Bible Text: Matius 1:5 | Series: Wanita dalam Silsilah Yesus

Dalam Injil Matius, nama Rahab dicatat sebagai salah satu nenek moyang Yesus Kristus. Rahab menikah dengan Salmon, dari suku Yehuda dan melahirkan Boas. Boas kemudian menikah dengan dengan Rut dan menjadi kakek buyut raja Daud. Hampir semua terjemahan Alkitab menyebut Rahab sebagai perempuan sundal atau pelacur (Yosua 2:1). Namun Rahab bukan perempuan sundal murahan yang menjual tubuh demi sesuap nasi dan berkeliaran di jalanan. Rahab juga bukan sundal jahanam atau sundal bolong yang membayar lelaki untuk memuaskan nafsunya. Kemungkinan besar dia juga berprofesi rangkap sebagai intel atau mata-mata, karena tempatnya ada di atas tembok Yerikho di mana banyak para militer singgah.

 

Rahab Membantu Pengintai  Israel

Nama Rahab berarti “wide” : lebar, luas,  lapang. Sesuai dengan namanya, Rahab adalah seorang yang berwawasan luas, seorang yang ramah sehingga dikenal oleh para pengintai Israel.

Walaupun berprofesi sebagai wanita penghibur kelas atas, namun tidak membuatnya larut dalam hidup glamour. Ternyata wanita cantik ini juga tahu tentang Israel sebagai bangsa pilihan Tuhan dan bagaimana Tuhan menolong mereka. Luar biasa! Banyak orang yang bertahun-tahun menjadi Kristen tetapi tidak tahu sejarah umat Tuhan, malas membaca Alkitab. Dari mana Rahab mengetahui hal itu? Tidak mustahil, lewat pergaulannya yang luas termasuk dengan militer Israel. Dia banyak mengetahui hal itu.

Ketika Yosua melepas dua pengintai (intel) untuk menyelidiki keadaan kota Yerikho dan menginap di rumah Rahab, maka raja Yerikho menyuruh utusan   kepada Rahab, mengatakan: "Bawalah ke luar orang-orang yang datang kepadamu itu, yang telah masuk ke dalam rumahmu, sebab mereka datang untuk menyelidik seluruh negeri ini." Tetapi perempuan itu telah membawa dan menyembunyikan kedua orang itu. Berkatalah Rahab: "Memang, orang-orang itu telah datang kepadaku, tetapi aku tidak tahu dari mana mereka, dan ketika pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi. Segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka." Tetapi perempuan itu telah menyuruh keduanya naik ke sotoh rumah dan menyembunyikan mereka di bawah timbunan batang rami, yang ditebarkan di atas sotoh itu.

Rupanya Rahab seorang wanita cerdik yang tahu strategi militer, mungkin karena pergaulannya yang luas, sehingga ia mampu menyusun strategi menyelamatkan kedua pengintai itu. Maka pergilah orang-orang itu, mengejar mereka ke arah sungai Yordan, ke tempat-tempat penyeberangan, dan ditutuplah pintu gerbang, segera sesudah pengejar-pengejar itu keluar.

 

Rahab tahu sejarah Israel

Hal yang positif dari Rahab adalah pengetahuannnya yang luas tentang Israel sekalipun dia wanita Kanaan. Ia tahu betul bahwa umat Israel adalah pilihan Tuhan.  Tetapi sebelum kedua orang itu tidur, naiklah perempuan itu mendapatkan mereka di atas sotoh dan berkata kepada orang-orang itu: "Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu. Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas. Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah. ( Yos 2: 8 – 11 )

 

Rahab cinta keluarganya dan bertobat

Walau Rahab pelacur, namun ia sangat mencintai ayah , ibu dan saudara-saudaranya. Ia tahu bahwa Allah akan menghukum dan membinasakan penduduk Yerikho, namun ia telah berlaku ramah terhadap dua pengintai itu karena itu dengan berani ia memohon agar keluarganya tidak dibinasakan bersama orang Yerikho yang durhaka. Kedua pengintai itu menjawab: ”Nyawa kamilah jaminan bagi kamu, asal jangan kaukabarkan perkara kami ini; apabila TUHAN nanti memberikan negeri ini kepada kami, maka kami akan menunjukkan terima kasih dan setia kami kepadamu.”

Rahab dapat diyakinkan oleh kedua pengintai itu tentang penghukuman sekaligus kelepasan bagi keluarga Rahab. Kepada Rahab, kedua pengintai itu berpesan : ”Apabila kami memasuki negeri ini, haruslahtanda tali dari benang kirmizi ini kauikatkan pada jendela tempat engkau menurunkan kami, dan ayahmu serta ibumu, saudara-saudaramu serta seluruh kaum keluargamu kaukumpulkan di rumahmu.”

 

Rahab yang penuh ramah beroleh kemurahan

Perjanjian Baru tidak lupa mencatat bahwa karena sifat Rahab yang penuh keramahan dalam menyambut dua pengintai, maka ia beroleh kemurahan dengan tidak turut binasa bersama dengan orang durhaka ( Ibrani 11:31 )

Anak Tuhan harus menyambut Firman dengan ramah, dan bukan ”marah” karena Firman akan memberikan kemurahan. Keramahan menyambut Firman, itulah iman yang melahirkan tindakan, sehingga Rahab dibenarkan oleh perbuatannya (Yakobus 2 : 25). Keselamatan, masa depan dan kebahagiaan kita sangat ditentukan bagaimana kita menanggapi, merespon Firman Tuhan. Mari menyambut Firman Tuhan dengan ”ramah”.