Bible Text: Roma 5:1-3 | Series: Salib

Iman mempunyai kekuatan yang dahsyat, yang bukan  hanya menyelamatkan kita dari dosa dan hukuman kekal, tetapi juga menghentar kita memperoleh kasih karunia dan peluang-peluang untuk mendapatkan janji Tuhan yang indah untuk masa depan, pekerjaan atau karir, kesehatan bahkan untuk semua aspek kehidupan. Bahkan, di tengah penderitaan dan sengsara, iman membuat kita menjadi orang yang setia dan bertekun sampai akhir  sehingga mempunyai karakter  “tahan uji” dan olehnya kita dilayakkan oleh Allah menerima pengharapan.

Pengharapan dalam segala aspek kehidupan

Banyak orang Kristen yang merasa puas kalau percaya kepada Tuhan akan selamat dan masuk surga. Namun iman yang kita miliki mempunyai pengharapan yang lebih lagi, Allah memberkati kita selagi di dunia, bahkan dalam segala aspek kehidupan sampai peluang di masa depan.

Allah tidak hanya melepaskan umatNya, bangsa Israel dari kejaran pasukan Firaun dengan membelah Laut Merah sehingga mereka selamat dan menyertai mereka dengan tiang awan dan tiang api di padang gurun, tetapi Ia juga bekerja untuk mempersiapkan tempat kita di kota Yerusalem Baru.

Oleh iman, kita juga dimampukan menghadapi tantangan dan godaan dalam kehidupan. Bangsa kita sedang menghadapi dekadensi moral, khususnya dalam hal korupsi, mulai dari kalangan atas sampai bawah. Namun anak Tuhan yang beriman akan diberi kekuatan melawan godaan materi, tahan uji terhadap godaan korupsi.

Masa depan yang penuh pengaharapan

Sering ketika dalam kesulitan kita beranggapan Allah tidak mempedulikan atau mencelakakan kita, padahal Allah sebenarnya mendidik kita dan mempersiapkan mental dan karakter kita untuk menerima masa depan.  Ketika bangsa Israel dalam pembuangan di Babel selama 70 tahun mereka  menganggapnya sebagai suatu hukuman. Namun Allah berfirman: ”Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29 : 11)

Iblis sering mengaburkan masa depan kita lewat godaannya yang membuat kita tergoda lewat tawaran dosa  sehingga kita tidak mempunyai mata hati yang terang untuk menatap masa depan. Ia bahkan mau mencuri dan membunuh masa depan kita lewat narkoba, pergaulan bebas dan dosa lainnya ( Yohanes 10 : 10 a ). Namun syukur, Yesus datang untuk memberi kita hidup dengan segala kelimpahannya.

Pengharapan yang tidak mengecewakan

Pengharapan kepada manusia tidak selamanya bisa diandalkan, bahkan sering mengecewakan karena mempunyai kemampuan yang terbatas. Namun, pengharapan kepada Tuhan punya kekuatan yang luar biasa! Dalam Ibrani  6 : 18 – 19 disebutkan: ”...supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir...”

Sauh atau jangkar adalah alat pengaman bagi kapal laut yang terbuat dari besi yang dilabuhkan dari kapal ke dasar laut sehingga aman dari terpaan angin dan ombak.  Demikian jugalah halnya pengharapan yang kita miliki kepada Allah membuat kita aman dan mendapat kepastian, tidak terombang-ambing.

Abraham tetap berharap kepada Tuhan walaupun tubuhnya sudah sangat lemah dan tidak ada lagi dasar untuk berharap, namun ia percaya akan menjadi bapa banyak bangsa, sebagaimana telah dijanjikan oleh Tuhan ( Roma 4 : 18 – 19 ).

Roh Kudus, menghentar iman  mewujudkan pengharapan

Kita bersyukur Allah memberikan Roh Kudus bagi kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita ( 2 Korintus 5 : 5 ). Roh Kudus menghidupkan iman yang ada pada kita sehingga membangun diri sendiri dan memiliki keyakinan yang teguh, tidak menurut perkataan orang tetapi apa yang dikatakan Kitab Suci.

Dalam melakukan mujizat, Yesus tidak sembarangan, ia ingin melihat iman di hati kita. Garansi iman adalah: ”Jadilah kepadamu menurut imanmu.” ( Matius 9 : 29 ). Allah selalu ingin mengadakan mujizat bagi umat-Nya, namun tidak menjumpai iman yang hidup, yang bulat dan penuh penyerahan kepada Allah. Yesus menghendaki kita memiliki iman sebesar biji sesawi, walau kecil tetapi bulat, dan dapat bertumbuh (Matius 17 : 20 )