Bible Text: Filipi 2:12-13

Dunia yang kita diami sekarang penuh kejahatan, bahkan akhir ini banyak pejabat yang terseret akibat kasus korupsi. Memang di akhir zaman Yesus telah menubuatkan bahwa peristiwa zaman Nuh akan kembali terulang. Di zaman itu manusia telah menjalankan kehidupan yang “corrupt”. Dalam Alkitab salinan bahasa Inggris versi King James disebutkan: “The earth also was corrupt before God, and the earth was filled with violence.” Jadi tak usah heran bila akhir-akhir ini santer kedengaran kejahatan khususnya korupsi telah merajalela. Namun di tengah keadaan yang demikian, keluarga Nuh yang berjumlah 8 orang diselamatkan dari penghukuman air bah karena tetap mengerjakan keselamatannya dengan hidup benar.

Membangun bahtera keselamatan

Supaya selamat dari penghukuman air bah, Nuh diperintahkan oleh Allah untuk membuat bahtera. Bahtera itu harus dibuat dari kayu gofir, harus dibuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam. Ukuran bahtera itu juga harus sesuai dengan standar Allah:  tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya. Bahtera itu juga dibuat bertingkat bawah, tengah dan atas ( Kejadian 6 : 15 - 16 ).

Tiga tingkat bahtera itu adalah gambaran dari Tritunggal Allah yang memberi kesaksian di sorga dan di bumi. Di sorga yang memberi kesaksian adalah Bapa, Firman dan Roh Kudus, sedangkan di bumi adalah Roh, air dan darah ( I Yohanes 5 : 7 – 8 ). Dan Yesus adalah pintu menuju keselamatan ( Yohanes 10 : 9 ).

Demikianlah halnya dengan hidup kita harus memberi kesaksian bagi dunia, lewat penampilan dan cara hidup kita menayangkan Yesus, dunia dapat melihat bahwa kita adalah anak-anak Allah yang taat dan tidak terkontaminasi untuk berbuat jahat.

Panjang :300 hasta

Panjang berbicara dari hal awal sampai akhir. Angka 300 dalam Alkitab berbicara mengenai kesetiaan. Angka 300 ini ditemukan dalam diri Henokh, yang bergaul karib dengan Allah selama 300 tahun ( Kejadian 5:22 ).

Anak-anak Tuhan juga harus mampu hidup setia. Pertama-tama setia kepada Allah, Sang Pencipta. Kemudian juga kepada pasangannya, bagi yang telah menikah. Orang yang tidak setia kepada pasangannya, menceraikannya dan kemudian menikah lagi, ia sudah berzinah dan akan dihukum oleh Allah. Kita juga harus setia kepada sahabat dan sesama kita dan juga kepada doktrin / ajaran Alkitab dan kepada gereja kita.

Rasul Paulus menegor dengan keras jemaat di kota Galatia karena tidak setia kepada doktirn yang telah diajarkannya dan malah terpengaruh oleh Injil lain sehingga mereka mulai terpesona. Rasul Paulus berkata:   ” Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu?” ( Galatia 3 : 1 ). Kesetiaan itu berharga di mata Tuhan dan olehnya kita bisa bersaksi kepada dunia.

Lebar : 50 hasta

Kehidupan rohani dan keselamatan kita harus melebar kepada orang lain di sekitar kita. Kepada seisi rumah, rekan di tempat kerja, lingkungan dan masyarakat luas. Untuk beroleh kekuatan menjadi saksi, kita perlu urapan Roh Kudus ( Kisah Para Rasul 1:8 ).

Injil harus mengalir dari kita kepada orang lain. Paulus dan Silas bersaksi kepada kepala penjara kota Filipi sehingga seisi rumahnya percaya kepada Yesus dan diselmatkan. ( Kisah Para Rasul 16 : 31-32 ).

Para istri juga dapat meluaskan keselamatan kepada suami yang belum percaya kepada Yesus. Sayangnya banyak para istri tidak tahu bagaimana melakukannya dengan tepat. Kebanyakan para istri bersaksi dengan cara ”mengkhotbahi” suami dengan kata-kata. Padahal ada cara yang praktis dan efektif : tanpa suara, tanpa kata-kata. Rasul Petrus memberi tips untuk para isteri dalam suratannya:  ”Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.” ( I Petrus 3 : 1-2 )

Tinggi : 30 hasta

Tinggi adalah dimensi  atau ukuran dari bawah ke atas. Angka 30 dalam Alkitab berbicara dari hal penyerahan kepada Allah Yang Maha Tinggi. Banyak hal yang diizinkan oleh Tuhan supaya kita memandang dan berharap padaNya dengan sungguh dan penuh penyerahan.

Kepada Abraham sebenarnya Allah telah berjanji bahwa melalui Sarah akan melahirkan anak perjanjian, tetapi ia tidak sabar dan mengambil Hagar hingga beroleh Ismael yang banyak membuat masalah. Namun Allah menyuruhnya memandang ke atas, ke langit, tempat tahta Allah (Kejadian 15 : 5-6).

Raja Nebukadnezar pernah dihukum Allah karena membanggakan kota Babel yang dibangunnya dan membuatnya hidup sepertilembu di padang rumput. Namun setelah ia menengadah ke langit, memandnag kepada Allah,akal budinya kembali dan memulihkannya ( Daniel 4 :30-34 ).

Sebelum memberkati lima roti dan dua ikan untuk mengenyangkan 5000 orang lebih, Yesus menengadah ke langit sambil mengucap syukur! Mari kita tingkatkan penyerahan diri kepada Tuhan lewat seruan sampai ke langit, tempat takhta Allah.