Bible Text: Matius 1:6 | Series: Wanita dalam Silsilah Yesus

Dalam daftar silsilah Yesus, nama Batsyeba tidak secara langsung disebutkan, tetapi memakai predikat “isteri Uria”. Uria adalah salah satu dari 30 pahlawan Daud yang menjadi pengawal raja dan loyal kepadanya  (  2 Sam 23 : 23 – 39 ). Nama Uria berarti : “Yahweh adalah Terangku”.Uria sebenarnya orang Het (suku bangsa Kanaan), namun seorang yang percaya kepada Allah bangsa Israel. Peristiwa perselingkuhan yang dilakukan Raja Daud dengan isteri Uria yang bernama Batsyeba, mengakibatkan nama Uria naik daun,melambung sebagai perwira yang setia dan bertanggung jawab atas teman-teman seperjuangannya yang mencolok bedanya atas egoisme Daud dan niat jahatnya yang membuat nama Daud turun pamor dan anjlok di tengah bangsa Israel setelah peristiwa itu.

 

Perselingkuhan Daud menista TUHAN dan ia ditegur lewat nabi Natan 

Bagi bangsa Israel, perselingkuhan dianggap aib apalagi sampai melahirkan anak, karena dianggap anak haram, yang lahir diluar pernikahan. Apalagi setelah berselingkuh dengan Batsyeba, isteri panglima Uria itu Daud membuat strategi busuk dengan menempatkan Uria di barisan paling depan di medan peperangan, lewat sebuah pesan: “Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati.” ( 2 Samuel 11 : 15 )

Hal ini sangat jahat di mata Tuhan. Lewat nabi Natan, Tuhan menyampaikan hal ini kepada Daud:  “Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon.  Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu. ( 2 Samuel 12: 9 – 10 )

 

Daud menuai dosa yang ditaburnya

Dan memang Daud menuai apa yang ditaburnya, karena setelah peristiwa itu, Amnon anak Daud dari Ahinoam melakukan perbuatan sumbang dengan Tamar, putri Daud dari Maakha. Absalom kemudian membenci Amnon dan berikhtiar membunuhnya. Bahkan sesuai dengan nubuatan nabi Natan, karena ia mengambil isteri orang lain, maka isterinya akan diberikan kepada orang lain (2 Sam 12: 11 ). Bahkan tuaiannya lebih besar, kalau Daud melakukannya dengan tersembunyi, kelak kemudian perbuatan itu dilakukan Absalom terhadap gundik-gundik ayahnya di atas sotoh ( 2 Samuel 16 : 22 )

Memang harus kita akui Daud seorang yang punya banyak kelebihan: seorang pemazmur yang disegani, pemberani, lawan yang bermurah hati, penegak keadilan, sahabat yag setia dan seorang yang mengagumkan. Namun Daud seorang yang tidak dapat mengendalikan terhadap wanita, apalagi ia punya kesempatan untuk itu karena posisinya sebagai raja. Dalam I Tawarikh 3 : 1-9 dicatat bahwa Daud mempunyai beberapa isteri, antara lain: Mikhal ( putri Saul ), Ahinoam, Abigail, Maakha, Hagit, Abital, Egla, Batseyeba dan beberapa gundik.

Bukan itu saja, Daud juga mengalami penyakit akibat dosa yang dilakukannya dengan Batsyeba. Dalam Mazmur pasal 38, ia mengisahkan bahwa ia menderita pada bagian tulang-tulangnya, mengalami radang pada pinggang, bahkan gangguan jantung.

Kalau dosa lain dilakukan di luar tubuh, dosa zinah dilakukan orang dalam tubuhnya sendiri ( I Korintus 6 :   18 ) dan pelakunya mengalami hukuman pada tubuhnya.

 

Batsyeba, gigih memperjuangkan Salomo

Setelah anak hasil selingkuh yang dikandung oleh Batyeba meninggal, Tuhan menghiburkannya lewat kelahiran Salomo. Sebenarnya Daud mempunyai banyak anak dari isterinya yang lain yang berhasrat menjadi Raja. Ada Absalom yang rupawan dan mampu mencuri hati bangsa Israel, ada Adonia anak Hagit yang meninggikan diri untuk menjadi raja walau tanpa urapan.

Dari semua isterinya, Batsyeba punya pesona,  daya tarik dan pribadi yang mengagumkan. Nama Batsyeba berarti ”puteri sumpah”. Dan sesuai dengan namanya, ia adalah seorang wanita yang teguh memegang janji dan memperjuangkannya dengan sungguh.

Ketika Adonia, anak Hagit hendak meninggikan diri menjadi raja tanpa mengundang ayahandanya Daud, nabi Natan dan Salomo. Batsyeba dengan sikap yang hormat dan tunduk mengingatkan Daud akan janjinya. Lalu Batsyeba berlutut dan sujud menyembah kepada raja. Raja bertanya: "Ada yang kauingini?" Lalu perempuan itu berkata kepadanya: "Tuanku sendiri telah bersumpah demi TUHAN, Allahmu, kepada hambamu ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan ia akan duduk di atas takhtaku. ( 1 Raja-raja 1 : 16-17 )

Para ibu harus gigih memperjuangkan anak dengan membesarkannya, walaupun mungkin suami tidak peduli atau kurang perhatian. Batsyeba juga tunduk kepada Daud, suaminya. Tuhan akan membukakan jalan , peluang dan berkat kepada orang yang taat. Dalam Efesus 5 : 22 - 23, Rasul Paulus menasihatkan dan mengingatkan: ”Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat.”