Bible Text: Mazmur 23 :1-6

Banyak yang berpendapat, Mazmur 23 ini sebagai mazmur terindah dalam Alkitab. Raja Daud menulis ini sebagai pengalamannya sendiri bersama dengan Tuhan hidupnya digembalakan. Nama TUHAN ditempatkan oleh Daud sebagai yang pertama dan utama. Alangkah indah dan bahagianya bila kita juga menomorsatukan TUHAN dalam hidup, tidak hanya mengikuti kata hati (tarboan roha) sehingga dapat mencapai apa yang dirancang TUHAN dalam hidup kita.

YESUS, Gembala Agung kita

Definisi “gembala” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:
1). Penjaga atau pemiara binatang (ternak)
2). Penjaga keselamatan orang banyak
TUHAN yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya, Dialah Gembala Agung kita. Oleh Firman-Nya yang penuh kekuasaan dia menopang ciptaanNya. Bahkan dengan siulan dan suitan Ia berdaulat memanggil mereka berkumpul ( Yesaya 7 : 18 ; Zakharia 10: 8 )
TUHAN (Elohim ) adalah Gembala Agung kita, yang kepadaNya para gembala jemaat harus memberi pertanggungan jawab untuk menggembalakan kawanan domba Allah, tidak dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan bukan untuk mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri dan harus menjadi teladan bagi kawanan domba itu ( 1 Petrus 5 : 1 – 3 )
Dia jugalah “arsitek” kita yang telah menjunan, membuat kita seturut gambarnya. Mobil canggih yang rusak hanya dapat diperbaiki oleh montir yang mahir yang mengerti komposisi dan teknik memperbaiki mobil dengan tepat dan benar.
Demikian juga TUHANlah arsitek hidup kita, yang mengerti betul bagaimana membuat rancangan dalam hidup kita. Dalam Efesus 2:10 disebutkan : “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”
Tidak sukar bagi TUHAN untuk memberkati atau membuat pekerjaaan atau rancangan kita berhasil, namun seringkali kita berjalan sendiri tanpa pimpinan Tuhan sehingga gagal dan sesat.

Digembalakan dengan indah

TUHAN ingin agar hidup kita digembalakan agar kita bahagia, tidak bahaya. Dalam Alkitab bahasa batak Toba, Mazmur 23 : 2-3 berbunyi: “Dipatongon do ahu tu jampalan angka na lomak, ditogu-togu do ahu di lambung aek hasonangan. Dipasabam do rohangku, ditogu do ahu di dalan hatigoran, ala ni goraNa i.”

Alangkah indahnya menjalani hidup dengan pimpinan Tuhan: senang, aman, tidak kekurangan. Namun manusia sering membuat Tuhan nomor sekian dalam hidupnya, bahkan tidak jarang menempatkanNya di tempat paling belakang.

Murid-murid pernah mengemudikan perahu dengan cara sendiri, tidak mengundang Yesus sebagai “kapten: untuk mengemudikan. Bahkan, mereka membawa Yesus seada-adanya dan membiarkanNya tidur di buritan (tempat paling belakang) sehingga kapal mereka ditimpa badai yang hebat (Markus 4 : 35 – 39).

Betapa pentingnya kita dituntun (ditogu-togu ) oleh Tuhan, supaya tidak salah melangkah. Dalam pertandingan sepakbola gol yang dihasilkan bisa saja “dianulir” oleh wasit bila tidak sah, atau akibat sebuah pelanggaran. Seringkali kita keberuntungan kita juga dianulir oleh TUHAN, karena kita melenceng dari firman-Nya.

Untuk apa digembalakan?

Domba adalah ternak yang gampang sesat, dan bila sudah tersesat gampang menjadi incaran binatang buas seperti singa dan serigala. Karena itu domba perlu digembalakan, dituntun, dibimbing.

Hidup kita juga penuh bahaya, bahkan maut itu sangat dekat, hanya satu langkah saja. Salah melangkah, maut sudah menghadang di depan kita ( 1 Samuel 20 : 3 ).

Sebagai domba, hidup kita tidak boleh digembalakan oleh selera, ambisi dan
keinginan kita. Banyak orang yang tidak dapat mencapai perjanjian Tuhan untuk mencapai umur 70 tahun atau 80 tahun (Mazmur 90 : 10) karena digembalakan selera makan yang tak terkontrol, pola hidup yang tidak sehat, dan lain-lain.

Karena itu kita harus menjauhkan diri dari selera yang dapat merusak kesehatan dan memperpendek umur, supaya bisa melihat perjanjian Tuhan digenapi dalam diri kita. Raja Daud menaikkan doa agar tidak dipanggil Tuhan pada pertengahan umur (Mazmur 102 : 25).

Bahkan,Tuhan sudah merancang sampai kepada pesta kita. Dalam Alkitab BIS ( Bahasa Indonesia Sehari-hari ), Mazmur 23 : 5 berbunyi, ”Engkau menyiapkan pesta bagiku di depan mata lawanku. Engkau menyambut aku sebagai tamu terhormat. Engkau menyuguhi aku minuman lezat berlimpah-limpah.”

Tuhan sudah merancang manusia untuk hidup bahagia, termasuk dalam hidup pernikahan agar dapat melijat keturunannya, bahkan sampai melihat anak cucu (Mazmur 128 : 5-6). Marilah kita mencari TUHAN dan rela digembalakan oleh TUHAN, dituntun ke jalan yang benar, terhindar dari onar agar hidup kita bahagia sampai hari tua dan terhindar dari bahaya.