Preacher: Pdt. B. Manurung | Series: Taat Beribadah

Kornelius adalah seorang yang saleh, beribadah, seorang yang beriman, taat , tulus dan ikhlas. Ia adalah pimpinan dari  100 orang,  sebuah resimen pasukan Italia yang bermarkas di Kaisarea. Kota Kaisarea  yang indah, dibangun oleh Herodes Agung, terletak di pantai Laut Tengah, 100  km sebelah barat-laut Yerusalem, ibukota propinsi Yudea di bawah pemerintahan Romawi. Pusat perdagangan yang baik dan ramai. Penduduknya campuran Yahudi dan non-Yahudi, sehingga di kota ini ditempatkan pasukan yang berkekuatan 100 orang ( setingkat kompi ) yang dipimpin seorang perwira bagian dari resimen pasukan Italia.

 

Kepribadian Kornelius

Walau berprofesi sebagai perwira pasukan Italia dan bukan bangsa Yahudi, namun Kornelius seorang yang sangat saleh dan takut akan Tuhan. Ketika Roh Kudus dicurahkan di kamar loteng Yerusalem, dan murid-murid penuh dengan Roh Kudus dalam berbagai bahasa di lingkungan sekitar Yerusalem, salah satu bahasa itu adalah Roma ( Kis. Para Rasul 2 : 10 – 11 ). Walaupun kala itu Yudea di bawah pemerintahan Roma, namun Kornelius justru sangat tekun beribadah dan memberi banyak sumbangan kepada umat Yahudi.   Injil yang hidup dan berkuasa tentu membaharui kehidupan Kornelius.

 

Saleh

Kata saleh berarti beribadah. Kornelius adalah kepala rumah tangga yang mampu mentransfer iman kepada seisi rumah sehingga semuanya taat beribadah. Untuk menjadi pemimpin yang dapat meyakinkan bukanlah dengan cara kekerasan. Walaupun dia berprofesi militer, namun tidak menggunakan kekerasan dalam mendidik anak-anak atau berlaku kasar terhadap istri. Untuk  dapat  membawa seisi rumah beribadah bersama ke rumah Tuhan, para  suami  harus   dapat    berbicara   dengan lembut dan penuh kasih. Dalam Kolose 4 : 6  disebutkan: “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.”

Seorang ayah, sebagai pemimpin dalam rumahtangga harus dapat dengan lembut menuntun anak-anak yang suka melawan, demikian juga seorang ibu dalam memberi nasihat harus dengan kasih supaya anak-anak mau mendengarkan dan menuruti nasihat. Rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius menyebutkan:  “…dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian  mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.”( II Timotius 2 : 25 )

 

Takut akan Tuhan

Takut akan Tuhan bukanlah seperti koruptor yang takut ditangkap KPK. Dalam Amsal 8:13 disebutkan:  Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku   yang  jahat,  dan  mulut  penuh tipu muslihat.” Suami sebagai pemimpin dalam keluarga harus menjauhi kejahatan termasuk berdusta kepada istri atau berlaku kasar terhadap isteri, karena hal ini dapat menghalangi doa suami. Tetapi sebaliknya harus hidup dengan etiket (budi pekerti) yang baik ( I Petrus 3 : 7). Orang yang beribadah dan takut akan Tuhan dapat dilihat dari bahasanya ( Yakobus 1 : 26 ).

Roh Kudus akan membangun kita menjadi pribadi yang baik, termasuk dalam berkata-kata. Bila kita membiasakan diri untuk tidak mau dibangun dalam pribadi yang menyenangkan, Roh Kudus dapat berbalik dan memusuhi kita (Yesaya 63 : 10 ). Firaun adalah seorang keras kepala dengan tidak mau mengizinkan bangsa Israel untuk beribadah kepada Tuhan meskipun Musa dan Harun berkali-kali datang menghadap untuk memohon, dan akhirnya Tuhan mengeraskan hati Firaun.

 

Suka memberi

Kornelius dapat memberi banyak karena dia diberkati oleh Tuhan dalam karirnya. Dan sebagai orang benar dan beribadah kita harus gemar memberi   (Amsal 21 : 26 – Terjemahan Lama ). Yabes berdoa kepada Tuhan supaya ia diberkati dengan limpah dan berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu
( I Tawarikh 4 : 10). Dari berkat yang melimpah inilah kita harus suka memberi agar hidup kita menjadi berkat ( KPR 20 :35 b ).

 

Senantiasa Berdoa

Banyak orang berdoa kalau lagi sakit, atau mau mengikuti ujian dengan kata lain : bila ada kebutuhan. Namun sebagai orang yang dibangun oleh Roh Kudus, doa harus menjadi kehidupan kita. Ada masalah atau tidak ada masalah, suka atau duka kita harus senantiasa berdoa ( Mazmur 42 : 9 ). Daniel berdoa secara rutin tiga kali sehari, walau ada ancaman dari raja (Daniel 6 : 11 ). Doa dan pemberian harus berjalan paralel. Ibarat dua sayap burung, bila salah satu patah maka dipastikan tidak dapat terbang, apalagi kedua-duanya tidak ada.  Namun Kornelius seorang yang suka memberi dan senantiasa berdoa kepada Allah, didatangi Allah sendiri dalam rupa malaikat dan mengatakan: ”Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau.”