Bible Text: Yohanes 7:37-38

Hari Raya Pondok Daun adalah salah satu dari tiga masa raya pokok bangsa Israel, di samping hari raya Paskah dan Pentakosta. Ini juga merupakan panen raya dari hasil tanaman keras seperti zaitun, anggur, buah ara termasuk juga tanaman gandum. Perayaan ini ditandai dengan:
• Peniupan “nafiri” atau “serunai” ( Imamat 23 : 24 )
• Puasa, tidak melakukan pekerjaan berat, sebagai tanda “merendahkan diri” ( Imamat 23:27 )
• Penyembelihan korban selama perayaan yang seluruhnya berjumlah 189 ( Bilangan 29 : 12-40 )
Perayaan ini juga gambaran penuaian jiwa-jiw dan yang besar, hujan Roh Kudus yang lebat di akhir zaman.

Yesus khusus hadir pada hari raya Pondok Daun

Secara khusus Yesus hadir pada puncak perayaan itu, dengan cara diam-diam dan tidak terang-terangan ( Yohanes 7:2-12), dan banyak orang Yahudi mencari Dia di pesta itu seraya bertanya: “Di manakah Dia?”. Ada yang percaya kepada Yesus sebagai Mesias, namun banyak juga yang menolak Dia. Mereka takjub ketika Yesus mengajar di Bait Allah. Untuk dapat melihat Yesus dan berjumpa dengan Yesus harus ada kerinduan.
Hari raya Pondok daun bukan lagi hanya untuk bangsa Israel jasmani, tetapi juga bangsa Israel rohani, yaitu gereja di akhir zaman yang akan ditandai dengan peniupan serunai atau sangkakala, yaitu gema Firman Allah sebagai peringatan kepada dunia.
Sebelum Hari Raya Pondok Daun tiba, gereja juga akan disempurnakan lewat Roh Kudus yang dijanjikan akan dicurahkan dengan lebat kepada mereka yang rindu dan haus. Juga ditandai dengan persembahan korban yang adalah gambaran jiwa-jiwa yang akan dibawa kepada Tuhan.
Bukan suatu kebetulan, dalam daftar persembahan koraban bakaran pada hari raya itu ditemui domba jantan dan kambing jantan. Kadang Tuhan mengizinkan “kambing jantan” yang suka melawan untuk dibina sehingga dapat menjadi satu kawanan.
Jumlah total persembahan pada hari raya itu juga bukanlah suatu kebetulan, sebnayak 189. Jumlah ini adalah hasil dari perkalian 3 x 7 x 9. Apa maknanya bagi kita? Tritunggal Allah akan menyempurnakan Gereja dengan karya Roh Kudus.
Dalam Perjanjian Lama, jumlah kitab 39 ( 13 x 3 ) manusia memberontak terhadap Allah, namun dalam Perjanjian Baru, jumlah kitab 27 (9 x 3) manusia beroleh karunia sehingga diselamatkan. Selama 400 tahun setelah zaman nabi Maleakhi Allah berdiam diri dengan tidak berfirman melalui nabi lagi, sampai perjanjian kepada Israel digenapi dalam diri Yesus ( Matius 3 : 17 ).

Didirus ke atas yang haus

Di akhir zaman Roh Kudus akan dicurahkan dengan lebat. Untuk mendapatkannya tidak perlu syarat khusus, hanya haus! Melalui nabi Yesaya, telah dinubuatkan: “Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.” ( Yesaya 44 : 3 ) Hujan yang dicurahkan juga berbicara dari berkat dua kali ganda, berkat jasmani dan juga berkat rohani, yaitu hujan Roh Kudus dan hujan berkat sampai ke anak cucu.
Begitu pentingnya hal ini,sampai Yesus berseru untuk mengatakannya: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!”. Orang yang haus pasti akan mencari air sampai dia merasakan dahaganya hilang. Banyak orang percaya dan memberi pengakuan adanya Roh Kudus tetapi tidak rindu bersekutu dan dipenuhkan dengan Roh Kudus. Roh Kudus bukan hanya diyakini tetapi juga harus dapat dirasakan. Memang ketika kita percaya Roh Kudus telah dimeteraikan dalam diri kita (Efesus 1 : 13), tetapi kita juga harus penuh dengan Roh Kudus dan membangun diri dengan berdoa dalam Roh Kudus ( Yudas 1 : 20 ).
Menerima dengan percaya

Pada puncak perayaan itu, selanjutnya Yesus berkata: “Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.”

Ketika Yesus sudah bangkit dan berkumpul bersama murid-muridNya Ia mengembusi mereka dan berkata “Terimalah Roh Kudus.” Dan baru pada hari raya Pentakosta di Yersusalem murid-murid itu dipenuhi dengan Roh Kudus.

Roh Kudus harus diterima dengan percaya, barulah kuasanya nyata bahkan di saat kita tidak berdaya ( 2 Korintus 4 : 16 ). Banyak orang yang tidak dapat merasakan Roh Kudus dalam dirinya karena tidak mau percaya, bahkan menentang Roh Kudus.

Bahaya bagi yang tak percaya

Allah tidak memaksa kita untuk turut berpesta dalam Hari Raya Pondok Daun dengan menikmati hujan Roh Kudus dan hujan berkat di akhir zaman. Hujan juga hanya akan diturunkan, didirus kepada orang yang haus dan percaya. Ketika pada masa nabi Zakharia di Israel, bangsa-bangsa disekitarnya datang ke Yerusalem merayakan Hari Raya Pondok Daun, namun ada juga yang tidak mau datang seperti bangsa Mesir dan kepeda mereka tidak diturunkan hujan.

Bukan hanya itu, kepada yang menolah datang pada hari raya itu dikenai hukuman atau tulah yang ditimpakan sendiri oleh Allah kepada mereka (Zakharia 14 : 16 – 18).

Menjelang hari Maranatha yang mendekat, yang diawali dengan Hari Raya Pondok Daun di akhir zaman, marilah kita lebih haus lagi akan Roh Kudus dan tetap tinggal percaya dalam urapanNya.