Preacher: Pdt. B. Manurung | Series: Dibangun oleh Roh Kudus

Bersama Roh Kudus kita dibangun lewat menyukai dan menikmati Firman Allah, menghormati pemberita Firman dan berdoa dalam Roh Kudus. Namun Roh Kudus tidak hanya membangun diri kita sendiri tetapi juga lebih jauh dampak atau pengaruhnya kepada jemaat.  Yudea, Galilea dan Samaria adalah daerah di sekitar Yerusalem di mana 120 murid dipenuhkan dengan Roh Kudus dan mereka menjadi pribadi yang penuh dengan urapan Allah sehingga menyebar menjadi saksi yang hidup di lingkungan sekitar mereka. Penderitaan dan aniaya tidak luput dari orang-orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus, namun mereka diberi ketabahan dan kesabaran , bahkan mereka mendapat penghiburan dari Roh Kudus.

 

Berada dalam keadaan damai

Kata “damai” berarti : 1) tidak ada perang, tidak ada kerusuhan,aman 2)tenteram, tenang 3)keadaan tidak bermusuhan, rukun. Jemaat akan dibangun oleh Roh Kudus bila dalam keadaan damai, salinan lain menyebut: “enjoyed a time of peace”.  Anak Tuhan harus bebas dari segala hal yang membuat kita rusuh, gundah gulana tetapi harus dapat menikmati karya Roh Kudus dalam diri kita yang membuat kita bersukacita (Filipi 4 : 4).

Bila keadaan keluarga rusuh, suami berlaku kasar terhadap istri dan tidak mempunyai kehidupan yang harmonis, dapat mengakibatkan doa terkendala dan berkat berkurang.  Rasul Petrus memberi nasihat: “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.” ( 1 Petrus 3 : 7 )

 

Damai dengan Allah

Banyak orang yang mengeluh, menggerutu tentang nasib dan mempersalahkan Tuhan (Yudas 1: 16). Orang yang damai dengan Allah akan senantiasa bersyukur walau mengalami hal yang buruk sekalipun. Bangsa Israel yang suka bersungut-sungut, bahkan dicatat ada sepuluh kali mereka menggerutu dan mempersalahkan Tuhan dan juga Musa, hambaNya sehingga tidak diperkenankan masuk ke Kanaan dan digantikan oleh generasi yang baru. Rasul Paulus mengingatkan kita semua untuk mengucapkan syukur dalam segala hal, karena itulah yang dikendaki Tuhan (1 Tesalonika 5 : 18).

 

Damai dengan sesama

Secara horizontal, kita juga harus dapat hidup damai dengan sesama. Dalam Yakobus 4:11 disebutkan: “Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya.” Kita tidak boleh menjelek-jelekkan orang lain atau saling mempersalahkan, tetapi sebaliknya, harus saling mendoakan.

 

Damai dengan seteru/musuh

Tak dapat dipungkiri ada saja orang yang membenci kita dan menganggap kita sebagai musuh, namun kita tidak boleh memusuhi orang lain. Mungkin kita disakiti, ditipu atau mungkin diperlakukan dengan semena-mena, namun   kita  tidak   boleh  menuntut pembalasan. Dalam Roma 12 : 19 disebutkan demikian: “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.”

 

Dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan

Dalam salinan lain kata ”dibangun” ini disebut:  ” ... it was strengthened and encouraged by the Holy Spirit.” Yang artinya dikuatkan dan diberi keberanian untuk tahan menderita oleh Roh Kudus. Anak-anak Tuhan harus punya keberanian, bersemangat dan tidak menjadi orang yang gampang putus asa, stres, depresi, dsb. Orang-orang yang penakut, gampang putus asa adalah yang pertama disebutkan akan masuk neraka ( Wahyu 21 : 8 ).

Roh Kudus yang ada dalam diri kita melenyapkan ketakutan, dan membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban ( 2 Timotius 1 : 7 )

Mengapa kita perlu untuk berani, bersemangat dan tetap kuat? Untuk meraih tuaian kita harus rajin, bersemangat dan tidak merasa jemu, karena apabila sudah datang waktunya kita akan menuai ( Galatia 6 : 9 ).

Karena itu kita perlu menantikan Roh Kudus untuk membaharui semangat kita laksana rajawali. Di pertengahan usia ( sekitar 40 tahun ) burung rajawali mengalami masa transisi: keadaan fisiknya melemah. Pada masa inilah rajawali dihadapkan pada dua pilihan : mau dibaharui atau tetap dalam kondisi buruk. Rajawali yang bersemangat akan menanti sambil terbang ke arah matahari dan mendapat pemulihan dan kekuatan baru. Dalam Yesaya 40 : 30 – 31 disebutkan: ”Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,  tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”

 

Jumlahnya makin bertambah besar

Kualitas jemaat yang dibangun oleh Roh Kudus akan mengakibatkan kuantitas (jumlah) yang bertambah. Jemaat yang mula-mula hidup dalam takut akan Tuhan, sangat perhatian kepada ibadah, bahkan tiap-tiap hari mereka berhimpun. Mereka juga bertumbuh menjadi pribadi yang terpuji, sehingga mereka disukai orang banyak. Tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.