Bible Text: Lukas 19:1-5

Yerikho, termasuk kota tua dan bersejarah di zaman Perjanjian Lama. Kota ini diperkirakan sudah ada 300 tahun setelah zaman Adam. Letaknya sangat strategis, dikelilingi banyak pohon kurma. Terkenal subur karena banyak oasis, penghasil dan pengekspor balsam terkenal. Kota ini juga terkenal dengan tembok raksasanya yang tebalnya hampir 9 meter. Di kota ini juga banyak uang beredar sehingga ada pelacur kelas tinggi seperti Rahab hidup di sana. Di zaman Perjanjian Baru bahkan telah memiliki kantor bea cukai.

Hiel orang Betel kembali membangun Yerikho

Pada zaman Yosua, sebenarnya kota Yerikho sudah dihancurkan. Tembok kota ini rubuh sekitar tahun 1451 SM, runtuh oleh pujian dan sorak-sorai bangsa Israel. Dan Yosua sudah mengamanatkan: “Terkutuklah di hadapan TUHAN orang yang bangkit untuk membangun kembali kota Yerikho ini; dengan membayarkan nyawa anaknya yang sulung ia akan meletakkan dasar kota itu dan dengan membayarkan nyawa anaknya yang bungsu ia akan memasang pintu gerbangnya.” (Yosua 6:26)

Ketika kerajaan Israel terpecah, Hiel orang Betel membangun kembali Yerikho sekitar tahun 930 SM dengan membayarkan nyawa Abiram, anaknya yang sulung, ia meletakkan dasar kota itu, dan dengan membayarkan nyawa Segub, anaknya yang bungsu, ia memasang pintu gerbangnya, sesuai dengan firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Yosua bin Nun.

Kota Yerikho adalah gambaran kejahatan dunia yang harus kita tinggalkan, bukan dibangun kembali. Yerikho bukanlah perlindungan kita! Raja Zedekia ketika terdesak, justru lari ke kota Yerikho yang mengakibatkan ia ditangkap oleh raja Babel, menyaksikan anaknya disembelih dan kemudian raja ini dibutakan matanya, kemudian dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibawa ke Babel (2 Raja-raja 25:5–7).

Zakheus di Yerikho

Di zaman Tuhan Yesus, kota Yerikho juga berkembang pesat, sehingga di kota ini ada kantor bea cukai di mana Lazarus sebagai kepalanya. Di zaman itu, orang-orang yang bekerja di kantor cukai yang terkenal “korupsi” mendapat predikat jelek di mata orang Yahudi. Tidak beda, sampai dengan zaman sekarang pun koruptor dianggap kotor oleh masyarakat. Bahkan, para pemungut cukai ini disamakan kelasnya dengan “pelacur”. Misalnya, dalam Matius 21:31 Yesus menyebutkan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
Walau penuh dengan harta melimpah, rumah yang bagus, perabotan yang mewah dari luar negeri Zakheus tidak merasa puas, bahkan ia merasa tertuduh setiap melihat barang-barang di rumahnya. Hati nurani kita akan merasa tertuduh bila menikmati barang-barang yang didapat dari hasil pekerjaan haram seperti korupsi. Bukankah nabi Habakuk yang menyaksikan ketidakadilan itu telah menyampaikannya, “Celakalah orang yang mengambil laba yang tidak halal untuk keperluan rumahnya, untuk menempatkan sarangnya di tempat yang tinggi, dengan maksud melepaskan dirinya dari genggaman malapetaka! Engkau telah merancangkan cela ke atas rumahmu, ketika engkau bermaksud untuk menghabisi banyak bangsa; dengan demikian engkau telah berdosa terhadap dirimu sendiri. Sebab batu berseru-seru dari tembok, dan balok menjawabnya dari rangka rumah.” (Habakuk 2:9–11)

Rintangan bertemu YESUS

Yesus bukan kebetulan ada di Yerikho. Injil Lukas mencatat bahwa Yesus mengunjungi kota ini sebelum Ia disalibkan. Yesus membenci dosa Yerikho, tetapi mengasihi orang yang berdosa. Untuk itulah Yesus datang ke kota ini.

Zakheus sebenarnya sudah lama mendengar berita tentang Yesus. Mungkin dari istrinya atau anaknya yang paling dekat dengan dia. Karena itu ia ingin sekali melihat Yesus. Namun ada kendala: badannya pendek. Namun akalnya tidak pendek, ia berlari mendahului orang banyak, memanjat pohon ara. Untuk bertemu Yesus harus gigih dan berjuang. Pohon ara berbicara dari kebenaran diri sendiri. Adam dan Hawa ketika berdosa menutup ketelanjangan mereka dengan daun pohon ara. Natanael juga dipanggil keluar dari bawah pohon aranya untuk mengikut Yesus. Yesus tidak menjumpai Zakheus di bawah pohon ara.

Zakheus bertemu YESUS

Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Zakkeus turun dan menyambut Yesus dengan sukacita. Yesus tidak menghakimi dosa-dosa dankesalahan Zakheus. Bahkan belum dikhotbahi, Zakheus telah berkata: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”

Hadirat Tuhan mampu mengubahkan sikap hati, pola pikir Zakheus yang dulu suka korupsi menjadi orang yang suka memberi dan berbagi. Bukan itu saja, hadiratNya membawa keselamatan pada seisi rumah, karena Zakheus juga adalah anak Abraham yang berhak menerima janji-janji Allah.