhan, pensiun, usia lanjut bukanlah akhir segalanya, Tuhan menyiapkan masa tua yang indah, namun kita harus loyal dan setia. Bahkan kepada jemaat Filadelfia yang meskipun kekuatannya tidak seberapa namun menuruti Firman dan tidak menyangkal nama Tuhan dibukakan pintu peluang. "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka" (Wahyu 3:7).