Preacher: Pdt. B. Manurung | Series: Manusia Rohani

Seseorang yang telah mengalami lahir baru oleh air dan Roh, namanya tercatat dalam Buku Kehidupan. Namun lahir baru harus ditindaklanjuti dengan hidup baru, hidup dalam tuntunan Firman Allah dan urapan Roh Kudus supaya dapat merasakan kuasa pembaharuan di dalam kehidupan. Rasul Petrus menyebutkan bahwa lewat kuasa Ilahi-Nya yang diberikan kepada kita, kita berhak menerima segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan kita, bukan semua yang kita ingini. Untuk mendapatkan janji yang indah itu, kita harus mengambil bagian dalam kodrat Ilahi, mematikan segala sesuatu yang duniawi dalam diri kita, dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk bertumbuh dalam iman.

 

Kuasa IlahiNya memberi segala sesuatu yang berguna bagi hidup yang saleh

Kuasa Tuhan yang diterima oleh orang yang telah mengalami pembaharuan dalam dirinya bukan hanya untuk menyelamatkan, tetapi untuk memberikan kepada kita apa yang perlu dan berguna bagi hidup. Daud, adalah seorang yang tahu mengutamakan Tuhan dan menjadikan Tuhan sebagai gembala dalam hidupnya, sehingga ia mendapat apa yang dia perlukan, mencapai tujuan dalam hidup.

Rasul Paulus juga menyaksikan bahwa Allah senantiasa memelihara kehidupannya lewat pemberian jemaat. Paulus bukan hanya merasa dicukupkan tetapi menikmati berkat yang berkelimpahan, karena itu selanjutnya ia berkata:     ”Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” ( Filipi 4 : 19 )

 

Menjadi orang yang diberkati

Firman Allah yang kita dengarkan harus kita lakukan dengan setia, karena itu akan menghentar kita untuk menikmati janji Allah. Melalui nabi Musa, kepada bangsa Israel, Allah menekankan agar mereka tidak melupakan Firman Allah dan melakukannya dengan setia untuk menjadi orang yang diberkati, baik di kota atau di ladang,   mendapatkan hasil bumi dan hasil ternak, bahkan meraih janji untuk mendapatkan keturunan (Ulangan 28: 1 – 6).

Berkat yang dijanjikan oleh Allah tidak hanya untuk keturunan Abraham secara rohani. Sejak Yesus mati di kayu salib dan bangkit, segala bangsa sama di hadapan Tuhan. Bahkan oleh anugerah Yesus, kita berhak menerima janji dan berkat Abraham itu. Dalam Galatia 3 : 7-9 disebutkan: Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan diberkati."

 

Mengambil bagian dalam kodrat Ilahi

Rasul Petrus mengingatkan bahwa untuk meraih janji Allah dan untuk mendapatkan kuasa Ilahi-Nya, kita harus mengalami kuasa pembaharuan di dalam diri kita.  Banyak orang yang mengalami hidup yang berat, suka mengeluh karena mengenakan pakaian rangkap. Dapat kita bayangkan bagaimana kita akan mengalami kesulitan bila mengenakan pakaian baru dan pakaian yang sudah lama sekaligus. Rasul Paulus memberi ilustrasi ini kepada jemaat di kota Korintus  ”Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.” ( 2 Korintus 5 : 4 )

Kemudian Rasul Paulus menjelaskan kepada jemaat di kota Kolose bahwa tabiat lama itu harus dibuang dan kemudian mengenakan pakaian yang baru: ”Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah. Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya. ( Kolose 3 : 5-10 )

 

Bertumbuh dan bertambah dalam iman

Iman kita tidak boleh statis, tetapi harus dinamis, bertumbuh dan bertambah. Rasul Petrus menjelaskan bahwa kita tidak cukup hanya jadi orang yang percaya saja. Kepada iman perlu ditambahkan kebajikan,   pengetahuan, penguasaan diri,  ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara-saudara, kasih akan semua orang. ( 2 Petrus 1 : 5 - 7 )

Dulu, karena kita hanya percaya dan kurang pengetahuan sering terlampau fanatik dan picik tentang kedatangan Yesus yang kedua kali. Ada yang beranggapan tidak perlu lagi  sekolah, tidak usah berladang, bahkan ada yang melepas PNS-nya. Hal ini terjadi karena kurang mengerti dan tidak mengetahui Firman Allah dengan benar. Padahal nabi Hosea telah menyatakan: ”Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah...” ( Hosea 4: 6 )

Anak Tuhan juga harus rajin berbuat baik, dapat menguasai diri baik dalam hal ambisi, emosi. Kita juga harus belajar tekun dalam beribadah, tekun bekerja dan mengasihi saudara seiman, bahkan semua orang. Namun di atas semuanya, Rasul Paulus mengingatkan untuk mengenakan kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. ( Kolose 3 : 14)