Bible Text: Matius 11:28-30

Kelegaan adalah bagian dari keselamatan, sebab dasarnya adalah kita beroleh pengampunan dan beban kita telah dipikul oleh Tuhan. Setelah kita diselamatkan dan terus mengerjakan keselamatan itu dalam diri kita dan meluas kepada orang lain di sekitar kita, hidup kita seharusnya mengalami kelegaan dan bukan mengalami kesesakan hidup. Dalam Kamus Besar Bahasa Indoenesia, Kata “lega” berarti:

lapang; luas; tidak sempit
tidak sesak
berasa senang ( tenteram ) ; tidak gelisah
senggang ( tidak sibuk )

 

Mengapa manusia menjadi letih, lesu dan berbeban berat?

Dosa membuat manusia tidak mendapatkan kelegaan tetapi justru membawanya kepada kesesakan bahkan dapat menjadi picik. Kain yang persembahannya tidak diterima Tuhan karena membuat persembahan yang salah menjadi marah dan mukanya muram sehingga tergoda berbuat dosa dan akhirnya membunuh adiknya, Habel. Dalam Kejadian 4 : 5-7 disebutkan: ”…tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."

Dosa atau pemberontakan kepada Tuhan yang dilakukan Nimrod, generasi ke-13 dari Adam juga mengakibatkan pehukuman dari Tuhan yang mengacaukan bahasa mereka sehingga tidak mengerti bahasa yang satu dengan yang lainnya dan menyerakkan mereka ke seluruh bumi ( Kejadian 11 : 8-9 ). Akibat kejahatan manusia di zaman Nuh ditambah lagi kekacauan di Babel akibat ingin mencari nama. manusia mengalami tekanan (stress) sehingga umur manusia tidak lagi panjang. Karena itu kita tidak boleh menjalani hidup yang kacau, tidak saling mengerti satu dengan  yang lain. Banyak orangtua yang asik dengan pekerjaan atau urusan sehingga lalai memperhatikan kehidupan rohani anaknya karena lupa mengantar-jemput mereka ke gereja. Urusan bisnis dan pekerjaan juga kadang membuat kita lupa untuk bersekutu dengan Tuhan.

Sebelum peristiwa Air Bah, rata-rata umur manusia mencapai 912 tahun, kecuali Henokh yang diangkat hidup-hidup pada usia 365 tahun ( Kejadian 5 : 23 – 24 ).  Adam mencapai umur 930 tahun, Set 912 tahun, Enos 905 tahun, Kenan 910 tahun, Mahalel 895 tahun, Yared 962 tahun, Metusalah 969 tahun, Lamekh 777 tahun, Nuh 950 tahun ).

Namun setelah peristiwa Air Bah umur manusia menurun drastis dengan usia rata-rata 277 tahun ( Sem 600 tahun, Arpaksad 438 tahun, Selah 433 tahun, Eber 464 tahun, Peleg 239 tahun, Rehu 239 tahun, Serug 230 tahun, Nahor 148 tahun, Terah 205 tahun, Abraham 175 tahun, Ishak 180 tahun, Yakub 147 tahun, Yusuf 110 tahun).

Dosa telah membuat manusia letih, berbeban berat, sehingga mereka tidak lagi dapat hidup umur panjang seperti nenek moyang mereka.

Bagaimana untuk mendapatkan kelegaan?

Mememuhi Undangan Yesus

Yesus memberi undangan kepada kita semua: ”Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." Kelegaan yang akan diberikan Tuhan tergantung pada tanggapan atau respons kita masing-masing.  Memenuhi undangan Tuhan dapat dilakukan lewat persekutuan dengan Tuhan dan saudara seiman. Di dalam Yesus kita menemukan kelegaan, ketenangan, keteduhan. Karena itu kita tidak boleh meninggalkan pertemuan ibadah seperti yang dibiasakan beberapa orang ( Ibrani 10 : 25 ). Lagu lama ini mengingatkan kita tentang keteduhan yang kita dapatkan bila memenuhi undangan Yesus untuk hadir dalam pertemuan ibadah:

Jangan kau tinggalkan Betlehem, kalau kau tak mau jatuh
Jangan tinggalkan Tuhan Yesus, kalau kau mau dapat teduh
Rajin datang di kebaktian, Tuhan b'ri girang
Upahmu besar di surga, kekal s'lamanya.

Kuk adalah kayu lengkung yang dipasang di tengkuk kerbau atau lembu untuk menarik pedati atau bajak. Yesus mengatakan kita harus rela memikul kuk yang Yesus pasang kepada kita. Untuk beroleh kelegaan kita harus rela melakukan Firman Tuhan, termasuk berkorban  untuk Tuhan. Banyak hal yang bisa kita buat: rela melayani, memberi sebagian berkat untuk orang yang kurang mampu, memberi perhatian untuk pekerjaan Tuhan. Banyak orang yang senang mendapat pelayanan yang gratis, sah-sah saja pemikirian yang demikian. Namun sebagai anak Tuhan yang terbeban, kita harus rela berkorban memikul beban!

Belajar lemah lembut dan rendah hati

Yesus adalah teladan untuk kita belajar lemah lembut dan rendah hati. Lemah lembut tidak sama dengan lemah gemulai. Lemah lembut berarti dapat menyesuaikan diri dengan Firman Allah, tidak keras hati. Orang yang lemah lembut bukan saja beroleh ketenangan dan kelegaan tetapi juga akan mewarisi bumi ( Matius 5:5 ).