Bible Text: Amsal 10:22

Masih banyak orang Kristen yang beranggapan kalau diberkati Tuhan dan menjadi kaya seakan berdosa. Mungkin karena ada ayat yang mengatakan: “Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.” ( 1 Timotius 6 : 9 ).
Namun kalau kita cermat dan teliti kedua ayat itu bukanlah bertentangan, justru saling menguatkan dan melengkapi. Segala berkat, pemberian yang baik dan setiap anugrah yang sempurna datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang. Namun yang sering salah adalah setelah diberkati kita justru lupa Pemberi Berkat, tidak memuliakan Tuhan dengan lebih sungguh, malah jauh dari Tuhan.

Diberkati untuk kesaksian

Adalah kehendak dan rancangan TUHAN untuk memberkati kita sehingga memberikan hidup yang penuh damai sejahtera dan masa depan yang penuh harapan. Dialah sumber berkat!
Di dunia ini kita sering mendengar istilah “setoran” yang naik dari bawah ke atas untuk pimpinan, majikan atau bos. Tetapi sebaliknya “anugerah” atau “pemberian Tuhan” justru mengalir dari atas ke bawah. Dalam Yakobus 1 : 17 disebutkan bahwa setiap berkat, pemberian yang baik dan anugrah yang sempurna datangnya dari atas, dari Tuhan kita, Bapa segala terang.
Bahkan anak Tuhan akan dilimpahi juga dengan kekayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi kaya adalah: mempunyai banyak harta (uang dsb), dan tak mempunyai hutang. Banyak anak Tuhan yang menjadi malu bahkan dianggap rendah oleh orang lain kalau mempunyai banyak hutang yang tak terlunasi. Firman Tuhan mengajarkan agar kita hidup sopan di mata orang luar dengan tidak bergantung pada orang lain dengan cara berhutang ( 1 Tesalonika 4 : 11 – 12 ).
Agar tidak dililit hutang, kita perlu belajar kepada rasul Paulus yang mampu berhemat sehingga tidak kekurangan ( Filipi 4 : 12 ).

Rahasia untuk diberkati

Tak dapat dipungkiri, banyak orang yang bekerja keras membanting tulang namun ekonominya tetap susah. Allah memberkati umatNya bila hidup dalam damai, kasih dan kelembutan.

Keluarga Ishak dan Ribka tetap mesra di masa tua. Ishak berumur 60 tahun ketika si kembar Esau dan Yakub dilahirkan (Kejadian 25 : 26). Dan lama setelah itu, ketika Ishak dan Ribka di negeri orang Filistin, Ishak ini didapati oleh Abimelekh, raja orang Filistin sedang bercumbu-cumbuan dengan Ribka isterinya. Maka menaburlah Ishak di tanah itu, dan tahun itu juga ia beroleh seratus kali lipat, sebab ia diberkati Tuhan (Kejadian 26 : 12).

Kadang tak kuat dan tak mampu meraih berkat sendirian. Tetapi bersama dengan Tuhan, kita diberi kekuatan dan kemampuan. Dalam Ulangan 8: 18 disebutkan, “Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.” Allah kita bukan hanya memberikan berkat bagiumatNya, namun juga sanggup memerintahkan berkat kepada siapa yang taat dalam mendengarkan suara Tuhan ( Ulangan 28 : 3 ). Bila Tuhan memberkati, masa tua dibuat lebih indah. Ishak justru di masa tuanya diberkati dengan limpah, sehingga ia menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya sehingga menjadi sangat kaya, sehingga orang Filistin cemburu kepadanya.

Menyikapi “berkat Tuhan”

Banyak orang Kristen ketika susah, masih jalan kaki setia beribadah. Namun setelah diberkati, punya mobil atau sepeda motor mulai malas datang ke gereja. Tuhan menghendaki “berkat” untuk membuat kita lebih “dekat” dengan-Nya.

1. Muliakan Tuhan dengan harta
Berkat yang kita terima harus digunakan untuk memuliakan Tuhan (Amsal 3 : 9). Kalau kita punya mobil, seyogianya harus lebih rajin beribadah, karena bisa hadir walau datang hujan. Sangat disayangkan justru setelah diberkati dengan kekayaan banyak yang lebih memikirkan wisata sambil berfoya-foya.

Kita diperingatkan oleh Yakobus secara khusus, “Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan.” (Yakobus 5 : 5)

2. Gemar memberi
Kalau begitu, bagaimana seharusnya kita menyikapi berkat Tuhan? Selain untuk memuliakan Tuhan, kekayaan yang kita miliki harus bisa untuk berbagi dengan orang lain. Dalam 1 Timotius 6 : 17 – 18 disebutkan: “Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi.”

3. Pertanggungan jawab pada Tuhan
Mengapa kita harus menghindari hidup berfoya-foya atau menghamburkan harta untuk hidup glamour? Segala berkat yang kita terima harus diberi pertanggungan jawab, apakah digunakan untuk kemuliaan Tuhan atau hanya untuk kesenangan dunia? Kalau harta kita gunakan untuk kemewahan, hal ini pun sia-sia karena kemewahan dunia pun akan lenyap (Wahyu 18 : 14). Tapi bila berkat Tuhan kita gunakan untuk amal, berbagi dengan orang lain, itu akan mengikuti kita sampai ke sorga. Akhirnya, marilah kita muliakan Tuhan dengan harta dan kekayaan kita!