Bible Text: Amsal 4:23-27

Hati secara harfiah dalam bahasa Ibrani menggunakan kata “kaved” yang artinya berat, dihormati. Pada orang dewasa organ ini dapat mencapai berat 1,5 – 2 kg. Hati berwarna merah kehitaman, terletak disebelah kanan perut besar, yan berfungsi untuk mengambil sari makanan dari darah dan menghasilkan empedu. Tak heran secara psikologis juga hati (perasaan) amat dekat dengan “kepahitan”. Sedang dalam bahasa Gerika menggunakan kata “kardia” yang bermakna: tempat perasaan batin dan menyimpan pengertian. Keberadaan dan kehidupan kita sangat ditentukan hati yang merupakan sentra kehidupan!

Apa kata ALKITAB tentang hati?

Dewasa ini orang pada umumnya beranggapan bahwa kepala dengan otak menjadi pusat dan pengatur kegiatan, kehidupan manusia. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa hatilah sebagai pusatnya. Dari hatilah terpencar kehidupan (Amsal 4 : 23).
Ternyata kata “hatI” sangat sering disebut dalam Alkitab dengan berbagai makna. H. Wheeler Robinson menyimpulkan tentang hati sebagai:
1. Sentra atau pusat kehidupan (lambang badaniah atau fisik), disebutkan sebanyak 29 kali dalam Alkitab.
2. Watak (karakter), sebanyak 257 kali disebutkan. Contoh: Nabal, sebagaimana namanya orangnya berkarakter bebal dan kasar ( 1 Samuel 25 : 25 ) Ada juga yang hatinya (karakternya) lemah lembut, seperti nabi Musa ( Bil 12 : 3 ).
3. Pusat perasaan atau keadaan emosional, seperti: senang, susah, berani, takut. Karena itu ada hati yang gembira ( Kel 4 : 14 ), berani (Maz 27 : 14). Tercatat sekitar 204 kali dalam Alkitab.
4. Kegiatan intelek, perhatian, refleksi, ingatan (Amsal 2:1), keahlian (Keluaran 35:31), keterampilan, ada disebutkan 204 kali.
5. Kemauan, maksud, kehendak (misalnya, Roma 10:1 ) ada tercatat 195 kali.
Ryder Smith menyimpulkan dengan lebih simpel: “Hati adalah tempat berpikir dan tempat perasaan.” ( Markus 2 : 6-8 ; Lukas 24 : 32 ; Mazmur 119 : 11 ; 15-16 ; Ibrani 8 : 10 ).

Waspadai, hati bisa “berubah”

Ternyata hati dapat berubah menjadi berbahaya apabila tidak dijaga. Hati bisa mengalami perubahan karakter atau watak. Dalam ilmu kedokteran dikenal dengan dikenal istilah “lyconthrophy” yaitu perubahan hati manusia menajdi hati binatang (gila).

Raja Nebukadnezar pernah mengalami hal ini selama 7 tahun. Karena ia membanggakan kerajaan Babel yang didirikannya, ia mulai sombong dan akhirnya Ia dihalau dari antara manusia dan hatinya menjadi sama seperti hati binatang, dan tempat tinggalnya ada di antara keledai hutan; kepadanya diberikan makanan rumput seperti kepada lembu ( Daniel 5 : 20 – 21 ). Namun ketika ia menengadah ke atas, mengakui kebesaran Tuhan, akal budinya kembali lagi kepadanya. Juga Yudas yang berubah watak dengan menjual mengkhianati Yesus.

Tips / Kiat menjaga hati
Supaya hati tidak gampang berubah, tetap stabil dan percaya kepada Tuhan, tidak terpengaruh oleh kejahatan dunia hati harus tetap dipelihara.
1. Menjaga sesuai dengan Firman Tuhan. Untuk dapat tetap mempertahankan kelakuan yang bersih, khususnya bagi orang muda, harus dijaga dengan Firman Tuhan (Mazmur 119 : 9). Dunia di sekitar kita telah ternoda dengan banyak hal yang dapat mengotorkan dan menajiskan pikiran. Hanya dengan membentengi rasa takut akan Tuhan dan menghormati Firman-Nya hati kita terjaga.
2. Merefleksikan Firman di dalam hati dan tindakan. Firman Tuhan harus disimpan dan terpelihara dalam hati, direnungkan sehingga dapat menuntun kita dalam bertindak ( Mazmur 119 : 15 ). Maria, menyimpan perkataan Tuhan sehingga tidak salah langkah dalam hidupnya.
3. Hidup dalam tuntunan Roh Kudus. Di akhir zaman banyak kelakuan manusia sudah melampaui batas, bahkan seperti binatang. Mengapa bisa terjadi? Karena banyak orang hidup tanpa Roh Kudus: suka mengejek dan hanya menuruti hawa nafsu dan kefasikan mereka ( Yudas 1 : 18 – 19 ).

Dari hati mengalir aliran hidup

Mengapa hati menjadi sentra atau pusat kehidupan yang begitu mempengaruhi seluruk keberadaan kita? Allah menaruh Roh Kudus – Nya di dalam hati kita. Dalam Yesaya 63 : 11 disebutkan: Lalu teringatlah mereka kepada zaman dahulu kala, zaman Musa, hamba-Nya itu: Di manakah Dia yang membawa mereka naik dari laut bersama-sama dengan penggembala kambing domba-Nya? Di manakah Dia yang menaruh Roh Kudus-Nya dalam hati mereka…”

Roh Kudus yang ada dalam diri kita itulah yang memberi kehidupan. Ketika Yesus menghadiri hari raya Pondok Daun di Yerusalem, Ia berkata: “Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya.
Roh Kudus yang ada pada kita akan menuntun kita taat pada Firman Allah, menjaga iman di dalam hati nurani yang murni dan suci sehingga hidup kita penuh dengan berkat yang dapat mengalir dari diri kita kepada orang lain.