Bible Text: Matius 1:1-17 | Series: Manusia Rohani

Silisilah adalah daftar atau bagan asal-usul suatu keluarga. Bagi orang Israel, silsilah adalah hal yang penting karena bukan hanya menentukan posisi atau kedudukan tetapi juga hak untuk makan dari persembahan maha kudus, bahkan yang tidak jelas silsilahnya, tidak tahir untuk jabatan imam. Pada masa nabi Ezra, ada 252 orang yang tidak dapat menyatakan apakah kaum keluarga dan asal usul mereka termasuk bangsa Israel, sehingga mereka kehilangan hak, karena namanya tidak ada tercantum dalam silsilah ( Ezra  2 : 59- 63 ).Injil juga diawali dengan mencantumkan daftar silsilah Yesus Kristus sebanyak 42 generasi. Dalam Alkitab bahasa Batak Toba disebutkan: “On ma surat partuturan Jesus Kristus…”. Demikian juga secara rohani kita harus tahu dengan benar silsilah kita, yaitu kelahiran kita secara rohani dengan “lahir baru” yang dilanjutkan dengan “hidup baru”.

 

Lahir Baru dari air dan Roh

Orang Yahudi tidak segera  memberi nama pada bayi yang baru lahir, selama tujuh hari mereka harus menunggu. Barulah pada hari ke-8 setelah anak itu disunat kemudian diberi nama. Demikian juga secara rohani, bila kita telah mengalami “lahir baru” mengalami sunat rohani, tidak lagi tegar tengkuk dan hidup dalam tabiat lama, maka nama kita terdaftar dalam Buku Kehidupan. Bagaimana kita mengetahui bahwa seorang bayi telah lahir? Setiap bayi yang normal dan sehat akan menangis bila telah lahir. Demikian juga orang yang telah lahir baru akan menangisi dirinya yang berdosa untuk kemudian meninggalkan tabiat lamanya.

Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi datangkepada Yesus di malam hari dan berdiskusi dengan Yesus. Kemudian Yesus menyatakan kepadanya bahwa untuk melihat Kerajaan Allah ia harus lahir kembali. Nikodemus menyangka bahwa kelahiran yang dimaksud Yesus seperti kelahiran jasmani seorang bayi. Yesus menjelaskan bahwa ia harus lahir dari air dan Roh ( Yohanes 3 : 5 )

 

Kelahiran Baru menjadikan kita Keluarga Allah

Orang yang telah mengalami lahir baru harus mengasihi Allah, dan kemudian juga mengasihi orang lain yang telah lahir dari Allah ( 1 Yohanes 5 : 1 ). Banyak orang menyebut diri Kristen tetapi tidak mengasihi Allah, hanya muncul di hari Natal dan Paskah. Orang Korea menganggap yang hanya beribadah di hari Minggu hanya Krsiten biasa-biasa, mereka giat mengikuti ibadah sepanjang minggu, karena lewat kegiatan itu kita bukan hanya mengasihi Tuhan, tetapi juga dibina menjadi keluarga Allah lewat persekutuan indah dengan saudara seiman.

Dalam ayat selanjutnya, Yohanes menyebutkan bahwa sebagai bukti ita mengasihi anak-anak Allah yang lain adalah dengan mengasihi Tuhan serta  melakukan perintah-perintahNya.

 

Makanan Rohani mendukung pertumbuhan

Banyak bayi yang baru lahir tidak bertahan hidup, ada yang hitungan hari, minggu atau bulan sudah meninggal. Dan salah satu faktornya adalah kekurangan gizi. Demikian juga secara rohani kita perlu makanan rohani agar kita dapat bertumbuh dengan optimal. Lahir baru juga harus disertai kehidupan baru dengan membuang tabiat lama. Rasul Petrus memberi nasihat: ”Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan...” ( 1 Petrus 2 : 1-2 ).

 

Respons yang baik dalam ibadah membawa penghiburan

Berkat yang kita alami dalam ibadah sangat ditentukan bagaimana kita memberikan respons atau tanggapan. Banyak bayi yang mati karena tidak tahu menyusui, tidak tahu bagaimana minum ASI, sehingga akhirnya kekurangan gizi dan mati.Demikian juga secara rohani banyak orang yang datang beribadah tetapi tidak dapat menikmati hadirat Tuhan, tidak dapat merasakan apa-apa. Nabi Yesaya mengingatkan kita untuk menikmati ibadah dengan tanggapan yang baik:   ”Bersukacitalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-soraklah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya! Supaya kamu mengisap dan menjadi kenyang dari susu yang menyegarkan kamu, supaya kamu menghirup dan menikmati dari dadanya yang bernas. Sebab beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir; kamu akan menyusu, akan digendong, akan dibelai-belai di pangkuan (Yes 66 : 10-12).

Orang yang mencintai Tuhan beribadah dengan sukacita dan penuh sorak dengan segirang-girangnya. Mengapa? Lewat pujian den penyembahan kepada Tuhan kita dibuat menjadi dekat dan melekat dengan Tuhan, sehingga kita dapat menikmati aliran kuasaNya!

Salah satu sebutan untuk Allah kita adalah El-Shaddai,  yang berarti: Allah Yang Maha Kuasa. Kata El-Shaddai berasal dari kata ”shadda” yang artinya buah dada. Ibarat seorang ibu yang yang menyusui dan menghibur anaknya, demikianlah Allah akan menghiburkan kita dengan perbuatan-perbuatan yang ajaib.